Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSukarno Budiaman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PENGOLAHAN DATA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Materi 8 Mandatkes Smt 4 – S1 kesmas
2
Pencatatan Puskesmas Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 1. Pencatatan Puskesmas : 2 jenis = di dalam gedung Puskesmas dan di luar gedung Puskesmas 2. Pencatatan dalam gedung : KTPK, Kartu status perorangan, buku register 3. Pencatatan luar gedung : buku-buku register 4. Bagi keluarga dengan risiko tertentu : Rekam kesehatan keluarga (Family Folder)
3
Pencatatan Puskesmas 5. Rekam kesehatan keluarga : Kartu indeks kesehatan keluarga, berbagai kartu status perorangan 6. Penggunaan ‘Rekam Kesehatan Keluarga’, utama pada keluarga yang anggotanya punya 1 penyakit/ kondisi : TB, Paru, Kusta, bumil risiko tinggi, Neonatus risti (BBLR), Balita KEK, gangguan jiwa 7. Rekam kesehatan keluarga sbg dasar penegakan diagnosis kesehatan keluarga 8. Rekam kesehatan keluarga disimpan pada fasilitas kesehatan yang paling sering dimanfaatkan oleh keluaga
4
Pelaporan Puskesmas Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 1. Bulanan : - Formulir LB1 : data kesakitan - Formulir LB2 : laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) - Formulir LB3 : data gizi, KIA, imunisasi dan pengamatan penyakit menular - Formulir LB4 : data kegiatan Puskesmas
5
Pelaporan Puskesmas Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 2. Tahunan : - Formulir LT-1 : data dasar Puskesmas - Formulir LT-2 : data kepegawaian Puskesmas termasuk Bidan di desa - Formulir LT-3 : data peralatan Puskesmas, Pustu, dan Pusling
6
Pelaporan Puskesmas Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 3. Laporan sentinel : - LB1S : data penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan Diare - LB2S : data KIA, Gizi, ISPA, Penyakit akibat kerja
7
Pelaporan Puskesmas Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 4. SP2TP tidak mencakup data KLB dan wabah, serta KB - KLB dan wabah dilaporkan sendiri sesuai SK Dirjen PPM dan PLP No.451-I/PD IS/1991 : Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB - Laporan KB ditetapkan bersama Dirjen Bina Kesmas dan Ka. BKKBN
8
Tata Cara Pelaporan Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = Laporan bulanan : dilaporkan secara bulanan, lambatnya tgl. 10 bulan berikutnya. - laporan : hasil kegiatan Puskesmas, Pustu, Bidan desa 2. Laporan tahunan : keadaan akhir tahun kalender, lambatnya bulan ke-2 tahun berikutnya
9
Pengolahan dan Analisis
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/ V/96 : Penyederhanaan SP2TP = 1. Hasil pencatatan diolah menjadi : - Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - Distribusi Penyakit dan kecenderungannya - Stratifikasi Puskesmas 2. Pengolahan dari laporan Puskesmas oleh DKKab/Kota dengan Komputerisasi
10
Pengolahan dan Analisis
3. Pengiriman laporan rangkap 3 (sesuai TI), setiap 3 bulan, lambatnya tgl 20 bulan berikutnya dari triwulan kepada: - Ka. Dinkes Propinsi - Depkes RI ditujukan kepada Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat 4. Analisis hasil olahan laporan dilaksanakan oleh masing-masing unit teknis di Pemda (DKKab/Kota)
11
Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB-1)
1. Pengamatan Penyakit Menular : a. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) : Difteri, batuk rejan, campak, tetanus - formulir : register rawat jalan, LB-1 - pemanfaatan : mengetahui kasus setiap saat dalam wilayah Puskesmas - cara perhitungan : tabel/ register harian - penyajian : tabel, grafik batang - interpretasi : setiap kasus difteri dan campak adalah sumber penularan penyakit yang bisa KLB, cakupan < 80% atau tidak jelas
12
Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB-1)
