Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadi Kartawijaya Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
ANALGESIC, ANTIINFLAMATORIC, ANTIPYRETIC DRUGS
2
Analgetika: Obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
Antipiretika : Obat yang berkhasiat menurunkan demam Antiinflamasi: Obat yang berkhasiat mengurangi inflamasi
3
Mekanisme kerja Menghambat enzim siklooksigenase
Konversi asam arakidonat endoperoksid terganggu sintesis prostaglandin menurun
4
Properties of Prostaglandins
5
Pelepasan mediator kimiawi, antara lain prostaglandin
Inflamasi Kerusakan mikrovaskuler permeabilitas kapiler meningkat migrasi lekosit ke jaringan kalor, rubor, dolor, functio laesia Pelepasan mediator kimiawi, antara lain prostaglandin
6
Nyeri PROSTAGLANDIN Sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulus mekanik dan kimiawi
7
memacu pelepasan PG di daerah
DEMAM Zat pirogen endogen memacu pelepasan PG di daerah preoptik hipotalamus
9
Chemical mediator “inflammatory soup”
Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator “inflammatory soup”
10
Effect of NSAID’s on Platelet-Endothelial Interactions
12
Selective COX-2 Inhibitors
Wright JM., CMAJ Nov 12;167(10):
13
Wright JM., CMAJ. 2002 Nov 12;167(10):1131-7.
14
Wright JM., CMAJ. 2002 Nov 12;167(10):1131-7.
15
DERIVAT ASAM SALISILAT Asam asetilsalisilat = Asetosal (Aspirin®)
Obat bebas terbatas analgesik, antipiretik, antiinflamasi toksik: piretik urikosurik: > 5gr/hari memacu respirasi hepatotoksik retensi air dan garam memperpanjang masa perdarahan
16
Pada gastrointestinal:
Nyeri epigastrik nausea vomitus ulkus lambung perdarahan lambung,
17
Kehamilan Kejadian mortalitas perinatal meningkat anemia
perdarahan antepartum dan postpartum memperpanjang masa kehamilan persalinan dengan komplikasi
18
Absorbsi cepat pada pemberian peroral
terdistribusi ke seluruh tubuh mudah melewati barrier plasenta
19
Sediaan, cara pemberian, dosis
Sodium salisilat (Natrium salisilat) tablet 325, 650 mg, injeksi aspirin reguler atau enteric coated tablet mg, suppositoria salsalat (asam salisilsalisilat) salisilamid mesalamin metil salisilat (salep, minyak) asam salisilat (keratolitik)
20
Indikasi Antipiretika
analgetika: nyeri dari sistem integumentum, mis.: sakit kepala, mialgia, arthralgia demam rematik akut rheumatoid arthritis profilaksi: PJK, infark miokard mencegah trombus: 324 mg/hari lokal: asam salisilat (keratolitik), metil salisilat Indikasi
21
Use of Aspirin in Unstable Angina
22
Intoksikasi pada anak Hiperhidrosis Muntah Hiperventilasi
23
Efek toksik Sindroma Reye Konsumsi oksigen meningkat
Metabolisme meningkat Berkeringat nausea, vomitus (Kadar dalam plasma 270 mg/ml dehidrasi
24
SSP Konvulsi konfusi dizzines tinnitus tuli Delirium psikosis stupor
koma
25
Dipiron Analgetik antipiretik antiinflamasi agranulositosis
26
Indikasi dan dosis Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, gout
dosis: 1200 mg per hari, dapat dikurangi sampai 900 mg /hari Tua: dosis lebih rendah Gout akut, initial: 2400 mg hari I (4 x), dilanjutkan 1800 mg sampai serangan akut berkurang, dilanjutkan 1200 mg sampai gejala hilang
27
Efek toksik: Riwayat bronkospasme karena aspirin
Kontraindikasi Riwayat bronkospasme karena aspirin penggunaan harus diawasi seperti penggunaan derivat pirazolon lain Efek toksik: nausea, dispepsi, nyeri epigastrik ruam kulit SSP: sakit kepala, vertigo
28
Derivat Para-aminofenol: Asetaminofen= Parasetamol
Analgetik, antipiretik = aspirin efek antiinflamasi lemah diabsorbsi hampir sempurna di tr. GI
29
Sediaan, cara pemberian, dosis:
Tablet, kapsul, suppositoria, tablet kunyah, elixir, larutan Dosis: mg (rektal: 650 mg), total per hari tidak lebih dari 4000 mg Interval pemberian : 4-6 jam Anak-anak: mg dosis tunggal, tgt umur, BB (tidak lebih dari 5 kali dosis dalam 24 jam), biasanya 10 mg/kgBB tidak lebih dari 10 hari
30
Efek toksik Ruam kulit netropenia trombositopenia pansitopenia
