Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Sanjaya Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Pertemuan ke 12 KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI
KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI
2
I.PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) merup salah satu pilihan strategis yg dpt mpcpt penurunan angka kematian bayi. Penyelenggaraan upaya ETN di lapangan melibatkan sekurang-kurangnya 3 unit progr : KIA, Survaeilans & Imunisasi. T N : sebab kematian neonatal /Kematian bayi berusia kurang 1 bln.
3
Faktor penyebab : praktek persalinan & perawatan tali pusat yg tdk higienis. Terutama dsbbk tingginya proporsi kelahiran yg ditolong dukun bayi, sdk jangkauan pelay kes oleh tenaga professional blm spt yg diharapkan. Shg perlu pendekatan selain pelacakan & tindak lanjut penanganan kasus TN adalah peningkatan jangkauan pelayanan ANC tmsk pemberian Imunisasi TT kpd ibu hamil, persalinan serta paca persalinan. Kebijaksanaan penempatan bidan di desa kiranya dpt meningkatkan jangkauan pelayanan KIA tsb dlm mendukung ETN.
4
2.Upaya yang telah dilakukan.
- Imunisasi TT ibu hamil, calon pengantin wanita & murid SD kelas VI wanita. - Pelatihan dukun bayi mengenai pertolongan persalinan “ 3 bersih “ ( bersih tangan penolong, bersih alat pemotong talipusat & bersih tempat bersalin ). - Pelacakan kasus T N bdsrk kasus indeks dr Rumah Sakit & sebag kcl jg bdsrk kasus indeks yg dtemukan masyarakat menjadi dsr utk meningkatkan upaya pencarian kasus yg ada di masy dg melibatkan peran petugas kes, pamong & unsur masy lainnya. - TN hrs dilaks scr terpadu, terkoordinasi & terarah dg mgnk pendekatan risiko mel keg lintas program & lintas sektor.
5
B. GAMBARAN TETANUS NEONATORUM DAN PENCEGAHANNYA. 1. Penyebab
B.GAMBARAN TETANUS NEONATORUM DAN PENCEGAHANNYA. 1. Penyebab. Penyakit T N adalah peny tetanus yg terj pd neonatus ( bayi berusia kurang 1 bln ) yg dsbbk oleh Clostridium Tetani yi : kuman yg mengeluarkan toksin/ racun & menyerang system syaraf pusat. 2.Pejalanan penyakit. Spora dr kuman tsb msk mel pintu msk ketubuh bayi baru lahir yi : talipusat yg dpt terj pd saat pemotongan tali pusat ketika bayi baru lahir maupun saat perawatannya sebelum puput (atau lepasnya tali pusat).
6
3. Masa inkubasi.( M.I) *MI : Sejak kuman masuk ke dlm tubuh bayi sampai mulai timbulnya gejala waktu 3—28 hari (rata2 6 hr). Apabila masa inkubasi kurang dr 7 hr biasanya penyakit lebih parah dg angka kematian tinggi. 4.Gejala klinis. - Bayi semula bisa menetek, menjadi sulitmenetek,krn kejang otot rahang & faring (tenggorok). - Mulut bayi mencucu spt mulut ikan. - Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara & sentuhan. - Kadang2 disertai sesak nafas & wajah bayi membiru, yg dpt mengakibatkan bayi meninggal.
7
Batasan Operasional. TN hrs memenuhi criteria sbb: Bayi lahir hidup, dapat menangis & menetek dg normal minimal 2 hari. Bulan pertama kehidupan timbul gejala sulit menetek, disertai kekakuan dan / atau kejang otot. Epidemiologi. TN ddptk di Negara berkembang / blm berkembang khususnya pd masyarakat dg derajat sosial ekonomi rendah, hidup dlm lingkungan yg sangat padat,tingkat pendidikan kurang & akses pd pelay kes yg minimal.
8
Angka kematian kasus ( CFR = Case Fatality Rate ) sangat tinggi.
