Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENOMORAN DAN ANGKA
2
Penulisan nomor dan angka dalam Bahasa Indonesia terdapat bnyak acuannya. Tergantung dari konteks pengguanaannya. Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, berikut ini pedoman penulisan noomor dan angka: Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini: Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong Kong, Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong
3
Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah tertentu. Perhatikan contoh berikut ini: Saya membeli dua buah buku Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara memilih Somat dan 60 suara lainnya memilih Jufri. Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20 rautan pensil. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat. Contohnya: Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung. Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah. Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar bisa ditulis dengan angka biasa atau dengan penomoran Yunani. Contohnya: Hotel Wijaya No. 13 Jalan Veteran II A No. 18
4
Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis dalam angka atau angka Yunani, contohnya: Kitab Kejadian 2 : 18 Surat an-Nisa : 16 Bab III, halaman 16 Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai berikut: Enam belas (bukan enambelas) Dua puluh (bukan duapuluh) Enam ratus (bukan enamratus) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model berikut: Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi) Edison menemukan lampu pijar pada abad ke 18 Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi spiritual
5
Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara:
setengah (1/2) seperenam belas (1/16) tiga perempat (3/4) dua persepuluh (0,2) atau (2/10) tiga dua pertiga (3 2/3) satu persen (1%) satu permil (1‰) Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya: tahun 1980-an Uang receh 500-an
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.