Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

K70 Alcoholic Liver Disease

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "K70 Alcoholic Liver Disease"— Transcript presentasi:

1 K70 Alcoholic Liver Disease

2 K70.0 Alcoholic Fatty Liver
Fatty liver atau perlemakan hati merupakan kondisi dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di dalam organ hati. untuk mendeteksi adanya fatty liver ini bisa dilakukan dengan menggunakan USG atau pemeriksaan enzim tertentu di dalam tubuh yang bisa mengindikasikan apakah ada penumpukan lemak yang berlebih di dalam hati atau tidak.

3 Gejala Terasa sakit pada bagian perut kanan atas dan terasa sangat tidak nyaman pada bagian tersebut. Kulit dan bagian mata akan menjadi berubah warna menjadi kekuningan atau kondisi jaundice Penderita akan menjadi mudah lemah, lesu dan lelah Penderita juga terkadang akan merasakan mual dan muntah serta rasa tidak enak di dalam perut Saat kondisi fatty liver ini sudah cukup parah maka akan membuat penurunan nafsu makan dan berat badan secara drastis Jika penderita sudah mengalami gejala tersebut sebaiknya untuk segera melakuka pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat apakah anda mengalami fatty liver atau tidak. cara mendeteksi fatty liver ini bisa dilakukan dengan menggunakan USG, biopsy, serta pemeriksaan pada biliribun darah.

4 Pengobatan Jika penyebabnya adalah obesitas maka perlu dilakukan penurunan berat badan sekitar setengah kilogram tiap minggunya Jika disebabkan oleh alkohol maka harus segera dihentikan kebiasaan minum alkohol Melakukan diet yang seimbang dan sehat bagi tubuh Jangan mengkonsumsi obat-obatan yang tidak penting Jika sudah terjadi pengerasan hati yang cukup parah maka perlu dilakukan transplantasi hati dengan membuang hati yang sudah rusak.

5

6 K70.1 Alcoholic Hepatitis Hepatitis alkoholik adalah peradangan hati yang diakibatkan oleh alkohol. Hepatitis alkoholik dapat berkembang menjadi sirosis apabila pasien tetap mengonsumsi alkohol. 

7 Gejala hepatitis alkoholik dapat menyerupai gejala-gejala hepatitis
Gejala hepatitis alkoholik dapat menyerupai gejala-gejala hepatitis. Gejala pertama adalah ruam, sakit pada persendian, dan sakit seperti flu. Alkohol juga dapat membuat penderita kekurangan gizi. Namun gejala-gejala ini mungkin tidak muncul kecuali saat kerusakan hati sudah parah. Seiring dengan perkembangan penyakit menjadi lebih parah, gejala-gejala yang muncul biasanya termasuk sakit kuning (kuning pada mata); feses berwarna pucat; urin berwarna gelap; gatal-gatal pada tubuh; demam tinggi; pembengkakan abdomen yang diakibatkan oleh cairan; sakit pada abdomen, kembung; gangguan syaraf, dan mungkin koma.

8 Pengobatan Dokter akan mendiagnosis berdasarkan riwayat penyalahgunaan alkohol yang berlebihan oleh pasien. Dipertimbangkan juga hasil dari tes darah yang menunjukkan peradangan hati yang tidak normal dan hasil pemeriksaan kesehatan yang menunjukkan pembengkakan hati. Untuk diagnosis yang akurat, dokter dapat melakukan biopsi hati. Saat biopsi dilakukan, dokter akan menyuntikkan jarum suntik ke dalam kulit dan mengangkat sedikit jaringan hati untuk diperiksa di laboratorium.

9 K70.2 Alcoholic Fibrosis and sclerosis of liver
Fatty liver jenis steatohepatitis lco menyebabkan kematian sel hati dan akhirnya akan membentuk jaringan parut pada hati (fibrosis). 

