Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERTEMUAN KEEMPATBELAS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERTEMUAN KEEMPATBELAS"— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN KEEMPATBELAS
FILOLOGI DI KAWASAN NUSANTARA

2 NASKAH NUSANTARA DAN PARA PEDAGANG BARAT
FILOLOGI DI KAWASAN NUSANTARA NASKAH NUSANTARA DAN PARA PEDAGANG BARAT - Keinginan mengkaji naskah-naskah nusantara mulai timbul seiring kedatangan bangsa Barat pada abad ke-16 Masehi. - Pertama kali mengetahui adanya naskah adalah pedagang. Mereka menilai naskah-naskah tersebut sebagai komoditi dagangan yang menguntungkan, seperti yang mereka ketahui di Eropa dan sekitar Laut Tengah tentang jual be1i naskah kuno.

3 LANJUTAN - Salah seorang yang dikenal bergerak dalam bidang usaha pedagangan naskah-naskah klasik adalah Peter Foros atau Pietr William. Kolektor naskah-naskah nusantara dan para pedagang adalah Edward Picocke, pemilik naskah Hikayat Sri Rama (tertua) dan William Laud. Pelancong bangsa Belanda yang bernama Frederik de Hautman, (pandai berbahasa Melayu). mengarang satu buku yang berjudul “Spraeck ende Woordboeck, inde maleyscha ende Madagaskarsche Talen, yang kemudian buku mi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, lnggnis dan Perancis. ..

4 NASKAH ZAMAN VOC Usaha mempelajari. bahasa-bahasa Nusantara terbatas pada bahasa Melayu, sebagai bahasa komunikasi dengan bangsa pribumi dan orang asing yang datang ke kawasan ini.

5 LANJUTAN Peranan pedagang sebagai pangamat bahasa, melalui pembacaan naskah-naskah dilanjutkan oleh para penginjil, yang dikirim VOC ke Nusantara selama dua abad pertama.

6 TELAAH NASKAH NUSANTARA OLEH PENGINJIL
Pada zaman VOC, usaha mempelajari. bahasa-bahasa Nusantara terbatas pada bahasa Melayu, sebagai bahasa komunikasi dengan bangsa pribumi dan orang asing yang datang ke kawasan ini. Peranan pedagang sebagai pangamat bahasa, melalui pembacaan naskah-naskah dilanjutkan oleh para penginjil, yang dikirim VOC ke Nusantara selama dua abad pertama.

7 TELAAH NASKAH NUSANTARA OLEH PENGINJIL
Pada tahun 1629, terbit terjemahan Alkitab pertama dalam bahasa Melayu. Nama penerbitnya ialah Jan Jacobsz Palestein dan penerjemahannya Albert Cornelisz Ruil. Seorang penginjil terkenal yang menaruh minat yang cukup besar kepada naskah-naskah Melayu adalah Dr. Meichior Leijdecker. Terjemahan Beibel dan Leijdecker terbit setelah ia meninggal, karena diperlukan penyempurnaan dan revisi yang cukup. Ia menyusun terjemahan tersebut dalam bahasa Melayu tinggi. Francois Valentijn, salah seorang pendeta dan Belanda yang datang ke Indonesia menerjemahkan Beibel dalam bahasa Melayu.

8 LANJUTAN Dia banyak menulis tentang kebudayaan Nusantara, menyusun kamus dan buku tata bahasa Melayu dan penginjil lain yang dikenal akrab dengan bahasa dan kesusastraan Melayu adalah G.H. Werndly. Dia menyusun daftar naskah Melayu sebanyak 69 buah termuat dalam karangannya yang berjudul Malaische Spaakkunst, yang lampirannya diberi nama “Maleiche Boekzaar.

9 AKIBAT KEKALAHAN VOC Dorongan untuk mempelajari bahasa dan naskah Nusantara menjadi berkurang. Kemudian usaha pengajaran dan penyebaran Alkitab dilanjutkan oleh Zending dan Bijbelgenootschap. Pada tahun 1814 lembaga ini mengirim seorang penginjil protestan benama G. Bruckner k Indonesia yang ditempatkan di Semarang untukmenyebarkan Alkitab pada masyarakat Jawa. dan menulis buku tata bahasa Jawa yang di dalamnya terdapat teks dan terjemahan bahasa Jawa.

10 LANJUTAN Sebuah lembaga bernama Niderlandsche Bijbelgenootschap menerbitkan tulisan Bruckner dan berpendapat bahwa untuk menerjemahkan Alkitab dalam bàhasa- bahasa Indonesia seorang harus memiliki bekal ilmiah yang cukup dalam bidang bahasa. Dan lembaga in menetapkan kepada para penginjl (zending) penyiar penerjemah yang dikirim ke Indonesia harus memiliki pendidikan setingkat akademik.

11 LANJUTAN Pemerintah jajahan Beanda mendapat dampak positif dan ketetapan lembaga Nedenlandsche Bijbe Genootschap (NBG) karena para penginjil dapat membantu pemerintah dalam mempelajari pelajaran bahasa secara ilmiah kepada para pegawai sipil Belanda yang memerlukannya. NBG di tugaskan mengajar dalam bidang bahasa Jawa kepada pegawai sipil Belanda tetapi tidak melakukan telaah filologi terhadap naskah tetapi menerjemahkan naskahke dalam bahasa asing, utamanyabahasa Belanda.


Download ppt "PERTEMUAN KEEMPATBELAS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google