Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYulia Ida Oesman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
METODOLOGI PEMBIAYAAN UNTUK BAHAN BAKU, PRODUK DAN JASA
2
Pendahuluan Bagian ini menjelaskan proses akuntansi biaya dalam proses ABC. Untuk memahami tekniknya adalah penting untuk mengerti konsep relevan yang telah dibahas sebelumnya. Metodologi yang sama dapat diterapkan ke semua objek-objek.
3
METODOLOGI Langkah dasar yang diterapkan dalam metodologi ini adalah : 1. Tentukan sifat elemen biaya dan analisa diantaranya: biaya langsung yang dapat diukur biaya aktivitas yang dapat diukur biaya yang tidak dapat diukur (biaya yang tidak teralokasi)
4
Hitung semua biaya terukur per aktivitas, bedakan antara kegiatan primer dan sekunder. Pertimbangan harus diberikan terhadap perlakuan biaya tidak terukur. Hal ini dapat berupa terukur terhadap kegiatan lain atau diperlakukan sebagai bagian dari profit margin yang diperlukan.
5
Tentukan pemicu biaya untuk setiap kegiatan dan gunakan pengukuran besar output untuk menghitung besarnya pemulihan aktivitas. Hal ini dapat dilakukan untuk kegiatan primer maupun sekunder.
6
Telusuri semua biaya aktivitas sekunder terhadap kegiatan primer sehingga kombinasi besar aktivitas mencantumkan semua biaya-biaya pendukung. Biaya sekunder ditelusuri terhadap kegiatan primer menggunakan ukuran output.
7
Identifikasi objek-objek biaya mana yang menjadi biaya
Identifikasi objek-objek biaya mana yang menjadi biaya. Kompilasikan daftar kegiatan untuk setiap biaya untuk menjadi objek-objek biaya.
8
Kalikan biaya pemulihan aktivitas dengan jumlah output yang dikonsumsi seperti yang tertera dalam daftar kegiatan. Jumlah biaya terhitung memberikan biaya terukur aktivitas dari objek biaya.
9
Biaya langsung dan biaya tidak terukur (bila berlaku) akan ditambahkan biaya terhitung di atas untuk menghasilkan total biaya dari objek biaya. Biaya langsung seperti biaya material dan packaging biasanya dikaitkan dengan biaya objek tertentu. Biaya tidak terukur dapat ditambahkan ke profit margin.
10
SIFAT-SIFAT BIAYA Untuk pengembangan sistem biaya yang baik adalah penting untuk memahami elemen-elemen biaya dan hubungannya terhadap objek biaya. Biaya tertentu dapat diukur terhadap objek biaya secara langsung yaitu terjadinya biaya merupakan konsekuensi langsung yang paling memungkinkan dari suatu produk atau penyampaian dari suatu jasa. Biaya ini adalah biasanya bahan baku atau biaya lain yang memilki hubungan langsung dengan objek biaya yang disebut biaya langsung (direct cost).
11
Mekanismenya biaya langsung mungkin dapat dibuat terhadap objek biaya (seperti dalam sistem Bill of Material) dan biasanya tidak memunculkan masalah dari pandangan sistem biaya. Biaya terukur dan tidak terukur biasanya perhatian utama dalam sistem pembiayaan karena sistem pembiayaan gagal atau berhasil disebabkan oleh cara pemilahan biaya-biayanya.
12
Sebaliknya dengan sistem pembiayaan tradisional tenaga kerja biasanya tidak dipertimbangkan sebagai biaya langsung dari objek biaya seperti produk tetapi dianggap sebagai biaya yang berkaitan dengan kegiatan. Disebabkan pernyataan ”aktivitas mengkonsumsi sumber dan produk mengkonsumsi aktivitas” kemampuan pengukuran elemen biaya atas aktivitas merupakan perhatian utama sistem ABC.
13
DIRECT COST Pandangan ini memberikan 2 keganjilan penting yaitu:
Direct cost awalnya dipandang sebagai bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya langsung tambah biaya tidak langsung produksi yang terjadi yang membuat persediaan ke kondisi saat ini dan lokasinya digunakan sebagai dasar penilaian persediaan. Pandangan ini memberikan 2 keganjilan penting yaitu:
14
Biaya aktual akan membuat suatu produk ke kondisi saat ini dan posisinya mungkin berbeda dari biaya yang ditetapkan SSAP9 (Statement of Standard Accounting No. 9) (dipahami merupakan biaya manufaktur utama). Biaya aktual logisnya mencantumkan beberapa biaya administrasi, keuangan dan transport. Keganjilan ini timbul sebab anggapan bahwa biaya menciptakan produk harus bersesuaian dengan metode penilaian persediaan. Untuk alasan ini beberapa sistem pembiayaan tidak memiliki maksud lain selain penilaian persediaan. Lagipula sistem pembiayaan harus menginformasikan pimpinan tentang pembiayaan yang terjadi dalam menciptakan suatu produk atau jasa untuk ke kondisi saat ini dan posisinya.
