Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
FERTILISASI
2
fertilisasi Tempat : Ampulla TF Istmush TF Cornua Uteri
3
GAMBAR HISTOANATOMIK TUBA FALOPII MAMALIA
4
Perjalanan sel telur (Ovum).
Saluran reproduksi yang harus dilalui ovum setelah ovulasi adalah tuba fallopii, kornua uteri dan tujuan akhirnya kornua uteri maupun korpus uteri. Tuba fallopii secara histoanatomik dibagi menjadi fimbrae, infundibulum (pintu masuk), ampula dan istmus.
5
Saluran yang dilalui ovum mempunyai unsur urat daging licin dan perjalan ovum sangat tergantung gerak peristaltik urat daging itu. Disamping itu sel-sel silia disepanjang dinding tuba fallopii juga ikut menggerakan ovum menuju uterus. Penyebab terjadinya gerak peristaltik adalah hormon estrogen dibantu hormon oxytocin.
6
Pada saat terjadinya ovulasi dan telur terlepas, gerak peristaltik tersebut kuat dan akan menyebabkan fimbrae secara aktif menemukan sel telur dan mendarat pada bagian fimbrae yang berbentuk corong, telur kemudian digerakan menuju infundibulum, dan kemudian masuk ke ampula yang berlumen lebih luas dan lapisan mukosa yang menjulur ke dalam lumen.
7
Perjalanan telur dalam ampula termasuk cepat sebab adanya pengaruh estrogen yang masih kuat. Pada batas AIJ (Ampullary isthmus junction) maka lumen ampula menyempit karena lumen isthmus memang sempit dibanding ampula. Dalam perjalanannya mendekati perbatasan ovum bergerak sangat lambat atau bahkan berhenti sama sekali. Ada yang menyebutnya bahwa di perbatasan ovum tersebut akan beristirahat sampai dua hari. Dalam AIJ selalu didapatkan konsentrasi asam phosphatase lebih tinggi dibanding tempat lain di tuba fallopii. Diduga fungsi phosphatase adalah mencairkan atau melunakan hubungan sel-sel korona radiata yang membungkus ovum, hingga penembusan spermatozoa untuk mencapai ovum menjadi mudah. Pada umumnya tuba fallopii ditempuh ovum selama jam.
8
Setelah beristirahat dalam AIJ maka ovum akan meneruskan perjalanannya dalam isthmus. Mula-mula cepat kemudian lambat dan mungkin berhenti sebentar sebelum masuk uterus. Pada kebanyakan mamalia umur ovum adalah 12 – 24 jam. Lebih dari waktu tersebut maka ovum akan kehilangan kemampuannya untuk berkembang, meskipun mungkin dibuahi.
9
Pertemua dan penyatuan ovum dengan spermatozoa.
Tempat bertemunya ovum dengan spermatozoa pada mamalia adalah di dalam ampula Tuba Fallopii sebelum AIJ. Kondisi ovum pada saat itu adalah ovum masih terbungkus oleh banyak sel-sel granulosa yang berasal dari folikel, mucoprotein menyelubungi sel ovum masih intak.
10
Agar dapat mencapai inti sel ovum, spermatozoa harus menembus :
segerombolan sel-sel granulosa yang membungkus sel ovum, mucoprotein atau zona pelucida yang langsung membungkus sel ovum. Stelah masuk kedalam zona pelucida maka spermatozoa masih harus menembus dinding sel ovum atau membran vitelina. Sel-sel granulosa yang menyelubungi ovum umumnya terdapat pada mamalia. Pada jenis hewan lain ada yang sel-sel granulosanya terlepas dari sel ovumnya, dalam hal ini spermatozoa tidak susah payah.
11
Setelah spermatozoa sampai di ampula umumnya semakin aktif bergerak, hal ini disebabkan oleh adanya zat-zat yang diperlukan untuk mengaktifkan gerakan spermatozoa yang terdapat di ampula, zat tersebut antara lain adalah : bicarbonate, pyruvate, asam amino bebas, oxygen, karbohidrate, steroid, CO 2, dan nucleosides yang merupakan produk dari sel-sel mukosa ampula. Kapasitasi tingkat permulaan terjadi di uterus, dan tingkat akhir terjadi di ampula.
