Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AUDIT INTERNAL TM 8 PELAPORAN AUDIT FILOSOFI LAPORAN Sasaran Cara

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AUDIT INTERNAL TM 8 PELAPORAN AUDIT FILOSOFI LAPORAN Sasaran Cara"— Transcript presentasi:

1 AUDIT INTERNAL TM 8 PELAPORAN AUDIT FILOSOFI LAPORAN Sasaran Cara
internal dapat menjadi sebuah instrument yang kuat jika dibuat dan dipergunakan dengan baik. Laporan audit internal dapat menciptakan kesan keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien—manajemen senior—mengenai kejadian-kejadian penting yang tidak ketahui kecuali jika diberitahukan. Laporan audit internal dapat mengubah pandangan. internal dapat mendorong dilakukannya tindakan. Didalam laporannya, auditor hendaknya berusaha untuk : 1. Menginformasikan : Menceritakan hal-hal yang mereka. temui. 2. Memengaruhi : Meyakinkan manajemen mengenai nilai & validitas dari temuan audit. 3. Memberikan hasil : Menggerakkan manajemen ke arah perubahan dan perbaikan. Karenanya laporan tersebut sebaiknya mempresentasikan temuan audit dengan jelas dan sederhana. Laporan audit internal harus rnendukung kesimpulan dengan bukti yang persuasif. Laporan harus harus memberikan arah pada pengambilan keputusan manajemen dengan memberikan rekomendasi perbaikan. Hasil akhir ini dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara berikut ini: Tujuan dari laporan audit adalah untuk menyediakan cara-cara di atas. Laporan tersebut sebaiknya menciptakan di pilkran pembacanya untuk keyakinan bahwa : (1) Apa yang dilaporkan dapat dipercaya, dan (2) Apa direkomendasikan adalah valid dan berharga. Sasaran Cara Menginformasika Menciptakan kesadaran Mempengaruhi Mendapat penerimaan, menciptakan dukungan Memberikan hasil Mendorong pelaksanaan tindakan ‘12 Audit Internal Suparno, SE. MM. 1 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana

2 3.Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk penulisan laporan.
segera menjadi sebuah sumber gangguan yang terus-menerus terjadi. Manager dan eksekutif operasional memiliki kepentingan terhadap hasil audit dan tidak sabar penyelesaian laporan auditnya. Mereka menekan direktur audit untuk menyerahkan draft finalnya. Akhirnya ketegangan pun meningkat. 3.Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk penulisan laporan. Sebagai suatu upaya menghasilkan sebuah produk yang memenuhi standar profesional dengan tanpa kesalahan dan perbedaan konsep, direktur audit akan membuat prosedur penelaahan yang mampu mengeluarkan hasil akhir produk yang terbaik. Hal ini juga akan memakan waktu. Akhirnya akan cukup banyak waktu dan anggaran audit yang tersedia dalam proses pelaporan. 4. Draf yang buruk. Kebanyakan auditor lebih memerhatikan melakukan audit daripada Mereka memandang tercapainya tujuan mereka adalah melalui pengungkapan k kekurangan yang serius dan selanjutnya memperbaikinya. Laporan audit dianggap sebagai untuk mengakhiri prosesnya saja. Oleh karena itu, draf laporan yang diberikan kepada supervisor mungkin adalah sebuah produk yang asal-asalan. Beberapa auditor lain merasa, si supervisor akan menulis ulang lagi laporan tersebut, karenanya tidak ada alasan untuk menghabiskan terlalu banyak waktu dan anggaran yang dimilikinya untuk melakukan hal tersebut. 5. Kemampuan menulis yang lemah. Kebanyakan auditor internal adalah bukan seorang penulis yang ahli. Dewasa ini, telah banyak lembaga pendidikan yang mulai mencoba untuk memperbaiki masalah ini. Di masa lalu, hanya sedikit waktu yang dihabiskan untuk belajar mengenai bagaimana cara menghasilkan sebuah karangan yang jelas dan benar. Penggunaan komputer juga membantu memperbaiki kekurangan ini. 6. Perbedaan opini antara auditor dan supervisor mereka. Perbedaan opini dapat terjadi mulai dari tata bahasa dan ejaan, sampai ke logika dan interpretasi dari kondisi-kondisi yang diungkapkan. 7. Penulisan laporan dilakukan jauh dari lokasi audit. Banyak laporan audit yang ditulis di kantor setelah pekerjaan lapangan berakhir. Waktu yang berjalan cenderung menumpulkan ingatan kita meskipun telah ada kertas kerja yang cukup mampu memberikan dukungan. Penulisan beberapa segmen dari laporan di lapangan dapat memberikan realitas dan perhatian pada rincian yang mungkin terdapat atau tidak terdapat di ‘12 Audit Internal Suparno, SE. MM. 3 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana

3 Kelambatan-kelambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di mana seluruhnya secara
tradisional sebagai unsur dari sebuah prosedur audit yang baik—namun nyata-nyata akan memakan beberapa di antaranya adalah: Menahan mempresentasikan seluruh temuan sampai saat dilakukannya rapat akhir Memberikan klien jangka waktu yang wajar utk memberikan komentarnya biasanya 30 hingga 60 hari. Menulis draf laporan di kantor berdasarkan kertas kerja audit. Mengakomodasikan komentar-komentar klien di dalam laporan: - Secara positif hal ini dapat mengakibatkan restrukturisasi laporan. - Secara negative di sini penulisan-penulisan tambahan biasanya diperlukan. Memperbaiki draf laporan melalui dua atau tiga tingkatan. Menelaah laporan: - Ditelaah dari segi legalitasnya. - Ditelaah dari segi kebijakan auditnya. - Ditelaah dari-segi prosedur auditnya. Telaah alchir oleh direktur audit internal. Prosedur Pelaporan Standars for Profesional practice of Internal Auditing (2400) memberikan panduan mengenai tanggung jawab auditor internal atas pelaporan hasil audit. Standar tersebut disajikan sebagai berikut : 2400 : Mengkomunikasikan hasil audit (Communicating Result ). Auditor Internal hendaknya mengkomunikasikan hasil-hasil penugasan secepat mungkin. 2410 : Kreteria untuk melakukan komunikasi (Creteria for Communicating). Komunikasi hendaknya mencakup sasaran dan lingkup penugasan serta kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindakan yang berlaku. Ada dua hal dalam 2410 ; 1) Komunikasi akhir atas hasil audit hendaknya, bila memungkinkan berisi opini auditor internal secara keseluruhan. 2) Komunikasi-komunikasi penugasan hendaknya mengakui hasil kerja yang memuaskan. 2420 : Kualitas Komunikasi (Quality of Communications). Komunikasi sebaiknya akurat, obyektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap dan tepat waktu. ‘12 Audit Internal Suparno, SE. MM. 5 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana


Download ppt "AUDIT INTERNAL TM 8 PELAPORAN AUDIT FILOSOFI LAPORAN Sasaran Cara"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google