Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEMU II.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEMU II."— Transcript presentasi:

1 TEMU II

2 Riset ekspresi berfikir ilmiah dalam mendapatkan ilmu, pengetahuan atau kebenaran.
Berpikir ilmiah: merupakan penalaran, proses berpikir logis, sistematis dan kritis menggunakan teori dan eviden dalam menjelaskan suatu masalah atau memprediksi solusi suatu masalah.

3 Contoh The Effects of Water and Non-Nutritive Sweetened Beverages on Weight Loss During a 12-week Weight Loss Treatment Program John C. Peters, Holly R. Wyatt1, Gary D. Foster, Zhaoxing Pan, Alexis C. Wojtanowski, Stephanie S. Vander Veur, Sharon J. Herring, Carrie Brill and James O. Hill

4 Introduction Beverage consumption recommendations (1) suggest water as the with consumption of NNS (11) but generally without an accompany-gold-standard beverage for optimal health. The US Dietary Guide-lines (2) suggest that while beverages with non-nutritive sweeteners (NNS) are preferable to those with caloric sweeteners, there is still a question about whether they are beneficial for weight management.

5 Kegiatan riset: perencanaan yang mencakup penetapan masalah dan konsepsualisasi rancangan dan metode, dan pelaksanaan yang mencakup penarikan sampel, pengumpulan data, analisis dan penulisan laporan, dan penyebar-luasan hasil riset.

6 Penetapan masalah, pertanyaan dan tujuan merupakan langkah awal suatu riset.
Kriteria kelayakan suatu masalah sebagai masalah riset termasuk: relevansi dengan kebijakan dan program; kejelasan maksud, lingkup dan batasan; perlu riset utk pahami dan pecahkan; dan dapat diukur.

7 Cont…. Several observational studies have reported a positive association. While numerous clinical trials have examined the effects of nutritive between NNS consumption and greater body weight and weight gain sugar sweetened beverages (NS) compared to NNS beverages on over time (4,12). The largest and most recent randomized trial (14) to compare water, diet beverages and an attention control for their effects on weight loss used a superiority trial design.

8 Cont.. The authors found that the diet beverage treatment, but not water, significantly increased the probability of losing 5% of body weight over the 6-month study duration compare to a standard weight loss education and maintaining program. Subjects in both treatment groups lost a significant amount weight but the amount of weight lost compared to the control was not different between treatment groups.

9 Masalah riset perlu dibatasi, tidak terlalu luas supaya dapat diukur, dan tidak terlalu sempit agar bermanfaat. Masalah riset perlu dirumuskan dalam bentuk kerucut pertanyaan dan tujuan. Satu pertanyaan/ tujuan utama sebagai puncak kerucut dan yang lain sebagai penunjang atau anak pertanyaan/ tujuan. Variabel dan hubungan berbagai variabel yang terkandung dalam pertanyaan dan tujuan merupakan tema dan sub-tema riset.

10 Here, we report findings from the 12-week weight loss phase of a 1-year randomized, clinical trial to test the hypothesis that the amount of weight lost (12 weeks) and maintained (9 months) in behavioral weight management program will be equivalent in participants consuming beverages containing NSS compared to water.

11 Tema dan sub-tema ini menjadi fokus analisis.
Dalam analisis, masalah diukur dengan variabel dependen, sedangkan faktor, prediktor atau solusi diukur dengan variabel independen. Variabel adl suatu konsep atau ukuran empirisnya dapat berupa beberapa nilai

12 Atribut (attributes) adl kategori atau tingkat suatu variabel
Variabel bebas ( independent variable) adl jenis V yg beri efek a/ hasil thd V terikat dlm suatu hipotesis kausal Variabel terikat (dependent variable) adl V efek a/ hasil yg disebabkan oleh V bebas dlm suatu hipotesis kausal Variabel sela (intervening variable) adl V yg datang secara logis a/ sementara stl V bebas & sbl V terikat serta melalui operasi hubungan kausal Hipotesis adl pernyataan dari penjelasan a/ proposisi kausal yg memiliki setidaknya satu IV & satu DV yang belum diuji secara empiris

