Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perancangan Basis Data

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perancangan Basis Data"— Transcript presentasi:

1 Perancangan Basis Data
IK203 Sistem Basis Data Pertemuan #15 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa/i mampu menganalisis & merancang sebuah basis data mulai dari rancangan konseptual, rancangan lojikan hinga rancangan fisikal sesuai dengan kebutuhan bisnis & organisasi.

3 Sistem informasi

4 Database adalah bagian dari sistem informasi yang lebih besar, yang mengatur pengumpulan, penyimpanan, dan penarikan data. Sistem informasi juga memungkinkan proses transformasi data menjadi informasi, serta mengelola data dan informasi. Sistem informasi yang lengkap tersusun dari orang, hardware, software, database, program aplikasi, dan prosedur.

5 Aplikasi tersusun atas 2 bagian:
Data Kode aplikasi (program) yang mengubah data menjadi informasi

6 Kinerja sebuah sistem informasi tergantung pada tiga faktor:
Design/perancangan database dan implementasi. Design aplikasi dan implementasi. Prosedur administratif.

7 Pengembangan database adalah proses design/perancangan database dan implementasi. Tujuan utama dari design database adalah untuk menciptakan model database konseptual, lojikal, dan fisikal yang lengkap, normal, nonredundant, serta terintegrasi secara penuh. Tahap implementasi meliputi pembuatan struktur penyimpanan database, memasukkan data ke dalam database, dan melakukan pengelolaan data.

8 Sdlc: system development life cycle

9

10 Saat membuat design lojikal, designer akan menggunakan tools seperti data flow diagram (DFDs), hierarchical input process output (HIPO) diagram, dan entity relationship (ER) diagram. Aktifitas pemodelan data pada saat design database dilakukan untuk mendapatkan dan menjelaskan seluruh entity dan attributenya serta relationship di antara entity dalam database.

11 Pada tahap implementasi, hardware, software DBMS, dan program aplikasi diinstall, serta design database diimplementasi. Saat tahap awal implementasi, sistem informasi berada pada siklus coding, testing, dan debugging hingga benar-benar siap untuk dijalankan. Database yang sebenarnya dibuat, dan sistem informasi disesuaikan dengan pembuatan tabel dan view, user authorization, dll.

12 Dblc: database life cycle

13 Database Life Cycle (DBLC) terdiri dari enam tahap:
Studi awal database (initial study), Design database, Implementasi dan pengisian (loading), Testing dan evaluasi, Operasi, Maintenance dan evolusi.

14

15 1# database initial study
Aktifitas yang ada pada tahap 1# DBLC

16 2# database design Perbedaan pandang antara manajer bisnis dan database designer

17 Proses design database

18 3# implementation & loading
Menginstall DBMS: tahap ini dibutuhkan hanya bila program DBMS baru diperlukan oleh sistem informasi. Membuat Database: implementasi database baru membutuhkan konstruksi storage khusus untuk menyimpan tabel end-user. Mengisi atau mengkonversi Data: setelah database dibuat, data harus dimasukkan ke dalam tabel database.

19 4# testing & evaluation Menguji Database: pada tahap ini, DBA menguji database untuk memastikan bahwa integritas dan keamanan data tetap terjaga. Integritas data dilakukan oleh DBMS melalui penggunaan aturan primary dan foreign key yang jelas.

20 Area testing Keamanan fisikal allows only authorized personnel physical access to specific areas. Depending on the type of database implementation, however, establishing physical security might not always be practical. For example, a university student research database is not a likely candidate for physical security. Keamanan password allows the assignment of access rights to specific authorized users. Password security is usually enforced at login time at the operating system level. Hak akses can be established through the use of database software. The assignment of access rights may restrict operations (CREATE, UPDATE, DELETE, and so on) on predetermined objects such as databases, tables, views, queries, and reports. Audit trailsare usually provided by the DBMS to check for access violations. Although the audit trail is an after-the-fact device, its mere existence can discourage unauthorized use. Enkripsi data can be used to render data useless to unauthorized users who might have violated some of the database security layers. Diskless workstation allow end users to access the database without being able to download the information from their workstations.

21 Menjaga (fine-tune) Database: sistem yang berbeda membutuhkan kinerja yang berbeda terhadap database. Sistem yang menjalankan banyak transaksi membutuhkan database diimplementasi untuk menyediakan kinerja yang tinggi selama proses insert, update, dan delete yang sangat banyak. Sistem yang mendukung pengambilan keputusan membutuhkan kinerja yang tinggi untuk tugas penarikan data yang kompleks. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kinerja database pada tugas yang berbeda-beda.

22 Mengevaluasi Database dan Program Aplikasi: selain dibuat dan diuji, sistem informasi juga harus dievaluasi dengan pendekatan yang lebih menyeluruh. Pengujian dan evaluasi komponen individu harus dapat memastikan bahwa seluruh komponen berfungsi untuk memenuhi kebutuhan user. Pelatihan kepada user dilakukan, dan dokumentasi sistem difinalisasi. Untuk memastikan data yang ada di dalam database aman, maka harus ada rencana backup dan recovery.