1. Pengamatan Penyakit Menular : b. DBD : jumlah kasus DBD - formulir pencatatan dan pelaporan : register kasus DBD, LB-1 - pemanfaatan : mengetahui situasi kasus DBD; mencegah timbulnya KLB - cara perhitungan : kasus DBD dari register kasus DBD - cara penyajian : tabel per bulan 3 tahun terakhir, dan grafik - interpretasi : situasi kasus DBD tetap/ menurun, waspada thd kemungkinan KLB
13
Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB-1)
1. Pengamatan Penyakit Menular : c. Filariasis : jumlah penderita filariasis - formulir pencatatan dan pelaporan : register filariasis, LB-1 - pemanfaatan : mengetahui distribusi penderita filariasis - cara perhitungan : kasus filariasis dari register filariasis - cara penyajian : tabel - interpretasi : distribusi kasus per desa
14
LB-1 = Data Kesakitan Kartu-kartu: Register : Rajal - rajal
Ranap - ranap Ibu - rajal gigi LB-1 Anak - gawat darurat TB paru Kusta Luar gedung Puskesmas register rawat jalan Puskesmas pembantu laporan Bidan desa Pengolahan
15
LB-1 = Data Kesakitan Output : - Kode Puskesmas - Puskesmas
- Kode Pelapor - Kecamatan - Kab/Kota - Provinsi - Bulan - Tahun - Penanggung jawab -Ka. Puskesmas - Jenis Penyakit - Kode ICD - Gol. Umur - jumlah penyakit/umur
16
Laporan Data Kesakitan (LB-1)
1. Petunjuk umum : - Laporan dikirim ke Dinkes Kab/Kota - Laporan : data dari Pustu wilayah Puskesmas; berdasarkan penderita yang berobat ke gedung Puskesmas/ Pustu, diluar gedung (di rumah, panti, Posyandu, Pusling), tidak termasuk RS - Kasus penyakit : tidak dibedakan antara dalam wilayah maupun luar wilayah kerja Puskesmas - Data kesakitan : 12 penyakit yang diamati dan telah dilaporkan dengan W1 dan W2
17
Laporan Data Kesakitan (LB-1)
1. Petunjuk umum : - nama-nama penyakit : sesuai dengan ICD-10 - laporan dari Pustu ke Puskesmas, selambat- lambatnya tgl. 2 bulan berikutnya - laporan dibuat rangkap 3 (Ka. Seksi DKKab/ Kota, Koordinator SP3 DKK, Koordinator SP3 Puskesmas) - laporan SP3 : LB-1 tgl. 5 bulan berikutnya
18
Laporan Data Kesakitan (LB-1)
2. Petunjuk khusus : - kode puskesmas : isi dengan nomor kode yang berlaku - Pengisian nama Puskesmas, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Propinsi cukup jelas - jumlah Pustu yang ada dan laporan cukup jelas mengacu pada konsep wilayah kerja Puskesmas - bulan dan tahun diisi cukup jelas - kolom yang diarsir jangan diisi
19
Laporan Data Kesakitan (LB-1)
2. Petunjuk khusus : - pengisian kolom penyakit pergolongan umur dengan angka absolut, bila tidak ada kasus maka ditulis ‘NIHIL’ - sumber data = sensus harian penyakit dan W1-W2 - data yang tidak diminta, cukup menjadi catatan di Puskesmas - teliti setiap isian sebelum ditandatangani
20
LPLPO (LB-2) LPLPO = laporan pemakaian dan lembar permintaan obat Puskesmas/Pustu Laporan yang dibuat pihak puskesmas untuk mengetahui persediaan obat
21
Diagram Pembuatan LB-2 atau LPLPO
PUSKESMAS : Kartu stok obat-obatan Data pemakaian dan permintaan obat (unit) Register rawat jalan LB-2 / LPLPO Pengolahan PUSTU : Laporan PUSTU PUSLING : Laporan Pusling
22
LB-2 (LPLPO) Output identitas Puskesmas : - nama obat - satuan - kemasan - stok awal - penerimaan - persediaan - pemakaian - stok optimum yang ditetapkan GFK - permintaan - pemberian
23
LB-2 (LPLPO) - RKO = Rencana Kebutuhan Obat
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan : - RKO = Rencana Kebutuhan Obat - LPLPO = laporan pemakaian dan lembar permintaan obat Puskesmas/Pustu - Kebutuhan Obat nyata = kebutuhan yang dihitung oleh Tim Perencana Obat terpadu Kab/Kota - Obat Pelayanan Kesehatan Dasar = obat yang disediakan oleh Dinkes Kab/Kota, dengan kategori obat (Sangat-sangat Esensial, Sangat Esensial, dan Esensial)
24
LB-2 (LPLPO) Ketersediaan Jumlah obat yang
obat sesuai dapat disediakan x 100% kebutuhan = Jumlah obat yang (jumlah) dibutuhkan - Ketersediaan Jumlah jenis/item obat sesuai obat yang dapat kebutuhan = disediakan x 100% (item) Jumlah jenis/item obat yang dibutuhkan
25
LB-2 (LPLPO) Pengadaan Jumlah jenis obat esensial