13 X Y (IV) (DV) X Y IV DV Intervining variabel

14 Cont. Given the great interest in losing weight, preventing weight gain and maintaining weight loss (15), it is important to understand whether NSS beverages are a benefit or hindrance to people actively to manage their weight. As water has been deemed the “gold standard” beverage recommended for weight management it is important to assess, in randomized trial, whether NSS beverages and water produce equivalent weight loss among people enrolled in behavioral weight management program.

15 Rancangan sebagai strategi besar menjawab per?an & mencapai tujuan.
Bentuk per?an tentukan pilihan rancangan. Per?an kuantitatif butuh rancangan kuantitatif, dan Per?an kualitatif butuh rancangan kualitatif.

16 TUJUAN PENELITIAN menentukan ARAH PENELITIAN
……whether NSS beverages and water produce equivalent weight loss among people enrolled in behavioral weight management program.

17 Cont…. Study design The study was designed as a 1-year equivalence randomized trial composed of a 12-week weight loss phase followed by a 9-month weight maintenance phase. Participants were randomly assigned to the NNS beverage or water treatment arms by a computer-generated randomization schedule that ensured an equal distribution of women and men in each behavioral weight loss treatment group.

18 Rancangan kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua kategori: rancangan eksperimen dan non-eksperimen (atau observasional) Rancangan observasional: kohor, kasus-kontrol dan potong-lintang (tergantung waktu dan pendekatan pengumpulan data dan analisis).

19 Metode prosedur pelaksanaan, mencakup penetapan populasi, besar sampel & cara penarikan, data dan cara pengumpulan, dan pendekatan analisis.

20 Riset jamin mutu & ketepatan waktu P serangkaian mekanisme: penyiapan protokol, instrumen, pelatihan personil, supervisi-fasilitasi, manajemen personil, logistik peralatan, & manajemen data. Prosedur pelaksanaan jamin relevansi, kelengkapan, dan akurasi data.

21 The protocol specified preplanned data analyses to be conducted on the primary outcome of weight loss at 12 weeks (weight loss period) and at the end of 1 year (weight loss maintenance).

22 Evaluasi mutu data dilakukan sebelum dan saat analisis
Evaluasi mutu data dilakukan sebelum dan saat analisis. Hanya data yang bermutu yang layak analisis. Mutu suatu riset dinilai melalui dua aspek: (a) manfaat kebijakan dan pengetahuan, dan (b) relevansi dan akurasi data yang digunakan.

23 Sitasi pustaka relevan penting & diperlukan utk tunjukkan manfaat, kebaharuan, orisinalitas suatu riset, kesesuaian teori-metode, relevansi & akurasi data yang digunakan, dan meyakinkan dalam menyimpulkan hasil riset.

24 Suatu riset tidak berangkat dari nol, tetapi dari eviden masalah dan pengetahuan yang ada. Suatu riset membutuhkan sitasi pustaka untuk menunjukkan posisi masalah dan posisi temuan riset dalam konteks pustaka.

25 KARATERISTIK RISET YANG BERHASIL
Ide berangkat dari fakta lapangan Kejelasan masalah, pertanyaan dan hipotesis Masalah sesuai minat, relevan dengan kebutuhan, memerlukan riset dalam menjawab, dan dapat diukur. Menggunakan teori dalam menjelaskan logika pertanyaan dan hipotesis Besar sampel memadai Dapat dilaksanakan sesuai ketersediaan sumber daya, teknologi, norma sosial-budaya dan etika

26 Kecukupan tenaga ahli dan trampil, biaya dan waktu
Semua anggota riset terlibat aktif melakukan kontak teratur dengan kolega dan lapangan Motivasi bekerja akurat dan tepat waktu Tidak melanggar etika Konvergen dalam ide, metoda dan minat Memberikan jawaban baru, termasuk menolak atau pengembangan temuan sebelumnya, atau temuan baru Berimplikasi kebijakan dan/ atau pengetahuan

27 Karakteristik riset yang gagal
Melakukan asal mudah, murah dan cepat; Terpaku pada metoda, bukan substansi atau masalah; Motivasi lebih pada publikasi, kum atau uang, bukan minat ; Tidak menggunakan teori dengan pertimbangan riset lebih cepat, lebih mudah.

