Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVera Susman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
MODUL 10 DASAR-DASAR MANAJEMEN KEKUASAAN DAN DISTRIBUSI WEWENANG
A. Pengertian Kewenangan dan Kekuasaan George R. Terry memandang otoritas (authority) sama dengan power, atau right (hak). Otoritas dalam bahasa Indonesia yang berarti kewenangan atau kewibawaan, sedangkan power disebut kekuasaan. James D. Moony membedakan antara otoritas dan power. Power yaitu kecakapan membuat sesuatu adalah tugas, suatu “possesion”. Otoritas adalah hak (right). Contoh otoritas moral berarti kewibawaan. Power berarti kekuasaan biasanya dalam arti fisik, sedangkan otoritas merupakan hal yang berkaitan dengan tanggung jawab. Otoritas dapat menggunakan power untuk mencapai maksudnya, tetapi tidak sama dengan power. J. Pangklaykim membedakan otoritas sebagai kewibawaan dan power sebagai kekuasaan.
2
B. Asal Usul Kewenangan Menurut sosiolog Jerman Max Weber, bahasa susunan masyarakat kewibawaan terdiri dari tiga macam, yaitu : 1. Kewibawaan secara legal. Sifatnya percaya pada syahnya peraturan-peraturan secara hukum. Contoh : perkantoran (birokrasi). 2. Kewibawaan yang serba tradisi. Percaya pada keagungan tradisi dan adat istiadat. Contoh : orang yang merasa dituakan berdasarkan silsilah). 3. Kewibawaan kharismatik. Percaya pada orang yang berwibawa. Misal, orang yang mendapat rakhmad dan hidayah dari Allah SWT. Berdasarkan teori-teori organisasi : 1. Teori kewibawaan formil Sumber pertama dari wewenang tersimpul di dalam undang-undang, hukum, peraturan-peraturan pemerintah dan kebiasaan-kebiasaan yang tercantum di dalam perseroangan. Misalnya kita lihat seseorang mengikuti pemberian wewenang kebawah dari suatu pimpinan tingkat atas.
3
2. Teori kewibawaan yang berdasarkan penerimaan (acceptance autority) atau teori kewibawaan yang datang dari bawahan. Disebabkan adanya kepercayaan bahwa wewenang itu datang dari kepribadian seseorang atau dari keahlian yang dimiliki. C. Kelompok Teori Melihat Sumber Otoritas Pada 1. Teknik Diperoleh karena keahlian khusus (spesialisasi). 2. Moral. Seperti nabi, raja-raja Jepang. 3. Pribadi Berasal dari kepribadian seseorang. Sumber wewenang formil dalam organisasi adalah : 1. Posisi perundang-undangan yang ditetapkan berlakunya. 2. Pelimpahan wewenang (delegasi). 3. Perintah yang datang dari pejabat yang lebih tinggi.
4
Tanggung jawab (responsibility), terdiri dari tiga aspek :
1. Tanggungjawab sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan. 2. Tanggungjawab sebagai penentuan kewajiban. 3. Tanggungjawab sebagai kewibawaan. D. Proses Pendelegasian Stephen Knezevich dalam bukunya “Administration of Public Education” proses pendelegasian meliputi tiga hal : 1. Penyerahan tugas oleh suatu eksekutif kepada bawahannya. 2. Pemberian izin atau wewenang untuk membuat pesan-pesan agar mempergunakan sumberdaya dan menetapkan tindakan lain yang perlu dalam melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan. 3. Perwujudan dari suatu kewajiban pada yang lebih rendah untuk memenuhi tugas pekerjaan yang ditugaskan oleh eksekutif. E. Efektivitas Pendelegasian (Wewenang) 1. Mula-mula didefinisikan terlebih dahulu tanggung jawab, wewenang dan pertanggngjawaban. Sebaiknya dinyatakan dengan tegas dan secara tertulis salah satu kesulitan penting yaitu bagaimana sesuatu pekerjaan harus dilakukan, apa yang harus dilakukan kemudian diperinci dalam arti batasan-batasan bukan berarti soal-soal yang kecil-kecil.
5
2. Memberikan iklim yang wajar untuk delegasi.
Delegasi harus dimulai dari atasan. 3. Mengetahui kapan delegasi harus dibatalkan. Manajer harus berani mengambil kekuasaan dan wewenang yang didelegasikan, jika keadaan terpaksa. 4. Menjelaskan ukuran-ukuran pekerjaan. Bertanggungjawab harus didasarkan atas ukuran-ukuran pekerjaan yang jelas, dapat dipahami, dan dapat diukur. F. Hambatan (Rintangan) Dalam Pendelegasian Dalam mendelegasikan sering manajer mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan faktor rintangan secara psikologis dan rintangan secara organisasi. 1. Rintangan psikologis a. Khawatir mendelegasikan Menganggap bahwa bawahan kurang handal dalam menangani tugas. b. Enggan mendelegasikan Pimpinan menganggap bawahan dalam mengemban tugas yang diberikan tidak sesuai yang diharapkannya.
6
c. Berkeberatan mendelegasikan
Memandang bawahan tidak mampu dalam melaksanakan tugas pimpinan (bawahan kurang dapat dipercaya dapat menyelesaikan tugas yang akan diberikan pimpinannya). 2. Rintangan Organisasi. Jika manajer atau pimpinan tidak mengetahui pekerjaan mana yang harus dilakukan dantidak mengerti pula mengenai wewenang yang diberikan kepadanya untuk mengambil keputusan-keputusan, ia tidak mungkin mampu untuk mendelegasikan bagian-bagian dari tanggung jawab dan wewenang kepada bawahan. Salah satu tindakan korektif disini bersangkut paut dengan definisi yang jelas dan tepaet mengenai batas-batas tanggungjawab dan wewenang. Harus disadari sepenuhnya bahwa setiap manajer harus mengambil keputusan-keputusan terakhir dalam soal-soal yang berhubungan dengan seluruh kesatuannya, bahkan dialah sebenarnya harus merintis dan mengambil keputusan-keputusan struktur organisasi.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.