12
Spermatozoa memiliki kekuatan dorong dari ekornya yang kemudian akan menembus menyusup kedalam sel-sel granulosa. Sel-sel granulosa direkatkan oleh asam hyaluronate. Setelah mengalami kapasitasi pada bagian kepalanya banyak terdapat enzim hyaluronidase yang bertugas mencairkan hyaluronate hingga terjadi terowongan yang cukup besar untuk masuknya spermatozoa menyusup mendekati zona pelucida. Setelah sampai pada permukaan zona pelucida , spermatozoa akan terus berusaha menekan lapisan muco protein hingga tembus.
13
Setelah terjadi lobang maka kepala spermatozoa akan bersentuhan dengan membran vitelina maka terjadilah reaksi zona yaitu suatu reaksi dari zona pelucida untuk tidak dapat ditembus oleh spermatozoa yang lain. Reaksi zona disebabkan oleh adanya suatu zat yang dilepaskan oleh granulosa kortika yang terdapat di luar membran vitelina. Granula kortika berasal dari membran vitelina yang besarnya antara 0,1 – 0,5 mikron dan akan lenyap setelah spermatozoa menembus zona pelucida dan menyentuh membran vitelin. Reaksi zona berjalan bertahap dari mulai disekitar lobang yang dibuat spermatozoa hingga meluas ke seluruh permukaan zona pelucida.
14
Persejiwaan spermatozoa dengan sel ovum
Setelah kepala spermatozoa menyentuh membran vitelin maka terjadilah aktivasi ovum. Seakan-akan ovum dibangkitkan dari tidurnya dan mulai memperlihatkan aktivitas menerima tamu. Membran vitelina menunjukan reaksi terhadap sentuhan kepala spermatozoa. Ditempat sentuhan tadi muncul tonjolan kecil dari membran vitelina dan kemudian akan terbuka. Penelitia dari jepang dengan mikroskop dapat melihat adanya vili-vili yang terbentuk dari membran vitelina pada tempat sentuhan tadi dan dapat memegangi kepala spermatozoa menuju ke lobang tersebut. Pada saat itu kepala spermatozoa akan menyusup masuk ke dalam sitoplasma sel ovum.
15
Persejiwaan spermatozoa dengan sel ovum
Seluruh tubuh spermatozoa akan masuk ke dalam sitoplasma sel telur, sedangkan membran plasma yang membungkus sel sperma akan lebur menjadi satu dengan membran vitelina. Setelah tubuh spermatozoa masuk kedalam sitoplasma maka akan terjadi pengkerutan protein dan terjadi pembelahan inti sel ovum yang terakhir (tahap ke dua). Hasil pengkerutan tadi akan menghasilkan cairan yang dikeluarkan ke ruang antara membran vitelina dan zona pelucida. Hasil pembelahan tahap ke dua tadi akan menghasilkan polar body yang juga dikeluarkan ke dalam ruang tersebut.
16
Selanjutnya kepala spermatozoa akan terputus dengan bagian lainnya dan perlahan-lahan akan mengembung. Penggembungan ini akan menghilangkan bentuk kepala, inti sel sperma terlihat pudar tetapi nucleolinya menjadi jelas. Kejadian ini diikuti terurainya kromosom dari inti-inti sel ovum dan spermatozoa; kromosome dari kedua inti berpasangan dan membentuk inti baru. Dengan selesainya pembentukan inti baru ini persejiwaan selesai.
17
TUGAS : Tuliskan bagamaimana proses fertilisasi terjadi. Jelaskan bagaimana proses persejiwaan terjadi Apa maksud pembentukan reaksi zona atau vitelinblock?? Jelaskan bagian apa saja yang harus dilewati spermatozoa dalam proses fertilisasi Tulis jawaban dengan tulis tangan dan kumpulkan pada kuliah ke -5
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.