Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Contoh presentasi ilmiah SEMINAR PSIKOLOGI KLINIS Tema: KECEMASAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Contoh presentasi ilmiah SEMINAR PSIKOLOGI KLINIS Tema: KECEMASAN"— Transcript presentasi:

1 Contoh presentasi ilmiah SEMINAR PSIKOLOGI KLINIS Tema: KECEMASAN
Oleh ZUHRIYAH AGUS TINA

2 PENGERTIAN KECEMASAN Muchlas (1980) kecemasan adalah (1) Perasaan khawatir akan bahaya yang mengancam dan bersifat menetap. (2) Disebabkan oleh frustasi, ketidak puasan dan perasaan tidak nyaman. (3) Bersifat individual. (4) Sumber penyebabnya tidak jelas. (5) ketegangan jiwa tinggi disertai rasa takut yang tidak dapat diuraikan.

3 Prasetyono, (2005) kecemasan adalah penjelmaan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi mana kala seseorang sedang mengalami tekanan-tekanan atau ketegangan (stress) seperti perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik batin). Dari beberapa pengertian kecemasan diatas dapat dirangkum bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional negatif terhadap kondisi yang dipersepsi berbahaya yang dapat mengancam sehingga timbul rasa khawatir dan tegang

4 Kecemasan menurut Lazarus, 1991
State Anxiety Kecemasan yang sifatnya sementara dan berlangsung untuk suatu situasi tertentu saja. Trait Anxiety Kecemasan yang sifatnya menetap dan menyebar keberbagai aspek kehidupan individu.

5 Beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu :
Agrofobia Gangguan Panik Dengan Agrofobia Gangguan Panik Tanpa Agrofobia Fobia Spesifik Fobia Sosial Ganngguan Obsesif-Kompulsif Gangguan Stres Pascatrauma Gangguan Stres Akut

6 Prevalensi Di Amerika Serikat sendiri, tingkat kejadian gangguan cemas selama 1 tahun pada kelompok usia dewasa awal yaitu 18 – 54 tahun meningkat melebihi angka 16 % dan angka ini mengalami peningkatan signifikan dan komorbiditas dengan gangguan mood dan gangguan penyalahgunaan zat. Di Indonesia gangguan anxietas berkisar pada angka 6-7% dari populasi umum. Kelompok perempuan lebih banyak dibandingkan prevalensi kelompok laki-laki. Penelitian lainya yang dilakukan pada sejumlah karyawan pada tingkat eksekutif di beberapa Instansi Pemerintah, maupun Instansi Swasta di Jakarta, menunjukkan prevalensi phobia sosial, (satu di antara gangguan anxietas), sebesar 10-16%. Penelitian yang dilakukan pada kelompok laki-laki dan kelompok perempuan pada murid SLTA di dua kawasan Jakarta yaitu Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, prevalensi gangguan anxietas sebesar 8-12%.

7 CIRI-CIRI KECEMASAN Supratiknya (1995) mengemukakan simptom atau ciri kecemasan seperti : Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu ( Diffuse Uneasiness) Terlalu peka ( mudah tersinggung ) dalam pergaulan dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi, serba sedih. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan serta takut dan serba salah. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang, lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang diharapkan dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu. Sering mengeluh bahwa otaknya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bagian atas bahu. Mengalami diare ringan yang kronis. Sering buang air kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangan sering basah. Sering berdebar-debar dan tekanan darah tinggi. Sering mengalami gangguan pernapasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas. Sering mengalami “ Anxiety Attacks” atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab, pemicu yang jelas.

8 FAKTOR PENYEBAB Supratiknya (1995) menjelaskan beberapa sebab munculnya gangguan kecemasan yang bersifat neurotik yaitu : Modelling yaitu mencontoh orang tua yang memiliki sifat tegang dan pencemas. Tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan yang dapat “membahayakan” atau mengancam ego, seperti rasa bermusuhan terhadap seseorang, dorongan-dorongan seks dan sebagainya, perasaan dan dorongan semacam itu akan diekspresikan. Membuat keputusan-keputusan yang menimbulkan kecemasan. Munculnya kembali trauma psikologis yang pernah dialami dimasa lalu.

9 Rasa cemas berupa penyakit, rasa cemas ini meliputi
Menurut Daradjat, 1986 (Kustiyanti,2003) sebab-sebab kecemasan yaitu : Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya jelas pada pikiran Rasa cemas karena perasaan berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang melawan keyakinan atau hati nurani. Rasa cemas berupa penyakit, rasa cemas ini meliputi Cemas yang umum dimana orang merasa cemas yang kurang jelas, tidak tentu dan tidak ada hubungan dengan apa-apa, serta mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Cemas dalam bentuk takut akan benda-benda atau hal-hal tertentu misalnya takut melihat darah, serangga, binatang kecil, tempat tinggi, orang ramai, dll. Cemas dalam bentuk ancaman yaitu kecemasan yang menyertai gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang merasa cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga merasa terancam oleh sesuatu itu.

10 CONTOH KASUS Anak saya berusia 4tahun takut pada berbagai jenis serangga. Setiap melihat serangga ia selalu menjerit keras sambil berlari memeluk saya erat-erat. Hal seperti ini terjadi semenjak anak saya berusia 1tahun. Saya mencoba menghentikan ketakutan anak saya itu dengan cara mengenalkan mainan berbentuk serangga dan buku-buku tentang serangga. Untuk buku-buku tentang serangga anak saya masih mau melihat meskipun sebentar saja. Namun ketika melihat mainan anak saya akan bereaksi sama seperti melihat serangga sungguhan.

11 DINAMIKA PSIKOLOGIS Pengalaman traumatik yang tidak menyenangkan itu ia bawa hingga sekarang sehingga ia kurang mampu untuk mengendalikan perasaan cemas dan takutnya apabila stimulus penyebab kecemasan itu muncul. Kecemasan yang dialami mengganggu fisik, pikiran, perilaku dan suasana hatinya. Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

12 TREATMENTNYA Terapi Kognitif Terapi Psikodinamika Terapi Humanistik
Terapi Farmakologi atau obat

13 Untuk kasus phobia beberapa cara panangananya seperti :
Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi. Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.

14 Desensitisasi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

15 WASSALAM……


Download ppt "Contoh presentasi ilmiah SEMINAR PSIKOLOGI KLINIS Tema: KECEMASAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google