Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
OPTIK Pertemuan 14
2
1. PEMANTULAN CAHAYA Hukum pemantulan cahaya
sinar datang (i), garis normal dan sinar pantul (r) terletak pada satu bidang datar sudut datang sama dengan sudut pantul (i = r)
3
Cermin Cermin datar Sifat bayangan : maya, tegak sama besar.
4
Jumlah bayangan Keterangan: n = jumlah bayangan = sudut antara dua cermin
5
Cermin lengkung Spheris
Cermin cekung : Cermin cembung :
6
Aturan – aturan: No. R benda + no. R bayangan = 5 No. benda < no. R bayangan diperbesar Bayangan di depan cermin nyata terbalik Bayangan di belakang cermin maya tegak
7
Keterangan: R = jari-jari cermin (cm) f = jarak fokus (cm) S = jarak benda (cm) S’= jarak bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) h’= tinggi bayangan (cm) M = perbesaran bayangan (kali) Catatan: R = 2f cermin cekung f & R (+) cermin cembung f & R (–)
8
2. PEMBIASAN CAHAYA Hukum Pembiasan Cahaya
sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. perbandingan sinus sudut datang (i) dan sinus sudut bias (r) selalu tetap.
9
Pada pembiasan cahaya berlaku: n1 sin i = n2 sin r n1 V1 = n2 V2 n1
Pada pembiasan cahaya berlaku: n1 sin i = n2 sin r n1 V1 = n2 V2 n1 . 1 = n2 . 2 f1 = f2 Keterangan: n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 v1 , v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2 f1 , f2 = frekuensi cahaya dalam medium 1 dan 2 i = sudut datang r = sudut bias
10
B. Pembiasan pada lensa Lensa tebal Keterangan:
n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 s = letak benda (cm) s’ = letak bayangan (cm) R = jari-jari kelengkungan (cm) M = perbesaran bayangan (kali)
11
Lensa tipis Pada lensa tipis berlaku: Keterangan: f = jarak fokus (cm)
S = jarak benda (cm) S’= jarak bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) h’= tinggi bayangan (cm) M =perbesaran bayangan (kali)
12
lensa cembung (lensa positif) lensa cekung (lensa negatif)
Lensa tipis ada 2 macam: lensa cembung (lensa positif) lensa cekung (lensa negatif) Aturan-aturan pada lensa tipis : No. R benda + no. R bay = 5 No. R benda < no. R diperbesar Bayangan didepan lensa maya tegak
13
Persamaan pembentuk lensa : Kuat lensa :
Keterangan: f = jarak fokus lensa (cm) n2 =indeks bias lensa n1 =indeks bias lingkungan R = jari-jari kelengkungan (cm) P = kuat lensa (dioptri=D)
14
Pada lensa gabungan berlaku persamaan:
Keterangan: fgab = jarak fokus lensa gabungan (cm) f1,2,3 = jarak fokus lensa 1, 2, 3 (cm) Pgab = kuat lensa gabungan (dioptri=D) P1,2,3 = kuat lensa 1, 2, 3 (dioptri=D) Pada lensa gabungan berlaku persamaan:
15
Pembiasan cahaya pada prisma
sudut deviasi : = i1 + r2 - = r1 + i2 Deviasi minimum : i1 = r2 dan r1 = i2 sangat kecil ( < 150) m = (n2/n1 – 1) Dispersi cahaya = u - m = (nu – nm). prisma di udara, deviasi minimum dan kecil
16
3. INTERFERENSI CAHAYA l = jarak celah ke layar
Interferensi celah ganda (Young) k (pola terang) d sin (k – ½ ) (pola gelap) Jika <<, maka: dp/ l = (k – ½ ) (pola gelap) Keterangan: = sudut simpang d = jarak 2 celah P = jarak 2 pola pada layar l = jarak celah ke layar = panjang gelombang cahaya monokromatik yang digunakan