15
Biaya material dipandang sebagai “landed cost”
Biaya material dipandang sebagai “landed cost”. Biasanya merupakan biaya barang yang dibeli, asuransi dan pengiriman namun “landed cost” umapanya tidak mencantumkan biaya aktivitas yang berkaitan dengan penerimaan, handling, penyimpanan atau pemindahan barang-barang untuk dibuat tersedia bagi produksi. Hal yang sama untuk proses pengadaan, biaya yang relevan terhadap semua aktivitas yang terjadi haruslah dicantumkan. Biaya input langsung ke produksi secara logis mencantumkan semua biaya-biaya yang terjadi. Biaya hingga input kedalam produksi dapat dijelaskan pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Biaya Proses Pengadaan MRP activity Buying activity Receiving activity Quality activity Payment activity Storage activity
16
Ringkasan biaya produk tertentu digambarkan pada contoh 3. 1
Ringkasan biaya produk tertentu digambarkan pada contoh 3.1. Untuk beberapa hal keadaan ini dapat dibandingkan dengan konsep landed cost yang tradisionalnya digunakan dalam akutansi tetapi ada juga beberapa perbedaan penting. Landed cost tidak mencantumkan aktivitas administrasi seperti perencanaan produksi, penerimaan atau biaya penyimpanan (yang memasukkan beban biaya). ABC cost dari material ditempatkan dalam produksi dapat diperbaiki menurut Generally Accepted Accounting Practice (GGAP) penilaian persediaan dengan mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang bukan persediaan (yang ditujukkan dalam sistem ABC)
17
Contoh 3.1: ABC cost of material
Purchase cost ex supplier 5000 Material requirements planning 400 Buying activity Receiving activity Quality inspection Payment activity Storage activity Cost of material (transferred) 8000
18
Biaya material biasanya teridentifikasi dengan produk dan dapat diukur menggunaka Bill of Material yang menspesifikasikan bahan baku, komponen atau sub-assembly yang diperlukan untuk menyelesaikan produk. Biaya tenaga kerja masih dapat diukur terhadap produk sebagai biaya langsung.
19
Namun karena persentasenya relatif kecil dari total cost pada kebanyakan perusahaan maka kurang berguna memisahkan besaran biayanya. Tenaga kerja lebih jelas diukur seperti kebanyakan biaya lain yang dikaitkan dengan biaya aktivitas dan kemudian menutupi biaya tenaga kerja melalui besarnya biaya aktivitas.
20
Traceable Cost Traceable Cost dihitung per aktivitas. Kaitan dengan objek biaya diperoleh melalui pengukuran output yang berkaitan yang digunakan untuk menelusuri biaya-biaya tersebut terhadap objek biaya. Hubungan ini berguna karena dapat divalidasi secara scientific dan biasanya cukup dipahami oleh orang yang terlibat dalam kegiatan operasionalnya. Sumber pemicu digunakan untuk menelusuri Traceable Cost kegiatan.
21
Kegiatan dapat diklasifikasi sebagai kegiatan primer atau sekunder
Kegiatan dapat diklasifikasi sebagai kegiatan primer atau sekunder. Biaya ditelusuri terhadap kegiatan primer digunakan untuk menghitung besaran primer yaitu besaran yang tidak mencantumkan biaya sekunder. Biaya kegiatan primer secara langsung berhubungan dengan objek biaya yang biasanya merupakan produk, jasa, atau pelanggan.
22
Kegiatan sekunder seperti pelatihan atau jasa personalia dilakukan untuk mendukung kegiatan primer sehingga biayanya ditutupi dari aktivitas primer. Besaran disebut besaran terpadu dihitung dengan mencantumkan besaran primer yang berisikan unsur biaya sekunder.
23
Non-Traceable Cost Biasanya unsur biaya kecil dan sulit untuk ditelusuri terhadap kegiatan atau objek biaya tertentu. Contohnya mungkin merupakan pengeluaran manajemen umum atau pengeluaran ATK yang kecil seperti biaya pos yang tidak berkaitan dengan kegiatan tertentu pada derajat ketelitian tertentu pula. Pengeluaran sedemikian biasanya kecil hubungannya dengan total pengeluaran (lebih kecil 5% dari total biaya) dan dapat dialokasikan ke objek biaya secara proporsional terhadap biaya lain atau mungkin ditutupi dengan sedikit pertambahan pada target margin.
