Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AGREGAT DAN PRODUKSINYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AGREGAT DAN PRODUKSINYA"— Transcript presentasi:

1 AGREGAT DAN PRODUKSINYA

2 Jenis-jenis Agregat Agregat seperti batu, material granular dan mineral agregat adalah material keras yang dapat digunakan baik dalam bentuk partikel atau fragmen sebagai bagian dari bahan perkerasan jalan. Agregat memberikan sifat struktural dan memberikan konstribusi sebesar % terhadap berat atau % terhadap volume dari struktur perkerasan jalan, oleh sebab itu sifat agregat sangat mempengaruhi kinerja dari pada perkerasan. Sebagai bahan perkerasan jalan agregat yang akan digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar struktur perkerasan yang dihasilkan cukup kuat dan stabil untuk menahan beban lalu lintas. Persyaratan ini harus dipenuhi tidak saja oleh agregat alam tetapi juga oleh agregat buatan Batuan atau agregat untuk campuran beraspal umumnya diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, seperti contohnya agregat alam, agregat hasil pemrosesan, agregat buatan atau agregat artifisial.

3 Jenis-jenis Agregat Agregat Buatan
Agregat buatan tidak terdapat di alam. Batuan ini didapatkan dari proses kimia atau fisika dari beberapa material sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai agregat. Beberapa jenis dari agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri dan dari proses material mentah yang sengaja diproses agar dapat digunakan sebagai mineral agregat pengisi (filler). Banyak jenis agregat buatan yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi jalan, salah satu contohnya adalah AWLA dan SLAG. Blast furnace slag dan steel slag (Gambar 1) adalah material buatan yang merupakan produk sampingan dari industri baja yang telah banyak digunakan untuk meningkatkan kinerja campuran beraspal

4 Agregat Agregat Diproses
Agregat yang diproses adalah agregat yang telah dipecahkan dan disaring sebelum digunakan Pemecahan agregat dilakukan karena tiga alasan : untuk merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke kasar, untuk merubah bentuk partikel dari bulat ke angular, dan untuk mengurangi serta meningkatkan distribusi dan rentang ukuran partikel

5 Skematik Pemosesan Agregat di Lapangan

6 Agregat Alam Agregat alam adalah agregat yang digunakan dalam bentuk alamiahnya dengan sedikit atau tanpa pemrosesan sama sekali. Agregat ini terbentuk dari proses erosi alamiah atau proses pemisahan akibat angin, air, pergeseran es, dan reaksi kimia. Bentuk individual partikelnya merupakan hasil dari aksi agen pada partikel itu sendiri. Aliran gletser dapat menghasilkan bahan dalam bentuk bongkahan bulat dan batu kerikil, sedangkan aliran air menghasilkan batuan yang bulat licin.

7 Sifat, Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Sifat, Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat
Sifat Agregat Jenis Pengujian Persyaratan Kekerasan Crushing Test Impact Test Abration Test - Maks 40% Keausan Polishing Test Kelekatan Terhadap aspal Kelekatan Stabilitas rendaman Min 95% Min 75% Pelapukkan Absorbsi Natrium dan magnesium Sulfat Maks 3% Kontribusi terhadap kekuatan Angularitas Flakiness dan Elongation Gradasi 95/90 Maks 10 lihat spek.

8 Produksi agregat Efesiensi dan efektivitas produksi agregat untuk campuran beraspal ditentukan oleh pengaturan dan pengawasan yang dilakukan pada unit pemecah batu (stone crusher). Sebelum masuk ke unit pemecah batu, bahan baku batuan harus sudah memenuhi persyaratan kekerasan dan keawetan. Demikian juga setelah keluar dari unit produksi, harus memenuhi persyaratan sifat fisik yang ditentukan dalam spesifikasi Jika bahan baku batuan tersebut mengandung tanah atau kotoran organik lainnya, maka harus dilakukan penanganan khusus terlebih dahulu untuk menghilangkan kotorannya

9 USAHA UNTUK MENGHILANGKAN KOTORAN DARI AGREGAT
a. Metoda Scalping b. Metoda Scalping dan Washing

10 Unit produksi agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan urutan pemecahannya, yaitu pemecah primer, sekunder, tersier dan seterusnya Hasil dari pemecah primer masuk ke pemecah sekunder dan demikian seterusnya sampai diperoleh ukuran butir yang disyaratkan Pada umumnya jenis pemecah batu yang digunakan untuk tiap urutan tersebut adalah sebagai berikut : Pemecah Primer : digunakan pemecah batu jenis jaw, gyratory atau hammer mill. Pemecah Sekunder : digunakan pemecah batu jenis konus, roll atau hammer mill. Pemecah Tersier : digunakan pemecah batu jenis roll, rod mill atau ball mill.

