Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FILM DOKUMENTER MARSELLI SUMARNO 2009.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FILM DOKUMENTER MARSELLI SUMARNO 2009."— Transcript presentasi:

1 FILM DOKUMENTER MARSELLI SUMARNO 2009

2 JOHN GRIERSON ( ) Mulai karir dalam dunia film sejak tahun Grierson menjabar- kan definisi atau kriteria dokumenter adalah pengolahan kreatif atas aktualitas (creative treatment of actuality). Ada sejumlah definisi film dokumen-. ter. Yang terpenting, istilah dokumenter adalah untuk mem- bedakan dengan film cerita fiksi dan berita / reportase / liputan. Grierson memusatkan pembuatan dokumenter pada konsep tertulis (treatment, skenario). Baginya, konsep pada cetak biru yang dibuat saat persiapan praproduksi sangat penting, karena dapat menjadi penentu baik buruknya sebuah proses kerja serta kualitas film yang dihasilkan. Dokumentaris Indonesia antara lain : Des Alwi Yazir Marzuki DA Peransi

3 4 Kriteria tentang film dokumenter sebagai non fiksi.
Pertama : Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, maka pada dokumenter latar belakang harus spontan, otentik dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya). Kedua : yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita). Sedangkan pada film fiksi, isi cerita berdasarkan karangan (imajinasi). Bila film dokumenter memiliki interpretasi kreatif, maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interpretasi imajinatif. Ketiga : Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara malakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya. Keempat : Apabila struktur cerita pada film fiksi berdasar pada alur cerita atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi atau ide atau gagasan.

4 KESIMPULAN Kekuatan film cerita adalah pada plot (alur cerita) yang berdasarkan kekuatan imajinasi. Cerita tersebut disusun dalam bentuk skenario, sehingga skenario merupakan susunan cerita. Kekuatan film dokumenter adalah pada ide yang berdasarkan pada riset. Ada sudut pandang pembuatnya yang terumuskan dalam film statement. Artinya, dalam film dokumenter ada subyektivitas si pembuat sedangkan dalam dokumentasi hanyalah rekaman-rekaman yang pasif sifatnya. Dalam film dokumenter gambar juga harus bercerita dan film dokumenter mempunyai nilai kultural edukatif. Ide-ide dalam dokumenter televisi dapat bersifat ringan, keseharian namun tetap punya daya tarik/human interest. Dokumenter televisi merupakan perkembangan dari format program jurnalistik.

5 Pertanyaan-pertanyaan sebelum melangkah :
Apakah anda sudah memahami serta menguasai tema dan subyek tersebut secara mantap? Apakah anda memiliki ikatan emosi yang kuat dengan subyek tersebut? Apakah antara ide, tema & subyek memiliki kecocokan? Apakah ada motivasi kuat untuk lebih mendalami subyek yang telah anda amati? Apakah subyek tersebut memiliki arti penting yang mendasari pokok pemikiran ide anda? Hal-hal apakah yang sangat menarik dari tema dan subyek tersebut? Di bagian manakah hal-hal khusus, unik, serta berkesan dari subyek tersebut? Bagaimana cara memperdalam serta melakukan pembatasan sehingga film menjadi fokus dan berkesan? Apa yang akan dan dapat dipresentasikan dari dokumenter ini melalui bentuk, gaya dan pendekatan yang segar dan baru.

6 DOKUMENTER PRA PRODUKSI
RISET Mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subyek, lokasi sesuai tema yang di ketengahkan. Riset yang dilakukan pada sumber data informasi, yang umumnya terdiri atas beberapa macam, yaitu : Data tulisan : buku, majalah, surat kabar, surat, selebaran. Data visual : foto, film, video, lukisan, poster, patung dsb. Data suara : bunyi-bunyian, musik, lagu, kaset, CD. Data mengenai subyek, nara sumber, informan. Data lokasi : tempat kejadian/peristiwa.

