Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Shinta Dharmawijaya Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
drg. Enny Willianti, M. Kes.
HISTOLOGI DAN ANATOMI RONGGA MULUT Oleh: drg. Enny Willianti, M. Kes.
2
ANATOMI RONGGA MULUT Di Rongga mulut terdapat : bibir Mukosa pipi
lidah, mukosa gingival, palatum durum, palatum molle, dasar rongga mulut pharynx. Gigi
3
Bibir Bibir dibagi menjadi 3 bagian :
Pars Kutanca : strukturnya = struktur kulit tipis , ditemukan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat yang dilapisi oleh epitel pipih bertanduk. Pars Intermedia ( merah bibir / Prolabium / transition Zone / Lip margin ). : merupakan mukokutaneus antara kulit dan mukosa oral yang epitelnya mengalami modifikasi sehingga banyak keratohalin dan stratum lusidumnya tebal. Kedua hal ini menyebabkan pars intermedia lebih transparan. Di bagian dermisnya terdapat papil – papil yang tinggi, di dalam papil terdapat pleksus pembuluh darah kapiler, karena adanya pleksus tersebut --- bibir tampak merah. Tidak terdapat rambut dan kelenjar, tetapi masih bisa ditemukan sedikit kelenjar sebasea. Pada dermal papilnya banyak terdapat akhiran-akhiran saraf sensorik. Pars Mukosa (Permukaan dalam bibir) : Epitelnya berlapis pipih tanpa tanduk, propria papil lebih rendah dan bersambung dengan mukosa pipi. Di dalamnya dapat ditemukan mucus kecil-kecil disebut Glandula labialis yang memiliki saluran keluar yang pendek dan bermuara pada permukaan mukosanya.
4
Mukosa pipi Mukosa pipi merupakan lanjutan dari pars mukosa bibir yang memiliki perbedaan yaitu : Sel – sel permukaannya terus mengelupas diganti sel-sel di bawahnya. Bila kita menggoreskan spatel pada mukosa pipi dan mengusapkannya pada obyek glas lalu mengecatnya dengan methylene blue atau cresyl ecth violet, maka akan tampak banyak sel dengan inti-inti yang kecil yang dapat dihitung disebut: Baar Bodies. Lamina propria merupakan jaringan ikat fibroelastis yang padat. Submukosa adalah jaringan sabut elastis yang mengandung banyak pembuluh darah. Mukosa di dalamnya dapat ditemukan kelenjar mucus kecil-kecil, beberapa diantaranya mengandung serous demilune. Berkas-berkas sabut fibroelastis pada lamina propria masuk ke dalam submukosa lalu bersama-sama sabut elastis submukosa masuk di antara musculus bucinator atau otot pipi dengan demikian pipi terikat pada otot pipi, hal itu menyebabkan tidak akan ada lipatan pada saat mengunyah, sehingga mukosa pipi tidak tergigit.
5
LIDAH Adalah : organ muscular yang tersusun saling tegak lurus (longitudinal, transversal, vertical) Terletak pada dasar rongga mulut , berperan pada saat menelan makanan dan membentuk suara Di lidah ditemukan alat perasa. Mereka berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Mukosa lidah bagian bawah tipis, licin dan halus dengan epitel berlapis pipih tanpa tanduk Mukosa lidah bagian atas/ dorsal permukaannya irregular, di anterior diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papilla lingualis. Daerah posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari bagian anterior oleh sulcus terminalis yaitu batas / alur yang berbentuk huruf V yang ujungnya mengarah ke posterior.
