Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perspektif TEORI KOMUNIKASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perspektif TEORI KOMUNIKASI"— Transcript presentasi:

1 Perspektif TEORI KOMUNIKASI
Kelompok 2 Nama/Npm: Kelas: Catatan: PAHAMI MATERINYA DAN PRESENTASIKAN

2 KOMUNIKASI ILMU MULTIDISIPLINER
Disiplin-disiplin ilmu yang mempengaruhi ilmu komunikasi : Ilmu sosiologi Ilmu psikologi Ilmu politik Ilmu antropologi Ilmu ekonomi Ilmu linguistik Ilmu biologi Dll.

3 3 Pendekatan/aliran dalam ilmu Komunikasi
Pendekatan Scientific (ilmiah-Empiris) Pendekatan Humanistik Pendekatan Social Sciencies: Kubu dengan fokus pada perilaku Kubu dengan fokus pada interaksi

4 Pendekatan Scientific
Menggunakan logika berpikir ilmu eksak, seperti fisika, matematika, biologi, kedokteran, dll. Mengasosiasikan ilmu dengan objektifitas. Objektifitas yang dimaksud adalah objektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Fokus perhatiannya pada discovering world, not inventing world. Terdapat pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui/diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat). Lazim menggunakan metode eksperimen. Menetapkan pemahaman dan kesimpulan dengan konsesus.

5 Contoh teori komunikasi yang dipengaruhi pendekatan scientific
Teori Stimulus-Respon. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa stimuli akan menciptakan efek atau dampak. Menurut teori ini efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dan reaksi audience. Misalnya: pengaruh iklan terhadap minat beli Pengaruh berita kekerasan terhadap rasa aman masyarakat.

6 Pendekatan/Aliran Humanistik
mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. Bertujuan untuk memahami perilaku dan hasil temuan subjektif individual. fokus perhatiannya dunia para penemunya (discovering person). Ilmu pengetahuan dilihat sebagai bagian dari diri (pemikiran/interpretasi) peneliti. mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif. Metode penelitian yang lazim digunakan adalah partisipasi observasi. Melalui penelitian seperti ini, peneliti dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yang ditelitinya, membaur dan melibatkan diri secara aktif. Cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan penguraiannya tentang hal tsb. Aliran ini biasanya mengkaji persoalan-persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah dan pengalaman pribadi.

7 Pendekatan Social Sciences
Merupakan gabungan pemikiran dari scientific dan humanistik. Terbagi menjadi dua kubu: kubu ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science) yang menekankan pengkajiannya pada tingkah laku individual manusia dan kubu ilmu pengetahuan sosial yang menekankan pengkajiannya pada interaksi antar manusia. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial pada dasarnya memfokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam menciptakan, mempertukarkan dan menginterpretasikan pesan- pesan untuk tujuan tertentu.

8 DUA ALIRAN UTAMA DALAM KAJIAN ILMU KOMUNIKASI
Aliran komunikasi yang menfokuskan pada proses. Atau disebut sebagai The process school, Aliran ini melihat pentingnya nilai-nilai efektifitas, keakuratan dari suatu kegiatan komunikasi. Karenanya nilai-nilai standar dan objektivitas merupakan suatu keharusan dalam aliran ini. Secara metodologis aliran ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Aliran komunikasi yang memfokuskan pada makna, atau disebut sebagai The semiotic School, Aliran memfokuskan bagaimana makna dipertukarkan dan diciptakan (production and exchange of meaning). Secara metodologis aliran ini menggunakan pendekatan kualitatif.

