Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OUTLOOK INDUSTRI AGRO DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OUTLOOK INDUSTRI AGRO DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO"— Transcript presentasi:

1 OUTLOOK INDUSTRI AGRO DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO
OUTLOOK INDUSTRI AGRO DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN E. Gumbira-Sa’id Rapat Kerja Bimbingan Teknis Pengembangan Industri Agro Di Daerah,Ditjen Agro, Kemenperin. Hotel Salak, Bogor, 27 Maret 2014

2 LANDASAN HUKUM PERINDUSTRIAN
BAGIAN PERTAMA LANDASAN HUKUM PERINDUSTRIAN

3 PENDAHULUAN: ESENSI UU No 3, 2014
Pembangunan industri yang maju adalah motor penggerak ekonomi yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan sumberdaya yang tangguh Pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui penguatan struktur industri yang mandiri, sehat dan berdaya saing Mendayagunakan sumberdaya secara optimal dan efisien Mendorong perkembangan industri ke seluruh wilayah Indonesia Menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang berlandaskan pada kerakyatan, keadilan dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan mengutamakan kepentingan nasional. PESAN YANG TERSIRAT: INDUSTRI AGRO YANG KUAT HARUS DIDUKUNG OLEH KEMAMPUAN DAN SUMBERDAYA DOMESTIK UNGGULAN SECARA BERKELANJUTAN DAN MEMPERHATIKAN INDUSTRI KECIL

4 KATA KUNCI SPESIFIK: INDUSTRI HIJAU
Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pesan Tersirat: Industri agro berbasis keunggulan komparatif domestik dan keunggulan kompetitif di pasar global. Pemanfaatan secara optimal dan efisien: berkelanjutan dan menguntungkan – Kearifan lokal. Penjagaan kelestarian lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat: industri nir limbah yang inovatif dan produktif.

5 PEMICU DAYA SAING INDUSTRI AGRO
Tenaga kerja yang kreatif dan produktif Kemampuan mengadaptasikan teknologi pada lingkungan lokal (lokasi bahan baku) Kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah komoditas menjadi produk yang tinggi Kemampuan untuk mengeksploitasi bahan baku lokal, yang unik dan sangat baik kelimpahannya Kemampuan untuk mengendalikan input bahan baku, terutama dari anomali iklim.

6 CONTOH ASPEK HUKUM PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO
Acuan pengembangan industri minuman dan tembakau : UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Perpres No.28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional Permenperin No.115 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi Permenperin No.117 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Hasil Tembakau Permenperin No.118 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Buah Permenperin No.122 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu

7 KONDISI INDUSTRI PRIMER DAN TANTANGAN INDUSTRI AGRO
BAGIAN KEDUA KONDISI INDUSTRI PRIMER DAN TANTANGAN INDUSTRI AGRO

8 PERMASALAHAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Pertumbuhan Industri lebih rendah dari pada ekonomi: Deindustrialisasi harus dicegah Infrastruktur utama pembangunan industri agro tidak siap dan sangat terbatas: Kawasan /Klaster Industri, tenaga/ daya listrik, air bersih, sarana transportasi (jalan, rel KA), pelabuhan laut Industri besar dan padat modal cenderung “Foot Loose Industry” Belum ada jaminan yang mantap atas pasokan bahan baku industri (domestik vs impor) Pembayaran bahan baku vs pembayaran produk industri sering tertunda menyebabkan kinerja industri agro terganggu Permasalahan Standar dan Sertifikasi Produk Industri Agro sangat ketat dan mengikat Dominansi MNC atas Kekayaan Intelektual (HaKI): Paten, Rahasia Dagang, Hak Cipta, Merk dagang Industri kecil dan menengah tidak/kurang berdaya saing.

