Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Metoda Pengumpulan Biaya Produksi
B. Metoda Harga Pokok Proses (Process costing) Metoda ini umumnya digunakan di perusahaan yang produksinya bersifat terus menerus atau produk yang menghasilkan produk massa. Proses produksi ini mempunyai pola yang pasti. Urutan proses produksinya relatif sama dan berlangsung terus menerus sesuai rencana produksi yang ditetapkan. Karakteristik metoda harga pokok proses: Proses produksi bersifat terus-menerus dan produk yang dihasilkan merupakan produk massa yang bersifat standar. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam tiap departemen pro- duksi yang ada, untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan). Harga pokok produk dihitung pada akhir periode. Harga pokok per unit produk dihitung dengan membagi harga pokok produk selesai dengan jumlah unit produk selesai, dalam perioda ber- sangkutan. Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir perioda dicatat dalam rekening persediaan PDP. Digunakan istilah unit ekuiva- len, yaitu ukuran untuk unit produk dalam proses yang disetarakan dengan unit yang selesai. Agar mudah menghitung harga pokok pro- duk di akhir perioda. Pada akhir perioda dibuat laporan harga pokok produksi untuk tiap departemen, yang berisi perhitungan harga pokok produk yang telah selesai dan yang masih dalam proses, yang dinyatakan dalam total maupun per unit. Biaya bahan tidak perlu dipisahkan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan pembantu, dan biaya tenaga kerja juga tidak dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Metoda ini menekankan penggunaan harga pokok produksi per departe- men. Laporan harga pokok produksi disusun tiap departemen produksi, yang berisi:
2
Jumlah produk masuk proses (dari dept A)
Tata Hitung Ongkos Metoda Pengumpulan Biaya Produksi (process) Keterangan Produk ekuivalen: Biaya bahan = Biaya tenaga kerja = Biaya overhead pabrik = Biaya per unit: (100%) (80 %) Rp : 1.000 Rp : 960 Rp : 960 = 1.000 960 Rp Rp PT. USAHA MURNI Depertemen B Laporan Harga Pokok Produksi Bulan Maret 2007 Laporan Produksi: Jumlah produk masuk proses (dari dept A) Produk selesai siap dijual Produk dalam proses akhir (tingkat penyesaian 60% biaya konversi) 800 unit 700 unit 100 unit 800 unit Pembebanan Biaya: Biaya total Biaya per unit Harga pokok dari dept A Biaya yang ditambahkan Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah tambahan biaya di dept B Jumlah biaya yang akan dibebankan Perhitungan Biaya: Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Produk selesai di transfer ke gudang.: 700 x Rp = Rp Produk dalam proses akhir 100 unit, dengan rincian: Harga pokok dari dept A = x 100% x Rp = Rp Biaya tenaga kerja = x 60% x Rp = Rp BOP = x 60% x Rp = Rp Rp Jumlah biaya yang diperhitungkan Keterangan Produk ekuivalen: Rp Harga pokok dari dept A = 800 Biaya tenaga kerja = Biaya overhead pabrik = Biaya per unit: (60 %) Rp : 760 Rp : 760 = 760 Rp Rp ac.id Aifrid 59
3
5. Biaya produksi produk selesai dari departemen awal (departemen A)
Tata Hitung Ongkos Metoda Pengumpulan Biaya Produksi (process) 5. Biaya produksi produk selesai dari departemen awal (departemen A) yang ditransfer ke departemen lanjutan (departemen B), ditambah biaya produksi yang dibebankan pada departemen tsb. Jurnal yang diperlukan: Jurnal pencatat pemakaian bahan dalam pengolahan Departemen A. Jurnal pencatat biaya tenaga kerja yang terkait dalam proses produksi Jurnal pencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi Pencatat produk selesai di Departemen A yang dipindahkan ke Depar- temen B Jurnal pencatat persediaan produk dalam proses akhir Departemen A Jurnal pencatat biaya produk selesai di Departemen B yang siap dijual atau dipindahkan ke gudang produk selesai Jurnal pencatat biaya persediaan produk dalam proses akhir Depar- temen B. Produk Hilang dalam Proses Dalam proses produksi mungkin saja produk hilang atau susut. Mungkin karena penguapan, pengkristalan, atau penyusutan, misal pada benda cair atau gas. Hal ini harus dimuat dalam laporan produksi: Jumlah produk masuk proses unit Produk selesai siap dijual unit Produk dalam porses akhir (TP. 100% biaya bahan, 80% biaya konversi) 400 unit Produk hilang (dalam proses) 2.000 unit Pengaruh produk hilang ini tergantung waktu hilangnya produk tersebut: di awal proses, sepanjang proses, atau akhir proses. Dalam perhitungan dibedakan jadi hilang di awal proses atau di akhir proses. Pengaruh produk hilang di awal proses Tidak diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalen departemen awal karena dinilai belum menyerap biaya produksi. lanjutan karena dinilai belum menyerap biaya produksi. Tapi biaya produksi per unit yang berasal dari departemen sebelumnya harus disesuaikan dengan adanya produk hilang awal proses di departemen berikutnya. Aifrid 61
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.