Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIwan Wibowo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Kajian Epidemiologi MALARIA Kab Banjarnegara
Oleh: Dwi Atin Faidah, S.KM, M.Kes (Epid)
2
PENGERTIAN Surveilans malaria adalah pengamatan yang terus menerus atas distribusi dan kecenderungan penyakit malaria melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat ditentukan penanggulangan yang setepat-tepatnya. Pengamatan Rutin Malaria dgn parameter sbb: Annual Parasite Incidence (API) Annual Blood Examination Rate (ABER) Slide Positivity Rate (SPR) Parasite Formula (PF)
3
TUJUAN Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat
4
Keadaan Geografis Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara terletak pada jalur pegunungan di bagian tengah Jawa Tengah sebelah barat, yang membujur dari Barat ke Timur dengan luas wilayah ,997 Ha. Secara astronomi terletak antara 70 12” – “ Lintang Selatan dan ”10” – “50“ Bujur Timur ( meridian Jakarta ) Terdiri dari 18 Kec dan 278 desa. Wilayahnya berbatasan dengan Kab Pekalongan di sebelah utara, sebelah timur dengan Kab Wonosobo, sebelah barat dengan Kab Purbalingga dan Banyumas, sedang di sebelah selatan dengan Kab Kebumen. Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis, musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, bulan – bulan basah umumnya lebih banyak dibanding dengan bulan kering
5
Keadaan Geografis Banjarnegara
Curah hujan rata – rata mm/tahun. Temperatur udara berkisar antara 200 – 260 C dengan temperatur terendah pada musim kemarau di daerah tertentu dapat mencapai 30 – 180 C. Tingkat kelembaban udara antara 84 sampai 85 %. Kondisi ketinggian diatas air laut m pada beberapa daerah, merupakan lingkungan yang kondusif terhadap timbulnya tempat perindukan dan menyebabkan luasnya wilayah reseptif malaria di Kabupaten Banjarnegara.
7
Kabupaten Banjarnegara ideal untuk habitat nyamuk Anopheles
Karena mempunyai alam yang lengkap: Sawah, aliran sungai An.aconitus Genangan air di pegunungan, mata-air An.maculatus Genangan air tak mengalir, rendaman pengawetan kayu/gaplek An.balabacensis Tegalan/gerumbul/salak/hutan resting place (tempat istirahat nyamuk)
8
Annual Parasite Incidence (API)
API= Kasus malaria yang dikonfirmasikan 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk daerah tersebut KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria pada satu daerah tertentu selama satu tahun. Kasus malaria ditemukan melalui ACD dan PCD dan dikonfirmasikan dengan pemeriksaan mikroskopik.
9
API : High Case Incidence (HCI) : API > 5 ‰
Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 – 4,9 ‰ Low Case Incidence (LCI) : API < 1 ‰ Indikator ini digunakan untuk menilai kinerja upaya pemberantasan malaria disuatu wilayah serta perluasan penularan malaria disuatu daerah dengan mengetahui insidens selama 1 tahun.
10
Annual Blood Examination Rate (ABER)
ABER = Jumlah sediaan darah diperiksa X 100 Penduduk yang diamati Prosentase ABER untuk menentukan besarnya cakupan penduduk yang diambil dan diperiksa sediaan darahnya. ABER merupakan ukuran dari efisiensi operasional. ABER diperlukan untuk menilai API. Penurunan API yang disertai penurunan ABER belum tentu berarti penurunan insidens. Penurunan API berarti penurunan insidens jika ABER meningkat. Cakupan ABER dianggap baik bila ABER > 10%
11
Slide Positivity Rate (SPR)
SPR = Jumlah slide positif malaria X 100 % Jumlah slide yang diperiksa Digunakan untuk: Melihat besarnya tingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu Melihat kualitas pemeriksaan baik dilapangan ataupun di laboratorium (untuk mengetahui proporsi ketepatan diagnosa) SPR baru bermakna jika ABER meningkat.
12
DEFINISI MALARIA POSITIF
Malaria positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis
13
Data kasus malaria lab positif Di Banjarnegara 1997 - 2006
Tahun Jumlah Pendu-duk Jml SD Kasus malaria ABER API SPR Pf PV Total 1997 26.120 1.066 233 1.299 3,12 1,55 4,97 1998 27.918 1.505 744 2.249 3,38 2,73 8,06 1999 26.269 1.702 2.878 4.850 3,13 5,46 17,43 2000 52.814 1.644 1.781 3.425 6,30 4,09 6,49 2001 47.921 3.870 2.923 6.793 5,55 7,87 14,17
14
Tahun Jumlah Pendu-duk Jml SD Kasus malaria API SPR Pf PV Total 2002
ABER API SPR Pf PV Total 2002 26.120 7.199 6.284 13.483 3,12 15.38 15.38 2003 86.565 2.856 2.425 5.281 9.85 5.76 0.6 2004 75.506 324 353 677 8.5 0.76 0.9 2005 39.543 57 148 205 4.44 0.22 0.53 2006 6.026 43 12 55 0.67 0.07 1.07
15
Cakupan ABER dianggap baik bila >10 %
Cakupan paling rendah adalah tahun 2006 yaitu 0,67 %. Cakupan yang paling baik adalah tahun 2003 yaitu 9,85 %.
