Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT"— Transcript presentasi:

1 APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT
13 Juni 2016

2 Metode Diagnosa Mikroskopik Kultivasi Biotesting Metode Imunologikal
Metode Biokemikal Metode Molekular

3 Metode Molekuler Diperlukan Jika Metode Tradisional Memberikan Hasil yang Kurang Memuaskan
Mikroskopik memberikan hasil positif yang salah Patogen intraseluler Sensitivitas rendah Pertumbuhan mikroba lambat

4 Cara Kerja Diagnosa Molekuler
Setiap organisme memiliki ciri khas, tiap spesies memiliki sekuens DNA spesifik Diagnosis molekuler membuat DNA spesifik tiap spesies terlihat

5 Diagnosis Molekuler adalah Metode Untuk Mempelajari Struktur Primer (Sekuens) DNA
Hibridisasi dengan sekuens yang komplemen Amplifikasi (sintesis) sekuens spesifik tiap spesies dengan PCR

6 Yang Perlu Diperhatikan dalam Diagnosis Molekuler
Tempat  siapa, dimana, apa, dan bagaimana Harga  berapa biaya yang diperlukan Profisiensi  berapa tingkat kualitas informasi yang didapat

7 Keuntungan Metode Molekuler
Sensitivitas dan spesifitas tinggi Mendeteksi patogen, bukan respons imun Hasil cepat

8 PCR (Polimerase Chain Reaction)
Metode yang cepat dan sederhana, untuk mengkopi dan memperbanyak urutan DNA spesifik yang dinginkan dan divisualisasikan sebagai pita yang jelas pada gel agarosa.

9 ELISA (Enzyme Linked Immune Sorbent Assay)
ELISA (Enzim Linked Immunosorbent Assay) adalah salah satu metode yang sensitif untuk mendeteksi antibodi, antigen, hormon maupun bahan-bahan toksik. Metode ini merupakan pengembangan dari sistem deteksi dengan imunofluoresen atau radioaktif.

10 WESTERN BLOT Western blot adalah proses pemindahan protein dari gel hasil elektroforesis ke membran. Membran ini dapat diperlakukan lebih fleksibel daripada gel sehingga protein yang terblot pada membran dapat dideteksi dengan cara visual maupun fluoresensi. Deteksi ekspresi protein pada organisme dilakukan dengan prinsip imunologi menggunakan antibodi primer dan antibodi sekunder. Setelah pemberian antibodi sekunder, deteksi dilakukan secara visual dengan pemberian kromogen atau secara fluoresensi. Pada deteksi secara fluoresensi, reaksi antara antibodi primer dengan antibodi sekunder akan memberikan hasil fluoresens yang selanjutnya akan membakar film X-ray, deteksi ini dilakukan di kamar gelap. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya .

11 SOUTHERN BLOT Southern blot adalah suatu teknik yang dikembangkan oleh Edwin. M. Southern pada 1975, seorang ahli biologi asal Inggris. Teknik ini digunakan untuk pendeteksian suatu DNA sequence spesifik (gen atau lain) dalam sample kompleks DNA (selular DNA). Ini juga digunakan untuk menentukan bobot molekular suatu restriksi fragmen dan untuk mengukur sejumlah relatif dalam sample berbeda. Di bawah kondisi-kondisi optimal, Southern blot mendeteksi ~ 0.1 pg DNA yang menarik. Blot teknik digunakan untuk memindahkan protein DNA dan RNA ke suatu pengangkut sehingga dapat dipisahkan, dan sering juga diikuti penggunaan suatu gel ectrophoresis. Southern blot digunakan untuk memindahkan DNA. Digunakan biologi molekular untuk melihat kemungkinan kehadiran suatu urutan DNA dalam suatu sample DNA. Southern blot Selatan berkombinasi gel agarose electrophoresis untuk separasi ukuran DNA dengan metoda untuk memindahkan DNA ke suatu membran filter untuk pemeriksaan hybridisasi. Metoda lain adalah Western blot dan Northern blot memiliki prinsip kerja yang sama tetapi menggunakan RNA dan protein.

12 TERIMA KASIH


Download ppt "APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google