24
Keadaan di atas diringkaskan dalam gambar 3.2.
COST ELEMENTS DIRECT COST PRIMARY ACTIVITIES SECONDARY ACTIVITIES UNTRACEABLE COST SPECIFIC ACTIVITY - TRACED COST UNTRACED COST COST OBJECTS Gambar 3.2.
25
PROSES ALOKASI DUA TAHAP
Teknik pembiayaan dalam sistem ABC mirip sistem pembiayaan tradisional. Dulunya, teknik pembiayaan dianggap sebagai proses akuntansi dua tahap. Setiap pengeluaran diklasifikasikan ke dalam unsur biaya pada pusat biaya atau departemen biaya. Ini yang disebut sebagai tahap pertama dalam proses alokasi biaya.
26
Tahap kedua dalam proses alokasi meliputi biaya yang telah diagregasi dalam pusat biaya melalui penggunaan recovery base. Keadaan ini dapat digambarkan pada gambar 3.3. COST ELEMENT 1 COST ELEMENT 2 COST ELEMENT 3 (PERSONNEL COSTS) ( POWER AND WATER ) (FACILITIES COST) S T A G E COST CENTRE 1 COST CENTRE 2 1 S RECOVERY BASE RECOVERY BASE T A G E 2 PRODUCTS Gambar 3.3.
27
Kerangka kerja ini pada prinsipnya merupakan tanggung jawab dalam struktur organisasi. Pusat biaya atau departemen biaya merupakan tanggung jawab fungsional dimana sejumlah tugas atau tindakan dikerjakan. Contoh pusat biaya sedemikian dalam lingkungan manufaktur adalah bengkel. Bengkel dapat menyimpan beberapa bentuk peralatan seperti bubut, mesin bor, gilingan. Mungkin juga diawasi oleh seorang manajer dan beberapa mandor.
28
Biasanya berbagai macam biaya terjadi untuk pusat biaya sedemikian, seperti biaya personalia, power, depresiasi, dan barang-barang konsumsi. Biaya-biaya ini diagregasi untuk pusat biaya sebagai satu kesatuan. Tradisinya, recovery base biaya dari pusat biaya bisa dari tenaga kerja atau jam mesin yang pada awalnya kelihatan logis.
29
Besar pusat biaya dinyatakan sebagai Rp/tenaga kerja atau jam mesin (untuk pusat biaya keseluruhan). Berdasarkan jumlah jam (tenaga kerja atau mesin) yang diserap produk, biaya ini kemudian dialokasikan ke produk menggunakan average recovery rate.
30
Sehubungan dengan berbagai tindakan (kegiatan) dan biaya ditemukan di dalam pusat biaya, besaran pusat biaya digunakan dalam sistem pembiayaan tradisional akan berhubungan dengan beberapa bentuk output dan besarnya mungkin tidak mencerminkan sifat-sifat dari tindakan yang dilakukan.
31
Beberapa argumen diajukan mengapa bentuk pendekatan ini tidak memberikan pembiayaan produk yang akurat. Pertama, tidak adanya homogenitas antara kegiatan yang dikerjakan dalam pusat biaya. Pada contoh di atas sekurang-kurangnya biaya bubut, pengeboran, dan penggilingan serta supervisi perlu dipisahkan. Bubut, penggilingan, dan pengeboran dipertimbangkan sebagai kegiatan primer, yaitu langsung berhubungan dengan produk atau objek biaya. Kegiatan supervisi melayani kegiatan primer dan biayanya harus ditutupi melalui kegiatan primer.
32
Kedua, struktur biaya kegiatan perlu dianalisa untuk menentukan komponen/unsur biaya utama dan untuk memperoleh pemahaman pola perilaku biaya kegiatan. Penentuan homogenitas biaya merupakan langkah penting di dalam analisa biaya tertentu. Pola perilaku dapat menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan biaya kegiatan dapat berubah yang juga mungkin merupakan petunjuk apa yang memicu biaya menjadi naik atau turun.
33
Beberapa faktor pada tahap ini memberikan alasan terjadinya variasi biaya seperti set-up mesin, kompleksitas tugas, dan volume produk yang harus dibuat. Biaya aktivitas cenderung menjadi sekumpulan biaya yang homogen yang diakibatkan oleh output tunggal seperti set-up kegiatan atau kegiatan produksi tertentu.
34
Pertimbangan umum di dalam penelusuran biaya terhadap produk adalah penggunaan pengetahuan tentang perilaku biaya yang ditunjukkan oleh pengukuran output. Adalah logis apabila terdapat penyebab khusus keberadaan biaya, faktor penyebab digunakan untuk menelusuri biaya aktivitas produk.