Pengadaan Obat Esensial : Obat esensial = obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam daftar Obat Esensial Nasional Pengadaan Jumlah jenis obat esensial Obat = yang dapat disediakan x 100% Esensial Jumlah item obat esensial yang dibutuhkan
26
LB-2 (LPLPO) Pengadaan Obat Generik :
- Obat generik = obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya Pengadaan Jumlah jenis obat generik Obat = yang dapat disediakan x 100% Generik Jumlah item obat generik yang dibutuhkan
27
LB-2 atau LPLPO Ketersediaan Narkotika, Psikotropika sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan (100%) : - Narkotika = zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis, maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang yang kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan
28
LB-2 (LPLPO) Ketersediaan Narkotika, Psikotropika sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan (100%) : - Psikotropika = zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
29
LB-2 atau LPLPO Ketersediaan narkotika dan psikotropika untuk pelayanan dasar di unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan Kab/Kota di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah (jenis) obat narkotika dan psikotropika yang dapat disediakan x 100% yang dibutuhkan
30
Petunjuk Pengisian LB-2 (LPLPO)
Petunjuk umum : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) terdiri : penggunaan (pengeluaran) obat dan permintaan obat oleh Puskesmas, termasuk Pustu dan Bidan Desa Penggolongan obat menurut generik yang disesuaikan dengan Daftar Obat Esensial (DOEN 1993, SK Menkes RI No.126/Menkes/SK/XII/1993) Indeks obat menurut abjad
31
Petunjuk Pengisian LB-2 (LPLPO)
Petunjuk umum : Laporan dapat dipergunakan sebagai bahan pemantauan permintaan obat oleh Puskesmas, dan pemberian oleh Gudang Farmasi Kab/ Dinkes Kab Laporan LB-2 terdiri : 8 halaman, setiap halaman diisi dengan kode Puskesmas, bulan dan tahun pelaporan DO dari variabel yang ada dalam laporan dapat merujuk pada buku operasional Kode laporan : LB-2
32
Petunjuk Pengisian LB-2 (LPLPO)
Variabel : 1. Stok awal = jumlah satuan obat bersangkutan pada akhir bulan lalu, yaitu sama dengan kolom sisa stok dari formulir LPLPO pada awal bulan sebelumnya 2. Penerimaan = jumlah satuan obat bersangkutan yang diterima selama bulan lalu, data diambil dari kolom pemberian dari formulir LPLPO bulan lalu. Jika pada bulan sebelumnya terdapat lebih dari 1 formulir LPLPO (karena ada pengajuan tambahan obat), maka kolom ini diisi dengan jumlah kolom 15 dari beberapa LPLPO
33
Petunjuk Pengisian LB-2 (LPLPO)
Variabel : 3. Persediaan = jumlah persediaan satuan masing- masing obat untuk bulan pelaporan, yang diperoleh dari penjumlahan kolom stok awal dan penerimaan pada baris yang sama 4. Pemakaian = jumlah satuan masing-masing obat yang dipakai baik oleh Puskesmas, Pustu maupun Unit Pelayanan Kesehatan lainnya selama bulan lalu. Diambil dari hasil pengurangan persediaan dikurangi sisa stok 5. Sisa stok = jumlah sisa obat yang masih ada di gudang obat Puskesmas (lihat kartu stok) ditambah sisa obat yang ada di Sub Unit Pelayanan Kesehatan (apotik, Pustu, dll).
34
Latihan LB-2 (LPLPO) Kasus 1: Puskesmas Banyumanik sedang membuat laporan LB-2 secara rutin untuk memenuhi kebutuhan obat- obatan dan mengetahui obat yang tersedia di puskesmas setiap saat. Salah satunya obat antibiotik yaitu amoxillin, karena terjadi peningkatan kasus penyakit maka puskesmas memerlukan tambahan sebanyak 5000 tablet, ternyata obat yang tersedia sebanyak 3700 tab. Hitung berapa persen amoxillin yang tersedia di puskesmas tersebut sesuai kebutuhannya! buatlah analisis dari persediaan amoxillin tersebut!
35
Latihan LB-2 (LPLPO) Kasus 2 : Sedangkan untuk obat generik sangat dibutuhkan di puskesmas banyumanik tersebut, seperti obat “A”, dibutuhkan sebanyak kapsul, tetapi obat tersebut hanya tersedia sekitar kapsul. Hitunglah berapa jumlah ketersediaan obat generik ‘A’ tersebut (dalam bentuk %) buatlah analisis dari persediaan obat tersebut!
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.