Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERAWATAN PADA KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERAWATAN PADA KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL"— Transcript presentasi:

1 PERAWATAN PADA KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL
KEPANITERAAN PERIODONSIA BLOK I/3SKS/KGP 5904 oleh drg. Suryono, Ph.D. Powerpoint Templates

2 PENGENDALIAN STATUS KEBERSIHAN MULUT
Pengendalian kebersihan mulut dimulai dengan mengendalikan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya penyakit inflamasi pada jaringan yaitu plak.

3 KONTROL PLAK PROSEDUR PLAK KONTROL 1. Penyikatan gigi 2. Zat Pewarna Plak (Tablet atau larutan disklosing) 3. Pembersihan Daerah Proksimal 4. Dental Floss (Benang dan Pita Pembersih Gigi) 5. Pembersihan Interdental 6. Alat Irigasi / berkumur dengan obat kumur

4 PENYULUHAN TENTANG PLAK KONTROL
Memberikan pengetahuan pada pasien tentang penyakit gigi dan tujuan dari plak kontrol terhadap kebersihan mulutnya. Pasien perlu belajar apa yang harus mereka lakukan. Membuat instruksi dan petunjuk yang sederhana untuk mempraktikan plak kontrol dan melatih ketrampilan tangan dalam hal pembersihan plak untuk kesehatan mulutnya. Memotivasi pasien, dengan bantuan dan dorongan terus menerus, hampir semua pasien dapat dimotivasi untuk mempraktikan higiene mulut yang lebih baik. Tetap mengamati dan mengawasi, tidak peduli bagaimana baiknya pasien mempraktikan plak kontrol setelah instruksi awal, evaluasi ulang tetap dibutuhkan untuk membantu mempertahankan hasil yang baik.

5 SCALING Prinsip Scaling dan Root Planing
Scaling adalah prosedur pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan supragingiva dan subgingiva Root planing adalah prosedur pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga diperoleh permukaan akar gigi yang mulus dan bersih.

6 Tujuan utama dari scaling dan root planing
Meningkatkan kesehatan gingiva dengan mengambil elemen penyebab inflamasi gingiva yaitu plak, kalkulus, endotoksin dari permukaan gigi.

7 Instrumen periodontal dalam prosedur scaling dan root planing manual
Probe periodontal Periodontal eksplorer Instrumen scaling: manual dan ultrasonic scaler, root planing, dan kuret Instrumen cleansing dan polishing : Brush,pumice, pasta,

8 1. Probe periodontal Probe periodontal digunakan untuk mengukur kedalaman dan menentukan konfigurasi poket. Gambar Cara menginsersi probe periodontal

9 Tipe probe periodontal
Probe Marquis berkode warna. Kalibrasi setiap seksi yaitu 3 mm. Probe UNC-15, probe dengan panjang 15 mm, dengan setiap 1 mm diberi tanda dengan kode warna setiap 5 mm, 10 mm, dan 15 mm. Probe “O” Universitas Michigan, dengan tanda Williams yaitu pada 1, 2 ,3, 5, 7, 8, 9, 10 mm. Probe Michigan “O” dengan tanda pada 3, 6, 8 mm. Probe WHO dengan tip 0,5 mm bentuk bola, dan tanda milimeter pada 3,5, 8,5, dan 11,5 mm dan kode warna dari 3,5 sampai 5,5 mm.

10 Lima tipe eksplorer. A. #17 B. #23 C. EXD 11-12 D. #3 E. #3CH Pigtail
2. Eksplorer Eksplorer digunakan untuk mendeteksi adanya kalkulus subgingiva dan karies, dan dapat mengecek kemulusan permukaan akar setelah root planing. Lima tipe eksplorer. A. #17 B. #23 C. EXD D. #3 E. #3CH Pigtail

11 Insersi dua tipe dari eksplorer dan probe periodontal dalam poket untuk deteksi kalkulus
Keterbatasan eksplorer pigtail dalam poket dalam Insersi eksplorer #3 Keterbatasan eksplorer #3 D. Insersi probe periodontal

12 3. Instrumen scaling dan root planing manual
Lima instrumen scaling dasar A. kuret B. sickle C. file D. chisel E. Hoe

13 Sickle scalers Karakteristik dasar dari sickle scalers yaitu bentuk triangular, double-cutting edge, dan pointed tip.

14 Penggunaan sickle scalers
Sickle scalers digunakan untuk pengambilan kalkulus supragingiva

15 Adaptasi subgingiva pada akar gigi lebih baik dengan kuret dibandingkan dengan sickle f. facial dengan sickle l. lingual dengan kuret

16 KURET Karakteristik dasar dari kuret yaitu blade bentuk seperti sendok, dengan tip membulat.

17 Schwartz Periotriever
Schwartz Periotriever merupakan satu set instrumen yang terdiri dari dua alat yang double-ended, instumen yang mengandung banyak magnet, didesain untuk mengambil instrumen yang rusak atau pecah dalam poket periodontal.

