Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Setiabudi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
Dr. Syarif Indra, SpS Bagian Ilmu Penyakit Saraf / RS. DR. M. Djamil Padang
2
Mencakup anamnesa dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Neurologi (Susunan Saraf) Mencakup anamnesa dan pemeriksaan fisik Menentukan diagnosis yang tepat
3
Anamnesa Keluhan utama Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Bahasa pasien
Keterangan singkat Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Menerangkan rincian keluhan utama Bagian yang penting dlm proses D/ Rangkaian anamnesa yang logis Tdk mesti menerima istilah pasien Merupakan keterampilan (skill) dgn latar belakang pengetahuan penyakit
4
Keluhan Sistem Saraf Nyeri kepala Mual dan muntah
Pingsan / tidak sadar Pusing Nyeri Ggn sensasi (parastesi, disestesi atau anastesi) Ggn motorik (berjalan, atropi, ataksia, gerakan involunter, bradikinesia)
5
Ggn visual (diplopia, pandangan kabur, skotoma)
Ggn pendengaran (hilang pendengaran, tinitus) Ggn menelan (disfagia) Ggn bicara dan bahasa (disartria, afasia, disfonia) Keadaan mental (ggn memori, disorientasi, terbelakang mental, ggn tingkah laku, ggn atensi & konsentrasi, letargi, ansietas, ) Disfungsi otonom
6
Riwayat Penyakit Sekarang
Onset keluhan Lokasi Kronologis Severitas Kualitas Faktor yang berhubungan Faktor yang memberatkan dan meringankan
7
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes Gangguan neurologis lain Karsinoma Trauma Intoksikasi Riwayat pengobatan sebelumnya
8
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes
9
Riwayat Pribadi dan Sosial
Riwayat pendidikan dan pekerjaan Narkoba & kebiasaan lain (merokok )
10
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Fungsi sistem saraf Dipandu oleh data dari anamnesa Didapatkan kesan fokal, multifokal dan diagnosa yang logis Dimungkinkan diferensial diagnosa
11
Rangkaian Pemeriksaan
Tingkat kesadaran Kwalitatif Kwantitatif (GCS) 2. Pemeriksaan saraf kranial 3. Pemeriksaan rangsang meningeal 4. Pemeriksaan motorik 5. Pemeriksaan sensorik 6. Pemeriksaan otonom 7. Pemeriksaan koordinasi 8. Pemeriksaan refleks
12
Kwalitatif : Kwantitatif : I. Tingkat kesadaran
Komposmentis, apatis, somnolen, sopour, koma Kwantitatif : GCS :
13
II. Pemeriksaan saraf kranial
Nervus I (Olfaktorius) Fungsi utama : Penghidu – anosmia Test : tutup mata dan tutup satu hidung pembaunan bau spesifik
15
N.I
17
Nervus II (Optikus) Fungsi utama : penglihatan
Test 1. Ketajaman penglihatan 2. Lapangan pandang 3. Funduskopi 4. Refleks cahaya
18
N. II
19
Nervus II (Optikus)
20
N. III, IV, VI N. III, IV and VI N. III, IV and VI
21
Nervi III, IV dan VI = Nervi Okulares
22
N. V N. V
23
Nervus V (Trigeminus)
24
N.VII
25
Nervus VII (Fasialis)
26
Central 7th palsy Peripheral 7th palsy
27
N. VIII
28
Nervus VIII (Oktavus)
29
N.IX
30
N.X
31
Nervus IX, X
32
N.XI
33
Nervus XI (Asesorius)
34
N. XII
35
Nervus XII (Hipoglosus)
36
III. Rangsangan Meningeal
Pasien berbaring telentang Kaku kuduk Fleksikan leher secara pasif Adanya nyeri dan tahanan tanda lesi iritatif Ketika leher fleksi tanda Brudzinski Tanda kernig
37
IV. Pemeriksaan Sistim Motorik
a.Lakukan pemeriksaan menyeluruh dengan menyuruh pasien berjalan, amati langkahnya b.Dapat dikenal apakah ada tanda : Hemiparese, Paraparese Gangguan ekstrapiramidal Gangguan posture atau gerakan involunter
38
c.Perhatikan sistem neuromuskulernya. Apakah ada:
Atrofi Hipertrofi Fasikulasi
39
Pemeriksaan Kekuatan Otot
Banyak cara untuk mengenal kekuatan motorik pasien, secara kuantitatif digunakan sistim skor 5 = normal 4 = mampu melakukan gerakan normal, tapi tidak bisa melawan tahanan maksimal pemeriksa 3 = mampu melakukan gerakan mengangkat ekstermitas / badan, tapi tidak bisa melawan tahanan sedang 2 = mampu melakukan gerakan dua sendi atau lebih, tidak bisa melawan tahanan minimal 1 = hanya bisa menggerakan ujung jari 0 = tidak bisa menggerakan sama sekali
43
Pemeriksaan Tonus Otot
44
V.Pemeriksaan Sistem Sensorik
Pasien harus kooperatif dan patuh Harus dipahami dermatom Mata dalam keadaan tertutup Bandingkan sensasi dermatom kiri dan kanan
45
Defisit sensorik unilateral Defisit sensorik distal ekstermitas
Informasi untuk evaluasi : Defisit sensorik unilateral Defisit sensorik distal ekstermitas Defisit sensorik spesifik dermatom pada radiks Defisit perifer spesifik pada lesi perifer
46
Ada 3 bentuk pemeriksaan sensorik
Sensasi tusukan melalui jalur spinotalamikus Sensasi getaran malalui jalur sensasi lemniskal (kolumna posterior) Sensasi lokalisasi (stereognosis dan graphesthesi)
49
VI. SISTIM KOORDINASI Koordinasi yang baik (keutuhan sistem piramidalis, serebelum, ggl basal dan sistem proprioseptive) Test koordinasi dengan : Finger to finger test Supinasi pronasi test
50
VII. Pemeriksaan otonom
Gangguan neurogen : miksi defekasi
51
VIII. Pemeriksaan Refleks
Reflek fisiologis : Bisep Trisep APR KPR dll Reflek patologis : Babinsky group
55
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.