Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanto Tedja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
REKAYASA JALAN RAYA I TKS 232 (2 SKS) Dosen : Weka Indra Dharmawan, ST
REKAYASA JALAN RAYA I TKS 232 (2 SKS) Dosen : Weka Indra Dharmawan, ST., MT
2
KONTRAK PERKULIAHAN (1/2)
Perkuliahan dilaksanakan 14 kali tatap muka plus 2 kali ujian (UTS dan UAS). Satu kali tatap muka = kuliah 2 kali 50 menit dengan istirahat 10 menit diantaranya (bila diperlukan). Dosen melaksanakan perkuliahan sesuai silabus dan Rencana Mutu Pembelajaran (RMP) kurikulum JTS UNIMAL tahun 2009. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 11 kali (exclude UTS dan UAS). Bila dosen terlambat 15 menit dan tidak ada pemberitahuan maka mahasiswa boleh meninggalkan kelas dan melakukan pengisian presensi kehadiran. Mahasiswa terlambat 30 menit dan tanpa ada pemberitahuan tidak boleh mengikuti perkuliahan.
3
KONTRAK PERKULIAHAN (2/2)
Nilai ujian = (Nilai tes tertulis) + (nilai tugas) + (nilai diskusi/tanya jawab/presentasi). Mahasiswa ketahuan menyontek atau memberi contekan langsung mendapat sangsi tidak lulus.
4
SILABUS PERTEMUAN POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN 2
PENAMPANG MELINTANG JALAN Jalur Lalu Lintas, Bahu Jalan, Trotoar, Median, Saluran Smping, Talud, Kereb, Pengaman Tepi, Lapisan Perkerasan Jalan, Ruang Manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan, Ruang Pengawasan Jalan. 3,4 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Kendaraan Rencana, Kecepatan, Volume Lalu Lintas, Tingkat Pelayanan Jalan, Jarak Pandangan. 5,6,7 ALINYEMEN HORIZONTAL Gaya Sentrufugal, Lengkung Peralihan, Diagram Superelevasi, Bentuk Lengkung Horizontal, Pelebaran Perkerasan Lengkung horizontal, Jarak Pandangan Lengkung Horizontal, Pedoman Umum Perencanaan Alinyemen Horizontal. 8 UTS 9,10,11 ALINYEMEN VERTIKAL Kelandaian Alinyemen Vertikal, Lengkung Vertikal, Lengkung Vertikal Cembung, Lengkung Vertikal Cekung. 12,13,14 KOORDINASI ALINYEMEN VERTIKAL DAN ALINYEMEN HORIZONTAL SECARA TERPADU 14,15, PENOMORAN PANJANG JALAN (STATIONING) 16 UAS
5
DAFTAR PUSTAKA AASHTO 1984, Policy on Geometric Design of Highway and Streets AASHTO 1990, Policy on Geometric Design of Highway and Streets Dirjen Bina Marga, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya 1970 Silvia Sukirman, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan.
7
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memahami konsep perencanaan jalan raya yang didasarkan atas kelancaran, keamanan, dan kenyamanan kendaraan bergerak, serta menguasai rekayasa detil geometrik yang meliputi potongan melintang, alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, serta persimpangan. Buku Pegangan, 2008
8
Jotin & Khisty, 2002
9
KETERKAITAN DENGAN MATAKULIAH TRANSPORTASI YANG LAIN
DDRT & Rekper (mekanika tanah) Desain perkerasan. RGJ Desain alinyemen. RLL Evaluasi dan desain sistem kendali (Mikro). Pertrans Evaluasi dan desain sistem transportasi (Makro).
10
PENDAHULUAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisk sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. TUJUAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN adalah menghasilkan infra struktur yang aman, efisien dalam melayani arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio antara tingkat penggunaan dan biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan (dimensi jalan) dikatakan baik jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
11
DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Sifat gerakan kendaraan. Ukuran fisik kendaraan. Sifat dan karakter pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Karakteristik arus lalu lintas. ELEMEN PERENCANAAN GEOMETRTIK JALAN Alinyemen horizontal atau trase jalan, terutama dititik beratkan pada perencanaan sumbu jalan. Alinyemen vertikal atau penampang memanjang jalan. Penampang melintang jalan.
16
KLASIFIKASI JALAN Pengelompokan Jalan Menurut Sistem
Sistem Jaringan Jalan Primer Jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah, yang menghubungkan simpul jasa distribusi yang berwujud kota. Sistem Jaringan Jalan Sekunder Jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota, yang menghubungkan antar dan dalam kawasan di dalam kota. Pusat-Pusat Produksi Pusat-pusat yang menghasilkan barang dan jasa, termasuk kawasan pemukiman dan kawasan lainnya. Simpul Jasa Distribusi Pusat-pusat kegiatan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah dan lokal.
17
Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi
Jalan Arteri Jalan yang melayani angkutan utama. - Perjalanan jarak jauh. - Kecepatan rata-rata tinggi. - Jumlah jalan masuk (accses) dibatasi secara efisien. Jalan Kolektor Jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi. - Perjalan jarak sedang. - Kecepatan rata-rata sedang. - Jumlah jalan masuk (accses) dibatasi.
18
3. Jalan Lokal Jalan yang melayani angkutan lokal. - Perjalanan jarak dekat. - Kecepatan rata-rata rendah. - Jumlah jalan masuk (accses) tidak dibatasi. 4. Jalan Lingkungan Jalan yang melayani angkutan lingkungan. - Perjalan jarak pendek. - Kecepatan rata-rata redah.