28 Etika riset Etika sistem prinsip moral & kepatutan suatu tindakan a/ rencana manusia dgn menilai baik a/ buruk, benar a/ salah, adil a/ tidak, bermutu a/ tidak, patut a/ tidak. Nuremberg Code (1947)  pedoman prinsip dasar riset yg melibatkan manusia yg menekankan harus dapatkan informed consent dari subyek a/ peserta riset, kewajiban periset pastikan tdk ada risiko negatif < manfaat riset. Deklarasi Helsinki (1964, revisi terakhir 2008)  dasar monitoring & kendali etika riset di dunia dgn pedoman yg lebih ketat.

29 Mengapa etika? Etika riset: moral, instrumental dan pragmatisme.
Secara moral periset punya kewajiban & tanggung jawab kpd Subjek & M utk hindari ketdk-layakan, kerusakan, ketidak-nyamanan, bias, salah sasaran & conflict interest. Secara instrumental dlm manajemen risiko terkait fisik, psikologis, sosial, ekonomi, & legal. Secara pragmatis terkait tujuan, motivasi, metode, dlsb. Kaji etika sebagai bagian proses pengembangan riset.

30 Prinsip etika Prinsip etika riset mencakup:
otonomi (respect for persons and autonomy), manfaat (beneficence and nonmalficence), keadilan (justice - fair distribution of benefits; fairness of processes), integritas ilmiah (fidelity and scientific integrity), & hubungan saling percaya (trust - open, honest, inclusive relationships).

31 Otonomi. Hargai hak azazi peserta dgn informed consent atas dasar informasi yg memadai ttg riset, risiko, manfaat & alternatif. Peserta punya kesempatan ajukan per?an, pilih tolak a/ terima sbg peserta riset tanpa paksaan. Subyek berhak ketahui setiap risiko psikologis & emosional, spt sedih, gelisah, takut, depresi, gangguan privasi, & traumatisasi; & sosial spt kehilangan status, harga diri, pengucilan, stigma; fisik spt kesakitan, catat, infeksi; dan ekonomi spt ancaman pekerjaan.

32 Otonomi anonimiti, konfidenitialiti, dan privasi.
Anonimiti penuh tidak ada cara bg periset hubungkan data dgn subyek  dapat penuh atau dapat sebagian tujuan & jenis riset. Konfidentialiti  proteksi identitas peserta (anonimiti) & proteksi, akses, kontrol dan aman data peserta dlm rekruitmen, kumpul data, & diseminasi data & temuan, & simpan data. Peserta diingatkan akan keterbatasan anonimiti dan konfidentialiti dlm proses perijinan dan rekrutmen. Konfidentialiti mungkin dilanggar apabila hukum mewajibkan membuka, a/ ada dugaan kuat bahayakan peserta a/ orang lain.

33 Manfaat. Pelaksanaan riset maksimal manfaat (benefolence) & minimal bahaya atau kerusakan (non-malefolence). Riset tingkatkan manfaat & kurangi risiko buruk bagi subyek & masyarakat, perlu jujur dlm hitung manfaat dan risiko. Riset bantu subyek: sediakan konseling atau dokter tergantung situasi dan kebutuhan riset. Wawancara perlu hormati privasi subyek. Pengumpulan data spt ambil darah & perlakuan thd subyek perlu hindari atau kurangi cara yg invasif.