9 Genres theories & context of Comm
A. Teori-teori Umum (general theories), teori ini merupakan teori yang mengarah pada bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi (metode penjelasannya). Karenanya teori ini memberi landasan pikir dan cara menganalisa fenomena komunikasi, terdiri dari: Struktural dan fungsional Cognitive and behaviour Interaksional dan konvensional Intepretif dan kritis B. Teori-teori Kontekstual, merupakan teori yang membahas tentang cakupan atau lingkup kajian komunikasi. Intrapersonal communication Interpersonal communication Groups communication Orgnanizational communication Mass communication

10 teori dan teori KOMUNIKASI
Pahami materinya dan bahan diskusi

11 PENGERTIAN TEORI Dalam Littlejohn & Foss ( 2011 : 22): Bentuk teori bukan hanya penemuan dari sebuah fakta tersembunyi: teori adalah sebuah cara untuk melihat fakta, menyusun, dan menunjukkannya. Sebuah teori memfokuskan perhatian kita pada sesuatu – pola, hubungan, variabel – dan mengabaikan yang lainnya. Tidak ada teori yang akan mengungkapkan semua “kebenaran” atau mampu untuk benar-benar menyampaikan subjek atau penelitiannya. Teori-teori berfungsi sebagai panduan yang membantu kita memahami, menjelaskan, mengartikan, menilai, dan menyampaikan. Teori-teori merepresentasikan beragam cara para pengamat dalam melihat lingkungan sekitar mereka lebih dari kenyataan yang dapat mereka tangkap. James Anderseon: Teori berisi seperangkat pelajaran untuk membaca dunia dan bertindak di dalamnya.

12 Teori merupakan tafsiran sehingga mempertanyakan kegunaan sebuah teori lebih bijaksana daripada mempertanyakan kebenarannya. Kebenaran apa pun dapat diperlihatkan melalui beragam cara, tergantung pada orientasi pencetus teorinya. Sebuah teori menawarkan satu cara untuk menangkap “kebenaran” dari sebuah fenomena; tetapi bukanlah satu-satunya cara untuk memandang fenomena tersebut. Morissan ( ): Setiap upaya untuk menjelaskan suatu pengalaman adalah teori, yaitu gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi. Setiap orang pada dasarnya menggunakan teori yang digunakan untuk memandu orang dalam memahami berbagai hal dan memberikankeputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan hal baru atau mendapatkan perspektif baru.

13 Litllejohn dan Foss (2011 : 23):
Dimensi Teori Litllejohn dan Foss (2011 : 23): 1. Asumsi filosofis atau kepercayaan dasar yang mendasari teori : Asumsi mengenai epistimologis Asumsi mengenai ontologis Asumsi mengenai aksiologis 2. Konsep atau susunan-susunan pembentukan. 3. Penjelasan atau hubungan dinamis yang dihasilkan teori. 4. Prinsip atau panduan untuk tindakan.

14 1. Asumsi filosofis. Titik awal semua teori adalah asumsi-asumsi filosofis yang mendasarinya. Asumsi-asumsi yang dipakai seorang ahli teori menentukan bagaimana sebuah teori akan digunakan. Mengetahui asumsi-asumsi di balik sebuah teori merupakan langkah pertama untuk memahami teori tersebut. Asumsi filosofis dibagi 3 jenis utama: Asumsi mengenai epistimologi . Epistimologi cabang filosofi yang mempelajari pengetahuan dan bagaimana orang-orang mengetahui apa yang mereka ketahui.  (pertanyaan2 tentang pengetahuan): Pada tingkatan apa pengetahuan dapat muncul sebelum pengalaman? Contohnya: anak-anak bisa berbicara. Pada tingkatan apa pengetahuan dapat menjadi sesuatu yang pasti? Contoh: 3 wasit baseball:

15 Contoh: 3 wasit baseball:
Wasit 1: “Sebagian adalah pukulan dan sebagian adalah bola, saya menyebut seperti apa adanya.”  pengetahuan sebagai sesuatu yang pasti atau mutlak yang ada untuk ditemukan. Wasit 2: “Sebagian adalah pukulan dan sebagian adalah bola, saya menyebutnya sesuai dengan apa yang saya lihat.”  mengakui peranan persepsi dan unsur manusia dalam pengetahuan. Wasit 3: “Sebagian adalah pukulan dan sebagian adalah bola, tetapi semuanya bukan apa-apa hingga saya menyebutkannya”. sesuatu yang relativis”