6
Lidah dibagi oleh sulcus terminalis :
2/3 di depan sulcus terminalis disebut bagian anterior terdapat papilla lingualis 1/3 di belakang sulcus terminalis disebut bagian posterior, dpt ditemukan limfonodul, terdiri atas folikel-folikel limfatik yang merupakan kelompok kecil nodulus limfatikus yang letaknya berkelompok dan di bawahnya terdapat kelenjar weber (mucus murni), serta tonsila/papilla lingualis. Terletak pada parit sulkus terminalis bermuara saluran keluar kelenjar ebner (serus murni). Pada apex lidah terdapat kelenjar Blendin Nuhn (serus mucus). Tonjolan korrium yang dilapisi oleh epitel. Pada manusia ada 3 jenis, yaitu: Papilla filiformis Papilla fungiformis Papilla circummvalata
7
TASTE BUD / ALAT PENGECAP / KUNCUP KECAP
Taste bud ini banyak ditemukan pada lidah, sehingga lidah dapat mengecap rasa makanan. Terletak di antara epitel tengah lurus permukaan. Pada papilla fungiformis, umumnya kita mendapatkannya pada permukaan di atas, sedangkan pada papilla circumvalata pada sisi lateralnya. Taste bud ini bisa ditemukan juga pada palatum, lengkung palatoglocus, lengkung palatopharyngeus, pharynx, larynx, epiglottis sisi laryngeal. Secara histologi taste bud berbentuk oval atau memanjang seperti tong, pucat, tegak lurus pada membrane basalis, basisnya berhubungan dengan tunika propria dan pada permukaan epitel dimana terdapat alat pengecap, terdapat lubang kecil yang disebut outer taste pore yang melalui saluran kecil dan pendek. Berhubungan dengan ruangan kecil di atas alat pengecap tadi yang disebut inner taste pore.
8
Mukosa gingiva Terdiri dari :
Free Gingiva yaitu bagian yang membentuk sulkus gingival Attached gingival. Permukaan mukosa gingiva dilapisi oleh epitel berlapis pipih dengan penandukan pada beberapa tempat. Penandukan paling menonjol terjadi pada daerah-daerah yang paling banyak terkena geseran pada proses mengunyah. Mukosa gingival memiliki propria papil tinggi-tinggi dan banyak mengandung pembuluh darah. Proprianya terdiri dari anyaman sabut-sabut jaringan ikat yang kasar yang melekat kuat pada tulang di bawahnya atau pada periodontal membrane. Mukosa gingival tidak mempunyai submukosa.
9
Palatum durum Merupakan lanjutan dari mukosa gingival jadi epitelnya sama seperti pada gingival, jaringan ikatnya melekat pada periosteum. Palatum durum memiliki epitel bertanduk dan strarum granulosum dengan papil yang tinggi dan mengandung banyak pembuluh darah sehingga palatum berwarna merah muda. Pada palatum durum terdapat submukosa, tetapi dekat gusi tidak ada. Sabut-sabut kasar yang terdapat di dalamnya sebagian besar berarah vertical sehingga dengan demikian mereka mengikat lamina propria dengan kuat pada perisoteum palatum durum. Submukosa pada palatum durum dibedakan menjadi 2 bagian, bagian anterior submukosa mengandung kelenjar lemak (faty zone), sedangkan 2/3 bagian posterior submukosanya mengandung kelenjar mucus (glandular zone). Pada daerah yang sempit sepanjang raphe tidak ada kelenjar. Kadang-kadang di dekat/raphe palatum durum dapat ditemukan epithelial pearl yaitu bentukan ovoid dari sel-sel epitel pipih yang letaknya konsentrik. Mereka adalah sisa-sisa fusi processus palatines pada masa janin.
10
Palatum Molle Pada permukaan palatum molle dan uvula dilapisi oleh epitel berlapis pipih tanpa tanduk. Lapisan ini terus sampai pada pinggiran bebas, dan bahkan terus ke permukaan nasopharynx. Tetapi bila di nasopharynx, epitelnya berlanjut dengan epitel berderet silindris bersilia dengan sel goblet. Submukosa palatum molle terdiri atas jaringan ikat kendor yang di dalamnya terdapat kelenjar (mucus pada sisi oral dan kelenjar seromukus pada sisi pharyngeal) juga di dalam palatum molle dan uvula terdapat otot bergaris kecil-kecil.
11
Dasar rongga mulut Dilapisi oleh epitel berlapis pipih tanpa tanduk, dan lapisan submukosanya sendiri td jaringan ikat kendor yang di dalamnya terdapat kelenjar sublingualis
12
pharynx Merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan system pernapasan dan pencernaan. Terbentuk dari dasar tengkorak ke esophagus, Bagian anteriornya berhubungan dengan rongga hidung, rongga mulut dan larynx. Pharynx dibagi 3 bagian sesuai dengan fungsinya, yaitu : Nasopharynx : yaitu bagian yang terletak di atas permukaan palatum molle. Oropharynx : yaitu bagian yang terletak di belakang arcus glossopalatinus Laryngopharynx : yaitu bagian parynx mulai dari bagian bawah os hyoid sampai esophagus.
