Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kelompok 12 Wheprista Tri puspitasari (084) Waisal Dwi Saputra (086)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kelompok 12 Wheprista Tri puspitasari (084) Waisal Dwi Saputra (086)"— Transcript presentasi:

1 Kelompok 12 Wheprista Tri puspitasari (084) Waisal Dwi Saputra (086)
Meidya Dwi Novitasari (088)

2 PEMBELAJARAN BERBASIS “ PROBLEM SOLVING dan “ PROBLEM POSSING “
BAB XIV PEMBELAJARAN BERBASIS “ PROBLEM SOLVING dan “ PROBLEM POSSING “ Pembelajaran Berbasis Problem Solving Strategi belajar mengajar adalah bagian strategi belajar mengajar inkuiri. Strategi ini memberikan tekanan pada penyelesaian suatu masalah secara menalar. Pentingnya strategi ini karena proses belajar pada dasarnya adalah suatu proses interaksi sesama manusia dan lingkungannya.

3 Perbedaan antara strategi inkuiri dan strategi discovery :
Strategi penyelesaian masalah sering disebut juga dengan strategi inkuiri atau strategi discovery. Perbedaan antara strategi inkuiri dan strategi discovery : strategi inkuiri lebih menekankan pada keyakinan atas diri sendiri terhadap apa yang ditemukan strategi discovery lebih menekankan terhadap penemuan. Pada hakikatnya Masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang di inginkan. Kesenjangan tersebut menampakkan diri dalam bentuk keluhan , keresahan, kerisauan, atau kecemasan. Dan Masalah Sosial yaitu kesenjangan antara situasi nyata dan situasi yang diharapkan dalam kehidupan kelompok manusia dalam masyarakat. Peyelesaian masalah proses pemikiran dan mencari jalan keluar dalam masalah tersebut.

4 Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lalu
Menurut Gulo ( 2008: ) Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut: Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lalu Penyelesaian masalah berdasarkan intuitif Penyelesaian masalah berdasarkan trial dan erorr Penyelesaian masalah secara otoritas Penyelesaian masalah secara metafisika Penyelesaian secara ilmiah Penyelesaian secara rasional melalui proses dedukasi dan induksi

5 Menurut Gulo ( 2008:114 ) Pemilihan materi tersebut memerlukan beberapa kriteria sebagai berikut :
Bahan pelajaran bersifat conflict issue atau controversial Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa Bahan tersebut mendukung pengajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum sekolah Bahan tersebut mencangkup kepentingan orang banyak dalam masyarakat Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yang dikehendaki Bahan tersebut menjamin keinambungan pengalman siswa

6 Model penyelesaian masalah yang dilakukan melalui 6 tahap yaitu :
Ada beberapa penyelesaian masalah menurut beberapa pakar (2008: ), yaitu sebagai berikut : Menurut Jhon Dewey Model penyelesaian masalah yang dilakukan melalui 6 tahap yaitu : Merumuskan masalah Menelaah masalah Merumuskan hipotesis Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis Pembuktian hipotesis menentukan pilihan penyelesaian

7 Menurut Lawrence Senesh
Mengemukakan tahap penyelesaian masalah dengan tahap motivasi, tahap pengembangan, dan tahap kulminasi. Penyelesaian masalah berada dalam tahap pengembangan dengan langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut : Menemukan gejala-gejala problematik ( sympus of the problem ) Mempelajari aspek-aspek permasalahan ( aspecs of the problem Mendefinisikan masalah ( definitio of the problem ) Menetukan ruang lingkup permasalahan ( skop of the problem ) Menganalisis sebab-sebab masalah ( causes of the problem ) Menyelesaiakan masalah ( solution of the problem )

8 Prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut :
Menurut David Johnson Penyelesaian masalah dilakukan melalui kelompok. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau controversial, masalahnya dianggap penting ( important ), urgen dan dapat diselsaiakan ( solutionable ). Prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut : Mendifinisikan Masalah Mediagnosis Masalah Merumuskan Strategi Alternatif Menentukan dan Menerapkan Strategi Mengevaluasi dengan Langkah Pertama

9 B. Praktik Pembelajaran Berbasis Problem Solving
Penyelesaian masalah dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan skenario berikut ( Gulo, 2008:123 ) Tujuan Pembelajran : Siswa dapat memperkirakan ... atau siswa dapat menyusun ... Strategi Pembelajaran : Penyelesaikan masalah Kegiatan Pembelajaran : Kegiatan Siswa Langkah Kegiatan Kegiatan Guru Catatan Menanggapi Perumusan tujuan pembelajaran Menjelaskan Hand out Mendengarkan, bertanya, mencatat Penjelasan singkat Menjelaskan Prosedur

