Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA"— Transcript presentasi:

1 KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA
OLEH : SILVIA RAHMAYANI 130081 2.B

2 A.    DEPRESI 1.  Pengertian Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, tidak ada gairah hidup yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran dalam berkarir serta menganalisa. Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood  merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bisa mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini bisa disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.

3 2. Tanda gejala Bumil dengan depresi biasanya mengalami beberapa gejala ini selama 2 minggu atau lebih : a.       Sedih yang persisten (menetap) b.      Sulit berkonsentrasi c.       Banyak tidur atau kurang tidur d.      Hilangnya minat pada aktifitas yang biasanya disukai e.       Pikiran berulang akan kematian, bunuh diri atau  putus asa f.       Gelisah, muram g.      Rasa bersalah atau rasa tak berguna h.      Perubahan pola makan Hal-hal yang bisa mencetuskan depresi selama hamil : a.       Gangguan hubungan kerja b.      Riwayat depresi baik diri maupun keluarga c.       Pengobatan  infertilitas d.      Riwayat aborsi e.       Pengalaman yang stressfull f.       Adanya komplikasi dalam kehamilannya g.      Riwayat KDRT atau trauma

4 Bentuk-bentuk Depresi
a.    Depresi Unipolar Merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh suasana perasaan depresif saja. Depresi Unipolar terdiri atas : 1)      Depresi Mayor Apabila seseorang atau ibu hamil mengalami tanda-tanda atau gejala seperti di atas, maka segera harus ditangani karena bisa saja berubah menjadi lebih serius yang dapat berdampak pada ibu maupun janinnya, yakni menjadi depresi berat atau depresi mayor. Sindrom depresi mayor ditandai dengan suatu kombinasi simptom yang berpengaruh dengan kemampuan untuk bekerja, tidur, makan dan menikmati salah satu kegiatan yang menyenangkan serta sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian, merasa tidak dihargai dan sulit untuk mengingat sesuatu dan yang terutama adalah tidak jarang dari penderita yang ingin bunuh diri. Episode ketidakmampuan depresi ini dapat terjadi hampir setiap hari dan pasti ada yang mendominasi di sepanjang hari. Selain itu, bila tidak teratasai dengan baik dapat muncul sekali, dua kali atau beberapa kali selama hidup.

5 b. Depresi Bipolar 2) Distimia
Merupakan bentuk depresi yang kurang parah karena simptom atau gejala-gejala yang ditunjukkan tidak membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak mampu tetapi yang menghindarkan orang yang bersangkutan untuk berfungsi pada tingkat yang penuh atau menghalanginya dari perasaan baik. b.    Depresi Bipolar Merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh pergantian antara suasana perasaan depresif dan mania, artinya selain depresi, di sisi lain terkadang merasa gembira.

6 Penyebab Terjadinya Depresi Pada Kehamilan
Para ahli belum bisa memastikan mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga perubahan tingkat hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi penyebabnya. Selain dari faktor organobiologis di atas, pencetus terjadinya depresi adalah karena factor psikologis dan sosio-lingkungan, misalnya karena akan berubah peran menjadi seorang ibu, karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana dan dampak situasi kehidupan sehari-harinya.

7 Beberapa faktor utama penyebab depresi:
a.      Kehamilan yang tidak diharapkan b.      Hamil di luar nikah c.      Faktor ekonomi d.      Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah tangga e.      Perasaan cemas menghadapi persalinan. f.       Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga g.      Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin h.       Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya i.         Sedang menghadapi masalah keuangan j.         Usia ibu hamil yang terlalu muda k.      Adanya komplikasi selama kehamilan l.        Terpisah dari keluarga m.    Rasa takut yang berlebihan. n.      Orang tua tunggal. o.      Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan.

8 Dampak Atau Pengaruh Depresi Terhadap Kehamilan
Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi yang dikandungnya, yaitu : a.    Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan. b.    Munculnya gangguan kesehatan pada mental anak nantinya. c.    Kelahiran premature d.    Bayi lahir dengan berat badan yang rendah e.    Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri.

9 Depresi yang dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, abortus dan gangguan perkembangan janin. Kelahiran bayi prematur juga akan menjauhkan dekapan seorang ibu terhadap bayi yang dilahirkan, karena si bayi akan ditempatkan di inkubator tersendiri. Apalagi jika sudah mengalami depresi mayor yang identik dengan keinginan bunuh diri, bisa saja langsung membuat janinnya meninggal. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan bahkan kesehatannya sendiri.