35
Aktivitas tidaklah selalu sesuai dengan struktur tanggung jawab, kadang-kadang masuk dalam batasan rentang fungsional. Contohnya adalah bagian Quality Control yang bisa saja ada pada seluruh organisasi. Maka aktivitas tidak dapat dipersamakan terhadap pusat biaya.
36
Aksioma tentang ABC dapat dideduksi dari alasan-alasan di atas sebagai berikut.
Aktivitas mengkonsumsi sumber seperti tenaga kerja, listrik, biaya fasilitas, dll. Produk mengkonsumsi aktivitas seperti pahat dan pengeboran.
37
Yang dapat digambarkan pada gambar 3.4.
PRODUCTS / SERVICES COST ELEMENT 1 2 3 ACTIVITY CENTRE 6 5 4 OUTPUT MEASURE Gambar 3.4.
38
Dari gambar 3.4. jelas bahwa ABC memerlukan lebih banyak analisa bisnis yang rinci dibandingkan sistem tradisional. Juga penyebab perubahan biaya yang ada digunakan untuk menelusuri biaya produk (merupakan pandangan yang sangat sederhana dari Sistem ABC dan mengasumsi bahwa semua kegiatan adalah kegiatan primer). Prakteknya, kegiatan sering didefinisikan menurut struktur tanggung jawab fungsional dan mekanisme keterkaitan lainnya digunakan apabila kegiatan rentang organisasi terbatas.
39
Sebagaimana bisnis bergerak menurut struktur tanggung jawab berorientasi proses, maka definisi struktur kegiatan juga mengembangkan karakteristik yang berbeda. Metode alokasi dua tahap seperti yang digunakan dalam pembiayaan tradisional, masih juga digunakan di dalam ABC. Dalam tahap pertama biaya ditelusuri atas kegiatan dan dalam tahap kedua ditelusuri melalui pengukuran output objek biaya.
40
WASTAGE Salah satu tujuan utama Sistem ABC adalah membantu manajemen menentukan biaya terendah yang memungkinkan dimana produk atau jasa dibuat. Sifat ini menyatakan tidak adanya wastage dalam bentuk apapun yang diizinkan untuk ada di dalam perusahaan. Wastage dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berlebih dan di atas jumlah minimum sumber dan waktu dasar absolut untuk menambahkan nilai terhadap objek biaya (dari pandangan pelanggan).
41
Wastage merupakan salah satu faktor biaya yang paling penting di dalam organisasi dan tidak diperdapat pada kebanyakan sistem akuntansi tradisional. Sistem ABC dan M tidak hanya mencoba mengukur wastage tetapi juga mengintegrasikan konsep ini ke dalam sistem akuntansi dengan membuatnya sebagai sesuatu yang khusus dan biaya yang dapat diatur.
42
Identifikasi dan pengukuran Cost of Wastage adalah masalah tertentu dari kebanyakan perusahaan. Bentuk wastage tertentu jelas seperti material and capacity waste. Yang lain agak sulit untuk mendeteksinya seperti time wastage atau ketidak-efektifan penggunaan sumber. Wastage dapat dideteksi pada berbagai macam level, misalnya level unsur biaya, level aktivitas, atau level fasilitas. Ini merupakan masalah bisnis khusus dan jauh dari implikasi akuntansi. Pentingnya wastage management jelas tergantung pada pengaruh langsung terjadinya profitabilitas.
43
PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU
Contoh 3.2. Extract from general ledger of a Company Raw material purchases Salaries and wages Power Stationery Rent Depreciation
44
Step 1 – Analisa kedalam pusat biaya
Langkah pertama dalam proses pembiayaan bersesuaian dengan tahap pertama dalam proses 2 tahap yang diuraikan sebelumnya. Pada langkah ini biaya-biaya harus ditelusuri terhadap pusat biaya kegiatan masing-masing. Keadaan ini biasanya dilakukan pada saat pencatatan transaksi dasar (seperti akutansi pusat biaya). Informasi berikut dibuat dalam kaitannya dengan buku besar diatas.