10 Mennyatakan rumusan masalah
Perumusan masalah Mengemukakan masalah, mencatat pendapat siswa Membentuk kelompok Pembentukan kelompok Memimpin pembentukan kelompok Membagi tugas kelompok Kerja kelompok Memantau kelompok Merumuskan alternatif-alternatif Menajaki berbagai alternatif Masalah, isu, alternatif, hipotesis Klarifikasi pendapat anggota kelompok Diskusi kelompok Mengarahkan Membandingkan pendapat kelompok Diskusi kelas mengarahkan Metode pengambilan keputusan : Disetujui semua kelompok Suara terbanyak Kel minoritas Pendapat rata-rata Partisipasi sumbang Tindak lanjut Mencatat dan merumuskan keputusan

11 Manfaat Problem Solving
Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang benar – benar dihayati Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh)

12 Tujuan Problem Solving
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. 2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa. 3) Potensi intelektual siswa meningkat. 4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan

13 Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo
1. Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harusdilakukan siswa, 2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan sebagai dari proses pembelajaran, 3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

14 Penerapan Problem Solving
Difinisi masalah Diagnosa masalah Merumuskan alternative dan rencana pemecahan Penerapan dan penetapan suatu strategi setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh Evaluasi keberhasilan strategi

15 Kelebihan dan kekurangan problem solving
Kelebihan Problem Solving 1.  Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis. 2.  Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 3.  Berpikir dan bertindak kreatif.

16 Kekurangan problem solving
a) Memerlukan cukup banyak waktu. b) Melibatkan lebih banyak orang. c) Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.

17 C. Pembelajaran Berbasis Problem Posing
Pengertian Metode Problem Posing Seorang guru yang menggunakan suatu metode diharapkan dapat memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak didik yang merupakan salah satu faktor dalam memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

18 Suryanto mengartikan bahwa kata Problem sebagai masalah atau soal sehingga pengajuan masalah dipandang sebagai suatu tindakan merumuskan masalah atau soal dari situasi yang diberikan. Silver mencatat bahwa istilah “ menanyakan soal “ biasanya diaplikasikan pada tiga bentuk aktivitas kognitif yang berbeda, yaitu sebagai berikut : Menanyakan per solusi : seorang siswa membuat soal Menanyakan didalam solusi : seorang siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselsaikan Menanyakan setelah solusi : seorang siswa memodifikasi tujuan dan kondisi soal yang sudah di sesuaikan untuk mebuat soal-soal baru.

19 2. Problem Posing dan Relevansinya dalam Pembelajaran
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memilih strategiyang melibatkan siswa aktiv dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Sebagaimana definisi mengajar di negara-negara yang sudah maju, “ Teaching is the guidance of learning ( mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar ) “. Definisi ini menunjukan bahwa aktif adalah siswa yang menunjukan proses belajar dengan baik.

20 Model Respentif Model Ekspresif
Pengajuan soal merupakan kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif. Sebab, dalam metode pengajuan soal, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari informasi yang diberikan. Padahal bertanya merupakan pangkal semua kreasi.  Komunikasi siswa yang terjadi dikelas terbagi atas 2 model, yaitu : Model Respentif Model Ekspresif Pengajuan soal dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, karena pengajuan soal merupakan sarana untuk merangsang kemampuan tersebut. Dengan membuat soal, siswa menjadi perlu untuk membaca informasi yang diberikan dan mengkomunikasikan pertanyaan secara verbal maupun tertulis. Dengan menulis pertanyaan dari informasi yang ada, dapat menyebabkan ingatan siswa menjadi jauh lebih baik. Hal tersebut menunjukan kegiatan pengajuan soal dapat memantapkan kemampuan belajar siswa.

21 Menurut Brown dan Walter :
Pengajuan masalah terbagi atas 2 aspek penting, yaitu : Aspek accepting,berkaitan dengan sejauh mana siswa merasa tertantang dari situasi yang diberikan oleh guru. Aspek challenging, berkaitan dengan sejauh mana siswa merasa tertantang dari situasi yang diberikan sehingga melahirkan kemampuan untuk mengajukan masalah atau soal. Dari beberapa pandangan diatas , dapat dikatakan bahwa pengajuan masalah merupakan reaksi siswa terhadap situasi yang telah disediakan oleh guru. Dan reaksi tersebut berupa respons dalam bentuk pertanyaan

22 3. Problem Posing Secara Kelompok atau Individu
Pengajuan masalah atau soal dapat dilakukan individu ataupun kelompok. Tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajarinya dapat dilihat melalui pertanyaan yang diajukannya. Pengajuan Masalah Secara Kelompok Ada 3 pengertian berbeda menurut Goos, Galbraith, dan Renshaw, yaitu : Pararel activity Peer tutoring Collaboration Pengajuan Masalah Secara Individu

23 4. Pedoman Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Problem Posing
Petunjuk Pembelajaran yang Berkaitan dengan Guru Petunujuk Pembelajaran yang Berkaitan dengan Guru

24 5. Tujuan dan Manfaat Problem Posing
Menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Tatag : Membentuk siswa berpikir kritis dan kreatif Mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnnya Mempertinggi kemampuan pemecahan masalah sebab pengajuan soal memberi penguatan-penguatan dan memperkaya konsep-konsep dasar Memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran

25 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Posing
Mendidik murid berpikir kritis. Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran berlangsung. Belajar menganalisa suatu masalah. Kekurangan Memerlukan waktu yang cukup banyak. Tidak bisa digunakan dikelas-kelas rendah. Tidak semua murid dapat terampil bertanya.