7 TIGA KATEGORI RISET SUBYEK/TOKOH
DATA FISIK Jenis Kelamin Nama dan usia Kondisi tubuh : sakit atau catat Postur tubuh : tinggi, pendek, kecil, gemuk Sifat pribadi : manarik atau sebaliknya Mimik atau ekspresi Cara berbicara : dialek, artikulasi Kebiasaan pribadi Latar belakang etnik, bangsa, sukubangsa Kelas atau tingkat sosial Pendidikan Profesi : penghasilan, kondisi pekerjaan, kondisi hidup dan tempat tinggal. Keluarga : anak, istri atau bujangan Kerabat/teman di dalam dan di luar lapangan pekerjaan Hobi atau kesenangan pribadi Visi politik dan religi DATA SOSIOLOGIS Ambisi pribadi Frustasi Sikap hidup Kelemahan pribadi Temperamen Intelegensia dan bakat khusus DATA PSIKOLOGIS

8 BEBERAPA HAL SEBELUM WAWANCARA
Harus tahu lebih dulu tahu siapa subyek/tokoh. Harus tahu yang akan diangkat atau ditanyakan dalam wawancara. Harus tahu mengarahkan wawancara agar yang ingin diungkap dapat tergali. MENENTUKAN LOKASI WAWANCARA Apakah latar belakang ini mampu mengugah perasaan (mood) dan memiliki aspek dramatis. Apakah latar belakang ini menyebabkan orang yang akan anda wawancarai mungkin tidak nyaman, misal karena banyak orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Apakah kesan yang terekam dari latar belakang tersebut tidak terlalu menonjol, sehingga dapat mengalihkan perhatian dalam wawancara.

9 Tahap Setelah Menganalisis Hasil Riset
Menuliskan naskah. Penulisan naskah dibagi ke dalam lima tahapan : 1. Film statement/Ide yang kuat/ide yang menarik . Menuliskan gagasan pokok dalam bentuk sinopsis (1-3 halaman). 2. Treatment atau storyline, merupakan sketsa yang dapat memberikan gambaran pendekatan dan keseluruhan isi cerita. Treatment dapat pula menjadi materi presentasi untuk ditawarkan pada produser atau sponsor. 3. Naskah syuting atau disebut juga shooting script. Sangat penting untuk mendapatkan gambaran konkret dan jelas. Deskripsi mengenai audio dan visual akan menjadi acuan sutradara dan juru kamera untuk menentukan visualisasi, susunan shot, adegan. 4. Konsep editing 5. Konsep narasi, merupakan susunan penulisan narasi yang nantinya akan dibacakan.

10 FORMAT DOKUMENTER TV Pertama : Esai Berita Aktual.
Bentuk ini di pakai untuk laporan/reportase berita yang aktual dengan durasi pendek (3-5 menit). Reportase mengetengahkan suatu peristiwa secara selintas, dengan menitik beratkan perhatian pada garis besar suatu peristiwa. Kedua : Feature Feature dapat diterjemahkan sebagai laporan khusus. Features termasuk reportase yang dikemas secara lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek human interest agar memiliki dramatika. (sekitar 15 menit) Feature menyuguhkan suatu topik tertentu, yang dilengkapi wawancara, komentar dan narasi. Bisa juga disebut liputan khusus. Feature dapat dibedakan dengan berita aktual antara lain karena durasi feature lebih panjang. Bila reportase berupa berita aktual, feature tak menuntut aktual.

11 Ketiga : Magazine Ini merupakan paket berita pada radio maupun televisi, yang menyuguhkan satu hingga beberapa topik. Magazine dulu biasa disebut majalah udara di radio, merupakan gabungan dari uraian fakta dan opini yang dirangakai dalam satu mata acara. Teknik penyajian magazine ada yang menampilkan satu atau dua pembawa acara (host), bahkan ada pula tanpa penyiar. Magazine termasuk dalam jajaran berita berkala, karena sebagian besar materinya bersifat tidak terikat waktu (timeless). Bila mengacu pada pengertian feature, isi sebuah magazine terdiri dari satu hingga beberapa feature. Keempat : Dokumenter Televisi Dengan tema atau topik tertentu yang disuguhkan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi, ada wawancara-wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual. Durasi dokumenter televisi juga ditentukan, misalnya 24 menit (umumnya untuk televisi Indonesia) atau 48 menit, atau 54 menit. Berbeda dibandingkan dokumenter film yang lebih bebas dalam menentukan durasi, umumnya dokumenter televisi menggunakan gaya konvensional yaitu : ada narasi ditambah presenter yang dianggap dapat menjadi daya tarik kemasan acara.