18 Gambar Schwartz Periotriever adanya pecahan instrumen yang melekat pada tip magnetik Schwartz Periotriever

19 4. Instrumen plastik untuk implant
Scaling dan root planing pada gigi implant dianjurkan instrumen plastik dibandingkan dengan instrumen logam, untuk mencegah adanya kerusakan permanen atau goresan pada implant.

20 Hoe scalers Hoe scalers digunakan untuk scaling kalkulus yang melekat seutuhnya pada gigi atau membentuk lingkaran.

21 Files Fungsi utama files adalah untuk memecahkan deposit kalkulus yang besar. Namun pada penggunaan yang tidak benar dapat menyebabkan permukaan akar gigi menjadi kasar, oleh karena itu file tidak cocok untuk fine scaling dan root planing.

22 Chisel scalers Chisel scaler didesain untuk permukaan proksimal gigi dengan ruang yang sempit. Chisel biasanya digunakan pada bagian anterior gigi. Chisel merupakan instrumen yang double-ended dengan curved shank pada satu ujung, dan ujung yang lain shank lurus.

23 Quentin Furcation curettes
Quentin Furcation curettes merupakan hoes degan bentuk setengah bulan yang dangkal, dapat adaptasi dengan baik dengan atap atau lantai furkasi. Tip alat ini juga beradaptasi baik dengan depresi developmental pada bagian dalam akar. Instrumen ini dapat menghilangkan kalkulus dari area yang furkasi yang sulit dicapai oleh kuret mini-blade sekalipun.

24 Diamond-Coated Files Rubber cups Bristle brushes Dental tape
File berlapis intan merupakan instrumen yang digunakan untuk finishing akhir pada akar gigi. Rubber cups Rubber cups digunakan dengan handpiece dengan sudut profilaksis yang khusus. Bristle brushes Brush digunakan dengan handpiece beserta pasta polishing. Dental tape Dental tape disertai pasta polishing, digunakan untuk polishing permukaan proksimal gigi yang tidak dapat diakses oleh instrumen polishing yang laen. Air-powder polishing Air-powder polishing yaitu prosedur polishing menggunakan udara dari air hangat dan sodium bikarbonat.

25 Prosedur scaling dan root planing
Deteksi Kalkulus Deteksi kalkulus dengan pemeriksaan visual dan penggunaan eksplorer. Scaling manual Proses pengambilan deposit dengan alat instrumentasi manual dengan tenaga yang dihasilkan dari kekuatan jari dan tangan operator. Alat instrumentasi : Sickle scaler Kuret Hoe, Chisel, dan File scaler. Scaling dengan menggunakan alat ultra Sonic Scaler (USS) Polishing Polishing merupakan prosedur menghaluskan permukaan gigi bagian supragingiva setelah prosedur scaling. Alat instrumentasi : handpiece, low speed, bisa menggunakan rubber cup atau brush.

26 KURETASE Kuretase adalah tindakan membersihkan jaringan lunak pada bagian dalam dinding poket dari jaringan granulasi/nekrotik dengan tujuan mengganti jaringan granulasi pada dinding poket dengan luka yang segar, luka tersebut akan merangsang aktivitas pagositosis unutk meresorbsi toksin dan jaringan nekrotik sehingga dapat menyembuhkan jaringan dan keradangan.

27 Mekanisme KURETASE Dengan membersihkan semua jaringan granulasi/ulserasi maka keradangan akan mereda. Hal tersebut diikuti dengan berkurangnya eksudat radang, dan akan menyebabkan pengkerutan gingival. Dengan membersihkan jaringan granulasi/nekrotik pada dinding jaringan lunak serta permukaan akar maka akan terjadi perlekatan kembali antara gingival dengan permukaan gigi.

28 INDIKASI Suprabony pocket dengan dinding yang edematous.
Beberapa jenis gingivitis kecuali gingival enlargement.

29 KONTRA INDIKASI Poket dengan dinding gingiva yang fibrotik. Bila dinding gingiva menunjukkan tanda-tanda fibrotik maka setelah kuretase tidak terjadi pengkerutan jaringan gingiva. Poket yang dalam, dimana lapangan penglihatan kita akan terbatas pada waktu melakukan skaling dan kuretase. Keterbatasan tersebut menyebabkan kemungkinan tertinggalnya sisa-sisa kalkulus/nekrotik semen atau jaringan granulasi dalam poket tersebut.

30 GINGIVEKTOMI DEFINISI Carranza (2006) : eksisi gingival
Manson and Eley (1993) : penghilangan seluruh dinding jaringan lunak pada poket. TUJUAN Menghilangkan poket gingival dengan cara melakukan reseksi jaringan gingival.

31 Indikasi Gingivektomi Manson and Eley (1993)
Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket ‘sesungguhnya’ dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak. Flap perikoronal.

32 Indikasi Gingivektomi Fedi, dkk (2004)
Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari pertautan mukogingiva. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa alveolar. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan dibedah. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia (sehingga jika gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar).