16 Pada tingkatan apa pengetahuan menjadi eksplisit?
Dengan proses apa pengetahuan muncul? : Rasionalisme: pengetahuan muncul dari kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan kepercayaan yang mendasar dalam pemikiran manusia untuk mengetahui kebenaran (mungkin berdasarkan “seperti apa adanya”?). Empirisme: pengetahuan muncul dalam persepsi (berdasarkan apa yang kita lihat?) Konstruktivisme percaya: orang menciptakan pengetahuan agar dapat berjalan secara pragmatis di diunia – pegetahuan adalah apa yang dihasilkan oleh seseorang dari dunia (“mereka bukan apa-apa hingga saya menyebutkannya”). Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami sebagian atau keseluruhan?: Mereka yang menempuh pendekatan holistik: fenomena sangat berhubungan dan bekerja sebagai sebuah sistem Mereka para anlisis yang menempuh secara parsial: pengetahuan terdiri atas bagaimana bagian-bagian tersebujt bekerja secara terpisah. Mereka tertarik dalam memisahkan, mengategorikan, dan menganalisa komponen-komponen yang berbeda yang bersama-sama membentuk apa yang disebut pengetahuan. Pada tingkatan apa pengetahuan menjadi eksplisit? Pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diartikulasikan secara eksplisit. Anda tidak dapat mengetahui sesuatu kecuali anda dapat menetapkannya.

17 2. Asumsi mengenai ontologi
2. Asumsi mengenai ontologi . Filosofi yang berhadapan dengan sifat makhluk - (pertanyaan2 tentang keberadaannya): Pada tingkatan apa manusia membuat pilihan-pilihan yang nyata? Perilaku disebabkan oleh banyak kondisi sebelumnya yang sebagian besar menentukan perilaku manusia.  determinis Manusia merencanakan perilakunya untuk mencapai tujuan masa depan  pragmatis Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan atau sifat. Pandangan keadaan: manusia bersifat dinamis dan mengalami banyak keadaan dalan satu hari, satu tahun, dst. Pandangan sifat: manusia sebagian besar dapat diperkirakan karena mereka menunjukkan karakteristik kurang lebih konsisten sepanjang waktu. Apakah pengalaman manusia semata-mata individual atau sosial? Manusia sebagai makluk pribadi dan individu Manusia sebagai makhluk sosial Pada tingkatan apakah komunikasi menjadi kontekstual? Fokus pertanyaan pada apakah perilaku diatur oleh prinsip-prinsip universal atau bergantung pada faktor situasional.

18 Asumsi mengenai aksiologis
Asumsi mengenai aksiologis . Cabang filosofi yang berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai. Nilai-nilai apa yang memandu penelitian dan apa implikasinya bagi proses penelitian. Bagi akademisi komunikasi, masalah aksiologi sangat penting  (tujuan atau untuk apa mempelajari sesuatu)? Bisakah teori bebas dari nilai? Ilmu pengetahuan klasik  teori dan penelitian bebas dari nilai. Ketika nilai-nilai ilmuwan mempengaruhi karya mereka, maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan yang buruk. Ilmu pengetahuan tidak bebas dari nilai karena penelitian selalu dipandu oleh pilihan apa yang diteliti, bagaimana melakukan penelitian, dsb. Pada tingkatan apa proses penelitian itu sendiri mempengaruhi apa yang sedang diamati? Apakah peneliti menjadi bagian dari sistem dan mempengaruhi sistemnya? Haruskah penelitian dirancang untuk mencapai perubahan ataukah hasilnya hanya untuk menghasilkan pengetahuan?: Apakah para ilmuwan bertanggung jawab dengan penggunaan pengetahuan – baik atau buruk hasil/pengunaannya tanggung jawanb atau bukan tanggung jawab mereka.: bebas nilai? atau sadar nilai? Dalam penelitian satu lagi  metodelogi atau teknik-teknik dalam menemukan pengetahuan.