13
PERTUMBUHAN GIGI Dari semua komponen gigi, hanya enamel yang berasal dari ectoderm, sisanya berasal dari mesoderm. 1. ± V (lima) minggu intra uterin : terbentuk labiodental lamina , berasal dr oktoderm mulut membentuk penebalan seperti tapak kuda pada rahang atas dan bawah. Labiodentals lamina kemudian bercabang, yang sisi labial membentuk vestibulum oris. Yang sisi lingual membentuk lamina dentalis. Pada lamina dentalis dibentuk 10 (sepuluh) tonjolan-tonjolan tooth germs atau bud stage yang berbentuk kuntum bunga, yang akan membentuk gigi dacidua. 2. Kurang lebih pada minggu X – XII pada sisi lingual dari tooth germs gigi deciduas, dental lamina membentuk lagi tooth germ untuk gigi permanen. Disamping itu dental lamina bertumbuh ke belakang dan pada bagian ini dibentuk tooth germ untuk gigi – gigi molar permanen, pada masing-masing sisi 3 (tiga) buah. Dengan demikian tooth germ untuk seluruh gigi sudah terbentuk. Tooth germ tadi disebut juga enamel knot (bud stage dari enamel organ).
14
3. Jaringan Mesenkim dibawah enamel knot memadat disebut primordium dari dental papilla (primus = pertama, ordior = permulaan). Papilla ini bertumbuh dan menyebabkan invaginasi dari dasar tooth germ sehingga bentuk tooth germ seperti gental (bell). Sejak ini tooth germ disebut enamel organ dengan dental papilla dibawahnya.
15
4. Juga terjadi pemadatan jaringan sekitar enamel organ
4. Juga terjadi pemadatan jaringan sekitar enamel organ. Bagian yang memadat yang mengelilingi enamel organ ini disebut dental sac = dental follicle, yang kelak membentuk sementum dan membran periodontal. Dental sac kemudian memutuskan hubungan dental lamina dengan enamel organ. 5. Perkembangan enamel organ. Sel-sel dalam enamel organ mengalami diferensiasi sehingga bentuknya seperti bintang dan berhubungan satu dengan yang lain melalui tonjolan-tonjolan sitoplasmanya. Diantara sel-sel terdapat cairan yang menghasilkan asam glikosaminoglikan. Struktur ini disebut stellate regikulum atau enamel pulp
16
6. Pembentukan dentin : Pada minggu XX dentin mulai dibentuk. Sabut-sabut retikuler dibentuk dalam pulpa dentis terutama pada perbatasannya dengan ameloblast yang disebut sabut-sabut dari Korff. Sabut-sabut ini bergabung dengan lamina basalis, membran yang menebal ini disebut membrana performativa. Mula-mula odontoblast melekat pada membrana performativa. Saat pembentukan dentin ia terus terletak di permukaan dan hanya meninggalkan tonjolan sitoplasmanya dalam saluran-saluran yang disebut kanalikuli dentinalis. Tonjolan sitoplasma dr odotoblast dalam kanalikuli dentinalis disebut dentinal fibers = tome’s fibres. Meskipun gigi selesai dibentuk odotoblast tetap aktif dan dapat membentuk dentin sekunder.
17
Sesudah pembentukan dentin dimulai (dari akar) maka epithelial root sheath menghilang. Sel-sel dari dental sac atau dental follicle dekat dentin menjadi sementoblast Dental sac juga membentuk osteoblast untuk tulang preocessus alveolaris dan sabut-sabut kolagen yang merupakan komponen firous dari membran periodontalis. Membran periodontalis dan tulang alveolar tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan akar gigi.