33 KETERBATASAN DAN KELEBIHAN GINGIVEKTOMI
Prosedur gingivektomi menimbulkan luka terbuka yang pulih melalui fase sekunder. Jaringan yang terbuang sebenarnya dapat digunakan untuk menutup luka dan pemulihan terjadi melalui proses primer. Cacat tulang alveolar tidak terlihat dan karena itu tidak dapat diperbaiki sepenuhnya. Daerah perlekatan gingiva dapat hilang. Mahkota klinis memenjang dan pada bagian depan mulut menimbulkan estetik yang buruk dan kurang dapat diterima pasien. Pasien perlu diberitahu sebelum operasi bahwa gigi-geligi setelah operasi akan terlihat lebih panjang. Akar yang terbuka sangat sensitif. Beberapa sensitivitas terhadap dingin dan manis segera setelah gingivektomi sangat sering terjadi namun gejala ini biasanya sementara. Apabila menetap, perlu digunakan agen desensitisasi.

34 FLAP OPERASI Flap didefinisikan sebagai bagian dari gingiva, mukosa alveolar, atau periosteum yang masih memiliki suplai darah pada saat diangkat atau dipisahkan dari gigi dan tulang alveolar.

35 Tujuan flap Memberi akses untuk melakukan detoksifikasi akar.
Mengurangi poket yang meluas atau melebihi pertautan mukogingiva. Menyediakan atau mempertahankan daerah gingiva cekat yang cukup. Membuka akses untuk mencapai tulang dibawahnya, untuk merawat cacat tulang. Memudahkan prosedur degeneratif

36 Kelebihan teknik flap memungkinkan terjangkaunya akar dan tulang alveolar. jaringan dapat dipertahankan dan dipergunakan untuk menutup luka. jaringan luka dapat dimanipulasi bila perlu untuk memperbaiki morfologi jaringan lunak.

37 Persyaratan membuat flap
flap harus cukup besar sehingga kecacatan tulang dibawahnya terlihat. dasar flap harus cukup lebar untuk mempertahankan suplai darah yang adekuat. insisi harus memungkinkan digerakkannya flap tanpa ketegangan. tidak ada kerusakan pada pembuluh darah atau saraf pada saat pembukaan flap.

38 TIPE FLAP Flap dengan ketebalan penuh yang disertai mukoperiosteum dan dibuka dengan tang periosteal Flap ketebalan separuh dimana gingiva di diseksi dari periosteum dibawahnya yang dibiarkan melekat pada tulang.

39 Klasifikasi flap berdasarkan letak
flap reposisi flap posisi apikal flap palatal

40 Flap Approach Flap approach adalah suatu operasi untuk perawatan poket dengan indikasi poket suprabony dan infrabony yang dalam dan perawatan poket yang perlu tindakan koreksi kontur tulang.

41 Flap Approach Indikasi :
Suprabony dan infrabony poket yang dalam, dimana dasar poket telah telah mencapai alveolar mukosa. Perawatan poket yang perlu diikuti dengan tindakan koreksi kontur tulang.

42 Flap Approach 4 Prinsip utama yang perlu diperhatikan didalam perawatan periodontal poket (terutama infrabony poket) : Penatalaksanaan jaringan lunak yang membentuk dinding poket. Penatalaksanaan jaringan keras yang membentuk dinding poket. Penatalaksanaan terhadap periodontal fiber yang menutupi permukaan tulang. Penatalaksanaan jaringan tulang yang rusak.

43 Tahap flap approach Pemberian lokal anestesi, baik secara blok maupun infiltrasi. Dengan skalpel tajam pada daerah gigi yang bersangkutan dilakukan inverse bevel incise/insisi miring kedalam. Membuat vertikal incisi pada kedua sisi daerah operasi. Dengan rasparatorium, flap dipisahkan dari tulang. Setelah flap diangkat, semua deposit kalkulus, nekrotic cement dan jaringan granulasi yang melekat pada permukaan akar dibersihkan dan permukaan akar dihahuskan. Tahap selanjutnya membersihkan periodontal fiber yang terdapat pada permukaan tulang. bila terdapat tulang yang tajam, maka bagian tersebut dihaluskan

44 Flap Pengganti (modifikasi Widman)
Flap modifikasi Widman merupakan prosedur alternatif untuk perawatan poket periodontal. Metode ini mudah dikerjakan untuk pengangkatan jaringan lunak dan keras yang mengalami nekrose dengan melakukan internal bevel incisi, sulculer incision dan horisontal incision

45 Prosedur flap modifikasi Widman :
Anastesi Incisi sulkuler, internal bevel dan horizontal incision Buka flap mukoperiosteum dengan resparatorium Kuret dasar poket, scaling dan root planing Pengembalian flap dan penjahitan

46 SPLINTING DEFINISI Splint adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan gigi yang goyang Tujuan splinting untuk melindungi jaringan pendukung gigi selama masa penyembuhan setelah kecelakaan atau setelah perawatan bedah Indikasi splint adanya kegoyahan gigi sampai mengganggu kenyamanan penderita, terjadi migrasi gigi atau perawatan yang membutuhkan multiple abutment.

47 BENTUK SPLINT fixed (cekat) removable (lepasan intrakoronal ekstrakoronal splint Macam Splint TEMPORER PERMANEN


Download ppt "PERAWATAN PADA KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google