Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MODEL PENILAIAN PADA MADRASAH DINIYAH
oleh Drs. H. Suhaji, M.Si KASI PENDIDIKAN KEAGAMAAN
2
PEMBINAAN KURIKULUM DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MADRASAH DINIYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN NGANJUK oleh Drs. H. Suhaji, M.Si KASI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
3
DINIYAH TAKMILIYAH Satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa sekolah umum. Untuk tingkat dasar (diniyah takmiliyah awwaliyah) dengan masa belajar 4 (empat) tahun dari kelas satu sampai kelas empat. Untuk tingkat menengah pertama (diniyah takmiliyah wustha) dengan masa belajar 2 (dua) tahun dari kelas satu sampai kelas dua. Untuk tingkat menengah atas (diniyah takmiliyah ulya) dengan masa belajar 2 (dua) tahun dari kelas satu sampai kelas dua.
4
TUJUAN DINIYAH TAKMILIYAH
Penyelenggaraan pendidikan pada diniyah takmiliyah bertujuan untuk memberikan tambahan dan pendalaman pengetahuan agama Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang dalam menerima pengetahuan agama di sekolah umum.
5
KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Diniyah Takmiliyah yang berlaku sekarang ini adalah kurikulum Madrasah Diniyah Tahun 1983 yang diadaptasi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagaimana kurikulum yang diberlakukan secara nasional di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Kurikulum model ini sangat relevan dengan semangat pembelajaran yang terjadi pada diniyah takmiliyah di berbagai daerah.
6
Lanjutan 3. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah dengan masa belajar 4 tahun dari kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu. 4. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Wustha dengan masa belajar selama 2 tahun dari kelas 1 sampai dengan kelas 2 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu. 5. Kurikulum Diniyah Ulya dengan masa belajar 2 tahun dari kelas 1 sampai dengan kelas 2 dengan jumlah jam belajar masing-masing maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.
7
MATA PELAJARAN DINIYAH TAKMILIYAH
@ Hadits Arab
8
CONTOH KOMPETENSI LULUSAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
1) Memiliki sikap sebagai seorang muslim yang bertaqwa dan berakhlak yang mulia; 2) Memiliki sikap sebagai warga Negara Indonesia yang baik; 3) Memiliki kepribadian yang baik, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani; 4) Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan diri dan masyarakat.
9
KOMPETENSI LULUSAN TERDIRI DARI:
1).Kompetensi lulusan dalam bidang pengetahuan ialah agar siswa: Memiliki pengetahuan dasar tentang agama Islam; Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami ajaran agama Islam. 2) Kompetensi lulusan dalam bidang pengalaman, ialah agar siswa: Dapat mengamalkan ajaran agama Islam; Dapat belajar dengan cara yang baik; Dapat bekerjasama dan dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
10
lanjutan 3). Kompetensi lulusan dalam bidang nilai dan sikap, ialah agar siswa: Cinta terhadap agama Islam dan berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya; Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan; Mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku; Menghargai kebudayaan nasional dan kebudayaan lain yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam Memiliki sikap demokratis dan mencintai sesame manusia dan lingkungan sekitarnya; Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal; Menghargai waktu, hemat dan produktif.
11
URGENSI PENILAIAN PADA DINIYAH TAKMILIYAH
1. Kurikulum diniyah takmiliyah menonjolkan pada materi pengetahuan agama Islam yang tercermin pada 7 bidang studi pokok dan lebih menitikberatkan pada ranah afeksi. 2. Dengan tujuh bidang studi tersebut diniyah takmiliyah ingin mencetak sosok generasi yang beriman dan bertakwa sebagaimana yang telah ditetapkan dalam rumusan kompetensi lulusan. 3. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan proses belajar mengajar pada diniyah takmiliyah harus dilakukan penilaian terhadap peserta didiknya.
12
Lanjutan 1. Tujuan utama penilaian harus untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar, bukan sekedar penilaian. 2. Penilaian harus menyandarkan diri pada umpan balik siswa, sebagai elemen substansial dan utama dalam proses belajar mengajar. 3. Data penilaian seharusnya mencakup sampel yang representatif dari keseluruhan aktivitas proses belajar mengajar. 4. Apapun hasil penilaian seharusnya selalu terkait dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kemajuan prestasi
13
PENGERTIAN PENILAIAN PENILAIAN ADALAH PROSES SISTEMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTERPRETASI INFORMASI UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN.