18
GIGI Gigi tersusun dalam 2 lengkung yang terletak pada tulang maxilla dan mandibula. Masing-masing gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingival (atau gum) disebut mahkota gigi dan di bawah gingival disebut akar gigi yang mempertahankan gigi dalam lekuk tulang yang dinamakan alveolus, satu alveolus untuk akar tiap-tiap gigi. Fungsi dari gigi : Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan. (Insisivus = cutting tooth, cuspid = tearing tooth, bicuspid = grasping tooth, molar = grinding tooth) Untuk memproduksi dan membentuk suara/bunyi Untuk estetik
19
Struktur gigi dapat dibagi menjadi komponen keras dan komponen lunak,
Komponen keras gigi yaitu / enamel yang berwarna putih, translusen. Dentin yang merupakan bagian gigi terbanyak dan paling tebal, Sementum yaitu lapisan tipis yang menutupi dentin di bagian akar gigi, dan paling banyak / tebal di daerah dekat apex. B. Komponen lunak gigi yaitu Pulpa yang mengisi rongga pulpa, Membrane periodontal atau ligamentrum merupakan struktur fibrosa kolagen yang mengelilingi sementum akar, membantu untuk memfiksasi gigi dengan kuat pada lekuk tulangnya. Gingival yaitu bagian membrane mukosa yang terikat kuat pada periosteum tulang maxilla dan tulang mandibula menutupi tulang alveolar dan mengelilingi gigi. Jaringan penyokong gigi (sementum, membrane periodontalis, gingival, tulang alveolar) yang merupakan unit fungsional dan unit anatomis yang melekatkan gigi pada tulang alveolar rahang disebut Periodonsium.
20
Enamel atau adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan gigi. Demikian juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang selalu memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat erosif bagi gigi.
21
Jaringan gigi tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi kerusakan yang terbatas hanya pada tidak akan terasa sakit. Bila terjadi kerusakan pada , tidak dapat mengadakan pemulihan diri dengan sendirinya seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin. Warnanya putih, namun memiliki sifat translusen dan memungkinkan warna dentin yang kuning sedikit terlihat, sehingga memberi tampilan gigi terlihat kuning. Jaringan adalah struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik (kalsium phosphate dalam bentuk Kristal apartit) 96 %, material organik hanya 1 % dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat gigi mirip seperti keramik. Secara mikroskopis, lapisan tersusun oleh prisma yang merupakan kristal hidroksiapatit dengan pola orientasi yang khas. Meski strukturnya keras dan padat, mampu dilewati oleh ion dan molekul tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman tertentu. menutupi mahkota anatomis gigi dengan ketebalan yang berbeda-beda di daerah-daerah tertentu, paling tebal di daerah permukaan kunyah gigi (di insisal gigi insisif dan oklusal gigi molar), dan semakin kebawah makin menipis. Ketebalan juga berbeda-beda pada jenis gigi yang berbeda, yaitu: - Incisal ridge insisif = ± 2 mm - Cusp premolar = 2.3 – 2.5 mm - Cusp molar = 2.5 – 3 mm
22
dentin Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan Komposisinya yaitu mencapai 20 %, di mana 93 % dari material organik tersebut adalah kolagen, sisanya glikosaminoglikans, lipid, protein.. Air sebanyak ± 10 % Material anorganik 70 %. Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah . Tapi di bagian akar dentin tidak ditutupi oleh melainkan oleh sementum.
23
Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.
24
Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin atau karena gigi tersebut patah, maka gigi akan sensitif terhadap perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak dengan makanan panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin berisi cairan seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler pada jaringan pulpa. Dengan tereksposnya tubuli dentin, cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke arah luar yaitu perbatasan dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf gigi. Akibatnya syaraf gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak dan terasa sakit.
25
Berbeda dengan tulang, dentin dibentuk sepanjang hidup
Berbeda dengan tulang, dentin dibentuk sepanjang hidup. Dentin yang dibentuk sebelum pertumbuhan akar selesai disebut Primary dentin, terlihat dentinal tubulusnya lurus. Dentin yang dibentuk kemudian disebut Secondary Dentin, terlihat dentinal tubulusnya berombak. Dentin tetap sebagai mineral dalam waktu yang lama setelah dekstruksi odontoblast. Hal ini memungkinkan dentin dapat mempertahankan gigi yang pulpa dan odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. pada gigi dewasa dekstruksi enamel akibat erosi oleh pemakaian atau caries biasanya merangsang reaksi dalam dentin yang menyebabkan dentin memulai kembali mensintesis unsur-unsurnya. Terjadi pembentukan dentin yang baru, biasanya merupakan dentin yang irreguler disebut Reparative Dentin. Reparative Dentin ini dapat ditemukan pada dinding rongga pulpa. Pembentukan dentin oleh stimuli dapat sedemikian hebatnya rongga pulpa tertutup/terisi seluruhnya. Ini sebenarnya suatu respon bela diri.