10 Penatalaksanaan Depresi
a.       Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti b.      Hendaknya jangan menghibur, member harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri. c.       Untuk mengatasi dengan cepat, gunakan  obat-obat penenang Beberapa cara dalam  melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan obat-obatan, jika gejala berat boleh diberikan anti depresi. Depresi yang tidak ditangani bisa memberikan potensi bahaya ke ibu dan janin. Depresi yang tidak tertangani bisa menyebabkan asupan nutrisi menjadi jelek, merokok dan tingkah laku ingin bunuh diri, yang mana hal-hal ini bisa menyebabkan  kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan lainnya.

11 Pencegahan depresi Bagi mereka yang sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam hidupnya. Suami dan keluarga pun harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini. Dukungan dari mereka semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi yang dapat berakibat sama terhadap anak yang di kandungnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.

12 B.   Psikosa 1.    Definisi            Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality) atau dengan kata lain, psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas sehingga tidak mampu lagi menyesuikan diri dalam norma-norma yang wajar dan berlaku umum.            Psikosa merupakan gangguan jiwa yang serius, timbul karena penyebab organic ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat , berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari hari sangat terganggu.

13 2.    Penyebab psikosa: a.    Internal (perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil) b.    Ekstenal (kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan beresiko, dan jarak kehamilan yang terlalu dekat, riwayat kegugura, riwayat obstetri buruk)

14 3. Jenis-jenis psikosa Adapun jenis-jenis psikosa yaitu terdiri atas:
a.    Skizofrenia      Skizofrenia merupakan jenis psikosa yang paling sering dijumpai. Skizofrenia pada kehamilan dapat muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen dengan: 1)    Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin. 2)    Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan. 3)    Komplikasi kandungan. 4)    Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.

15 Tipe-tipe dari skizofrenia :
1)    Skizofrenia Simplex           Gejalanya meliputi kehilangan minat, emosi tumpul / datar, dan menarik diri dari masyarakat. 2)    Skizofrenia Hebefrenik           Umumnya dialami atau timbul pada masa remaja antara tahun dengan gejala berupa reaksi-reaksi emosional yang makin bertambah indiferen, adanya gangguan proses berpikir dan tingkah laku infantile, seperti tiba-tiba menangis atau tertawa tetapi tidak berkaitan dengan situasi yang sedang terjadi, makan secara berlebihan dan berceceran, buang air kecil atau buang air besar sembarang tempat, berpakaian seperti bayi, dan lain-lain.

16 3)    Skizofrenia Katatonik
          Penderita tipe ini menunjukkan satu dari dua pola yang dramatis, yakni; a)    Stupor Penderita kehilangan gerak, cenderung untuk diam pada posisi yang stereotipi dan lamanya bisa berjam-jam bahkan berhari-hari, mempunyai kontak yang minimal sekali dan mutisme (menolak untuk bicara). b)    Excitement Penderitanya melakukan tingkah laku yang berlebihan, seperti bicara banyak tetapi tidak koheren, gelisah yang ditunjukkan dengan tingkah laku seperti mondar-mandir, melakuakan masturbasi di depan umum, bahkan menyerang orang lain.

17 4)    Skizofrenia paranoid
Penderita menunjukkan dua pola, yaitu: a)    Pola skizofrenia: ditandai dengan proses berpikir kacau, tidak logis, dan mudah berubah serta delusi yang aneh. b)    Pola paranoid: system delusi lebih masuk akal dan logis, kontak dengan realita (realita testing) juga relative tidak terganggu. b.    Paranoid      Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi, yaitu persepsi palsu dan kecurigaan tidak beralasan terus menerus  yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal. Emosi dan pikiran penderita masih berjalan baik dan saling berhubungan. Jalan pikiran cukup sistematis, mengikuti suatu logika yang baik dan teratur, tetapi berakhir dengan interpretasi yang menyeleweng dari kenyataan.

18 Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a.    Psikosa fungsional             Merupakan gangguan yang disebakan karena terganggunya fungsi sistem transmisi sinyal pengahantar saraf (neurotransmitter). Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang. Contoh: paranoid (curiga berlebihan), depresi, gaduh gelisah. b.    Psikosa organik      Merupakan gangguan jiwa yang disebabkan karena ada kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, misalnya ada tumor atau infeksi pada otak, keracunan ( intoksikasi ) NAZA.

