Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
2
LATAR BELAKANG Istriku seorang bipolar
Ia mengalami gangguan sejak 2011 Awal mula ketika istriku mengalami gangguan bipolar, kami sekeluarga panik.Tak tahu harus berbuat apa Hal yang terpikirkan pertama kali adalah hal-hal yang berbau supra natural. Kesurupan, guna-guna, dan lain sebagainya. Maka sibuklah kami sekeluarga mencari pengobatan tradisional untuk penanganan istriku. Kiyai, dukun, orang pintar, tabib, atau apapun sebutannya Berbagai macam cara telah diperaktekan minum ramuan tradisonal, air jampi-jampi, pijat, rukiah, dan masih banyak lagi. Tak jarang metode pengobatan yang dilakukan kadang-kadang agak membahayakan pisiknya seperti dimandikan tengah malam. Tapi semua itu tak ada hasilnya.
3
LATAR BELAKANG Kami sekeluarga mengalami kelelahan mental, spiritual, tenaga dan keuangan. Bahkan mungkin sudah mendekati putus asa. Disatu sisi, kami bukan tidak mencari informasi terkait istriku dari pendekatan medis. Disaping minimnya informasi terkait apa itu gangguan jiwa, juga masih ada penyangkalan pada kami dan perasaan malu kalau seandainya benar istriku mengalami gangguan jiwa. Sampai pada satu hari di 2012, akhirnya aku menyerah. Aku minta ijin kepada orang tua untuk membawa istriku ke rumah sakit Dan akirnya disitulah aku mendapat jawaban tentang penyakit istriku Dia menderita Bipolar. Mulailah aku mendampingi istriku menjalani pengobatan dan mulai mengedukasi keluarga yang lain terkait penyakit yang diderita istriku. Dan dalam waktu yang tak terlalu lama, istriku sudah bisa mengendalikan gejala-gejala penyakitnya.
4
AYO KITA BERBUAT Dari pengalaman pribadi ini, ada keinginan untuk berbagi cerita dan pengalaman sehingga di tahun yang sama, dengan beberapa teman saya mendirikan yayasan wana wani wauh yang salah satu kegiatannya adalah memberikan pemahaman tentang penyakit gangguan jiwa dan pendampingan terhadap para penderita gangguan jiwa di lingkungan kami. Bukan hal yang mudah merubah stigma yang melekat di masyarakat tentang penyakit ini. Apalagi kami hidup dilingkungan dengan tradisi dan kepercayaan yang masih sangat kental akan hal-hal yang bersifat mistis.
5
AYO KITA BERBUAT Sahabat dampingan pertama kami adalah sadeli, seorang penderita skizoprenia. Bahkan untuk meyakinkan kelurganya berproses hampir 3 bulan. Pun ketika orang tuanya mengijinkan untuk dibawa ke rumah sakit. Salah seorang pamanya masih menentang. Tapi akirnya kami bisa membuktikan. Sadeli bisa sembuh dan sekarang bisa beraktifitas layaknya manusia yang lain
6
BELAKANG 2 % Sukadana, 3, Cemplang, 6, Sukarena,6, Pondok Kahuru, 31.
Dari kegiatan pendampingan yang dilakukan, kami menyadari bahwa kami tidak bisa sendiri. Karena penangana penyakit gangguan jiwa ini sedemikian kompleknya. Akhir 2014, dengan melibatkan unsure pemerintahan desa se-kecamatan ciomas, kami mencoba untuk mendata penderita gangguan jiwa yang ada di kecamatan ciomas. Muncul angka 97 orang penderita, 7 diantaranya dipasung, 1 orang karena ditelantarkan sampai hari ini hilang tanpa ada seorangpun yang mengetahui keberadaan dan nasibnya. Angka itu terus bertambah, per 31 oktober 2015 tercatat ada 133 orang penderita 74 diantaranya dalam pengobatan. 30 orang sudah sembuh. Sukadana, 3, 2 % Cemplang, 6, 4,5% Sukarena,6, 4,5% Pondok Kahuru, 31. 23% Sukabares,10, 7,5% Lebk,14, 10,5% Citaman, 12, 9% siketug,20 15% Cisitu, 10, 7,5% Panyaungan Jaya, 10, 7,5% Sukarena,5, 4% Ujung Tebu,12, 9% Sumber: Yayasan Wana Wani Wauh
7
Kami juga melakukan komunikasi dengan pihak kecamatan, puskesmas, polsek,TKSK, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan unsur-unsur yang lain untuk ikut terlibat dalam penanganan masalah kesehatan jiwa. Untuk lebih memudahkan proses komunikasi dengan semua pemangku kepentingan, pada april 2015 kami menggagas pokja penaganan orang gangguan jiwa kecamatan Ciomas yang didalamnya memuat semua unsure dari pemangku kepentingan yang ada di kecamatan ciomas. Pokja ini kami namakan Pokja Manusa Ku Manusa . Pokja ini hadir karena tidak adanya regulasi dan model kelembagaan terkait penanganan masalah kejiwaan masyarakat di kabupaten serang dan provinsi banten
8
Pada november2015 dipasilitasi oleh dinas kesehatan kabupaten serang 40 orang kader kesehatan jiwa masyarakat mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas sekaligus pembentukan forum kader kesehatan jiwa kecamatan ciomas.
9
Penutup Kami hanya mampu melakukan hal kecil di lingkungan kami saja, untuk forum yang lebih besar, untuk kiprah yang lebih besar dan untuk melakukan hal-hal yang besar perlu melibatkan para ahli, praktisi, akademisi, Pemerintah dan para pemangku kebijakan yang lainnya. Semoga lahirnya TPKJM Prov. Banten bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan penaganan kesehatan jiwa masyarakat. Terima Kasih. •
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.