14
TUJUAN PENILAIAN Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu Menentukan kebutuhan pembelajaran Membantu dan mendorong peserta didik Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik Menentukan strategi pembelajaran Meningkatkan kualitas pendidikan
15
PRINSIP PENILAIAN Valid Obyektif Adil Terbuka Menyeluruh dan berkesinambungan Sistematis Menggunakan acuan kriteria
16
Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;
17
Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
18
Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
19
INSTRUMEN PENILAIAN Tes - perangkat tes, berisi butir-butir soal (bentuk PG, isian, uraian, praktik) Observasi – lembar pengamatan Penugasan – lembar tugas Inventori – skala Thurstone, skala Likert, skala Semantik Penilaian diri – kuesioner Penilaian antarteman - kuesioner
20
PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN
Penilaian Proses: a. Tes Tes Tertulis (kognitif) Tes Lisan (kognitif dan affektif ) Tes Perbuatan (Psikomotor, kognitif): Demonstrasi, Eksperimen b. Non Tes Jenis Penilaian Penilaian Produk: Laporan Hasil Karya Individu Kelompok
21
TAHAP PERENCANAAN PENILAIAN
Periksa RPP Lihat kembali Atribut yang dominan Kontribusi pada capaian institusi Tentukan cara penilaian yg paling mungkin (valid, tidak menyulitkan) Kuesioner, Observasi, Wawancara Buat matriks penilaian Tetapkan penilai Tetapkan seberapa jauh mempengaruhi nilai final
22
ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN
* ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN * Aspek Kognitif – Pengetahuan Aspek Psikomotor – Keterampilan Aspek Afektif - Sikap
23
Ranah kognitif, psikomotor dan afektif
Hasil belajar Ranah kognitif, psikomotor dan afektif Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif
24
RANAH KOGNITIF Kemampuan berfikir Kemampuan : menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis , mengevaluasi
25
TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH KOGNITIF BLOOM
EVALUASI Mengkritik Menilai Menafsirkan SINTESIS Merangkai Merancang Mengatur ANALISIS Memilah Membedakan Membagi PENERAPAN Menghitung Membuktikan Melengkapi PEMAHAMAN Menerangkan Menjelaskan Merangkum PENGETAHUAN Mengingat Menghafal Menyebut
26
Pengetahuan/Ingatan (Knowledge)
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja Contoh dalam Tarikh Islam: Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal A. Tanggal 25 Desember B. Tanggal 10 Muharam C. Tanggal 27 Rajab D. Tanggal 17 Ramadhan (Soal ingatan tentang waktu)
27
2. Paman Nabi Muhammad SAW sampai menjelang ajalnya tidak mampu mengucapkan dua kalimah syahadat adalah ... Abul Hakam Abi Tholib Ummi Maktum Abdullah bin Ubay (Soal ingatan tentang nama)
28
3. Sebelum hijrah ke Madinnah, nabi SAW pernah melaksanakan hijrah ke kota :
Thoif Bagdad Yaman Tunisia (Soal ingatan tentang tempat)
29
Pemahaman (Comprehension)
Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Contoh dalam Tarikh Islam : Ceritakan peristiwa yang terjadi pada malam Rasullulloh SAW akan hijrah dari Mekkah ke Madinah (Soal pemahaman tentang menguraikan)
30
2. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara Nabi dan Rosul
(Soal pemahaman tentang membandingkan) 3. Apa yang dimaksud dengan akhlak karimah (Soal pemahaman tentang menjelaskan) 4. Uraikan isi kandungan yang terdapat dalam peristiwa Hijrah Nabi (Soal pemahaman tentang menguraikan atau menyusun kembali)
31
Penerapan (Application)
Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru
32
Contoh dalam PAI : Ahmad dan Aminah mendapat harta warisan dari orangtuanya yang meninggal sebesar Rp ,-. Menurut hukum waris Islam Aminah mendapat : A. Rp ,- B. Rp ,- C. Rp ,- D. Rp ,- (Soal penerapan tentang menerapkan)
33
2. Berapa zakat mal yang harus dikeluarkan seorang PNS yang berpenghasilan tiap bulan Rp ,- atau satu tahun Rp ,- (Soal penerapan tentang menyelesaikan dalam Mapel Fiqh) 3. Urutkan secara sistematis sumber Hukum Islam dalam menentukan suatu masalah (Soal penerapan tentang memprioritaskan dalam Mapel Fiqh)
34
Analisa (Analysis) Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Contoh : Kerusakan alam di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Mengapa Islam menganjurkan manusia untuk menjaga kelestarian alam? (Soal analisis tentang hubungan Mapel al-Qur’an)
35
Seringkali orang yang durhaka terhadap ibunya mendapat akibat ketika masih hidup. Sebutkan beberapa alasan yang memperkuat pernyataan “surga berada di telapak kaki ibu” (Soal analisis tentang mengidentifikasi dan asumsi Mapel al-Qur’an) 3. Jelaskan mengapa ummat Islam menderita kekalahan dalam perang Uhud ? (Soal analisis tentang motif Mapel Tarikh Islam)
36
Sintesis (Syntesis) Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya.