45
Raw materials Tiga bahan baku yang digunakan dalam proses manufaktur X yaitu A,B dan C. masing-masing pembelian adalah sebagai berikut : A B C
46
Salaries and Wages Sistem penggajian dan pengupahan mempunyai fasilitas untuk menganalisa dan mengalokasi biaya-biaya ini terhadap berbagai pusat biaya dan berikut contoh : MRP (2) Buying (1) Receiving (3) Quality inspection (3) Stores (4) Personnel department (3) Accounting (2) Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam setiap aktivitas dinyatakan dalam kurung diatas
47
Power £ MRP 1 000 Buying 500 Receiving 3 000 Quality inspection 1 200
Dimanapun listrik menggambarkan unsur biaya signifikan namun penting bagi perusahaan untuk menginvestasi sistem meteran untuk mengukur konsumsi power untuk pusat kegiatan yang lebih penting. Dengan jalan lain bagian teknisi dapat diminta untuk mempersiapakan alokasi biaya yang layak berdasarkan kapasitas peralatan terpasang, pemakaian peralatan begitu juga beban kerjanya. MRP Buying Receiving Quality inspection Storages Personnel Accounting
48
Stationery Biaya ini dapat diberikan untuk setiap objek biaya yang menggunakan ATK sebagai suatu tambahan persentase yang kecil dari biaya atau dapat ditutupi oleh produk margin. Namun apabila ATK khusus seperti biaya pencetakan dapat diukur terhadap aktivitas tertentu, keadaan ini harus dilakukan. Biaya pencetakan order pembelian atau tanda terima barang dapat diukur langsung terhadap kegiatan bersesuaian seperti pembelian atau penerimaan.
49
Rent Sewa dapat diukur terhadap berbagai pusat kegiatan yang sebanding dengan luas lantai yang disewa. Berikut diasumsi adanya pembagian biaya rental MRP Buying Receiving Quality inspection Stores Personnel Accounting
50
Depreciation Depresiasi akan diukur berdasarkan investasi dari aset yang terdepresiasi untuk setiap pusat kegiatan. Biasanya informasi ini tersedia dari pencatat harta tetap (Fixed Asset Register). Diasumsi biaya-biaya berikut : MRP Buying Receiving Quality inspection Storages Personnel Accounting
51
Activity cost matrix Dari informasi diatas matriks biaya aktivitas berikut disajikan : 29 500 32 100 28 000 18 700 15 600 11 800 25 500 Total 3 000 500 10 000 2 000 6 000 1 000 4 000 Depreciation 900 800 600 300 Rent 1 200 Power 25 000 30 000 12 000 15 000 20 000 Salaries Accounting Personnel Storage Quality Receiving Buying MRP Cost element Matriks ini tentunya masih bisa dikembangkan untuk keseluruhan perusahaan dan contoh ini hanya merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bahan baku.
52
STEP 2 – DETERMINATION OF OUTPUT MEASURES
MRP Number of material plans done Buying Number of purchase orders Receiving Number of goods received notes Quality inspection Number of quality inspections Storage Number of square metres of space Personnel Number of people employed
53
Actual output Metode ini menggunakan actual output dari pengukuran output tertentu selama periode tertentu menurut pertimbangan untuk mengukur atau menentukan besarnya output. Hasilnya kesemua biaya ditutupi oleh objek biaya. Dengan memvariasikan besarnya utilisasi kapasitas dari periode ke periode akan menghasilkan besarnya recovery rate yang berfluktuasi (kadang-kadang dramatis). Tetapi tidak menggambarkan biaya kapasitas yang menganggur yang ada dalam aktivitas tertentu yang besarnya objek biaya juga berfluktuasi secara dramatis.
54
Capacity Setiap kegiatan mempunyai batas kapasitas tertentu dan ini digunakan untuk menentukan besarnya recovery rate. Pengaruhnya recovery rate akan konsisten dari periode ke periode dan biaya ketidakpenggunaan atau kapasitas yang menganggur yang secara khusus dilaporkan akan dihitung. Kapasitas yang menganggur akan menghasilkan wastage. Objek biaya juga tidak akan bervariasi secara dramatis. Metode yang belakangan ini tidak diinginkan dan akan diikuti dalam teks ini
55
Pada contoh diatas kapasitas berikut untuk kegiatan yang relevan diasumsi:
MRP plans (for 3 raw material items) Buying purchase orders Receiving GRNs Quality inspection inspections Storage square metres Personnel personnel members
56
Step 3 – Determination Of Activity Rates
Besarnya aktivitas ditentukan menggunakan matriks biaya aktivitas diatas dan informasi pengukuran output. Besarnya rate dihitung sebagai berikut: Activity cost per unit =
57
Diaplikasikan kecontoh diatas besarnya rate kegiatan adalah sebagai berikut:
MRP = 25500/ = £510 per plan MRP per material = 510/ = £170 per material Buying = 11800/ = £ 11,80 per purchase order Receiving = 15600/ = £ 7,80 per GRN Quality inspection = 18700/ = £ 12,47 per inspection Storage = 28000/ = £ 28 per square metre Personnel = 32100/ = £ 321 per personnel member
58
Besarnya rate diatas menggambarkan rate primer dari berbagai kegiatan tapi tidak menunjukkan biaya sekunder. Pada contoh diatas dapat dipertimbangkan sebagai kegiatan primer dan seknder relatif terhadap objek biaya bahan baku:
59
Primary activities MRP Buying Receiving Quality inspection Storage Secondary activities Personnel Accounting
60
Besarnya biaya aktivitas haruslah memberikan gambaran biaya aktivitas sekunder seperti (menurut definisi) dikerjakan untuk mendukung aktivitas primer. Pada contoh ini biaya aktivitas personalia dan akuntansi harus ditelusuri terhadap masing-masing kegiatan primer yang dilakukan.