Kasus TN yg tdk dirawat hampir dpt dipastikan CFR akan mendekati 100 %, terutama pd kasus yg memp M.I : < 7 hr. CFR kasus TN yg dirawat di RS di Indonesia sangat bervariai dg kisaran 10,8 % 55 %.
9
7. Cara Pencegahan. TN dpt dicegah dg cara : -Pemberian imunisasi TT pd ibu hamil. -Peningkatan pelay antenatal & pertolongan persainan “ 3 “ bersih. -Promosi perawatan tali pusat yg benar. -Pemberian Imunisasi TT : awalnya sasaran progr imunisasi TT utk mencegah peny TN adalah ibu hamil. -Rekomendasi WHO, pemberian Imunisasi TT sebanyk 5 dosis dg interval minimal antara satu dosis ke dosis berikutnya spt yg sdh ditentukan mbrk perlindungan seumur hidup. Bl kartu imunisasi menunjukkan yg bersangkutan telah mdptk suntikan tetanus toksoid disimpan dg baik. (life long card ). Saat ini TT diberikan kpd murid SD kelas VI wanita, calon pengantin dan ibu hamil.
10
C. TUJUAN Umum Tujuan ETN adalah membebaskan suatu daerah dr penyakit TN, dalam arti kata TN tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi. Khusus Scr epidemiologis menurunkan insidens TN menj 1 per kelahiran hdp di Pulau Jawa- Bali th 1995 & slrh Indonesia th Menekan angka kematian penderita / CFR TN menjadi separuhnya / 50 % nya dr tingkatnya skg ini, shg tdk memberikan andil yg ckp tg thd kematian neonatal.
11
D. KEBIJAKSANAAN DAN TRATEGIS.
ETN ditargetkan tercapai di Pulau Jawa & Bali pd akhir th 1995 ttp tdk menutup kemungkinan utk dicapai provinsi lain sesuai dg kemampuannya. Prinsip keg ETN adalah keterpaduan lintas program, kerja sama lintas sektor & peran serta masyarakat. Pendekatan dg pendekatan resiko (utk terjadinya penyakit ) sbg titik tolak utk menentukan tindak lanjut. Faktor risiko meliputi status imunisasi TT ibu ketika hamil, pertolongan persalinan & perawatan tali pusat yg tdk memenuhi standart kesehatan.
12
2. Strategi. Peningkatan cakupan pelayanan antenatal termasuk pemberian imunisasi TT. Pertolongan persalinan “ 3 bersih “ dan perawatan tali pusat yg bersih. Peningkatan kegiatan surveilans dlm rangka penemuan dini kasus TN dan penentuan faktor risiko yg menjadi penyebab. Pelayanan rujukan baik di rmah skit maupun di Puskesmas dg rawat inap. Penyuluhan mel pamong, kader, maupun tokoh masy lainnya serta keluarga. Dalam rangka penentuan kasus TN ada 2 jenis pendekatan, yaitu : Hospital Based Surveillance (HBS) dan Community Based Surveillance ( CBS).
13
Hospital Based Surveillance (HBS)
Adalah penemuan &pelaporan kasus indeks berasal rumah sakit. Dalam hal ini ada ketentuan bahwa setiap kasus TN yg dirawat di rumah sakit hrs dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat dlm wkt 24 jam dg menggunakan formolir KD /RS ( kewaspadaan Dini Rumah Sakit ) Laporan ini diperlukan utk di tindak lanjuti dg pelacakan kasus di lapangan.
14
Community Based Surveillance ( CBS).
Adl penemuan & pelaporan kasus oleh masyarakat. Masyarakat bisa nakes / non kesehatan maupun unsur masyarakat lainnya seperti keluarga penderita, dukun bayi, kader, pamong, tokoh formal ataupun non formal. Mengingat sulitnya diagnose kasus TN oleh masy awam, serta periode peny yg berlangs pd fase kehidupan sangat dini & sangat singkat, mk utk menjaring kasus TN sedini mungkin dlkk pengamatan mel laporan bayi berusia di bawah 1 bulan ( Neonatus ). Setiap menemukan neonatus, baik keadaan sehat, sakit ataupun sudah meninggal atau diduga menderita TN, perlu dilaporkan oleh masy dg mgnk Formulir T1 ke Puskesmas setempat utk di tindak lanjuti.
