Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSiska Hadiman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Jenis Subjek, Urutan Sitasi & Rangkuman Spesifik
2
Jenis konsep Disiplin ilmu Fenomena Faset & fokus Bentuk Jenis subjek
Disiplin fundamental Subdisiplin Fenomena Faset & fokus Bentuk Fisik Penyajian Intelektual Jenis subjek Urutan sitasi Rangkuman spesifik
3
Jenis Subjek Subjek dokumen dpt dibagi atas 4 jenis:
Subjek dasar (basic subject) Subjek sederhana (simple subject) Subjek majemuk (compound subject) Subjek kompleks (complex subject)
4
Subjek Dasar Dokumen membahas satu disiplin atau subdisiplin atau bidang spesialisasi secara umum Judul : Pengantar Ilmu Pendidikan Rangkuman : Pendidikan (Subjek dasar) (370) Judul : Pengantar Ekonomi Rangkuman : Ekonomi (Subjek dasar) (330)
5
Subjek Sederhana Dokumen tentang 1 subyek dasar + 1 fokus dari satu faset (Subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang berasal dari satu subyek dasar) Faset ialah sub kelompok klas yang terjadi disebabkan oleh satu ciri pembagian. Tiap bidang ilmu mempunyai faset yang khas sedangkan fokus ialah anggota dari satu faset
6
Subjek Sederhana Contoh Judul : Pendidikan Taman Kanak-kanak
Rangkuman : Pendidikan = education (Subjek dasar) Elementary education specific levels of elementary education Taman Kanak-kanak = kindergarten (Faset) Judul : Perpustakaan Sekolah Rangkuman : Ilmu Perpustakaan (Subjek dasar) general libraries, archives,information center Perpustakaan Sekolah (Faset)
7
Subjek Majemuk Dokumen tentang 1 subjek dasar + foci dari dua atau lebih faset Contoh Judul : Hukum adat di indonesia Rangkuman: 340 Hukum (Subyek dasar) Hukum Adat (faset jenis) 598 Indonesia (faset tempat) Judul : Kurikulum Sekolah Dasar Rangkuman: Pendidikan / Sekolah dasar : Kurikulum / Judul : Kurikulum Sekolah Dasar di Jepang tahun 70-an Rangkuman: Pendidikan / SD : Kurikulum : Jepang : tahun 70-an Judul : Ekonomi pembangunan: Proses, masalah dan dasar kebijakan Rangkuman:
8
Subjek Kompleks Dokumen tentang interaksi antara dua subjek dasar (subyek yang terdiri dari dua atau lebih subyek dasar dan saling berinteraksi antara satu sama lain) Contoh Judul : Pengaruh pendudukan Jepang pd novel indonesia Subjek dasar : Sejarah & Kesusasteraan Rangkuman: Kesusasteraan / Indonesia : Novel / Judul : Pengaruh agama Hindu terhadap agama Islam Subyek dasar : “Agama Hindu” dan “Agama Islam”.
9
Subjek kompleks & masalahnya
Subjek yg menunjukkan adanya interaksi antara dua subjek dasar Hubungan fase : utk menentukan pd subjek dasar mana dokumen hrs ditempatkan 4 hubungan fase (Ranganathan) Fase pengaruh Fase bias Fase alat Fase perbandingan
10
Subjek kompleks & masalahnya
Fase pengaruh Yg diutamakan adalah subjek dasar yg dipengaruhi Contoh Judul : Pengaruh pendudukan Jepang pada Novel Indonesia Rangkuman : KESUSASTERAAN / INDONESIA : NOVEL Judul : Pengaruh Abu Merapi terhadap Pertanian di D.I Yogyakarta. Rangkuman : Disini subyek yang diutamakan ialah “Pertanian” bukan “Abu Merapi”.
11
Subjek kompleks & masalahnya
Fase bias Subjek dibahas utk kelompok tertentu Disesuaikan dgn kebutuhan/tingkat pemahaman Contoh Judul : Multivariate statistics for biologist Rangkuman : STATISTIK / STATISTIK MULTIVARIAT Judul : Statistik untuk wartawan Rangkuman : subyek yang diutamakan ialah “Statistik” bukan “wartawan”.
12
Subjek kompleks & masalahnya
Fase alat Ada subjek dasar yg menjadi alat utk mengkaji subjek dasar lain Yg diutamakan adalah subjek dasar yg dikaji Contoh Judul : Analisa statistik peminjaman novel Indonesia Rangkuman : ILMU PERPUSTAKAAN / NOVEL INDONESIA : PEMINJAMAN / ANALISA STATISTIK Judul : Penggunaan alat kimia dalam analisis darah Rangkuman : Disini yang diutamakan adalah “Darah” bukan “Kimia”.