37
Contoh : 1. Bagaimana upaya yang dilakukan Rosul-rosul ulul azmi dalam menegakkan kebenaran dan keadilan pada zamannya 2. Diantara hikmah zakat adalah menciptakan rasa persaudaraan antara mustahiq dan muzaki. Apa yang terjadi apabila umat Islam yang mampu semuanya berzakat dengan baik dan benar ?
38
Evaluasi (Evaluation)
Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Contoh : Bandingkan mana yang lebih baik akhlak yang bersumber dari agama dengan akhlak yang bersumber dari luar agama
39
2. Pilihlah busana muslim dan muslimah yang baik dan benar itu jika :
A. Jika 1,2, dan 3 benar B. Jika 1 dan 3 benar C. Jika 2 dan 4 benar D. Jika hanya 4 yang benar 1. Pakaian itu menutup aurat 2. Pakaian itu memiliki keindahan / serasi untuk dipakai 3. Terbuat dari bahan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) 4. Daya tahan pakaian untuk waktu lama
40
3. Misi Rosul di Mekkah dipandang berhasil, walau orang yang masuk Islam baru sedikit. Bagaimana pendapatmu ?
41
Alat penilaian (soal) dengan formulasi perbandingan sebagai berikut:
1. soal yang menguji tingkat pengetahuan : 40% 2. soal yang menguji tingkat pemahaman : 20% 3. soal yang menguji tingkat penerapan : 20% soal yang menguji tingkat analisis : 10% 5. soal yang menguji tingkat sintesis : 5% 6. soal yang menguji kemampuan : 5% Total formula soal untuk satu kali ujian yaitu: 100%
42
Tabel . Kata Kerja Operasinal Ranah Kognitif
Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi Menyebutkan Mengubah Menguraikan Mengkatego-rikan Membandingkan Menjelaskan Mempertahankan Menghitung Membedakan Mengkombinasikan Menilai Menggambar Mendemons-trasikan Mengilustrasi-kan Mendesain Menyimpul kan Memasangkan Menghargai menemukan Menduga Mengorganisa sikan Mengkritik Menghafal Memanipulasi Merekonstruk-sikan Menginter pretasikan mendaftar Menyampaikan Menunjukkan Membagi Menulis kembali Mendukung Menjodohkan Memberi contoh Menggunakan Memilih Meringkas menamai Menghubungkan Menentukan Menceritakan Mendiskri minasikan memilih Menyelesaikan Memodifikasi
43
Penilaian Psikomotor Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (Depdiknas, 2008) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
44
Berhubungan aktivitas fisik
RANAH PSIKOMOTOR Berhubungan aktivitas fisik Kemampuan : menulis, memukul, melompat
45
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan
tes unjuk kerja atau tes perbuatan Kriteria (Rubrics) Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik.
46
TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH PSIKOMOTOR
Melakukan tindakan secara alami (naturalization) Melakukan dengan baik dan tepat (articulation) Melakukan dengan prosedur (precision) Menyusun (manipulating) Meniru (perception)
47
Contoh Penilaian Aspek Psikomotor :
Contoh 1 : Mata Pelajaran Fiqh ( Shalat) No Soal 5 4 3 2 1 1. Dapat melakukan gerakan shalat dengan benar dari takbir sampai tahiyat akhir a. Gerakan dan Bacaan Takbir b. Ruku’
48
Kriteria Penilaian : Jika 5 = Gerakan benar, bacaan benar tajwidnya (sangat baik) Jika 4 = Gerakan benar, bacaan kurang benar (baik) Jika 3 = Gerakan dan bacaan kurang benar, (cukup) Jika 2 = Gerakan dan Bacaan dilakukan tidak benar (kurang) Jika 1 = Tidak melakukan gerakan maupun bacaan (sangat kurang)
49
Contoh 2 : Mata Pelajaran Fiqh
( Memandikan Mayat) No Keterampilan Skor 5 4 3 2 1 Terampil dalam menyiapkan alat Tekun dalam bekerja Menggunakan waktu sangat efektif Mampu bekerja sama Bekerja sesuai dengan prosedur 6 Memperhatikan kebersihan 7 Hasilnya rapih
50
Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian
Untuk contoh “memandikan mayat” yang butirnya ada 7 dengan rentang skor tiap butir 1 sampai dengan 5, maka skor minimalnya 7 dan skor maksimalnya 35 . Ini berarti bahwa peserta didik yang mendapat skor 7 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik yang mendapat skor 35 diartikan berhasil secara sempurna. Sebagai contoh perhatikan tabel dan penjelasan berikut.