10 K70.3 Alcoholic Cirrhosis of liver
Alkohol adalah salah satu jenis racun yang bisa diproses dan dihancurkan hati, tapi alkohol dapat merusak dan melukai sel-sel hati jika dikonsumsi secara berlebihan. Tiga tahapan perkembangan sirosis pada orang yang mengonsumsi minuman keras secara berlebihan akan dijelaskan pada keterangan di bawah ini. Tahap pertama. Pada tahap ini akan terjadi pembengkakan hati atau fatty liver. Pengonsumsi miras berlebihan kemungkinan besar akan mengalami kondisi ini. Kondisi ini adalah efek samping dari hati yang sedang menghancurkan alkohol. Setelah konsumsi alkohol dikurangi, kondisi bisa menghilang. Tahap kedua. Pada tahap ini akan terjadi hepatitis alkoholik, kondisi ketika hati mengalami inflamasi. Jika memburuk, hepatitis alkoholik bisa menyebabkan gagal hati dan mengakibatkan kematian. Tahap ketiga. Sekitar satu dari sepuluh orang yang mengonsumsi minuman keras secara berlebihan mencapai tahapan ini. Pada tahap terakhir ini, terjadi sirosis.

11 K70.4 Alcoholic hepatic failure
NOS Acute Chronic Subacute With or without hepatic coma Gagal hati adalah satu set gejala, yang ditandai dengan pelanggaran satu atau lebih fungsi hati akibat kerusakan parenkim.

12 K70.9 Alcoholic Liver Disease, Unspecified

13 K71 Toxic Liver Disease

14 Toxic liver disease Toxic liver disease adalah penyebab timbulnya peradangan hati Anda sebagai reaksi terhadap zat tertentu. Toxic hepatitis dapat disebabkan oleh alkohol, bahan kimia, obat-obatan atau suplemen gizi. Dalam beberapa kasus, Toxic liver berkembang dalam hitungan jam atau hari dari paparan racun. Dalam kasus lain, mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan biasa digunakan sebelum tanda dan gejala muncul. Gejala-gejala Toxic liver akan hilang ketika paparan toksin berhenti. Tapi Toxic liver secara permanen dapat merusak hati, menyebabkan jaringan parut ireversibel jaringan hati (sirosis) dan dalam beberapa kasus kegagalan hati, yang dapat mengancam jiwa.

15 K71.0 Toxic Liver disease with cholestatis
Cholestatis with hepatocyte injury “ Pure” Choletatis Sumber : DEFINISI  Kolestasis berasal dari bahasa Yunani, KOLE artinya empedu dan STASIS artinya tetap di tempat. Secara definisi, kolestasis diartikan sebagai kondisi di mana aliran empedu terhambat. Dalam keadaan normal, cairan empedu yang dihasilkan oleh sel hati akan dialirkan masuk ke dalam kantong empedu. Di dalam kantong ini cairan empedu ditampung untuk sementara waktu. Jika ada makanan di dalam usus, kantong empedu akan memompa cairan empedu yang ada di dalamnya. Cairan kemudian akan mengalir lewat saluran empedu dan masuk ke dalam usus halus. Di usus halus, cairan empedu membantu pencernaan lemak. Selain itu, cairan empedu juga berfungsi memberi warna pada tinja sehingga tampak kekuningan atau kecoklatan.