61
Menggunakan pengukuran output yang sesuai dari kegiatan personalia (sejumlah anggota personalia) biaya ini harus ditelusuri terhadap aktivitas primer yang berkesesuaian berdasarkan jumlah anggota personil yang dipekerjakan pada masing-masing kegiatan (seperti yang ditunjuk dari contoh sistem penggajian dan pengupahan).
62
Biaya kegiatan akuntansi dipertimbangkan sebagai biaya tidak tertelusuri sehingga sebagai dasar perhitungan dilakukan estimasi. Biaya kegiatan personalia dapat ditelusuri terhadap kegiatan primer sebagai berikut: MRP x £321 = £ 642 Buying x £321 = £ 321 Receiving x £321 = £ 963 Quality Inspection 3 x £321 = £ 963 Storage x £321 = £1284
63
Besarnya rate aktivitas primer dihitung ulang untuk menutupi biaya-biaya ini, hal ini dapat dilakukan dengan mengambil sruktur biaya dari matriks kegiatan diatas Activity Primary Cost Secondary Cost Total Cost Output Measure units Combined rate MRP 25500 642 26142 50 £522,84 Buying 11800 321 12121 1000 £12,12 Receiving 15600 963 16563 2000 £8,28 Quality 18700 19663 1500 £13,11 Storage 28000 1284 29284 £29,28 Perhatikan untuk contoh biaya perencanaan kebutuhan material saat ini adalah £522,84 yang beralwanan dengan besarnya rate primer sebesar £510
64
Step 4 Kompilasi Daftar Kegiatan
Sesekali besarnya activity rate ditetapkan maka rate dapat digunakan untuk menghitung biaya objek biaya tertentu. Namun, konsumsi aktivitas oleh berbagai objek biaya perlu diketahui. Pola konsumsi diuraikan dalam daftar kegiatan.
65
Umpamanya daftar kegiatan untuk 3 bahan baku yang dipertimbangkan sebagai berikut:
Activity A B C MRP 2 Buying 24 16 60 Receiving 80 240 Quality 40 Storage 50 150 500
66
Struktur ini menunjukkan, umpamanya material A menyatakan bahwa 2 rencana produksi diperlukan per periode, 24 order pembelian diperlukan, 80 tanda terima barang dikeluarkan, 80 pengujian kualitas yang dilakukan dan 50 m2 penyimpanan diperlukan untuk persediaan.
67
Step 5 – Perhitungan Objek Biaya
Biaya dari 3 bahan baku dihitung sebagai berikut: Activity A B C MRP (2 x £522,84/3) 348.56 Buying (24 x £12,12) 290.88 193.92 727.20 Receiving (80 x £8,28) 662.40 496.80 Quality (80 x £13,11) 314.64 524.40 Storage (50 x £29,28) 1464 4392 Total "add-on" cost Direct material cost 100000 60000 Raw material cost Units purchase 20000 30000 40000 Cost per unit £5.19 £2.19 £1.46
68
RINGKASAN Langkah diatas dapat diringkaskan pada jadwal berikut:
PRIMARY SECONDARY Cost element MRP Buying Receiving Quality Storage Personnel Salary 20000 10000 6000 15000 12000 30000 Power 1000 500 3000 1200 4000 800 Rent 300 600 2000 Depreciation Total 25500 11800 15600 18700 28000 32500 Secondary cost 642 321 963 1284 -32100 reallocation Total Cost 26142 12121 16563 19663 29284 Output measure 50 x 3 1500 Recovery rate 174.28 12.12 8.28 13.11 29.28 BOA - Mat A 2 24 80 50 add-on cost £348.56 £290.88 £662.4 £1048.8 £1464
69
Keadaan ini dapat dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan pada langkah-langkah diatas untuk material A. proses yang sama dapat diikuti untuk objek biaya lainnya seperti produk, proses, pemasaran atau jalur saluran distribusi, pelanggan, dan lain-lain.
70
DETERMINING THE COST OF MANUFATURED PRODUCTS
Prinsip ABC lebih lanjut dapat ditunjukkan dengan menghitung biaya manufaktur produk X. dengan meneruskan contoh, produk X mengandung material A (2 unit). Produk dibuat pada bengkel dengan 3 tahap dimulai dengan pemotongan pada gergaji kemudian pembubutan dan terakhir pembuatan lobang. Baik penggergajian dan pembubutan memerlukan beberapa set up mesin. Produk dipotong dalam 50 batch pada gergaji dan setiap batch memerlukan setengah jam untuk dikerjakan.