overdosis: nekrosis hepar, nekrosis tubulus renalis, koma hipoglikemik
31
Asam asetat indol: 1. INDOMETASIN
Antiinflamasi, analgetika, antipiretika Diabsorbsi cepat dan hampir sempurna di tr. gastrointestinalis
32
Interaksi dengan obat lain: mengantagonis efek
Natriuresis & antihipertensi furosemid antihipertensi diuretika tiazid penghambatan oleh b-adrenergik penghambatan ACE dengan triamteren gagal ginjal akut
33
Sediaan, cara pemberian, dosis
Kapsul peroral, suppositoria Interval pemberian: 8-12 jam Dosis inisial: 25 mg 2 atau 3 kali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 25 atau 50 mg dengan interval 1 minggu sampai dosis per hari mg Bersama makanan atau antasida inj. Iv untuk menginduksi PDA pada neonatus
34
Indikasi Antipiretik untuk demam yang refrakter Rheumatoid arthritis
Ankylosing spondylitis Osteoarthritis Gout akut Bartter’s syndrome gagal jantung pada neonatus karena PDA
35
Kontraindikasi Gagal ginjal Enterocolitis Trombositopenia
Hiperbilirubinemia wanita hamil gangguan psikiatri epilepsi parkinson sebaiknya tidak rutin untuk analgetik atau antipiretik
36
Efek toksik: vertigo depresi psikosis halusinasi netropenia
trombositopenia kerusakan fungsi trombosit ruam kulit gatal, urtikaria serangan asma akut Efek toksik: Anoreksia muntah sakit perut perdarahan lambung pankreatitis akut diare hepatitis sakit kepala dizzines
37
2. Sulindak Aktivitas kurang dari 1/2 Indometasin
toksisitas pada GI: lebih rendah drpd indometasin sedikit/tidak melewati barrier plasenta, terdapat dalam ASI
38
Dosis Dewasa: 150-200 mg 2x sehari (maks 400 mg/hari)
diberikan bersama makanan, tetapi absorbsi lambat
39
Indikasi Kontraindikasi: Rheumatoid arthritis Osteoarthritis
Ankylosing spondylitis Gout akut Kontraindikasi: wanita menyusui
40
Efek toksik Kejadian toksisitas lebih rendah daripada indometasin
nyeri perut, nausea mengantuk, pusing, sakit kepala, cemas ruam, pruritus berkurangnya fungsi trombosit memperpanjang masa perdarahan
41
3. Tolmetin Antiinflamasi, antipiretin, analgetik
Bersama antasida tidak mengurangi konsentrasi dalam plasma Osteoarthritis Rheumatoid arthritis Ankilosing spondilitis
42
Dosis Dosis inisial: 400 mg 3 x /hari (1:menjelang tidur, 1: saat bangun) Dosis maks. 2 g/hari sebaiknya bersama makanan, susu, atau antasida Dosis inisial anak-anak (2 th/lebih): 20 mg/kgBB/hr (3-4 x) pemeliharaan: mg/kgBB/hari
43
Efek toksik Nyeri epigastrium dispepsi nausea vomitus
ulkus lambung & duodenum gelisah Cemas insomnia mengantuk erosi lambung memperpanjang masa perdarahan
44
Asam antranilat: asam mefenamat
Analgetika: Rheumatoid arthritis, trauma jaringan lunak, nyeri muskuloskeletal, dismenorhoe antiinflamasi: rheumatoid arthritis,osteoarthritis dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent) Dosis maksimal/hari: 1500 mg Interval pemberian: 6 jam
45
Kontraindikasi Riwayat gangguan gastrointestinal
bila diare, ruam kulit hentikan
46
Efek toksik: Dispepsi diare steatorhea gangguan fungsi hepar, ren
ruam kulit anemia hemolitik bronkokonstriksi pada penderita yang sensitif aspirin
47
Asam propionat: 1. Ibuprofen
Dosis analgesi: mg Dosis maksimal: 2400 mg/hari Interval pemberian: 4-6 jam Rheumatoid arthritis & osteoarthritis: 3200 mg/hari (terbagi), biasanya mg/hr. Pemeliharaan: dosis dikurangi Nyeri sedang, dismenorhoe: 400 mg tiap 4-6 jam Diberikan bersama makanan atau susu
48
Kontraindikasi Wanita hamil, menyusui
49
Efek toksik Nyeri epigastrium nausea perut terasa terbakar
trombositopenia ruam kulit sakit kepala Pusing penglihatan kabur ambliopia edema
50
2. Naproksen Dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent)
Dosis maksimal: 1250 mg/hari Interval pemberian: 6-8 jam Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, ankylosing spondylitis: mg (2 x sehari) arthritis juvenil (lebih 2 th):10mg/kgBB (dalam 2x ) Gout akut: 750 mg, dilanjutkan 250 mg tiap 8 jam sampai serangan berkurang dismenorhoe, bursitis, tendinitis akut: 500 mg dilanjutkan 250 mg tiap 6-8 jam Diberikan bersama makanan