15
E. KETERPADUAN DALAM ELIMINASI TETANUS NEONATORUM.
ETN scr operasional program2 atau unit2 yg terkait : program KIA, Imunisasi & Surveilans. Sebagai unsur penunjang : Unit Penyuluhan Kes Masy, unit rumah sakit & lintas sektor terkait. Berarti ETN suatu kegiatan lintas progr & linsek dmn unit2 yg ada diharapkan aktif dlm kegiatan ini. Koordinasi slrh keg ETN menjadi tanggung jawab pimpinan masing2 tingkat.
16
I.Peran Lintas Program dan Lintas Sektor.
1.Peran Unit Utama. a. Unit KIA. Menyediakan data ibu hamil, kelahiran, neonatus dan penolong persalinan. Meningkatkatkan cakupan pelayanan neonatal, trmsk imunisasi TT & cak neonatal yg dipantau melalui PWS –KIA. Meningkatkan petolongan persalinan :” 3 Bersih “ di masy & scr bertahap meningkatkan cak persalinan oleh tenaga kesehatan, khusus bidan di desa.
17
Meningkatkan pelatihan,pembinaan & supervisi dukun bayi.
Mengaktifkan kegiatan kelomp peminat KIA (KP-KIA) sbg wahana KIE,penemuan kasus TN & rujukan. Melakukan tindak lanjut thd hasil pelacakan, khususnya yg berkaitan dg *factor risiko : status imunisasi ibu hamil,penolong persalinan & pelaksana perawatan tali pusat.
18
b. Unit Imunisasi. Meningkatkan cak imunisasi TT ibu hamil, calon pengantin wanita & murid kelas VI SD wanita, mel upaya mobilisasi sosial & pemantauan dg PWS imunisasi. Meningkatkan kualitas pelay imunisasi termasuk kualitas vaksin /cold chain. Memantau status imunisasi ibu dr bayi yg menderita TN. Melakukan tindak lanjut thd hsl pelacakan¸khususnya yg berkaitan dg imunisasi. c. Unit Surveilans Menyediakan data TN tmsk daerah kantong ( pocket areas) dg mengembangkan system Hospital Based Surveilans dan Community Based Surveilans. Meningkatkan aspek teknis pelacakan kasus TN. Memberikan informasi kpd unit KIA & Imunisasi tentang hsl olahan data kasus TN & factor risiko penyebab kasus utk keperluan tindak lanjut program.
19
1. Unit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
2. Peran Unit Terkait. 1. Unit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Melakukan pemasaran sosial tentang ETN mel berbagai media penyuluhan. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dlm penyuluhan yg berkaitan dg ETN. 2. Unit Pelayanan Kesehatan / Pemulihan Kesehatan. Mengkoordinasikan rumah sakit utk : Memberikan informasi ada kasus TN yg dirawat di rumah sakit, sbg wujud pengembangan HBS utk ditindak lanjuti. Menerima dan menangani kasus rujukan. Meningkatkan komunikasi ant RS dg Puskesmas , baik dlm rujukan kasus maupun rujukan ilmu.
20
3. Peran sektor terkait. Pemerintah Daerah Departemen P&K Departemen Dalam Negeri Departemen Agama PKK ABRI Organisasi profesi : IDI, POGI,IBI,IDAI,dll Peran yg diharapkan : -Memberikan dukungan politis -Menyebar luaskan informasi -Ikut dlm penemuan dan pelaporan adanya neonatus atau tersangka TN.
