Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KONSTRUKSI PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERTEMUAN 5

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KONSTRUKSI PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERTEMUAN 5"— Transcript presentasi:

1 KONSTRUKSI PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERTEMUAN 5
Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd PGSD - FKIP

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1,. Menjelaskan perkebangan pola pendidikan. 2. Menjelaskan pen-dekatan-pendekatan kurikulum. 3. Membuat rumusan komponen tujuan. 4. Merumuskan pengembnagan komponen belajar, 5. Merumuskan pengembangan komponen siswa/subjek didik. 6. Merumuskan pengembangan komponen kemasyarakatan. 7. Merumuskan pengembangan komponen organisasi materi kurikulum

3 A. PENDEKATAN KULTURAL DAN PANDANGAN CHILD CENTERED
Kurikulum sebagai reproduksi kultural dari sistem ekonomi yang dominan, konvensi kebudayaan, kebiasaan dan aturan adat istiadat serta nilai-nilai agama yang ada di berbagai sekolah. Pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus melalui lembaga penerus. Kurikulum ini dikembangkan pada masyarakat industri dimana para orang tua tidak sempat untuk memberikan pelatihan bagi anak-anak mereka, dan mempercayakan pada lembaga pendidikan. Model ini merupakan model kurikulum berbasis masyarakat (curriculum based community / CBC).

4 A. PENDEKATAN KULTURAL DAN PANDANGAN CHILD CENTERED
Pandangan Child Centered * Bahwa perkembangan nilai dan dengan segala warisannya adalah dipusatkan pada anak agar anak dapat hidup dalam masyarakat.

5 B. PENEKANAN KULTURAL DAN ACTIVITY CURRICULUM
Disebut pula sebagai experience curriculum. Organisasi kurikulum ini tidak memiliki struktur yang formal dan tidak dirancang sebelumnya. Isi kurikulum disusun berdasarkan ekbutuhan dan minat peserta didik sehingga kurikulum ini lebih menonjolkan kebutuhan dan minat peserta didik. Guru perlu mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik dan membantu peserta didik dalam memilih kebutuhan dan minat yang dianggap penting. Kurukulum disusun bersama guru dan peserta didik dengan tekanan utama pada prosedur pemecahan masalah.

6 B. PENEKANAN KULTURAL DAN ACTIVITY CURRICULUM
Kelebihan kurikulum ini adalah sesuai dengan kebutuhan dan miant peserta didik. Kekurangan dari kurikulum ini adalah kebutuhan dan minat peserta didik belum tentu relevan dengan kehidupan. *Sangat membutuhkan kompetensi dan profesionalitas guru untuk merancang kebutuhannya. John Dewey merupakan pelopor kurikulum model ini. Kurikulum ini bukan untuk memberikan pendidikan keterampilan atau kejuruan melainkan memberi kesempatan berpikir dan berbuat secara sistematis yang berkaitan dengan suatu pekerjaan.

7 C. PENDEKATAN KOMPETENSI
Kompetensi adalah perpaduan antara pegnetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berpikir dan pola bertindak. Ciri-ciri pokoknya adalah berpikir teratur dan sistemik, sasaran penilaian difokuskan pada tingkat penguasaan dan kemampuan memperbarui diri (integrated capability). Prosedurnya adalah: (a) Menetapkan skl yang harus dikuasai siswa, (b) memerinci perangkat kompetensi yang diharapkan dikuasai lulusan, (c) menetapkan bentuk dan kuantitas pengalaman belajar melalui bidang studi, (d) mengembangkan silabus, (e) mengembangkan skenario pembelajaran, (f0 mengembangkan eprangkat lunak pembelajaran, (g) mengembangkan sistem penilaian

8 D. PENDEKATAN SISTEM Sistem adalah suatu totalitas atau sejumlah komponen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Pendekatan sistem digunakan sebagai suatu sistem berpikir dan dikembangkans ebagai upaya pembaharuan kurikulum melalui proses identifikasi dan perumusan masalah.