26
pulpa Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Di bagian atasnya atau disebut atap pulpa, dentin menjadi atap pulpanya. Oleh karena itu secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa. Kebanyakan ilmuwan menganggap dentin dan pulpa adalah satu jaringan dan membentuk pulp-dentin complex.
27
Pulpa gigi berasal dari kondensasi mesenkim di papila dentis
Pulpa gigi berasal dari kondensasi mesenkim di papila dentis. Unsur-unsur utamanya mirip sel mesenkim dan bahan intraselular yaitu sabut kolagen halus asimetris (metachromatic) dan sabut retikuter dalam bahan dasar glikosaminoglikans, juga terdapat limfosit dan makroga. Jaringan ikatnya disebut (jaringan ikat mukosa (Wharton’s Jelly). Pada sekitar pulpa yang memisahkannya dari dentin, terdapat odontoblast. Dengan bertambahnya usia, rongga pulpa makin mengecil dan akan tampak sabut-sabut kolagen yang kasar.
28
sementum Jaringan yang meliputi dentin pada akar gigi
strukturnya sama seperti tulang, walaupun sistem havers dan pembuluh darah tidak ada. Tampak lebih gelap dari enamel tetapi lebih terang dari dentin. Berasal dari cementoblast. Sementum dapat dibedakan menjadi accelluair cementrum dan celluair cementrum yang letaknya dekat apeks dari akar gigi, daerah sementrum lebih tebal, dan terdapat sel-sel yang tampak seperti osteosit, disebut cementosit (celluler cement). Sementosit berada di dalam lakuna yang berhubungan melalu kanalikuli. Sabut-sabut kolagennya dari matriks masuk ke periodontal membran sharpey’s fiber yang fungsinya sebagai peredam suatu getaran.
29
Sementoblast pada permukaan sementum dapat terus dapat membentuk sementum. Hipertrofi pada sementum sering terjadi akibat stress atau gerak gigi yang biasa terjadi. Sementum merupakan pelindung dari dentin dan penting untuk perlekatan gigi pada sekelilingnya. Seperti jaringan tulang, sementum labil dan bereaksi terhadap resorpsi atau pembentukan jaringan baru sesuai dengan tekanan yang dialaminya. Bila membran periodontal dihancurkan, sementum mengalami nekrosis dan diresorpsi. Pembentukan sementum yang kontinyu mengkompensasi pertumbuhan normal yang dialami oleh gigi. Proses ini mempertahankan hubungan yang dekat antara akar gigi dan lekuknya. Pada prosedur orthodentik gigi dapat diubah letaknya tanpa kerusakan dari gigi sebab sementum lebih tahan lama terhadap resorpsi daripada tulang alveolar.
30
Membrana periodontal Membran periodontalis terdiri atas jaringan ikat padat jenis khusus yang mengitari gigi, serabut-serabutnya menembus sementum gigi dan menghubungkannya dengan tulang alveolar, ke jaringan gingival dan dengan bagian superfisial dari gigi ke gigi yang bersebelahan, akan tetapi memungkinkan pergerakan yang terbatas pada gigi. Membran periodontal berperan sebagai periosteum terhadap tulang alveolar. Di dalam membran periodonalis terdapat fibroblast, osteoblast, sementoblast, kadang-kadang terdapat sel-sel dari sisa-sisa epitelila root sheat dari hertwig, yang bisa berubah menjadi kista dental lalu mengalami pengapuran menjadi cementicles.
31
Tulang alveolar Tulang alveolar merupakan bagian rahang atas dan bawah yang mengelilingi jar gigi. Tulang alveolar terdiri dari : Bagian luar berupa lapisan tipis yang secara readiografik tampak sebagai garis tebal yaitu lamina dura Bagian dalam terdapat tulang spongiosa, yang merupakan tulang immature dimana serabut-serabut kolagen tidak tersusun dalam lamel-lamel yang khas seperti pada tulang devisa.
