Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI"— Transcript presentasi:

1 PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
Ozavelina famia hanari 130069

2 Apa itu deteksi? Deteksi dini kanker payudara merupakan upaya untuk mendeteksi/mengidentifikasi secara dini keberadaan kanker payudara sehingga diharapkan dapat diobati dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan memiliki peluang lebih besar untuk sembuh. Upaya ini sangat penting karena apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diobati dengan tepat maka tingkat kesembuhannya cukup tinggi yakni 80-90%.

3 Mengapa deteksi penting?
Pemeriksaan payudara dilakukan untuk memastikan bahwa payudara  masih normal. Pemeriksaan payudara juga membantu petugas kesehatan menemukan kondisi medis tertentu (seperti infeksi atau tumor) yang dapat menjadi serius jika tidak diobati. Banyak petugas kesehatan menyarankan agar wanita melakukan pemeriksaan payudara secara teratur sejak seseorang mulai aktif secara seksual.

4 Cara deteksi? Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pemeriksaan secara klinis (pemeriksaan fisik), maupun dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan klinis yang dianjurkan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (dikenal sebagai CBE atau Clinical Breast Examination) ataupun dilakukan sendiri (SARARI atau dikenal sebagai pemeriksaan payudara sendiri). Ketika seorang wanita telah mencapai pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, pemeriksaan payudara sendiri atau SARARI perlu dilakukan. Setiap wanita di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. Dan pada wanita pramenopause sebaiknya melakukan pemeriksaan setelah hari ke-5 dan ke-7 sesudah siklus menstruasi (hari ke 10 dihitung dari awal siklus menstruasi), dimana jaringan payudara saat itu densitasnya (kepadatan jaringan) lebih rendah. Jika pemeriksaan dilakukan pada saat jaringan payudara masih padat, maka seolah-olah akan teraba benjolan dan hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu.

5 Pada pasien yang tergolong dalam resiko tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri saat pertengahan siklus menstruasi. The American Cancer Society mengeluarkan beberapa rekomendasi, yang meliputi pemeriksaan payudara sendiri yang sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli setidaknya sekali dalam 3 tahun antara usia tahun. Sesudah usia 40 tahun, pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan setiap tahunnya. Dalam hal ini, dokter perlu memberikan instruksi kepada pasien wanita mengenai teknik pemeriksaan payudara sendiri dan menyarankan mereka untuk melaporkan hasilnya apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya massa atau kelainan yang lainnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dalam posisi berdiri sambil tangan di sisi tubuh, sambil kedua telapak tangan menekan pada pinggang. Bentuk payudara yang asimetris, adanya benjolan dan kulit yang melekuk (dimpling) dapat terdeteksi dengan manuver ini. Berikut ini beberapa tahap dalam pemeriksaan payudara sendiri: Berdiri di depan kaca untuk melihat payudara secara jelas. Sementara kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan berupa perubahan warna kulit menjadi kemerahan, pembengkakan (edema), gambaran vena, kulit yang melekuk atau terfiksir (dimpling), perubahan puting menjadi tertarik ke arah tumor (pointing nipple), atau adanya tumor (benjolan). Ulangi dengan kedua tangan menekan pada pinggang. Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi ke arah jam 12, dirasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superfisial kulit sampai ke dalam jaringan payudara. Lakukan palpasi dengan cermat. Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya. Juga perlu ditekan secara lembut untuk melihat apakah ada disscharge (keluarnya cairan dari puting susu berupa darah, sekret, atau nanah). Ulangi pemeriksaan secara palpasi sambil berbaring.

6 Berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggiterhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dinidapat dilakukan dengan : 1)      Pemeriksaan Klinis Payudara Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara dipengaruhi olehfaktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin atau setelah menstruasi ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. 2)      Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka. 3)      Posisi tegak (duduk). 4)      Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.

7 Inspeksi (pandangan) 1)      Membandingkan ukuran (simetris) atau antara payudara kanan dan kiri. 2)      Ada atau tidak kelainan pada puting payudara (papilla mammae), letak danbentuk, adakah penarikan (retraksi) puting susu, kelainan kulit, tanda-tandaperadangan, kelainan warna (peau de’orange), dimpling (lesung/lekukan), tukak(ulserasi), dan lain-lain. c.       Palpasi Penderita dibaringkan dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata diataslapangan dada, jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita yang payudaranya besar d.      Pemeriksaan Mammografi Mammografi merupakan pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x padapayudara dan tingkat adisinya dibuat sekecil mungkin sehingga tidak menimbulkan efeksamping pada pasien, karena radiasi sinar x yang berebihan malah akan memicu Pertumbuhan sel kanker. Kehebatan mammografi ialah kemampuannya mendeteksitumor yang belum teraba sekalipun (radius 0,5 cm) masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan mammografi pada wanitaproduktif adalah hari 1-14 dari siklus haid (menstruasi) atau dua minggu sebelum haidyang akan datang. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk dilakukan kapan saja.

8 e.       Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan gelombangsuara dan tidak menggunakan sinar rontgen. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasasakit pada pasien. Ultrasonografi payudara ditujukan sebagai berikut : 1)    Untuk memeriksa perempuan berusia dibawah 35 tahun, perempuan hamil, danperempuan yang menyusui. 2)      Untuk membedakan kista dengan tumor yang berisi jaringan padat. 3)     Untukmembantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang lebih tinggi. f.       Xerografi : 1) Suatu ”fotoelectric imaging system” berdasarkan pengetahuan xerografic. 2)  Ketepatan diagnostik cukup tinggi 95,3% dimana dapat terjadi ” false positive”± 5%. g.      Scintimammografi Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop Tc 99msestamibi. Pemerisaan ini mempunyai sensifitas tinggi untuk menilai aktifitas sel kankerpada payudara selain itu dapat pua mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan KGBregional.

9 TERIMAKASIH


Download ppt "PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google