19 4. Tanda dan Gejala a. Tanda tanda psikosa: 1) Halusinasi
2)    Sejumlah kelainan peilaku, sepeti aktivitas yang meningkat, gelisah, dan retardasi psikomotor. b.    Gejala psikosis adalah: 1)    abnormal menampilkan emosi 2)    kebingungan 3)    depresi dan kadang kadang pikiran bunuh diri 4)    kacau berpikir dan berbicara 5)    kegembiraan 6)    keyakinan palsu 7)    melihat, mendengar, merasakan, atau memahami hal-hal yang tidak ada berdasarkan ketakutan/ kecurigaan

20 Proses kejiwaan dalam kehamilan
1)    Triwulan I a)    Cemas ,takut, panik, gusar b)    Benci pada suami c)    Menolak kehamilan d)    Mengidam 2)    Triwulan II a)    Kehamilan nyata b)    Adaptasi dengan kenyataan c)    Perut bertambah besar d)    Terasa gerakan janin 3)    Triwulan III a)    Timbul gejolak baru menghadapi persalinan b)    Perasaan bertanggung jawab c)    Golongan ibu yang mungkin merasa takut d)    Ibu yang mempunyai riwayat/ pengalaman buruk pada persalinan yang lalu

21 5.    Pencegahan psikosa       Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita psikosa adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut : a.    Informasi b.    ANC rutin c.    Nutrisi d.    Penampilan e.    Aktivitas f.     Relaksasi g.    Senam hamil h.    Latihan pernafasan

22 penatalaksanaan a.    Konsultasikan dengan dokter, psikiater, psikolog, dan dengan tenaga kesehatan lainnya. b.    Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dengan tenaga medis harus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar. c.    Ajarkan dan berikan latihan latihan untuk dapat menguasai otot otot istirahat dan pernafasan d.    Hindari kata-kata dan komentar yang dapat mematahkan semangat si ibu. e.    Hindari komentar   suatu kasus dan gelak tawa f.     Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi kerusakan otak yang menetap. g.    Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.

23 h. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi
h.    Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan narkotika (barbiturat,  morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah. i.      Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain. j.      Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es. Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap, klien tidak tahan terlalu diisolasi.

24 C. Psikoneurosa 1. Pengertian Psikoneurosa
Psikoneurosa yaitu ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik dalam diri orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya, ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi).

25 2. Jenis Psikoneurosa 1. Neurosis kuatir atau anxiety neurosis
Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik.

26 a. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
1) Gejala-gejala neurosis cemas Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanika a)     Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingan, b)    Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu,

27 2) Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam. Sebab-sebab anxiety secara umum : a)    Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan kegagalan yang bertubu-tubi b)    Repressi terhadap macam – macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna c)    Kecenderungan harga diri yang terhalang. d)    Dorongan-dorongan seksual tidak mendapat kepuasan yang terhambat, sehingga menimbulkn banyak konflik batin.

28 Terapi untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu : Psikoterapi individual, psikoterapi kelompok, psikoterapi analitik, sosioterapi, terapi seni kreatif, terapi kerja, terapi perilaku, farmakoterapi.

29 2.histeria a. Gejala-gejala hysteria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang- rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala- gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

30 Jenis-jenis histeria Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor. 1)      Histeria minor atau reaksi konversi Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst. 2)      Histeria mayor atau reaksi disosiasi Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang dialami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.

31 Sebab-sebab hysteria:
1)      Ada prediposisi pembawaan berupa system syaraf yang lemah. 2)      Tekanan-tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecawaan,shocks, dan pengalaman-pengalamn taraumatis/luka jiwa.nya sugesti diri yag buruk dan melemahkan mental. 3)      Oleh kelemahan-kelemahan diri, individu berusaha menguasai keadaan, lalu mentiranisasi lingkungan dengan tingkah lakunya yang dibuat-buat. 4)      Kebiasaan hidup dan disiplin-disiplin yang keliru, sehingga mengakibatkan control pribadi yang lemah dan integrasi kepribadian yang miskin, sangat kekanak-kanakan. 5)      Kondidi fisik yang buruk, misalnya sakit-sakitan, lemah, lelah, fungsi- fungsi organic yang lemah, gangguan pikiran, dan badaniah. d.      Terapi terhadap penderita hysteria

32

33

34


Download ppt "KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google