32
PERTUMBUHAN GIGI Berdasarkan pertumbuhan gigi dan usia, gigi dibagi menjadi : Gigi primer / decidua/sulung yang berjumlah 20 dengan masa erupsi pada usia 6 bulan sampai 2 tahun. Gigi sekunder / permanen yang berjumlah 32 dengan masa erupsi pada usia 6 tahun sampai tahun.
33
GIGI SULUNG/SUSU/DECIDUA
Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut : 10 gigi di RA (5 gigi di kiri dan 5 gigi di kanan) dan RB (5 gigi di kiri dan 5 gigi di kanan)
34
Nama dari macam-macam gigi susu :
I ……………gigi seri pertama/insisivus sentral/i1 II…………...gigi seri kedua/insisivus lateral/i2 III.………….gigi taring/kaninus/c IV…………..gigi geraham pertama/molar ke-1/m1 V …………..gigi geraham kedua/mo;ar ke-2/m2 garis median/tengah V IV III II I I II III IV V garis oklusal Gigi anterior gigi depan ialah gigi i1, i2 dan c Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi m1 dan m2
36
GIGI TETAP/PERMANEN Normal mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya sebagai berikut: 16 gigi di rahang atas yaitu : 8 gigi di kiri 8 gigi di kanan 16 gigi di rahang bawah yaitu:
37
Nama dari macam-macam gigi permanen ialah :
1 ……………….. gigi seri pertama/insisivus sentral/I1 2 ……………….. gigi seri kedua/insisivus lateral/I2 3 ……………….. gigi taring/caninus/C 4………………... gigi geraham kecil pertama/premolar 1/P1 5 ……………….. gigi geraham kecil kedua/premolar 2/P2 6 ……………….. gigi geraham pertama/molar 1/M1 7………………....gigi geraham kedua/molar 2/M2 8 ……………….. gigi geraham ketiga/molar 3/M3 GARIS MEDIAN GARIS OKLUSAL
39
Gigi anterior atau gigi depan terdiri dari gigi I1, I2, C
Gigi posterior atau gigi belakang dari gigi P1, P2, M1, M2, M3 Gigi antagonis adalah gigi atas/bawah yang mengadakan kontak dengan gigi lawannya, gigi bawah/atas. Succedaneous teeth adalah gigi tetap yang menggantikan tempat kedudukan dari gigi susu yaitu gigi I1, I2, C, P1 dan P2 Oklusi Gigi adalah hubungan kontak antara gigi- gigi rahang atas dengan gigi-gigi di rahang bawah waktu mulut dalam keadaan tertutup. Normalnya rahang bawah terletak sedikit ke belakang daripada rahang atas.
40
Permukaan-permukaan Gigi
Sebutan untuk bagian permukaan- permukaan gigi : Labial : permukaan menghadap bibir (labium), sebutan untuk gigi anterior Lingual : permukaan menghadap ke lidah, sebutan untuk gigi rahang bawah Fasial : bagian permukaan/muka Palatal : permukaan menghadap ke langit-langit (palatum), sebutan untuk gigi rahang atas Bukal : permukaan menghadap ke pipi, sebutan untuk gigi posterior Sisi mesial : sisi yang berhadapan dengan garis median Sisi distal : sisi yang berlawanan dengan garis median
41
Permukaan Gigi Anterior adalah :
Permukaan Labial/ fasial Atas :Permukaan palatal Bawah :Permukaan lingual Permukaan proksimal ialah permukaan gigi yang berhadapan dengan permukaan gigi sebelahnya, yang terletak dalam satu lengkung gigi, permukaan mesial dan permukaan distal. Permukaan insisal ialah permukaan gigi yang digunakan untuk memotong dan yang menghadap kearah garis kunyah dimana terdapat tepi insisal Permukaan Gigi Posterior adalah : Permukaan fasial/bukal Atas : permukaan palatal Bawah: permukaan lingual Permukaan proksimal : permukaan mesial dan distal Permukaan oklusal ialah permukaan gigi yang menghadap ke arah garis oklusi/kunyah, yang digunakan untuk menghaluskan, menyobek dan menggiling makanan dimana terdapat tonjol-tonjol (cups) dan lekukan-lekukan (fissure).
42
SEKIAN TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.