9 PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN DAN KEMAMPUAN INDUSTRI DALAM NEGERI
(Biro Perencanaan, Kemenperin, 2014) TABEL 1. NERACA PERDAGANGAN 9 (SEMBILAN) KELOMPOK INDUSTRI (USD JUTA) Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, neraca perdagangan industri mengalami defisit sebesar USD 23,61 milyar (tahun 2012) dan USD 16,14 milyar (Januari-September 2013). Dari sembilan kelompok industri yang mewakili sekitar 90% dari total nilai impor produk industri, enam kelompok industri diantaranya mengalami defisit yang cukup besar.

10 Komoditas Rata-rata Impor (%)
PERTUMBUHAN IMPOR SEKTOR PANGAN PERIODE KIB II ( ) DIBANDINGKAN TAHUN 2004 Komoditas Rata-rata Impor (%) beras 482,6 daging sapi 349,6 cabe 141 gula 114,6 bawang merah 99,8 jagung 89 kedelai 56,8 gandum 45,2 Sumber : Bappenas dan USDA, 2014

11 INDEKS KETAHANAN PANGAN
Negara Peringkat ketahanan pangan Skor Malaysia 33 63,9 China 38 62,5 Thailand 45 57,9 Vietnam 55 50,4 Philipina 63 47,1 Indonesia 64 46,8 Sumber : GFSI, 2012

12 RANTAI PASOK INDUSTRI AGRO
Hipermarket Supermarket Restoran Hotel, dll Pemasok Benih Pemulia Peneliti Propagator, dll Pabrik RPH Kilang, dll PEMASOK INPUT PETANI PENGOLAH DISTRIBUTOR PERITEL KONSUMEN Petani Pekebun Nelayan Pedagnag besar Importir Eksportir Perusahaan Transportasi, dll Pelanggan Setia Gumbira-Sa’id (2011) diadaptasi dari New Industrial Development Program (NIDP) – MADE IN AUSTRALIA, Number 1, Series 3, AFFA (2003)

13 Kinerja Sektor Primer (Bahan Baku Industri) Berdasarkan Kontribusinya Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ( ) (PKAA-IPB dan BKPM, 2014)

14 Komposisi Neraca Perdagangan
Produk Pertanian USD 1000 KEMENTERIAN PERTANIAN (2014)

15 Kinerja Sektor Primer Berdasarkan Sumber Ekspor PKAA-IPB dan BKPM (2014)
Nilai Ekspor (000 USD) 2009 2010 2011 2012 Hasil pertanian 2.782 2.937 2.735 3.004 Biji coklat 440 432 214 171 Udang 142 109 118 133 Biji kopi 509 344 448 Ikan dan lain-lain 422 556 550 643 Rempah-rempah 129 96 113 Teh 83 79 69 63 Bahan nabati 141 181 232 169 Buah-buahan 215 234 208 243 Tembakau 33 19 Sayur-sayuran 131 124 88 147 Damar dan getah damar 51 47 38 72 Karet alam 10 15 12 Hasil pertanian lainnya 496 504 745 782 Hasil pertambangan Batubara Biji tembaga 2.449 1.480 1.109 Biji nikel 18.050 37474 46901 Bauksit 25.911 39635 29798 Granit 5.144 4.468 2.002 Hasil pertambangan lainnya 13.505 17.345 19.480 Diolah dari (2014)

16 Kinerja Sektor Primer Berdasarkan
Sumber Impor (PKAA-IPB dan BKPM, 2014) Sektor Nilai Impor (000 USD) 2009 2010 2011 2012 Hasil pertanian Biji coklat 76.376 89.460 62.896 62.720 Udang 14.288 19.277 49.459 51.708 Biji kopi 20.981 30.388 39.091 Ikan dan lain-lain Rempah-rempah 10.320 16.591 Teh 10.912 17.078 24.749 28.733 Bahan nabati 1.507 2.215 1.896 1.749 Buah-buahan Tembakau 50.971 66.333 Sayur-sayuran Damar dan getah damar 1.137 8.441 4.994 2.175 Karet alam 14.490 29.339 27.446 39.577 Hasil pertanian lainnya Hasil pertambangan Batubara 19.034 13.952 12.860 18.702 Biji tembaga 14.594 1.268 Biji nikel 1 2 14 11 Bauksit 668 1.043 423 716 Granit 7.201 6.967 9.492 9.882 Hasil pertambangan lainnya Diolah dari : (2014)