17
B. Interferensi pada lapisan tipis Interferensi cincin Newton
k (pola min) 2 nd cos r= (k – ½) (pola max) Keterangan: n = indeks bias lapisan d = tebal lapisan r = sudut bias k = 1, 2, 3, … = panjang gelombang mengenai lapisan Interferensi cincin Newton k (pola gelap) rk2/R = (k – ½ ) (pola terang) Keterangan: r = jari-jari cincin gelap/terang R = jari-jari kelengkungan lensa k = 1, 2, 3, … = panjang gelombang cahaya yang dijatuhkan pada lensa
18
4. INTERFERENSI CAHAYA k (pola gelap) d sin (k + ½) (pola terang)
Difraksi celah tunggal k (pola gelap) d sin (k + ½) (pola terang) Keterangan: k = 1, 2, 3, … d = lebar celah = sudut simpang = panjang gelombang cahaya
19
l = jarak celah ke layar Difraksi multi celah (difraksi kisi)
k (pola terang) d sin (k - ½) (pola gelap) Keterangan: d = konstanta kisi = jarak 2 celah berturutan k = 1, 2, 3,…. Jika <<, maka d sin = dp/l p = jarak pola di layar l = jarak celah ke layar
20
5. POLARISASI CAHAYA Polarisasi karena pemantulan
Cahaya pantul terpolarisasi, jika sinar pantul tegak lurus sinar bias. tgip = n2/n1 n2 > n1 ip = sudut polarisasi = sudut Brewster
21
Polarisasi karena penyerapan selektif
P = polarisator A = analisator Medan listrik yang diteruskan analisator : E = E0 cos Intensitas yang diteruskan: I = I0 cos2 = sudut antara sumbu polarisator dan analisator
22
6. ALAT-ALAT OPTIK A. Mata Benda dapat dilihat jelas jika bayangan jatuh pada retina Sifat bayangan : nyata, terbalik, diperkecil Mata normal : Sn = pp = 25 cm PR = ~ B. Kaca mata Untuk menolong penglihatan penderita cacat mata.
23
Macam cacat mata : 1. Miop (Rabun jauh) kurang jelas melihat jauh
ditolong lensa negatif 2. Hipermetrop (rabun dekat) kurang jelas melihat dekat ditolong lensa positif 3. Presbiop (mata tua) kurang jelas melihat jauh/dekat penyebabnya daya akomodasi melemah ditolong lensa bifokal
24
Lup (Kaca Pembesar) Sifat bayangan: Maya, tegak, diperbesar.
Perbesaran anguler: Keterangan: Sn = titik dekat f = jarak fokus lup x = jarak mata ke bayangan d = jarak mata ke lup tanpa akomodasi x = PR mata normal : PR = ~ M = Sn/f akomodasi maksimum x = Sn mata normal, d = 0 M = Sn/f + 1
25
D. Mikroskop Rumus-rumus mikroskop : 1/fob = 1/Sob + 1/S’ob
1/fok = 1/Sok + 1/S’ok d = S’ob + Sok d = panjang tabung mikroskop Perbesaran mikroskop: M = Mob . Mok Mob = S’ob/Sob Mok = Sn/fok + 1 akomodasi maksimum Mok = Sn/fok tanpa akomodasi
26
Teropong Panjang teropong : d = fob + fok rileks d = fob + Sok akomodasi pada jarak x akomodasi maksimum : S’ok = - Sn perbesaran anguler : M = fob/fok rileks M = fob/Sok akomodasi pada jarak x Untuk teropong bumi panjang tabung ditambah 4 fp, (fp = jarak fokus lensa pembalik)
27
F. Daya urai alat optik Sudut resolusi minimum : m = 1,22 . /D
dm = 1,22 . Keterangan: m = sudut resolusi minimum = panjang gelombang cahaya (m) D = bukaan alat optik (m) Dm = daya urai alat optik (m) l = jarak obyek ke alat optik (m)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.