Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDjaja Gunawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
SISTEM GERAK DAN OTOT TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
Nita Nuraini, M.Pd. Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.
2
Gerak vertebrata: melibatkan otot dan tulang
Gerak invertebrata: gerak amoeboid, gerak silia, dan gerak flagela.
3
Gerak amoeboid Gerak amoeboid merupakan gerak yang dilakukan oleh spesies Amoeba. Gerak yang dilakukan menggunakan kaki semu (pseudopodium). Fungsi lain pseudopodia adalah untuk mengelilingi dan menangkap mangsa, suatu proses yang disebut fagositosis. Teori gerak amoeboid “perubahan kekentalan sitoplasma”. Terbagi atas ektoplasma (bagian tepi) dan endoplasma (bagian tengah): plasmagel dan plasmasol.
4
Amoeba bergerak: plasmasol bagian tengah pseudopodium sampai ujung sebagian berbelok ke kiri,kanan dan sisanya ke depan (seperti air mancur) sampai menjadi plasmagel. sisa plasmasol tetap mengalir sampai ujung pseudopodium membentuk tudung hialin. Gerak plasmasol terus berlangsung karena bagian posterior sel akan terus mengalami perubahan dari plasmagel menjadi plasmasol (zona pengumpulan).
6
SILIA & FLAGEL
7
Gambar Melintang Silia & Flagel
8
Gerak silia Tidak simetris (gerak awal cepat dan kuat dan kaku. Gerak balik lambat, lemah dan lentur sampai ke posisi semula) Gerak silia ini akan menyebabkan air terdorong sejajar dengan permukaan yang bersilia tersebut.
9
4 macam gerakan silia Gerakan pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang antaranya garis lengkung. Gerak undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan ular). Geraka fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa (bergerak dengan lentur). Gerakan corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa dimana silianya membentuk corong).
10
Gerak Flagela Flagela bergerak simetris dengan undulasi mirip gerakan ular, sehingga air akan didorong sejajar dengan sumbu flagela.
11
Video Gerak Corong
12
GERAK OTOT
14
Komponen Miofibril
15
Sifat dan fungsi otot Otot: organ efektor yang mampu merespon berbagai stimulus (tekanan, panas, cahaya) dan menghasilkan pergerakan tubuh secara keseluruhan Pada vertebrata, otot terbagi atas: otot fasis dan otot tonik
16
Sifat-sifat otot, antara lain:
Kontraksibilitas Elastisitas Iritabilitas/eksitabilitas Otomatisitas/ritmisitas Konduktivitas Periode refaktor lama
17
Rangsang & Kontraksi Otot
Rangsang Mekanik Rangsang Kimia Rangsang Elektrik
18
Berdasarkan intensitas, rangsang dibagi menjadi 5 yaitu:
Rangsang subminimal tidak ada kontraksi Rangsang minimal mampu menimbulkan kontraksi Rangsang submaksimal kontraksi minimal sampai maksimal Rangsang maksimal kontraksi maksimal Rangsang supramaksimal kontraksi tetap maksimal
19
All or None Contraction
jika SATU SERABUT OTOT dirangsang tidak berkontraksi sama sekali atau berkontraksi maksimal
20
Grading Contraction OTOT (BERKAS OTOT) yang dirangsang akan mempunyai kuat kontraksi yang dipengaruhi oleh: Intensitas Frekuensi Lamanya pemberian rangsang *Otot (berkas otot) = ratusan sampai ribuan serabut otot
21
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kontraksi otot antara lain:
Treppe (Staircase Effect) Summasi Tetani (tetanus) Fatigue Rigor dan Rigor Mortis
22
Hukum Starling “Kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang awal otot tersebut.” Artinya, apabila otot mendapat gaya atau tarikan maka otot tersebut akan memanjang.
23
Perubahan yang terjadi saat otot berkontraksi
Perubahan Bentuk, bentuk dan ukuran mengalami perubahan (otot tampak lebih gemuk dan pendek) Perubahan Kimia, kandungan fosfat anorganik dan asam laktat bertambah, CO2 dan air terbentuk, glikogen dan fosfat organik berkurang. Perubahan Panas/thermis, panas yang dihasilkan akan bertambah melebihi panas istirahat, panasnya disebut initial heat
24
Initial Heat: Heat of activation and maintenance Heat of shortening
Heat of relaxation Heat of recovery
25
Perubahan Arus Listrik
Otot berkontraksi terjadi perubahan listrik. timbul dari proses depolarisasi yang merambat sepanjang serabut otot akibat potensial membran yang melebihi harga ambang (arus aksi)
26
Hutang Oksigen Otot mampu beraktivitas dalam keadaan anaerob menggunakan energi glikolisis, hasilnya asam laktat akan meningkat dalam otot. Apabila aktivitas telah selesai maka sebagian kecil (1/5) asam laktat akan dioksidasi dan sebagian besar (4/5) akan dikonversi kembali menjadi karbohidrat (biasanya glikogen), sehingga dapat dikatakan bahwa dalam keadaan darurat (kurang oksigen) otot akan “menghutang” oksigen dan apabila keadaan darurat ini telah terlampaui maka hutang oksigen akan segera “dibayar” (Soewolo, 2000).
27
Sistem Produksi Energi
Energi yang digunakan pada otot, antara lain: ATP Fosfokreatin Glikogen (0,5-1% dari berat otot) *sebagian kecil glikogen didapat dari hasil Glikolisis* Kaya Energi
28
Pemanfaatan energi dalam proses kontraksi otot:
ATP ADP + Pi (asam fosfat) + Energi digunakan untuk kontraksi Fosfokreatin Kreatin + Pi + Energi digunakan saat resintesis ATP Glikogen Asam Laktat + Energi digunakan saat resistensis fosfokreatin 1/5 Asam Laktat + O2 H2O + O2 + Energi digunakan saat resistensis glikogen
29
NEUROMUSCULAR JUNCTION
32
MEKANISME KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT
34
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.