13
Subjek kompleks & masalahnya
Fase perbandingan Ada pengaruh atau hubungan timbal balik antara dua subjek dasar Yg diutamakan ad sama pentingnya, tiap perpustakaan harus menentukan kebijakan yg akan diterapkan Contoh Judul : Economic and politic
14
Subjek kompleks & masalahnya
Fase perbandingan; ketentuannya: Pada subyek yang dibahas lebih banyak, misalnya: “Islam dan Ilmu Pengetahuan”. Jika Islam lebih banyak dibahas, utamakan subyek “Islam” dan sebaliknya. Pada subyek yang disebut pertama kali. Misalnya “Perpustakaan dan Masyarakat” ditetapkan pada subyek “Perpustakaan” Pada subyek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemakai perpustakaan. Misalnya “Hukum dan Kedokteran”. Di Fakultas Hukum akan ditetapkan subyek “Hukum” dan bila di perpustakaan kedokteran akan ditempatkan dalam subyek “Kedokteran”.
15
Urutan Sitasi (citation order)
Menentukan urutan faset sgt penting krn faset yg pertama (faset primer) akan menjadi titik temu bagi dokumen. Faset kedua (faset sekunder) dst akan tersembunyi Perlu peraturan yg menetapkan urutan prioritas bila ada lebih dari satu faset Subjek dasar & subjek sederhana tdk menimbulkan masalah penentuan urutan
16
Citation Order Literature:
language: English, Ukrainian, Chinese, Cree, etc. genre: poetry, drama, fiction, essays, etc. period: 15th century, 16th century, 17th century, 18th century, 19th century, 20th century
17
Literature
18
Facets, Arrays, Citation Order
Flowers: colour of bloom: blue, red, purple, white, yellow season of bloom: spring, summer, winter height: tall, medium, short light requirements: shade, partial shade, sun moisture requirements: wet, dry
19
Urutan Sitasi (citation order)
Subjek majemuk terdiri dari 1 subjek dasar + fokus dari dua atau lebih faset Masalah : Bagaimana fokus-fokus harus di urut ? Faset mana harus didahulukan ? (faset primer, sekunder, dst) Memilih urutan sitasi akan berpengaruh pd menentukan susunan/tempat dokumen Tanpa urutan sitasi akan terjadi klasifikasi silang, tersebarnya dokumen dgn subjek yg sama di pelbagai kelas
20
Pedoman penentuan urutan sitasi
Agar diperoleh suatu urutan yang baku dan taat azas/konsistensi dalam penentuan subyek dan (nomor kelas) maka oleh Ranganathan menggunakan konsep yang dikenal “Urutan Sitasi”. Menurutnya ada 5 (lima) faset yang mendasar yang dikenal dengan akronim P-M-E-S-T, yakni:
21
Pedoman penentuan urutan sitasi
Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Menurutnya fenomena dpt dikelompokkan menjadi beberapa kategori dasar, yaitu: Personality (Wujud atau hasil akhir) Matter (Materi atau sifat) Energy (Aktivitas atau kegiatan) Space (Ruang) Time (Waktu) Classification Research Group (CRG) dgn urutan Entity (Wujud) – Property (Sifat) – Activity (Kegiatan)
22
Pedoman penentuan urutan sitasi
Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Contoh: Judul : Konstruksi Jembatan Beton Tahun 20-an di Indonesia”. Rangkuman: Jembatan - Personality (P) Beton - Matter (M) Konstruksi - Energy (E) Indonesia - Space (S) Tahun 20-an - Time (T)
23
Pedoman penentuan urutan sitasi
Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Contoh: Judul : The design of wooden furniture in 18th century America Rangkuman: Furniture - Personality (P) Wood - Matter (M) Design - Energy (E) America - Space (S) 18th Century - Time (T)
24
Pedoman penentuan urutan sitasi
Standar Classification Research Group (CRG) dgn urutan Entity (Wujud) – Property (Sifat) – Activity (Kegiatan)
25
Pedoman penentuan urutan sitasi
Standar Contoh Bidang pertanian : HASIL pertanian mendahului KEGIATAN (PADI – PENYIMPANAN) Bidang linguistik : jenis bahasa mendahului masalah (BAHASA INDONESIA – TATA BAHASA)
26
Pedoman penentuan urutan sitasi
Konsensus kajian & pengajaran Urutan disesuaikan dgn kebiasaan / kesepakatan yg berlaku dlm disiplin ilmu tertentu. Misalnya dalam kesusasteraan jenis bahasa mendahului bentuk sastra Contohnya : KESUSASTERAAN / BAHASA INGGRIS : PUISI
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.