16 PENYEBAB  Kolestasis terjadi jika aliran cairan empedu mengalami hambatan di titik mana saja, mulai dari tempat produksi di hati sampai ketika akan masuk ke usus halus.Ada banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab hambatan aliran cairan empedu, antara lain adalah: Penyakit hati, contohnya hepatitis, sirosis, atau kanker hati; Penyakit lain seperti penyempitan saluran empedu (atresia biliaris), batu empedu, kanker saluran empedu, kanker pankreas, peradangan pankreas (pankreatitis), dan lain-lain; Obat-obatan tertentu. GEJALA  Terhambatnya aliran empedu akan menyebabkan cairan empedu, yang terdiri dari terdiri dari garam empedu, pigmen empedu (bilirubin) serta lemak,  menumpuk dalam darah. Akibatnya timbul berbagai macam gejala.Kadar pigmen empedu (bilirubin) yang tinggi di dalam darah akan menyebabkan gejala kuning pada kulit atau mata. Selain itu, pigmen tersebut akan membuat warna urin menjadi seperti teh pekat dan membuat kulit gatal-gatal. Di lain pihak, karena cairan empedu tidak masuk ke usus, maka warna tinja menjadi lebih pucat dan tinja banyak mengandung lemak. Keadaan ini disebut steatorrhea ditandai dengan bau tinja yang sangat busuk. Penyerapan vitamin D dan kalsium ikut terganggu. Akibatnya tulang menjadi rapuh. Gangguan penyerapan vitamin K dapat menyebabkan kecenderungan perdarahan. Selain gejala utama di atas, seringkali ditemukan gejala penyerta seperti mual, muntah, hilang napsu makan, nyeri perut, dan demam.  PENGOBATAN Pengobatan utama kolestasis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika karena batu empedu, maka batu tersebut diangkat melalui operasi. Jika karena saluran sempit atau buntu, dilakukan pembukaan saluran, juga dengan operasi. Jika karena obat-obatan tertentu, maka penggunaan obat-obatan tersebut harus dihentikan. Jika karena hati mengalami kerusakan hebat sehingga tidak berfungsi lagi, dapat dipertimbangkan operasi pencangkokan hati. Keberhasilan pengobatan tergantung pada sulit tidaknya penyebab kolestasis diobati atau diatasi. Pengobatan pendukung kolestasis antara lain adalah pemberian kolestiramin. Obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa gatal. Kadang-kadang diberikan juga suplemen vitamin D, K, atau kalsium. Selain itu, untuk mengurangi lemak di dalam usus, penderita tidak boleh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak.

17 K71.1 Toxic Liver Disease with Hepatic Necrosis
Deskripsi Secara klinis nekrosis hati menyerupai akut, cedera beracun untuk hati dengan tiba-tiba dan terjal, ditandai peningkatan kadar aminotransferase serum, dan tanda-tanda awal dari hati (atau organ lain) disfungsi atau kegagalan meskipun minim atau tidak ada penyakit kuning. pemulihan yang cepat setelah penarikan agen juga khas. kegagalan organ lain, seperti paru-paru, ginjal atau sumsum tulang, juga dapat hadir dan dapat menaungi kerusakan hati. nekrosis hati akut biasanya disebabkan oleh hepatotoxin langsung dan biasanya dosis tergantung dan "diharapkan", bukan istimewa. Gejala biasanya tiba-tiba mual, kelemahan, kelelahan dan sakit perut; mengantuk dan mengaburkan jiwa dapat terjadi lebih awal. Gatal adalah langka dan penyakit kuning muncul kemudian. Kegagalan lainnya organ (ginjal, paru-paru, sumsum tulang) mungkin menonjol.  Pe nyakit : Hepatic failure (acute) (chronic) due to drugs obat obatan penyebab umum termasuk acetaminophen, aspirin, kokain, niacin, dosis tinggi amiodarone intravena, methotrexate, terbutaline, dan racun langsung seperti fosfor atau sen minyak kerajaan. Dalam beberapa kasus, cedera hati bukan efek langsung dari obat pada hati, tapi efek tidak langsung karena nekrosis hati iskemik yang disebabkan oleh kegagalan tiba-tiba dan berat hati, hipotensi, syok, hipertermia, atau hipoksia Sumber :

18 K71.2 Toxic Liver Disease with acute Hepatitis
Deskripsi Penyakit menyerupai hepatitis virus akut berbahaya, pola hepatoseluler cedera dan penyakit kuning. Gejala (jika ada) termasuk kelelahan, anoreksia, mual dan kanan nyeri kuadran atas. Penyakit biasanya berlangsung 2-4 minggu dan akhirnya menyelesaikan, tapi kasus yang parah dapat menyebabkan gagal hati akut dan kematian. Waktu untuk timbulnya hepatitis akut biasanya 2 hingga 24 minggu; mungkin setelah 52 minggu atau sebelum 4 hari. Gejala Biasanya onset berbahaya kelelahan dan mual, diikuti oleh anoreksia, perut tidak nyaman (nyeri hati) dan urin kemudian gelap dan penyakit kuning. Mungkin ada demam ringan dan sementara, ruam yang tidak terbatas selama masa inkubasi. Gatal biasanya absen di awal saja, tapi mungkin timbul jika penyakit kuning adalah berkepanjangan. Penyebab Yang menyebabkan hepatitis virus akut seperti penyakit termasuk isoniazid, pirazinamid, disulfiram, fenofibrate, ephedra, celandine lebih besar, teh hijau, dan herbal lainnya. Diagnosis Diagnosis harus fokus pada akut hepatitis A, B, C dan E dan reaktivasi hepatitis B. obstruksi bilier akut dapat menyerupai hepatitis akut selama hari-hari pertama setelah onset. Akhirnya, hepatitis iskemik mungkin dangkal menyerupai hepatitis akut, tetapi onset cepat dan pemulihan yang cepat yang khas Sumber :