51
25 No Keterampilan Skor Skor Butir 5 4 3 2 1
Terampil dalam menyiapkan alat Tekun dalam bekerja Menggunakan waktu sangat efektif Mampu bekerja sama Bekerja sesuai dengan prosedur 6 Memperhatikan kebersihan 7 Hasilnya rapih Jumlah 25
52
Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari skor maksimal maka peserta didik yang mendapat skor 26,25 (≈ 26) ke atas dikatakan lulus sedangkan peserta didik yang mendapat skor kurang dari 26 diharuskan mengikuti program remedial. Dalam contoh ini, karena skor yang dicapai peserta didik adalah 25, maka peserta didik itu masih perlu remedi.
53
Berhubungan watak - perilaku
RANAH AFEKTIF Berhubungan watak - perilaku sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
54
TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH AFEKTIF ( sikap dan nilai ) (KRATHWOHL)
CHARACTERIZATION Menjadikan pola hidup ORGANIZATION Mengatur diri VALUING menghargai RESPONDING menanggapi RECEIVING menerima
55
Tingkat receiving Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
56
Tingkat responding Merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.
57
Tingkat valuing Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen.
58
Tingkat organization Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
59
Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.
60
CARA PENILAIAN Rubrik CHECKLIST 3. Wawancara 4. Catatan Anekdotal
Skala Likert Skala Thrustone Skala Beda Semantik 3. Wawancara 4. Catatan Anekdotal 5. Dll
61
PENGERTIAN RUBRIK Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing- masing karakteristik tersebut
62
Manfaat Pemakaian Rubrik
Rubrik menjelaskan deskripsi tugas Rubrik memberikan informasi bobot penilaian Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat Penilaian lebih objektif dan konsisten
63
SKALA RUBRIK PERSEPSIONAL
No PERNYATAAN SKALA PENILAIAN SANGAT TIDAK SETUJU (1) TIDAK SETUJU (2) SETUJU (3) SANGAT SETUJU (4)
64
Skala Instrumen Penilaian Afektif
Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian afektif adalah Skala Likert, Skala Thurstone dan Skala Beda Semantik.
65
Instrumen Sikap Definisi konseptual:
Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya kegiatan sekolah.
66
Sikap bisa positif bisa negatif
Sikap bisa positif bisa negatif. Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. Objek bisa berupa kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.
67
Pertanyaan tentang sikap meminta responden menunjukkan perasaan yang positif atau negatif terhadap suatu objek, atau suatu kebijakan. Kata-kata yang sering digunakan pada pertanyaan sikap menyatakan arah perasaan seseorang; menerima-menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak diingini.
68
Contoh indikator sikap terhadap mata pelajaran Hadis misalnya.
Membaca buku pelajaran hadis Mempelajari hadis Melakukan interaksi dengan guru hadis Mengerjakan tugas hadis Melakukan diskusi tentang hadis Memiliki buku pelajaran hadis
69
Contoh pernyataan untuk kuesioner :
Saya senang membaca buku pelajaran hadis Tidak semua orang harus belajar hadis Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran hadis Saya tidak senang pada tugas pelajaran hadis Saya berusaha mengerjakan soal-soal hadis sebaik-baiknya Memiliki buku pelajaran hadis penting untuk semua peserta didik
70
INSTRUMEN SKALA SIKAP NO PERNYATAAN SS S TS STS 1.
Saya senang belajar hadis melalui metode yang diterapkan guru 2. Pelajaran hadis sangat menyenangkan 3. Saya sangat merasakan manfaat belajar hadis 4. Saya berusaha untuk memahami konsep-konsep hadis 5. Soal-soal pemahaman sangat menunjang dalam menyelesaikan tugas-tugas hadis 6. Saya merasakan bahwa tugas-tugas hadis yang diberikan guru sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 7. Metode yang diterapkan guru memudahkan saya dalam belajar hadis 8. Motivasi saya meningkat bila belajar hadis 9. Belajar hadis menjadikan saya mahir membaca teks hadis. 10. Kandungan hadis mudah sekali saya pahami 11. Saya merasakan manfaat soal-soal pemahaman dalam menyelesaikan berbagai tugas permasalahan hadis
71
Instrumen Minat Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut.