51
Efek toksik Sakit kepala pusing banyak keringat depresi ototoksik
pruritus jaundice gangguan fungsi ren edema trombositopenia agranulositosis Efek toksik Dispepsi rasa tidak enak perut nausea vomitus perdarahan lambung ngantuk
52
Naproksen sodium Dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent)
interval pemberian: 6-8 jam Dosis maksimal: 1375 mg/hari
53
3. Fenoprofen Peroral: absorbsi 85%
Makanan dalam lambung: memperlambat absorbsi dan menurunkan kadarnya dalam plasma Tetapi sebaiknya tetap diberikan bersama makanan Dosis analgesi: 200 mg Dosis maksimal: 800 mg/hari Interval pemberian: 4-6 jam
54
Indikasi Rheumatoid arthritis, osteoarthritis: mg 3-4 x sehari (maksimal 3,2 g/hari) Nyeri ringan sampai sedang: 200 mg tiap 4-6 jam Sebaiknya diberikan bersama makanan
55
Kontraindikasi Anak-anak
hati-hati pada penderita dengan riewayat ulkus peptik
56
Efek toksik Perut tidak enak dispepsi konstipasi nausea ruam kulit
SSP: tinnitus, pusing, lesu, bingung, anoreksia
57
4. Ketoprofen Dengan makanan, mengurangi kec. Absorbsi
Dosis analgesi: mg Dosis maksimal: 300 mg/hari arthritis: mg (3-4 x) nyeri lain: mg tiap 6-8 jam
58
Efek toksik Lebih ringan daripada aspirin retensi cairan
kenaikan kreatinin plasma (pada penderita yang menerima diuretika, > 60 th) fungsi ginjal harus dimonitor.
59
5. Flubiprofen Sifat-sifat farmakologi, indikasi terapetik, efek samping sama dengan antiinflamasi lain golongan asam propionat RA dan osteoarthritis: mg / hari (2-4 x)
60
Derivat Oksikam: Piroksikam
setara dengan aspirin, indomethacin, naproksen untuk terapi jangka panjang RA dan osteoarthritis lebih dapat ditoleransi daripada aspirin atau indomethacin menghambat biosintesis PG, menghambat aktivitas netrofil yang memproduksi siklooksigenase
61
Makanan dan antasida tidak mempengaruhi kec. & luas absorbsi
mengurangi gejala RA & osteoarthritis: 20 mg (2 x) gangguan muskuloskeletal akut dismenorhoe nyeri postoperatif gout akut
62
Efek toksik Ulkus peptik mengganggu fungsi trombosit
memperpanjang masa perdarahan bronkokonstriksi pada penderita hipersensitif aspirin
63
Derivat Asam Fenilasetat Diklofenak
Potensi lebih besar daripada indomethacin, naproksen Bersama makanan memperlambat kec. Absorbsi mengurangi gejala RA: mg/hari (2-4 x) Osteoarthritis: mg (2-4 x)
64
Ankylosing spondylitis: 100-125 mg (4-5x)
jangka pendek: trauma muskuloskeletal, nyeri bahu, nyeri postoperatif (minor), dismenorhoe
65
Kontraindikasi Anak-anak wanita hamil wanita menyusui
66
Efek toksik Perdarahan dan ulserasi dinding usus
peningkatan transaminase hepar ruam kulit reaksi alergi retensi air dan edema gangguan fungsi ginjal
67
Cox-2 SELECTIVE INHIBITORS
Celecoxib Rofecoxib
68
Antiallergic
69
H1-RECEPTOR ANTAGONISTS
70
Pharmacological Properties
SMOOTH MUSCLE Within the vascular tree, the H1 antagonists inhibit both the vasoconstrictor effects of histamine and, to a degree, the more rapid vasodilator effects that are mediated by activation of H1 receptors on endothelial cells (synthesis/release of NO and other mediators). CAPILLARY PERMEABILITY H1 antagonists strongly block the increased capillary permeability and formation of edema and wheal brought about by histamine. FLARE AND ITCH H1 antagonists suppress both the flare component of the triple response and the itching caused by intradermal injection of histamine.
71
The second-generation (“nonsedating”) H1 antagonists (e. g
The second-generation (“nonsedating”) H1 antagonists (e.g., loratadine, cetirizine, and fexofenadine) are largely excluded from the brain when given in therapeutic doses because they do not cross the blood–brain barrier. An interesting and useful property of certain H1 antagonists is the capacity to counter motion sickness. This effect was first observed with dimenhydrinate and subsequently with diphenhydramine (the active moiety of dimenhydrinate), various piperazine derivatives, and promethazine.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.