71
Gergaji disetup oleh robot dan waktu setup diabaikan (sama seperti mesin pengeboran). Waktu setup pembubutan biasabya 0,2 jam per setup dan 10 % total jam operasi. Produk X menyerap 2 menit untuk dibubut dan setup mesin diperiksa sesudah setiap 1000 produk. Setiap produk memerlukan 3 lobang untuk di bor dan kapasitas bor adalah 60 lobang perjam. Kapasitas praktis mesin adalah 160 jam per periode per mesin (semua mesin). Diasumsi produk X hanya produk yang dibuat pada bengkel.
72
Biaya berikut yang terjadi pada bengkel adalah:
Salaries and wages £50100 Power Depreciation Machine tools Cleaning material Rent Maintenance £123900
73
Informasi tambahan berikut diberikan:
Salary and wages Seorang supervisor berpenghasilan £5100 per bulan dipekerjakan untuk melihat keseluruhan departemen. Staf menyarankan dan masing-masing gaji rata-rata per operator adalah sebagai berikut: Penggergajian (3) 2000 Bubut (6) 3000 Pengeboran (8) 2625 Setiap operator ditempatkan pada satu mesin. Biaya yang berhubungan dengan orang kedua akan tetap sama seperti contoh 3.1 (yaitu £320 per orang)
74
Power Biaya kelistrikan terdiri dari biaya kapasitas listrik (KVh) sebesar £6000 dan biaya konsumsi (KWH) sebesar £ Penggergajian mempunyai kapasitas maksimum sebesar 3000 KVh, kemudian bubut mempunyai kapasitas 6000 KVh dan pengeboran 1000 KVh. Keadaan ini dipertimbangkan sebagai dasar yang adil untuk penulusuran biaya KVh atas mesin. Konsumsi didasarkan pada jam pengoperasian yang ditaksir sebagai berikut: Gergaji (820 batches) 400 jam (7,5 Kw/hr) Bubut jam (10 Kw/hr) Mesin bor jam (15 Kw/hr)
75
Depreciation Menurut pencatat harta tetap adalah sebagai berikut:
Gergaji 4000 Bubut 8000 Mesin bor 2000
76
Machine tools expensed
Data peralatan mesin dibuat selama bulan: Gergaji Bubut Mesin bor 5000
77
Cleaning material and rent
Menurut pengawas bengkel luas lantai yang ditempati oleh berbagai mesin adalah sama dan jumlah bahan pembersih yang dihabiskan per mesin adalah hampir sama. Maintenance Sistem perawatan terencana merupakan biaya operasi dan perawatan yang dibebankan ke bengkel berdasarkan jam pengoperasian.
78
Tujuan sistem ABC adalah:
Menentukan biaya manufaktur produk pada departemen ini (25000 produk yang benar-benar dibuat. Hitung semua bentuk buangan (wastage) yang terjadi.
79
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK
Prosedur untuk mencapai tujuan ini adalah: PERHITUNGAN BIAYA PRODUK Step 1 – Determination of activity cost matrix (ACM) Sebelum ACM dibuat kegiatan yang relevan perlu didefinisikan. Pada contoh diatas adalah beralasan bahwa kegiatan berikut harus didefinisikan:
80
Primary activities Secondary activities Cutting Supervision Turning
set-up (10%) operating (90%) Drilling Secondary activities Supervision Personnel set-up (10%) operating (90%) Drilling
81
ACTIVITY COST MATRIX (Primary activities only)
Cost element Cutting Turning Set-up Turning Op. hrs Drilling 10% 90% Salaries 6000 1800 16200 21000 Power -KVh 360 3240 600 -KWH 300 90 810 Depreciation 4000 800 7200 2000 Machine tools 3500 8500 5000 Cleaning material 1200 1600 Rent 900 180 1620 2700 Maintenance 9000 12000 Primary Cost 21100 3230 47770 46700 Catatan: masih diperdebatkan bahwa peralatan mesin dan bahan pembersih hanya akan diperlukan bilamana mesin dioperasikan dan tidak diperlukan selama set up.
82
Step 2 – Determination of output measures
Cutting Dapat diperdebatkan bahwa jumlah batch mungkin merupakan pengukuran output. Haruslah jumlah batch yang sama besarnya yang harus dibuat, jumlah batch mungkin berkolerasi dengan jumlah mesin. Batch yang tidak benar-benar digunakan akan menghasilkan buangan dan harus diukur secara terpisah, apabila keadaan ini sering terjadi batch terencana untuk 1 bulan adalah 3 mesin x 160 x 2 (batch per jam) = 990 batch.