26 7. Ciri-ciri Pembelajaran Metode Problem Posing
Guru belajar dari murid dan murid belajar dari guru Guru menjadi rekan murid yang melibatkan diri dan menstimulasi daya pemikiran kritis murid-muridnya serta mereka saling memanusiakan Siswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis dirinya dan dunia tempat ia berada

27 8. Penerapan Pembelajaran Problem Posing
Pre-solution Posing Within Solution Posing Post-solution Posing Menurut Suyitno, kekuatan-kekuatan model pembelajaran Problem Posing adalah sebagai berikut : Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya konsep-konsep dasar Model pembelajaran ini diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah

28 Prinsip-prinsip dasar apabila menggunakan metode Problem Posing
Pengajuan soal harus berhunbungan dengan apa yang dimunculkan dari aktivitas siswa didalam kelas Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah siswa Pengajuan soal dapat dihasilkan dari permasalahan yang ada dalam buku teks, dengan memodifikasinya dan membentuk ulang karakteristik bahasa dan tugas

29 Ketrampilan yang dibutuhkan dalam Metode Problem Posing :
Menggunakan strategi pengajuan soal untuk menginvetigasi dan memecahkan masalah yang diajukan. Mengajukan masalah yang kompleks sebaik mungkin, begitu juga masalah yang sederhana. Mempersiapkan solusi dan strategi terhadap siatuasi masalah baru.

30 Bagaimana saya bisa menyelesaikan masalah ini ?
Kemampuan untuk menghasilkan pertanyaan untuk mengembangkan strategi mengajujkan masalah sebagai berikut : Bagaimana saya bisa menyelesaikan masalah ini ? Dapatkah saya mengajukan pertanyaan yang lain ? Seberapa banyak solusi yang dapat saya temukan ?

31 Memunculkan masalah-masalah baru dalam matematika, dianggap menjadi aktivitas utama. Yaitu, sebagai berikut : Apakah gagasan penting dalam masalah ini ? Dimana lagi kita dapat menemukan gagasan yang sama dengan hal ini ? Apakah kita cukup memiliki informasi penting untuk memecahkan masalah ? Bagaimana jika kita tidak memberikan semua informasi ini untuk membuat sebuah masalah yang berbeda ? Bagaimana mungkin kamu dapat mengubah informasi ini ? Rangkaian pertanyaan diatas menunjukkan, apabila ada seseorang guru yang tidak berpengalaman dalam mengajukan masalah, dapat melakukan aktivitas bertanya diatas.

32 Penyelesaian masalah dapat dengan meninjau ulang bagaimana solusi dipengaruhioleh berbagai macam permasalahan. Berikut strategi yang dapat dikembangkan oleh siswa : Memilih satu masalah dari buku pelajaran . Menentukan kondisi dari permasalahan yang diberikan dan hal yang tidak diketahui. Mengubah kondisi masalah dalam 2 cara berbeda : Tambahkan lagi beberapa kondisi atau kondisi baru pada masalah asli, kemudian rumuskan satu pertanyaan baru. Pindahkan kondisi dari masalah asli kemudian rumuskan pertanyaan baru. Mengajukan masalah matematika dari situasi yang belum terstruktur. Menurut Staynove Situasi masalah yang belum terstruktur disebut sebagai situasi terbuka, dengan menggunakan format sbg berikut : Masalah open-ended (penyelidikan matematis ) Masalah yang sejenis dengan masalah yang diberikan Masalah dengan solusi serupa Jika strategi lainnya menurut Abu-Elwan, adalah sebagai berikut : Situasi kehidupan sehari-hari yang ditampilkan pada semua siswa Siswa diminta melengkapi situasi dari pandangan mereka untuk menyatakan masalah mereka yang berasal dari situasi yang dibentuk Masing-masing siswa telah melengkapi masalah dari situasi tertentuuntuk kemudian mengajukan beberapa pertanyaan dari situasi tersebut Tulis semua masalah yang diajukan yang berkaitan dengan masalah tersebut

33 Kesimpulan Dari semua uraian diatas, sudah tampak dengan jelas bahwa keterlibatan siswa untuk turut belajar dengan cara menerapkan model pembelajaran Problem Posing dan Solving merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Jika 2 metode ini diterapkan dengan baik dan optimal, maka siswa dapat dilatih kreatif, disipli, dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa.


Download ppt "Kelompok 12 Wheprista Tri puspitasari (084) Waisal Dwi Saputra (086)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google