19 Konsep Dimensi pertama sebuah teori adalah konsep-konsep atau kategori- kategorinya. Untuk menentukan konsep, ahli teori komunikasi mengamati banyak variabel dalam interaksi manusia dan menggolongkannya serta menandainya menurut pola-pola tertentu. Teori-teori yang berhenti pada tingkatan konseptual (teori yang bertujuan memberikan sebuah susunan kategori untuk sesuatu tanpa menjelaskan bagaimana mereka saling terhubung) dikenal dgn sebutan taksonomi  tidak disebut teori karena tidak tidak memberikan pemahaman mengenai bagaimana sesuatu bekerja. Teori-teori terbaik melampaui taksonomi dalam memberikan pelajaran (pernyataan-pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel saling berhubungan) untuk menunjukkan konsep-konsep yang saling terhubung.

20 3. Penjelasan Sebuah penjelasan merupakan dimensi selanjutnya dari teori dan di sini para ahli teori mengidentifikasi keteraturan atau pola dalam hubungan antarvariabel. Misal: penjelasan dalam menjawab pertanyaan “mengapa?” Penjelasan: penjelasan kausal: sebab-akibat. Penjelasan praktis: tindakan-tindakan sebagai tujuan yang terhubung dengan tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan di masa datang.

21 4. Prinsip Prinsip merupakan dimensi terakhir dari teori. Sebuah prinsip merupakan sebuah acuan yang memungkin kan anda mengartikan sebuah kejadian, membuat penilaian mengenai apa yanh terjadi, dan selanjutnya memutuskan bagaimana bertindak. Sebuah prinsip memiliki tiga bagian: Mengidentifikasi sebuah situasi atau kejadian Menyertakan seperangkat norma atau nilai Menegaskan sebuah hubungan antara susunan tindakan dan akibat yang mungkin. Contoh: (1) ketika menyampaikan sebuah pidato publik (situasi), (2) pendengar sangat penting (nilai), dan anda harus mencoba untuk terbiasa dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pendengar.

22 Definisi Komunikasi Banyak definisi komunikasi yang kita kenal. Tetapi menurut Littlejohn & Foss (2008), komunikasi sulit didefinisikan. Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti. Kesulitan dalam mendefinisikan kata 'komunikasi', baik bagi kepentingan akademis maupun penelitian disebabkan oleh kata kerja “to communicate” (berkomunikasi) sudah sangat mapan sebagai kata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap maknanya untuk keperluan ilmiah.

23 TEORI KOMUNIKASI Teori komunikasi dapat dikatakan sebagai cara untuk dapat melihat banyak kemungkinan tentang bagaimana memikirkan dan mempelajari komunikasi, mencari dan memahami bagaimana beragam teori saling berkaitan dan merefleksikan satu sama lain, serta memperoleh pemahaman atas segi-segi komunikasi yang anda pilih (Littlejohn & Foss, 2008 : 43). Setiap teori melihat proses komunikasi dari sudut yang berbeda- beda, dan setiap teori memberikan pengertian-pengertian berdasarkan sudut pandang yang dipilihnya. Tidak semua teori memiliki validitas dan manfaat yang sama. Para peneliti hanya akan memilih teori-teori tertentu yang dinilai lebih bermanfaat daripada lainnya untuk mendukung proyek penelitiannya. (Morssan, 2013 : 4)

24 Pada dasarnya, siapa pun dapat menyusun teori komunikasil:
Orang awam menyusun teorinya berdasarkan perkiraan (guesswork) atas hasil pengamatannya dalam kehidupan yang dialaminya sehari- hari. Para ahli komunikasi akan menyusun teorinya secara ilmiah (scientific) berdasarkan pengamatan (observasi) yang disusun secara sistematis. Membangun teori bukanlah pekerjaan mudah karena membutuhkan Upaya yang serius, mulai dari observasi yang terfokus, menyusun hipotesis dan bahkan kemudian melakukan revisi terhadap teori yang sudah disusun. lstilah 'teori komunikasi' dapat mengacu kepada suatu teori tunggal, namun juga dapat mengacu kepada sejumlah ide atau gagasan yang terkait dengan proses komunikasi

25 Bahan Ajar 1 Litlejohn, Stephen & Foss, Karen (2001); Teori Komunikasi – Theories of Human Communications; Salemba Humanika; Jakarta. 2 Morissan (2013); Teori Komunikasi ; Ghalia Indonesia; Bogor;


Download ppt "Perspektif TEORI KOMUNIKASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google