9 Peserta didik yang sudah duperbaiki
D. PENDEKATAN SISTEM . OUTPUT Kemampuan Peserta didik yang sudah duperbaiki INPUT Peserta Didik Manusia dan teknik Biaya Informasi SISTEM Proses Pengembangan Kurikulum (Black Box)

10 E. PENDEKATAN KLASIFIKASI NILAI
Klasifikasi nilai adalah pengambilan keputusan tntang prioritas atau keuakinan sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional, logis sesuai dengan perasaannya dan perasaan orang lain serta aturan yagn berlaku. Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya sendiri. Klasifikasi nilai membantu orang dalam menentukan skala prioritas berdasarkan analisis nilai yang dilakukan sendiri secara lebih kritis dan menjadikan hubungan lebih baik dengan orang lain.

11 E. PENDEKATAN KLASIFIKASI NILAI
Karakteristik model klasifikasi nilai:. Peran guru kurng dominan dalam pebmelajaran, siswa diberi kesempatan mencari jawaban yagn dapat memuaskan dirinya. Guru sedikit memberi informasi an banyak mendengarkan penjelasan siswa melalui tanya jawab. Tidak banyak kritik yang destruktif. Kurang menekankan faktor kegagalan dan lebih menerima kesalahan. Menanggapi dan menghayati pekerjaan peserta didik/ Merumuskan tujuan dengan jelas sehingga struktur pengalaman belajar jelas,

12 E. PENDEKATAN KLASIFIKASI NILAI
Karakteristik model klasifikasi nilai:.Dalam batas tertentu, peserta didik bebas bekerja dan bertanggung jawab. Peserta didik bebas mengungkapkan apa yang emreka rasakan. Adanya keseimbangan tugas kelompok dan individual. Evaluasi bukan berfokus pada prestasi akademik tetapi pada proses pertukaran pengalaman Peserta didik menemukan sistem nilainya sendiri

13 E. PENDEKATAN KLASIFIKASI NILAI
Tujuan Klasifikasi Nilai: Mengembangkan hubungan pribadi peserta didik secara lebih baik jika mereka mengalami konflik nilai dan untuk mengambil keputusan. Melengkapi kebutuhan peserta didik secara jasmani dan rohani. Mengukur dan emngeahui tingkat kesadaran Menyadarkan peserta didik tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat dan sifatnya, Menanamkan nilai keteladanan dan cara rasional dalam menghargai milik pribadi. Melatih cara menilai, menerima dan mengalmbil keputusan tentang suatu nilai umum.

14 F. PENDEKATAN KOMPREHENSIF
Pendekatan ini melihar, memperhatiukan dan emnganalisis kuruikulum secara keseluruhan. Semua masalah yang ebrkaitan dengan kurikulum diidentifikasi secara global oleh epngembang kurikulum. Langkahnya meliputi: Langkah 1: merumuskan filsafat pendidikan. Langkah 2: Merumuskan visi dan tujuan pendidikan. Langkah 3: Merumuskan target atau sasaran Langkah 4: Merancang perencanaan Langkah 5. Implementasi (uji coba) Langkah 6. Monitoring dan evaluasi. (Revisi dan feedback)

15 G. PENDEKATAN YANG BERPUSAT PADA MASALAH
Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi berbagai masalah kurikulum secara khusus. Para guru dimulai berbagai informasi tentang masalah-masalah, keinginan atau harapan dan kesulitan0kesulitan yang emreka hadapai dalam suatu pelajaran, seperti cara penampilan, penggunaan multimedia dan medai dalam pembelajaran, serta sisitem penilaian. Melalui pendekatan ini, guru merasa sangat dihargai karena pendapat atau saran mereka didengar dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pegnembangan kurikulum.

16 H. PENDEKATAN TERPADU Pendekatan terpadu bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang ebrmakna dan berstrruktur. Keseluruhan bukan penjumlahan bagian-bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki makna sendiri, Bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu struktur tertentu. Sistem penyampaian melalui pembelajaran unit. Sebagai sautu pendekatan yang memadukan keseluruhan bagian dan indikator-indikatornya dalam suatu bingkai kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu.

17 H. PENDEKATAN TERPADU Bagian yang dimaksud menggambarkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor, tahap eprkembangan kurikulum mencakup perencanaan, pelaksanaan, monev dan pengendalian) dan program yang ditawarkan meliputi program pendidikan umum, pendidikan agama dan pendidikan pilihan.

18 Selesai


Download ppt "KONSTRUKSI PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERTEMUAN 5"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google