Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DISKUSI SEPUTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DISKUSI SEPUTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO"— Transcript presentasi:

1 DISKUSI SEPUTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO
DISKUSI SEPUTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 27/PUU-IX/2011 TANGGAL 17 JANUARI 2012 Disampaikan Oleh : Dra. Endang Susilowati, SH., MH. Koordinator Tim Litigasi Bidang Hubungan Industrial Dan Advokasi DPN APINDO Pada Acara : Members Gathering APINDO Bali Jumat, 9 Maret 2012 Hotel Melia Bali, Denpasar

2 Pemohon Uji Materiil Didik Suprijadi
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik Indonesia (AP2ML) Indonesia; Bertindak atas nama : Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik Indonesia (AP2ML);

3 Pokok Masalah Yang Diajukan Uji Materiil
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pasal 59, UU No. 13 Tahun 2003; Outsourcing Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66, UU No. 13 Tahun 2003.

4 Alasannya Uji Materiil
Penerapan PKWT menyebabkan para P/B : 1. Kehilangan jaminan atas kelangsungan kerja bagi P/B (kontinuitas pekerjaan); 2. Kehilangan hak-hak dan jaminan kerja yang dinikmati oleh para pekerja tetap;

5 Lanjutan … 3. Kehilangan hak-hak yang seharusnya diterima pekerja sesuai dengan masa kerja pegawai karena ketidakjelasan penghitungan masa kerja. Bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (2), dan Pasal 33 ayat (1).

6 Lanjutan ... a. Pasal 27 ayat (2) UUD “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;

7 Lanjutan ... b. Pasal 28D ayat (2) UUD "Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan Iayak dalam hubungan kerja“

8 Lanjutan ... c. Pasal 33 ayat (1) UUD "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan".

9 Lanjutan … UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 : “Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pekerja Kontrak)” Pasal 64 : “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis”.

10 Lanjutan … Pasal 65 ayat (1): “Penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis”.

11 Lanjutan … Ayat (2) huruf b : “Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu nyang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak “.

12 Lanjutan … Ayat (6) : “Hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja secara tertulis antara perusahaan lain dan pekerja/buruh yang dipekerjakannya”.

13 Lanjutan … Ayat (7) : “Hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dapat didasarkan atas perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu apabila memenuhi persyaratan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59”.

14 Lanjutan … Pasal 66 ayat (1) : “Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi”.

15 Petitum yang diajukan Pemohon
1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Pasal 59 dan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bertentangan dengan Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (2), dan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

16 Lanjutan ... 3. Menyatakan Pasal 59, Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 4. Menempatkan Putusan ini dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia.

17 Amar Putusan Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian ;
Frasa “… perjanjian kerja waktu tertentu“ dalam Pasal 65 ayat (7) dan frasa “…. perjanjian kerja untuk waktu tertentu” dalam Pasal 66 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan

18 Lanjutan … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 sepanjang dalam perjanjian kerja tersebut tidak disyaratkan adanya

19 Lanjutan … pengalihan perlindungan hak-hak bagi P/B yang objek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa P/B;

20 Lanjutan … Frasa “… perjanjian kerja waktu tertentu“ dalam pasal 65 ayat (7) dan frasa “…. perjanjian kerja untuk waktu tertentu” dalam Pasal 66 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

21 Lanjutan … Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dalam perjanjian kerja tersebut tidak disyaratkan adanya pengalihan

22 Lanjutan … perlindungan hak-hak bagi P/B yang objek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa P/B;

23 Menolak permohonan Pemohon untuk selain dan selebihnya;
Lanjutan ... Menolak permohonan Pemohon untuk selain dan selebihnya; Memerintahkan untuk memuat putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya;

24 Hal-hal Yang Dipertimbangkan Oleh Mahkamah Konstitusi
1. Apakah hubungan kerja antara P/B dan perusahaan yang melaksanakan pemborongan pekerjaan berdasarkan PKWT yang memperoleh pekerjaan dari suatu perusahaan lain bertentangan dengan UUD 1945;