17 PROSPEK PASAR DUNIA KOMODITAS PERKEBUNAN (Kementan, 2014): PERLU TEROBOSAN INDUSTRI YANG INOVATIF KOMODITAS NERACA S&D HARGA CATATAN GULA Turun Sensitif terhadap harga energi CPO Surplus Stgma negatif KARET Surplus turun, defisit pada 2023 DANDELION DAN GUAYALE pengganti karet konvensional KOPI Surplus turun Permintaan specialty coffee KAKAO Defisit 2020 Takpasti Sensitif terhadap bencana alam dan gejolak politik (Afrika) METE Defisit Naik Perlu renovasi LADA Produksi global turun PALA Unggulan tradisional, daya serap pasar terbatas TEMBAKAU Tren anti rokok TEH HITAM Seimbang Konversi ke teh hijau dan produk spesial. Produksi indonesia turun TEH HIJAU KAYU MANIS Stigma negatif, cassia sintetis

18 PELUANG INDUSTRIBUMBU-REMPAH
KINERJA HISTORIS BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS PERKEBUNAN: PERTUMBUHAN MENURUT KOMODITAS (Kementan, 2014) 1 SANGAT DIDOMINASI OLEH KELAPA SAWIT: PELUANG INDUSTRI HILIR, TERMASUK KLASTER INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT SANGAT BESAR (BIODIESEL MANDATE) 2 KLASIFIKASI TREN PERTUMBUHAN: SANGAT PESAT: KELAPA SAWIT TUMBUH STEADY: KAKAO BANGKIT KEMBALI: PALA PEMULIHAN : CENGKEH, TEMBAKAU, TEBU KONSTAN: KOPI, KARET, KELAPA, METE MENURUN: TEH, LADA 3 KOMODITAS UNGGULAN BARU: TIDAK ADA : PERLU PENINGKATAN LITBANG YANG INOVATIF (HOTONG, SAGU, UBI JALAR, SORGUM MANIS dll). PELUANG INDUSTRIBUMBU-REMPAH

19 PROSPEK DAN CONTOH INDUSTRI AGRO
BAGIAN KETIGA PROSPEK DAN CONTOH INDUSTRI AGRO

20 REKONSTRUKSI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO
Usahakan Kaitan ke belakang sangat kuat Pabrik (agroindustri) didisain tersebar di dekat lokasi bahan baku (unik; kekhususan lokal). Dorong pembangunan agroindustri terbanyak adalah UKM (sampai 90%) Jadikan industri agro serta sektor pertanian sebagai sektor penyerap tenaga kerja nasional yang profesional Dalam hal tertentu libatkan keberadaan PMA (MNC’s) dengan skim perusahaan patungan (Joint Ventures).

21 KIAT-KIAT STRATEGIS Manfaatkan hasil samping seoptimal mungkin
(Kembangkan industri agro nir limbah) (energi) Kembangkan produk-produk baru yang secara intensif menggunakan bahan baku lokal yang kelimpahannya sangat banyak (sawit, karet, pulp dana kertas, kakao, hasil perikanan dll) Kembangkan produk-produk baru dengan nilai tambah yang tinggi (kosmetik, obat, oleokimia) Usahakan melakukan pasokan bahan baku sendiri untuk mengendalikan mutu bahan baku Kembangkan sistem kemitraan yang baik dengan pemasok bahan baku.

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39 CONTOH PERUSAHAAN KHAS MALAYSIA BERBASIS INDUSTRI AGRO

40 MALAYSIA: JUARA INDUSTRI PRODUK COKLAT (BERISI PRODUK SAWIT) (CBS, CBR)


Download ppt "OUTLOOK INDUSTRI AGRO DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google