23 5# operation Setelah database melewati tahap evaluasi, maka dianggap bahwa databas telah bisa dioperasikan. Pada titik ini, database, pengelolaannya, usernya, dan program aplikasinya membentuk sebuah sistem informasi yang lengkap.

24 6# maintenance & evolution
Administrator database harus siap untuk menjalankan aktifitas rutin maintenance terhadap database. Beberapa aktifitas maintenance periodik yang perlu dilakukan antara lain: Maintenance preventif (backup). Maintenance korektif (recovery). Maintenance adaptif (meningkatkan kinerja, menambah entity dan attribute, dll). Pemberikan akses dan maintenance untuk user lama dan baru. Membuat statistik akses database untuk meningkatkan efisiensi dan audit sistem serta untuk memantau kinerja sistem. Audit sekuriti secara berkala berdasarkan statistik yang dihasilkan oleh sistem. Ringkasan penggunaan sistem secara berkala (bulanan, tahunan) untuk keperluan internal.

25 Aktifitas paralel sdlc & dblc

26

27 Design konseptual

28 Design konseptual adalah langkah pertama dalam proses perancangan database.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang sebuah database yang bebas/tidak tergantung pada software database dan detil fisikal. Hasil dari proses ini adalah model data konseptual yang menjelaskan entiy data utama, attribute, relationship, dan constraint/batasan terhadap masalah yang ada. Rancangan bisa dalam bentuk deskriptif dan naratif, yang terdiri dari gambaran grafis dan deskripsi teks dari elemen data utama, relationship, dan constraintnya.

29 Tahapan design konseptual
Analisis data dan kebutuhan data, Pemodelan Entity Relationship dan normalisasi, Verifikasi model data, Design database.

30 Model konseptual (ERD)
Tahapan membangun model konseptual dengan ERD: identifikasi, analisis, dan memastikan business rule. Identifikasi entity utama, menggunakan hasil Tahap 1. Menentukan relationship di antara entity, menggunakan hasil Tahap 1 dan 2. Menentukan attribute, primary key, dan foreign key untuk setiap entity. Normalisasi entity (ingat bahwa entity diimplementasi sebagai tabel dalam RDBMS). Lengkapi ER diagram awal yang telah dibuat. Validasi model ER terhadap informasi dan kebutuhan proses dari end user. Modifikasi model ER, menggunakan hasil dari Tahap 7.

31 Memilih software dbms

32 Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum membeli software DBMS:
Biaya. Termasuk harga beli, maintenance, operasional, license, instalasi, training, dan biaya konversi. Fitur dan tools DBMS. Berbeda untuk setiap DBMS. Misalnya, ketersediaan query by example (QBE), report generators, application generators, data dictionaries, dll, yang dapat membantu lingkungan kerja yang enak untuk end user dan programmer aplikasi. Model yang digunakan. Bisa model hierarchical, network, relational, object/relational, atau object-oriented. Portabilitas. DBMS bisa portable terhadap platform, sistem, dan language. Kebutuhan hardware DBMS. Perlu dipertimbangkan kapasitas processor, RAM, disk space, dll.

33 Design lojikal

34 Design lojikal adalah tahap kedua dalam proses design database
Design lojikal adalah tahap kedua dalam proses design database. Tujuan design lojikal adalah untuk merancang database perusahaan berdasarkan model data tertentu yang spesifik tetapi terbebas dari pengaruh detil level fisikal. Design lojikal mengharuskan semua object dalam model konseptual dipetakan ke rancangan spesifik yang digunakan oleh model database yang dipilih. Contohnya, design lojikal untuk DBMS termasuk spesifikasi untuk relation (tabel), relationship, dan constraint (seperti definisi domain, validasi data, dan view)

35 Design fisikal

36 Design fisikal adalah proses penentuan organisasi penyimpanan data dan karakteristik akses data dari database untuk memastikan integritas, keamanan, dan kinerja. Ini adalah tahap terakhir dari proses design database. Karakteristik penyimpanan (storage) adalah fungsi dari jenis perangkat yang didukung oleh hardware, jenis metode akses data yang didukung oleh sistem, dan DBMS. Design fisikal dapat menjadi tugas teknis yang mempengaruhi aksesibilitas data dalam storage dan kinerja dari sistem.

37 Strategi perancangan database

38 Ada 2 pendekatan untuk perancangan database:
Top-down design dimulai dengan mengidentifikasi data set dan kemudian menentukan data element untuk setiap set. Proses ini melibatkan identifikasi jenis entity yang berbeda dan penentuan attribute entity. Bottom-up design dimulai dengan mengidentifikasi data element (item) dan kemudian mengelompokkannya ke dalam data set. Dengan kata lain, tentukan attribute terlebih dahulu, baru kemudian mengelompokkan mereka ke dalam entity.

39

40 penutup


Download ppt "Perancangan Basis Data"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google