Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Hakikat apa yang dikaji
Ontologi
2
Metafisikia tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah
3
Tafsiran metafisika Supernaturalisme Materialisme (Thomas Hobbes)
Terdapat ujud-ujud yg bersifat gaib dan ujud2 ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata Materialisme (Thomas Hobbes) Paham yang berdasarkan naturalisme, berpendapat bahwa gejala-2 alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan bersifat gaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapt kita ketahui
4
Materialisme Mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata Vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substantif dengan proses kimia-fisika semata
5
Proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang objek yang ditelaahnya absolut!
Tapi....apakah hakikat pikiran tersebut? Apakah berbeda dengan objek yang ditelaahnya? Atau hanya bentuk lain dari objek tsb?
6
Monisme (aliran monistik)
tak membedakan antara pikiran dan objek, hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai substansi yang sama. Robot dan manusia hanya beda di struktur dan komponen. Substansinya sama
7
Dualisme (aliran dualistik)
objek dan kesadaran (pikiran) berbeda sui generis secara substantif. “Cogito ergo sum!” (Rene Descartes) John Locke pikiran manusia seperti tabula rasa: pengalaman indera manusia melekat makin lama makin banyak terkumpul dan kombinasi dari pengalaman membuahkan ide yg kian rumit pikiran: organ penangkap&penyimpan pengalaman “To be is to be perceived!” (George Barkeley) idealistik
8
Apa kaitan (metafisika) dengan ilmu yang kita pelajari?
“Pada hakikatnya ilmu tidak bisa dilepaskan dari metafisika, namun seberapa jauh kaitan itu semuanya tergantung kita”
9
Setiap ilmuawan boleh mempunyai filsafat individual yang berbeda-beda
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana mestinya Setiap ilmuawan boleh mempunyai filsafat individual yang berbeda-beda Titik temunya? Sifat pragmatis dari ilmu!
10
Asumsi: Determinisme hukum alam yg bersifat universal
Pilihan bebas tidak ada hukum alam krn setiap gejala merupakan akibat dari pilihan bebas Probabilitas universalitas memang ada tapi berupa peluang
11
Ilmu sebagai pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam memecahkan masalah praktis sehari-hari tidaklah perlu memiliki kemutlakan. Walaupun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi, sebab pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara kutub determinisme dan pilihan bebas, ilmu menjatuhkan pilihannya terhadap penafsiran probabilistik
12
Jadi, teori2 keilmuan tidak akan pernah memberikan hal yang pasti mengenai suatu kejadian. Kesimpulannya yang probabilistik.
13
Dalam mengembangkan asumsi harus diperhatikan:
Harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan. Asumsi ini harus operasional dan merupakan dasar pengkajian teoritis Asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimaan adanya” (mendasarkan pada telaahan ilmiah) bukan “bagaimana keadaan yang seharusnya” (mendasarkan pada telaahan moral)
14
Apakah batas ilmu? Dimanakah ilmu berhenti?
“ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia”
15
Mengapa ilmu membatasi? Terbatas?
“karena ilmu memiliki fungsi dalam kehidupan manusia: sebagai alat bantu manusia utk menanggulangi masalah2 yg dihadapi (sehari2)”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.