21
II. Kelompok Kerja Fungsional ETN (POKJA ETN )
Di Tingkat Prov & Dati II perlu dbtk Pokja utk memantau kegiatan scr intensif sesuai dg sasaran keg yg telah di tentukan.POkja dpt dbtk tersendiri atau memanfatka n forum yg sdh ada. F. LANGKAH2 DAN KEGIATAN. Dalam menerapkan kebijaksanaan & strategi ETN digunakan pendekatan risiko yaitu : pendekatan yg menempatkan factor risiko penyebab terjadinya kasus TN sbg kasus titik tolak utk menentukan tindak lanjut. Adalah : Imunisasi TT ibu yg tdk lengkap atau tidak dilakukan sama sekali. Pertolongan persalinan yg tidak memenuhi syarat “ 3 Bersih “ Perawatan tali pusat yg tdk memenuhi persyaratan kesehatan.
22
1. Langkah- langkah. Pembentukan Pokja ETN. Penyebar luasan informasi dan petunjuk tehnis pelaksanaan ETN. Penyusunan Plan Of Action atau renc kegiatan. Pelaksanaan renc kegiatan. On the job training pelacakan kasus pertama di wilayah Puskesmas bersangkutan. Pemantauan dan evaluasi.
23
Menjabarkan langkah –langkah operasional.
2. Kegiatan. Pada prinsipnya. Yg perlu dlkk adalah : Menyamakan kerangka pikir di semua tingkat administrasi dan unit pelayanan kes. Menjabarkan langkah –langkah operasional. Memberikan pemahaman tentang ETN kepada petugas. Menyusun renc kerja secara terpadu, terarah dan terkoordinasi, sesuai dg situasi dan kondisi setempat. Melakukan tindak lanjut thd faktor risiko yg menjadi penyebab terjadinya TN pd tiap kasus.
24
Campak dikenal sbg salah satu peny yg paling mudah menular.
Measles Initiative Indonesia Campak adalah salah satu peyakit yg berbahaya di dunia ,penyebab kematian anak yg sebenarnya dapat di cegah. Campak dikenal sbg salah satu peny yg paling mudah menular. Imunisasi adalah satu2 nya pertahanan. Virus campak menyebar mel udara saat bersin atau batuk. Jika seseorang anak tdk di imunisasi campak & kontak langs dg org yg telah terinfeksi, dpt dipastikan anak akan jatuh sakit.
25
Gejala awal dan campak adalah :
Demam Pilek Batuk Ruam pd kulit Mata merah berair. Kesulitan bernafas. Komplikasi yg dpt terjadi : Kebutaan Diare Radang Telinga Tengah yg dpt mbbk tuli. Encephaliti/radang otak yg dpt mbbk kerusakan otak. Pneumonia ( radang Paru2).
26
*Upaya Imunisasi Campak (Measles Initiative ) adalah :
Komitmen jangka panjang utk menekan angka kematian yg dsbk oleh komplikasi campak melalui imunisasi. Siapa yg hrs di imunisasi ?? Semua anak sasaran imunisasi hrs menerima suntikan Campak, apapun searah imunisasi mereka. Pada kampanye bulan yg yg ditentukan ,anak2 pd daerah yg ditentukan dibawah 12 th yg tdk sekolah hrs dilayani di Puskesmas atau Posyandu yg terdekat.
27
Anak2 yg berumur dibawah 6 bulan jg hrs mdptk Vit A bersamaan dg vaksinasi campak.
Anak2 dibawah umur 5 tahun hrs menerima dosis tambahan utk Polio agar meningkatkan daya tahan tubuh. Mengapa anak memerlukan dosis kedua ?? Semua anak harus sdh di imunisasi campak pd usia 9 bulan. Pd kebanyakan kasus, satu dosis vaksin campak sdh cukup utk melindungi anak seumur hidup.
28
Namun dmk,sekitar 15—20 % anak tdk berhasil membangun kekebalan setelah vaksinasi.
Dosis kedua ditawarkan bagi anak Indonesia melalui kampanye ini & program memasuki sekolah yg akan datang, krn sangat penting utk mbtk kekebalan pd anak sekaligus mencakup anak yg mungkin tdk mdptk dosis pertama.
29
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.