34 Keadilan. Pelaksanaan riset perlu menjamin keadilan dalam distribusi manfaat, beban ataupun kerugian, dan dalam proses pelaksanaan. Riset perlu pastikan persamaan seleksi subyek, tdk ada diskriminasi, & hindari partisipasi subyek dgn paksaan. Perlindungan khusus perlu diberikan kpd populasi rentan, termasuk mereka dgn pendidikan rendah, miskin, perempuan, dan anak.

35 Integritas ilmiah. Salah satu aspek etika riset: integritas ilmiah yg jamin mutu perencanaan dan pelaksanaan suatu riset. Riset yg tidak bermutu hanya buang biaya & potensi bahayakan subyek & M. Mutu suatu riset: kelayakan masalah; kesesuaian rancang & metode; relevansi, lengkap & akurat data yg digunakan & dihasilkan; proses rencana, laksana, analisis data & simpulan.

36 PRINSIP PERSETUJUAN SUKARELA (PRINCIPLE OF VOLUNTARY CONSENT):
PRINSIP ETIS BAHWA ORANG JANGAN PERNAH BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN KECUALI MEREKA SECARA EKSPLISIT DAN SUKARELA SETUJU UNTUK BERPARTISIPASI PERSETUJUAN TERMAKLUM (INFORMED CONSENT): PERNYATAAN TERTULIS YANG MENJELASKAN BERBAGAI ASPEK PENELITIAN UNTUK PARA PESERTA XAN MEMINTA PERSETUJUAN SUKARELA UNTUK BERPARTISIPASI SEBELUM DIMULAINYA PENELITIAN

37 PERSETUJUAN TERMAKLUM (INFORMED CONSENT)
BERISI: Deskripsi singkat mengenai tujuan & prosedur penelitian termasuk perkiraan durasi penelitian; Pernyataan adanya risiko a/ ketidaknyamanan yg berhubungan dgn partisipasi; Jaminan anonimitas & kerahasiaan catatan; Identifikasi peneliti & lokasi informasi mengenai hak-hak peserta a/ per?an mengenai studi tsb; Pernyataan bhw partisipasi benar2 bersifat sukarela & dpt dihentikan tanpa denda; Pernyataan mengenai prosedur alternatif yg mungkin digunakan; Pernyataan kompensasi yg diberikan kepada peserta.

38 Ketidak-jujuran akademis merupakan pelanggaran etika.
Salah satu bentuk ketidak-jujuran akademis adalah plagiarisme dan fabrikasi data. Seseorang dianggap plagiarisme apabila dalam tulisan menggunakan kata-kata atau ide orang lain, termasuk menyalin ide, gambar, grafik, atau apa saja tanpa memberikan kredit kepada empunya. Plagiarisme termasuk menyalin apa saja dari situs internet, buku, majalah atau koran tanpa menyebut sumber.

39 Contoh plagiarisme Spesifik: Salin makalah orang lain; Salin kuotasi pendek atau panjang dari suatu sumber tanpa menyebut sumber Kurang spesifik: Ubah bbrp kata dr satu buku/artikel seolah milik sendiri; Atur kembali susunan ide dlm suatu daftar shg pembaca menganggap daftar tersebut hasil saudara; Pinjam ide dr suatu sumber tanpa menyebut sumber; Gunakan informasi dari suatu wawancara tanpa menyebut sumber

40 Hubungan saling percaya.
Riset perlu membangun hubungan saling percaya, terbuka dan jujur dengan subyek dan berbagai pihak yang berkepentingan. Bentuk hubungan seperti ini menjamin mutu riset, sekaligus dapat meningkatkan manfaat dan menekan dampak kerusakan dan bahaya.

41 Daftar rujukan Frank Crossan (2003). Research philosophy: towards an understanding. Nurse Researcher, 11 (1): Paul Flowers (2009). Research Philosophies – Importance and Relevance. MSc by Research Leading Learning and Change Cranfield School of Management.


Download ppt "TEMU II."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google