12 Kelima : Dokumenter Seri Televisi
Format ini merupakan suguhan dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa subtema atau episode. Umumnya tema program dokumenter seri ini adalah mengenai sejarah, ilmu pengetahuan, potret/biografi. Selain itu, biasanya menggunakan gaya bertutur perbandingan atau kontradiktif.

13 GAYA / JENIS DOKUMENTER
Ada tipe kategori dan bentuk penuturan dalam dokumenter. Dalam beberapa hal terlihat adanya kemiripan, yang membedakan adalah spesifikasinya. Beberapa gaya tersebut adalah : LAPORAN PERJALANAN SEJARAH (Awalnya Propaganda) POTRET / BIOGRAFI PERBANDINGAN KONTRADIKSI (Lebih Kritis dari Perbandingan) ILMU PENGETAHUAN INVESTIGASI NOSTALGIA REKONSTRUKSI BUKU HARIAN SOSIAL BUDAYA LINGKUNGAN HIDUP PUITIK DOKU DRAMA

14 TIGA CARA UMUM STRUKTUR PENUTURAN
KRONOLOGIS Peristiwa dituturkan secara berurutan dari awal hingga akhir. Dengan struktur ini, waktu menentukan konstruksi, atau konstruksi alur kisah sesuai perjalanan waktu TEMATIS Cerita dipecah ke dalam beberapa kelompok tema, yang menempatkan sejumlah sebab dan akibat ke dalam setiap babak. Misal tema pencemaran sungai, ada babak masalah yang dihadapi warga di tepian sungai, babak masalah nelayan yang menangkap ikan sungai, babak dampak banjir. DIALEKTIS Struktur ini lebih memiliki kekuatan dramatik dibanding dua yang lainnya, karena struktur dialektik menyuguhkan suatu masalah yang langsung diberi jawabannya. Apabila ada aksi langsung diikuti reaksi.

15 GAYA PEMAPARAN EKSPOSISI PRESENTER
Menggunakan narator sebagai penutur tunggal. Karena itu narasi disebut voice of God. (fungsi narasi : menerangkan, merangkaikan, menafsirkan dan menyimpulkan). PRESENTER Pembawa acara yang tampil menyertai film dokumenter OBSERVASI Hampir tidak menggunakan narator, konsetrasinya pada dialog antar tokoh. Sutradara bertindak sebagai pengamat atau obsevator atas dialog yang terjadi. REFLEKSI Renungan. Dokumenteraris Rusia Dziga Vertov merupakan pelopor gaya ini. Dalam filmnya yang berjudul “The Man with a Movie Camera” (1929), Vertov merefleksikan dua prinsip teorinya mengenai yang disebut kebenaran. Pertama, semua adegan harus apa adanya. Kedua, hasil shot dari berbagai realita kemudian disusun kembali. PERFORMATIF Peragaan. Gaya dokumenter ini mendekati film fiksi. Bila umumnya dokumenter tidak mementingkan alur penuturan atau plot, dalam gaya performatif malah lebih ditekankan. Sebagian teoritisi menyebutnya sebagai film semi-dokumenter.

16 PRA PRODUKSI FILM DOKUMENTER
Film statement Ide yang kuat/menarik II. Riset yang mendalam III. - Format Dokumenter TV - Jenis Dokumenter - Struktur Penuturan - Gaya Pemaparan IV. Sinopsis Treatment - Naskah Syuting - Konsep Editing - Konsep Narasi


Download ppt "FILM DOKUMENTER MARSELLI SUMARNO 2009."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google