Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
(ONE WORD CAN CHANGE EVERYTHING)
YES MAN (ONE WORD CAN CHANGE EVERYTHING)
2
REVIEW FILM “ YES MAN” Arif Nirwara J. 115100700111029
Disusun Oleh : Arif Nirwara J Anik Afifatur Jilhana Febriandani Putri Pangestika Ayu Yuni Afifah Himamy Ainun S Karina Yuliastiti Nyimas Rizanatul K Maulida
4
OUTLINE Review Film Promosi jabatan Performance apparaisal Pelayanan
Teori dalam film “Yes Man” Performance apparaisal Pelayanan
5
REVIEW Carl Allen yang diperankan oleh Jim Carrey adalah seorang pria yang memiliki kehidupan yang stagnan. Sampai suatu saat ia mengikuti suatu program perbaikan diri yang berdasarkan pada suatu kekuatan kalimat, yaitu Katakan “Yes” untuk segalanya. Ternyata kata - kata positif tersebut dapat mengubah kehidupan Carl secara tidak terduga. Secara menakjubkan ia mendapatkan promosi jabatan baru karena kerjanya yang semakin baik dan juga seorang kekasih baru. Carl mulai ambisius. Ia ingin meraih semua kesempatan yang ada. Namun, lama – kelamaan Carl melakukan semua keinginan itu menjadi sangat berlebihan. Padahal,tidak semua tindakannya menghasilkan sisi positif pada dirinya maupun orang lain. Seperti misalnya Carl harus Boogie Jumping di atas jembatan, memerankan sosok Harry Potter, atau melakukan tindakan konyol terhadap kekasihnya di depan banyak orang. Itu suatu tindakan yang diyakini tidak pernah dilakukan Carl sebelumnya. Setelah menemui trainer yang menyuruhnya berkata “Yes” pada semua hal, ternyata Carl sebenarnya tidak perlu selalu mengatakan “Yes” pada sesuatu yang sebenarnya tidak dia inginkan.
6
Promosi Jabatan Menurut Hasibuan (2006, promosi jabatan merupakan perpindahan yang memperbesar authority dan responbility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga hak,status, dan penghasilan mereka akan semakin besar. Indikator promosi jabatan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan jabatan, yaitu : 1.Promosi dibuat atas dasar kecakapan 2.Promosi diselenggarakan hanyya menurut rencana organisasi 3.Pegawai harus diinformasikan tentang rencana promosi 4.Pemberian keterangan mengenai kebijakan dan prosedur promosi 5.Lapang persaingan seluas-luasnya
7
Menurut Hasibun (2006), tujuan promosi adalah :
Memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa pada karyawan yang berprestasi Menimbulkan kepuasan dan kebangaan pribadi, satus sosial yang lebih tinggi, dan penghasilan yang semakin besar. Merangsang karyawan lebih bergairah kerja, disiplin tinggi, dan memperbesar produktifitas kerjanya. Menjamin stabilitas kepegawaian dengan realisasinya promosi karyawan dengan dasar dan pada waktu tepat serta penilaianyang jujur
8
Kesempatan promosi menimbulkan Multiflier effect dalam perusahaan karena menimbulkan lowongan berantai. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Menambah/meperluas pengetahuan serta pengalaman kerja kepada para karyawan dan meberi dorongan bagi karyawan. Mengisi kekosongan jabatan kerena pejabatnya berhenti. Karyawan dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan,dan ketenangan dalam berkerja semakin mingingkat sehinnga produktivitaskerjanya juga meningkat. Mempermudah penarikan pelamar untuk memasukan lamarannya
9
Performance Apparaisal
Performance appraisal adalah proses evaluasi berkala yang dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam suatu organisasi untuk memastikan pencapaian sasaran yang dimiliki. Riset menyebutkan bahwa kelima hal berikut adalah penyebab terbesar gagalnya suatu sesi performance appraisal, yaitu: atasan kurang memiliki ketrampilan dalam melaksanakan sesi appraisal, standar evaluasi penilaian kinerja tidak jelas, atasan terlalu menekankan hasil tanpa mempertimbangkan proses yang telah bawahan kerjakan, kurangnya persiapan baik oleh atasan maupun bawahan sebelum melakukan sesi appraisal, serta tidak ada pembicaraan tentang pengembangan kinerja bawahan.
10
Pelayanan Suatu perusahaan membuat beberapa kriteria pelayanan yang baik, antara lain meliputi, kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, kemauan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, dan keadilan yang merata, ketepatan waktu, serta kriteria kuantitatif. Hatry (dalam Widodo, 2001:277) lebih merinci mengenai prosedur untuk mengukur kualitas pelayanan. Walaupun diakui bahwa untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan banyak dihadapkan kepada banyak masalah dan hambatan (obstacle), terutama berkaitan dengan keyakinan bahwa kualitas pelayanan tidak dapat diukur secara tepat dan reliable. Keyakinan ini tentu saja benar bahwa tidak semua aspek dari kualitas layanan dapat diukur secara lengkap untuk setiap program sebagaimana dapat diukur secara lengkap untuk setiap program sebagaimana apa yang dikemukakan oleh Hatry (dalam Widodo, 2001:277), “That not all aspects of service quality can be measured perfectly for any programme”, namun demikian terdapat teknik untuk melakukan pengukuran kualitas dari setiap aspek program yang ditetapkan.
11
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.