11 PROSES PRODUKSI AGREGAT

12 Sifat Penting Agregat Ukuran Butir dan Gradasi
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari yang berukuran besar sampai ke yang kecil. Semakin besar ukuran maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi ukurannya dalam campuran tersebut. Ada dua istilah yang biasanya digunakan berkenaan dengan ukuran butir agregat, yaitu : Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terkecil yang meloloskan 100 % agregat. Ukuran nominal maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terbesar yang masih menahan maksimum dari 10 % agregat. Istilah-istilah lainnya yang biasa digunakan sehubungan dengan ukuran agregat yaitu : Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36 mm). Agregat halus : Agregat yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm). Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus yang lolos saringan no (2,36 mm) minimum 75% terhadap berat total agregat. Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)

13 Kriteria Pemilihan Pemecah Batu

14 GRADASI AGREGAT Gradasi agregat dapat dibedakan atas : Gradasi Seragam, Gradasi Rapat dan Gradasi Senjang. Gradasi Seragam (Uniform Graded) / gradasi terbuka (open graded) Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka karena hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porus atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas rendah dan memiliki berat isi yang kecil. Gradasi Rapat (Dense Graded) Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik (well graded). Suatu campuran dikatakan bergradasi sangat rapat bila persentase lolos dari masing-masing saringan memenuhi persamaan berikut: d = Ukuran saringan yang ditinjau D= Ukuran agregat maksimum dari gradasi tersebut n = 0,35 – 0,45

15 Gradasi Senjang (Gap Graded)
Adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali, oleh sebab itu gradasi ini disebut juga gradasi senjang. Campuran agregat dengan gradasi ini memiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yang disebutkan di atas. a. Gradasi Seragam b. Gradasi Rapat c. Gradasi Senjang

16 Bentuk Agregat dan Kekasaran Permukaan
Bentuk Butir Agregat lonjong Agregat pipih Agregat kubikal (tiak pipih dan lonjong) Agregat pipih dan lonjong

17 Tekstur Permukaan Tekstur Makro dan Mikro

18 Penyerapan Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat diserap bila agregat. Kemampuan agregat untuk menyerap air (aspal) adalah suatu informasi yang penting yang harus diketahui dalam pembuatan campuran beraspal. Jika daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan terus menyerap aspal baik pada saat maupun setelah proses pencampuran agregat dengan aspal di unit pencampur aspal (AMP). Hal ini akan menyebabkan aspal yang berada di permukaan agregat yang berguna untuk mengikat partikel agregat menjadi lebih sedikit sehingga akan menghasilkan film aspal yang tipis. Oleh karena itu, agar campuran yang dihasilkan tetap baik agregat yang porus memerlukan aspal yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kurang porus.

19 Kekerasan Agregat Kelekatan
Agregat yang digunakan untuk struktur perkerasan jalan khususnya untuk campuran beraspal harus cukup kuat agar tidak mudah pecah. Perubahan gradasi agregat mungkin akan terjadi melampaui batas toleransi yang diizinkan bila persentase agregat yang pecah terlalu tinggi maka kadar aspal yang digunakan untuk pembuatan campuran beraspal menjadi kurang memadai untuk bisa menyelimuti dan mengikat agregat sehingga campuran yang dihasilkan akan rentan terhadap terdisitergrasi dan berdurabilitas rendah Kelekatan Kelekatan agregat terhadap aspal adalah kecenderungan agregat untuk menerima, menyerap dan menahan film aspal. Agregat hidrophobik (tidak menyukai air) adalah agregat memiliki sifat kelekatan terhadap aspal yang tinggi, contoh dari agregat ini adalah batu kapur dan dolomit. Sebaliknya, agregat hidrophilik (suka air) adalah agregat yang memiliki kelekatan terhadap aspal yang rendah. Sehingga agregat jenis ini cenderung terpisah dari film aspal bila terkena air. Kuarsit dan beberapa jenis granit adalah contoh agregat hidrophilik

20 SEKIAN & TERIMA KASIH


Download ppt "AGREGAT DAN PRODUKSINYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google