21
PENAMPANG MELINTANG JALAN
PENAMPANG MELINTANG JALAN : merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan
22
Bagian-Bagian Jalan Utama (1/2)
A. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas : Jalur lalu lintas Lajur lalu lintas Bahu jalan Trotoar Median B. Bagian yang berguna untuk drainase : Saluran kemiringan Kemiringan melintang jalur lalu lintas Kemiringan melintang bahu Kemiringan lereng
23
Bagian-Bagian Jalan Utama (2/2)
C. Bagian pelengkap jalan : Kereb Pengaman tepi D. Bagian perkerasan jalan : Lapisan permukaran jalan (Surface) Lapisan pondasi atas (Base) Lapisan pondasi bawah (Sub Base) Lapisan tanah dasar (Subgrade) E. RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan) F. RUMIJA (Ruang Milik Jalan) G. RUWASJA (Ruang Pengawasan Jalan)
24
Jalur Lalu Lintas Jalur lalu lintas (traveled way or carriged way) : keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas kendaraan dan terdiri dari beberapa lajur (lane). Lajur kendaraan : bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan untuk dilewati oleh suatu rangkaian kendaraan dalam satu arah. Jalan 1 arah minimal 1 lajur. Jalan 2 arah minimal 2 lajur (2 lajur 2 arah = 2/2).
26
Lebar Lajur Lalu Lintas
Merupakan lebar kendaraan ditambah dengan ruang bebas antar kendaraan, yang besarnya sangat ditentukan oleh faktor keamanan dan kenyamanan. Bina Marga Lebar kendaraan rencana penumpang : 1,50 m – 1,75 m Lebar kendaraan rencana truk/bis/semitrailer : 1,70 m – 2,50 m Jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum : 2 x 2,75 m Jalan arteri (kecepatan tinggi) lebar jalur minimum : 3,25 m
27
Jumlah Lajur Lalu Lintas
Banyaknya lajur tergantung dari volume lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut sesuai dengan tingkat pelayanan yang diharapkan. Kemiringan Melintang Jalur Lalu Lintas Di jalan yang lurus kemiringan melintang digunakan untuk kebutuhan drainase jalan. Sedangkan pada tikungan, selain untuk drainase juga untuk keseimbangan gaya sentrifugal. Besarnya kemiringan melintang : 2% - 4 % (permukaan aspal atau semen) 5% (lapisan permukaan tanpa pengikat)
28
Bahu Jalan Bahu Jalan : jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas. Fungsi Bahu Jalan : Ruang tempat pemberhentian sementara dari kendaraan. Ruang untuk menghindarkan diri pada kondisi darurat agar tidak terjadi kecelakaan. Memberikan ruang kepada pengemudi dalam meningkatkan kapasitas jalan. Memberikan sokongan kekuatan pada konstruksi perkerasan jalan di arah samping. Ruang tempat meletakkan peralatan pada saat perbaikan jalan. Ruang lintasan kendaraan darurat (ambulan, patroli dll).
29
Dilihat dari letaknya terhadap arah arus lalu lintas :
Jenis Bahu : Bahu yang tidak diperkeras (dibuat dari material perkerasan jalan tanpa bahan pengikat). Bahu yang diperkeras (dengan menggunakan bahan pengikat sehingga kedap air). Dilihat dari letaknya terhadap arah arus lalu lintas : Bahu kiri atau bahu luar (left shoulder or outer shoulder). Bahu kanan atau bahu dalam (right shoulder or inner shoulder).
31
Lebar bahu dipengaruhi :
Fungsi jalan Volume lalu lintas Kegiatan disekitar jalan Ada atau tidaknya trotoar Biaya yang tersedia Lebar bahu : 0,5 m – 2,5 m Besar kemiringan melintang bahu jalan 6% sampai 8%.
32
Trotoar (Jalur Pejalan Kaki / Side walk)
Merupakan jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Lebar trotoar : 1,5 m – 3,0 m
33
Median Merupakan jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan pada masing-masing arah. Fungsi Median Merupakan daerah netral bagi pengemudi agar dapat mengontrol kendaraan pada saat darurat. Menyediakan jarak yang cukup untuk mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan arah berlawanan. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi. Mengamankan kebebasan sampingdari masing-masing arah arus lalu lintas. Lebar median : 1.0 m – 12 m
35
Jalur Tepian Median Jalur yang terletak berdampingan dengan median (pada ketinggian yang sama dengan jalur perkerasan) yang fungsinya untuk mengamankan kebebasan samping arus lalu lintas. Lebar jalur tepian : 0,25 m – 0,75 m dan dibatasi dengan marka berupa garis putih menerus
36
Saluran Samping Fungsi :
Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan atau bagian luar jalan. Menjaga supaya konstruklsi jalan selalu berada dalam kondisi kering.
37
Talud (Kemiringan Lereng)
Konstruksi talud dibuat 2H : 1V, tetapi untuk tanah yang mudah longsor, dibuat landai yang aman sesuai perhitungan kesetabilan lereng. Talud dapat dibuat bronjong, tembok penahan tanah, lereng bertingkat (Berm) atau dengan menggunakan rumput.
38
Kereb Merupakan penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan, terutama untuk keperluan draenase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi jalan dan memberikan ketegasan tepi jalan.
39
Pengaman Tepi Bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan, jika terjadi kecelakaan dapat mencegah kendaraan keluar dari badan jalan.
40
Ruang Manfaat Jalan Terdiri dari : badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya.
41
Ruang Milik Jalan Merupakan ruang sepanjang jalan dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu. Per 1 km dipasang DMJ.
42
Ruang Pengawasan Jalan
Merupakan sejalur tanah tertentu yang terletak di luar RUMIJA, yang penggunananya diawasi oleh Pembina Jalan dengan maksud agar tidak menggangu pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.