25 Lanjutan … 2. Apakah hubungan kerja antara P/B dan perusahaan yang menyediakan P/B berdasarkan PKWT bertentangan dengan UUD 1945; 3. Adakah ketentuan-ketentuan tersebut mengakibatkan terancamnya hak setiap orang dan hak-hak pekerja yang dijamin oleh konstitusi dalam hal ini hak-hak pekerja outsourcing dilanggar sehingga bertentangan dengan UUD 1945;

26 Lanjutan … 4. Aspek konstitusionalitas hak-hak pekerja yang dilindungi oleh konstitusi dalam hubungan kerja antara perusahaan outsourcing dengan P/B

27 Pertimbangan-Pertimbangan Mahkamah Konstitusi
Yang menguntungkan Pemohon : 1. Apabila hubungan pemberian kerja antara perusahaan yang memberi kerja dengan perusahaan outsourcing atau perusahaan yang menyediakan jasa P/B outsourcing habis karena masa kontraknya selesai, habis pula masa kerja P/B outsourcing;

28 Lanjutan… 2. Adanya ketidakpastian mengenai kelanjutan pekerjaan; 3. P/B akan mengalami ketidakpastian masa kerja yang telah dilaksanakan karena tidak diperhitungkan secara jelas akibat sering bergantinya perusahaan penyedia jasa outsourcing;

29 Lanjutan… 4. Hilangnya kesempatan pekerja outsourcing untuk memperoleh pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan masa kerja dan pengabdiannya; 5. Kenyataannya tidak ada jaminan bahwa perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja tersebut dilaksanakan;

30 Lanjutan… 6. UU No. 13 Tahun 2003 tidak memberi jaminan kepastian bagi P/B outsourcing untuk bekerja dan mendapatkan imbalan serta perlakuan yang layak dalam hubungan kerja; 7. Syarat-syarat dan prinsip outsourcing baik melalui perjanjian pemborongan pekerjaan maupun melalui perusahaan penyediaan jasa P/B dapat berakibat :

31 Lanjutan… Hilangnya jaminan kepastian hukum yang adil bagi pekerja;
Hilangnya hak setiap orang untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja;

32 Masalah Mahkamah Konstitusi menentukan perlindungan dan jaminan hak bagi P/B berupa : 1. Mensyaratkan agar Perjanjian Kerja antara P/B dengan perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing tidak berbentuk PKWT melainkan berbentuk PKWTT;

33 Lanjutan … 2. Menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan bagi P/B;

34 KESIMPULAN 1. Pasal 59 UU No. 13 Tahun 2003 tentang PKWT tidak bertentangan dengan UUD 1945; 2. Tidak terbukti bahwa sistem outsourcing merupakan modern slavery dalam proses produksi;

35 Lanjutan … 3. Hubungan kerja antara Pengusaha outsourcing dengan P/B outsourcing PKWTT;

36 Lanjutan … 4. Apabila objek kerjanya tetap, maka masa kerjanya pekerja outsourcing pada perusahaan outsourcing yang terdahulu dihitung dan perlindungan dialihkan kepada perusahaan outsourcing yang berikutnya (analog dengan ketentuan pengalihan kepemilikan perusahaan);

37 Lanjutan … 5. Apabila pekerja outsourcing tersebut diberhentikan dengan alasan pergantian pemberi jasa pekerja, maka para pekerja diberikan kedudukan hukum untuk mengajukan gugatan berdasarkan hal itu kepada Pengadilan Hubungan Industrial sebagai sengketa hak;

38 Website : www.apindo.or.id
Terima Kasih DPN APINDO Gd. Permata Kuningan Lt.10 Jl.Kuningan Mulia Kav. 9C, Guntur - Setiabudi Jakarta Selatan Telp: Fax: / Website : 38


Download ppt "DISKUSI SEPUTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google