83
Turning operating hours
Turning setup Pengukuran output dalam hal ini adalah jumlah setup yang paling memungkinkan. Jumlah setup sebesar 10% dari (6 x 160 jam) = 96 jam atau 480 set up. Turning operating hours Pengukuran output adalah jumlah jam mesin yang memungkinkan sebesar 90% dari 960 yaitu 864 jam operasi. Drilling Pengukuran output adalah jumlah lobang yang mungkin dibuat. Kapasitas pelobangan adalah 8 mesin x 160 jam/mesin x 60 lobang/jam = lobang. Angka ini juga dapat dinyatakan dalam bentuk jam mesin.
84
Personnel Cost Supervisory Cost
Sama dengan contoh sebelumnya merupakan jumlah orang yang dipekerjakan dalam setiap aktivitas. Supervisory Cost Paling mungkin berkaitan dengan jumlah orang yang diawasi (kadang-kadang kompleksitas tugas yang dikerjakan).
85
Step 3 – Calculation of activities rates
Primary cost rates Sama dengan contoh sebelumnya activities rates dapat ditentukan sebagai berikut: Cutting /960 = £21,98 / batch Turning set up 3230/480 = £ 6,73 / batch Turning operating hours 47770/864 = £55,29 / batch Drilling /76800 = £ 0,608 / batch
86
Combined cost rates Activity Primary cost Personnel cost
Supervision cost Total cost Output measure Combined rate Cutting £21100 £963 £900 £22963 960 £23,92 Turning s/u 3230 193 180 3603 480 7,51 Turning op 47770 1733 1620 51123 864 59,17 Drilling 46700 2568 2400 51668 76800 0,67 £118800 £5457 £5100 £129357
87
Step 4 – Compilation of bill of activities
Daftar kegiatan untuk 1 produk akan ditentukan oleh pengamatan konsumsi kegiatan oleh produk. Keadaan ini dapat berupa sebagai berikut: Per batch (50) 25000 units Cutting 1 batch 500 batches Turning s/u 1 set-up 500 set-ups Turning op 1,67 hours (50x2/60) 833 hours (25000x2/60) Drilling 3 hoes x 50 75000 holes (25000x3holes)
88
Step 5 – Calculation of Product Cost
Cost of product X per batch (50) 25000 units Material cost 519 25000 x 2 259500 Cutting 23,92 500 £23,92 11960 Turning s/u 7,51 500 x £7,51 3755 Turning op hr 98,62 1,67x£59,17) 833 x £59,17 49289 Drilling 100,5 (50x3x67p) 75000 x p67 50250 Cost of 25000units 749,55 374754 50 Cost per units £ 14,99
89
2. CALCULATION OF WASTAGE
Perhitungan buangan merupakan unsur yang sangat penting didalam sistem ABC & M. buangan dapat berupa material, tenaga kerja, kapasitas atau lain-lain. Dalam hal ini buangan di ukur dalam bentuk kapasitas. Biaya dihitung sebagai berikut: Bandsaws (960-50) x £23,92 1103 Lathes - set-up ( ) x £7,51 -150 -operating ( )x £59,17 1834 Driling Machine ( )x67p 1206 Total capacity wastage 13983 Per unit (÷25000) 0.56p
90
Hal ini menyatakan bahwa 56p per produk hilang akibat kapasitas yang terbuang maka biaya produk sebenarnya £14,99+56p=£15,55. Direkomendasikan bahwa sistem pembiayaan menghitung dengan dan tanpa buangan. Keadaan ini menarik perhatian manajemen terhadap penghematan biaya apabila buangan di eliminasi.
91
Perbaikan Material cost £129500 Total cost (per contoh) 123900
Biaya personil (17xR321) Biaya unit Biaya per unit £ 15,55
92
Kesimpulan Bab ini menjelaskan perhitungan biaya dari 2 objek biaya penting yaitu bahan baku dan produk manufaktur juga menjelaskan sifat biaya (langsung, teruku dan tidak terukur) dan menggambarkan bagaimana perbedaan bentuk biaya yang diperlakukan dalam sistem ABC. Bagian ini menjelaskan dasar-dasar prinsip ABC yaitu aktivitas mengkonsumsi sumber dan produk mengkonsumsi aktivitas. Prinsip ini kemudian digunakan dalam langkah-langkah yang jelas untu melakukan perhitungan biaya bagi kedua objek biaya. Sistem ABC juga menunjukkan bahwa biaya yang pada sistem tradisional dipertimbangkan sebagai general overhead yang pada kenyataannya dapat diukur ke objek biaya seperti material dan produk
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.