16
1997-2002 peningkatan API tapi 2002 - 2006 terjadi penurunan angka API
peningkatan API tapi terjadi penurunan angka API. Hal ini menunjukan adanya penurunan insiden tiap tahunnya Penanggulangan malaria terpadu API yang paling tinggi adalah tahun 2002 yaitu sebesar 15,4 ‰.
17
P.falciparum dominan menunjukan penularan belum lama & pengobatan radikal kurang sempurna sehingga terjadi short term relaps Kemungkinan terjadi malaria otak (Cerebral malariae) semakin besar, sehingga kematian karena malaria kemungkinan terjadi.
18
HCI ( High Case Icidence) di Banjarnegara paling tinggi pada tahun 2002 yaitu sebanyak 89 desa, MCI (Middle Case Incidence) sebanyak 22 desa dan LCI (Low Case Incidence) sebanyak 14 desa dan terus menurun pada tahun selanjutnya. Hal ini menunjukan adanya penurunan insidens.
19
Peningkatan ABER yang disertai penurunan API terjadi pada tahun 2003 dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa terjadi penurunan insidens malaria.
20
SPR dari tahun 2002 terus menurun
SPR dari tahun 2002 terus menurun. Hal ini menujukan bahwa tingkat infeksi semakin turun dengan sedikitnya slide yang positif malaria. kualitas pemeriksaan sediaan darah di lapangan maupun di laboratorium???
21
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun makin meningkat
cakupan ABER mengalami peningkatan cakupan ABER menurun Cakupan ABER yang paling baik adalah tahun 2003 yaitu sebesar 9,85 %
22
Dengan meningkatnya jumlah sediaan darah dan peningkatan API berarti semakin banyak kasus yang terjaring.
23
DESA DENGAN ANGKA MALARIA
TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1.High Case Incidence (HCI) : > 5 permil 77 89 72 11 1 2.Midle Case Incidence (MCI) :1s/d 4,9 permil 19 22 28 51 20 6 3.Low Case Incidence (LCI) : < 1 permil 9 14 12 39 45 30 4.Whitout Case Incidence (WCI): 0 permil 173 153 166 177 213 241 Jumlah 278
26
Kondisi vektor dan penanggulangannya
Vektor utama : Anopheles aconitus, An.maculatus, An.balabacencis. Breeding places: Persawahan, sungai, mata air, hutan Feeding places : Indoor dan out door Resting places : Dinding rumah, semak-semak, gerumbulan di sekitar pekarangan
27
Pemberantasan vektor malaria sejak tahun 2000
No Tahun Pemberantasan Vektor IRS Larvaciding Biol.Contr. Kelambu 1 2001 1.708 Rmh 3 desa ekor 500 Bh 2 2002 Rmh 20 desa ekor 1.200 Bh 3 2003 Rmh 50 desa ekor 1.500 Bh 4 2004 Rmh 42 desa ekor 537 Bh
28
KEMITRAAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
Pertemuan dengan lintas sektor (Tim Gebrak) Malaria. Bekerja sama dengan Tim Pembina UKS Kabupaten Banjarnegara dan Dinas Pendidikan melaksanakan pelatihan guru UKS dalam penemuan dan pengobatan klinis malaria . Bekerjasama dengan Dinas P.U. Pengairan memasukkan desa endemis malaria sebagai kriteria prioritas pembangunan irigasi teknis. Bekerjasama dengan seksi penyuluhan (sie. Promkes) dalam pelatihan kader malaria desa dan pembentukan Pos Malaria Desa. Bekerjasama dengan seksi KIA dalam pelatihan tatalaksana kasus malaria bagi Bidan Desa. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan dalam Pemasyarakatan mina padi. Kerjasama Dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jateng dalam Uji resistensi obat malaria di Kecamatan Banjarmangu, Survey Dinamika penularan di desa Gunungjati dan Kendaga. Kerjasama dengan Loka Litbang P2B2 (SLPV) Banjarnegara dalam penelitian vektor di Kecamatan Madukara dan survai dinamika penularan malaria. Kerjasama dengan LSM dalam penanggulangan dan penyuluhan malaria.
29
MASALAH UTAMA Luasnya areal persawahan dengan irigasi sederhana dan tadah hujan. Terbatasnya data vector dan peta perindukan vector malaria beredarnya obat anti malaria di daerah endemis malaria yang tidak sesuai dengan tatalaksana pengobatan
30
REKOMENDASI KEGIATAN Mempertahankan keberadaan JMD
Mempertahankan kegiatan Pemberantasan vektor berupa penyemprotan rumah dan ditambah kegiatan penggunaan kelambu poles. Evaluasi kegiatan penyemprotan rumah (Bioassay test). Refresing Juru Malaria Desa dan kader pos malaria desa Pertemuan Pengelola Program Malaria Puskesmas. Pertemuan Lintas Sektor. Pelatihan petugas puskesmas tentang Tatalaksana program malaria. Pelatihan tenaga penyemprotan rumah. Meningkatkan tindakan pencegahan berbasis masyarakat
31
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.