72
Definisi konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional: Minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
73
Contoh indikator minat terhadap pelajaran hadis :
Memiliki catatan pelajaran hadis Berusaha memahami pelajaran hadis Memiliki buku pelajaran hadis Mengikuti pelajaran hadis
74
Contoh pernyataan untuk kuesioner:
Catatan pelajaran hadis saya lengkap Catatan pelajaran hadis saya terdapat coretan- coretan tentang hal-hal yang penting Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran hadis Saya berusaha memahami mata pelajaran hadis Saya senang mengerjakan soal hadis Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran hadis
75
Contoh Skala Thurstone : Minat terhadap pelajaran hadis
No Pernyataan 7 6 5 4 3 2 1 Saya senang belajar hadis Pelajaran hadis sangat bermanfaat Saya berusaha hadir tiap ada jam hadis Saya berusaha memiliki buku pelajaran hadis Pelajaran hadis membosankan Catatan : Skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor terendah 1. Dengan 5 butir pernyataan rentang skor adalah
76
Contoh Skala Beda Semantik terhadap pelajaran hadis
Petunjuk : Berilah tanda pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran hadis. Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e, f, dan g cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan.
77
Skala Beda Semantik Menyenangkan Membosankan Sulit Mudah Bermanfaat
c d e f g Menyenangkan Membosankan Sulit Mudah Bermanfaat Sia-sia Menantang Menjemukan Banyak Sedikit
78
Penafsiran hasil pengukuran
Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Misalkan digunakan skala Likert yang berisi 10 butir pertanyaan/ pernyataan dengan 4 (empat) pilihan untuk mengukur sikap peserta didik.
79
Skor untuk butir Pertanyaan/pernyataan yang sifatnya positif :
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju. (4) (3) (2) (1) Sebaliknya untuk pertanyaan/pernyataan yang bersifat negatif : (1) (2) (3) (4)
80
Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 10 butir x 4 = 40, dan skor terendah 10 butir x 1 = 10. Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah (sangat kurang).
81
Kategori Sikap atau Minat
Tabel 2.Kategorisasi sikap atau minat peserta didik untuk 10 butir pernyataan, dengan rentang skor 10 – 40. No Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat 1. Lebih besar dari 35 Sangat tinggi/Sangat baik 2. 28 sampai 35 Tinggi/Baik 3. 20 sampai 27 Rendah/Kurang 4. Kurang dari 20 Sangat rendah/Sangat kurang
82
Wawancara: Merupakan suatu pertemuan tatap muka
Pertanyaan harus dipersiapkan sebelumnya dengan cermat Dapat disusun dengan berstruktur atau tidak berstruktur Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan menghendaki tanggapan sederhana dari mhs dan mhs dipersilahkan memilih alternatif jawaban yang disediakan Dalam wawancara tidak berstruktur, pertanyaan dilakukan secara terbuka, siswa dapat menyampaikan pendapat/tanggapannya
83
Catatan kegiatan harian
Pada bidang ilmu tertentu, catatan harian penting dalam menilai perilaku afektif siswa Catatan harian yang baik ditulis secara singkat dan padat, tidak bertele-tele. Sebaiknya guru mengarahkan hal-hal yang harus dicatat dalam catatan harian untuk penilaian
84
Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus mencakup ketiga ranah tersebut. Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.
85
Bentuk Pengawalan akhlak mulia Bagi Anak di Sekolah
Kerja sama antara guru PAI dengan guru bidang studi lain, serta kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan. Penguasaan guru terhadap strategi,metode, dan media yang dapat mendukung terhadap kelangsungan proses belajar mengajar. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan islami. Membina hubungan baik dengan wali murid, terutama dalam mengontrol perilaku anak di rumah dan lingkungan sekitar. Melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan, sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam rangka memajukan mutu pendidikan di lembaga tersebut. Keberhasilan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat, dan orang tua .
86
Langkah-langkah strategis di sekolah
1. Sekolah menyusun buku saku yang memuat kegiatan anak selama 24 jam. 2. Kegiatan yang dimaksud meliputi praktek salat wajib dan sunah, tadarus, belajar, dan lain-lain. 3. Dalam mengisi buku saku tersebut, orang tua diminta kesediannya untuk memberikan perhatian dan kontrol terhadap aktivitas anak. 4. Setiap kegiatan baik positif maupun negatif diberlakukan reward dan punishment.
87
Wass . Wr. Wb
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.