19 K71.3 Toxic Liver Disease with Chronic Presistent hepatitis
Hepatitis kronis mempunya gejala tidak terlalu parah namun terus dirasakan penderitanya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Gejala biasanya ringan, tetapi infeksi terus menerus dan terjadi penghancuran jaringan sehingga menyebabkan kerusakan hati yang mengarah ke sirosis, gagal hati, atau kanker hati. pengobatan hepatitis B kronis dapat dilakukan dengan suntikan interferon atau pemberian obat antivirus

20 K71.4 Toxic Liver Disease with Chronic Lobular hepatitis
Peradangan hati mendadak, yang ditandai dengan tambal sulam pan terimpit dan nekrosis multi-asinar, dengan hilangnya hepatosit dan ditandai reaksi ductular sekitar saluran Portal. hepatitis lobular akut dengan derajat yang lebih rendah dari nekrosis dan beberapa regenerasi membentuk nodul dan meniru sirosis.

21 K71.5 Toxic Liver Disease with Chronic Active hepatitis
Chronic active hepatitisbentuk yang parah/berat - mononuclear infiltration (infiltrasi mononuklear), traktus porta melebar akibat sebukan limfosit dan sel plasma serta fibrosis - regenerative change - fibrosis membuat keadaan ringan menjadi parah - many years may progress to liver cirrhosis Hepatitis kronis aktif disebabkan oleh virus hepatitis B, C, delta.Secara klinis hepatitis kronis aktif ditandai oleh penyakit kronis yang disertai dengan peningkatan nyata enzim hati.

22 K71.6 Toxic Liver Disease with Hepatitis, not elsewhere classified

23 K71.7 Toxic Liver Disease with fibrosis and cirrhosis of Liver
Liver Fibrosis adalah pembentukan jaringan fibrosa yang berlebihan dalam liver yang disebabkan oleh peradangan terus menerus dan matinya sel liver yang terlihat pada hampir semua penyakit liver kronis. Liver fibrosis merupakan awal dari sirosis Peradangan liver kronis menyebabkan kerusakan sel sel liver, hal ini menyebabkan meningkatnya pembentukan jaringan fibrosa dalam liver. Sebenarnya liver dapat meregenerasi sel sel liver untuk menggantikan sel sel liver yang rusak, tetapi jika kondisi radang liver melebihi kemampuan regenerasi liver akan menyebabkan jaringan fibrosa yang terbentuk makin banyak. Akumulasi dari jaringan fibrosa ini akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan struktur liver menjadi keras sampai akhirnya menjadi siros Liver fibrosis tidak menunjukkan gejala apapun (asimptomatik), pada kebanyakan kasus, pasien baru menyadari adanya liver fibrosis setelah pemeriksaan kesehatan. Hal ini disebabkan karena liver manusia hanya membutuhkan 20-30% sel liver yang sehat untuk dapat berfungsi normal. Liver juga tidak memiliki saraf yang dapat menghantarkan rasa sakit. Oleh karena itu kebanyakan pasien tidak menyadari bahwa mereka menderita liver fibrosis bahkan bahkan jika liver mulai mengeras. Pada sebagian kecil pasien akan muncul gejala gejala seperti jaundice dan kelelahan.

24 K71.8 Toxic liver disease with other disorder of liver
Toxic liver disease with: 1.Focal nobular hyperplasia 2.Hepatic granulamas 3.Peliosis hepatitis 4.Veno-Oc lusive disease of liver

25 K71.9 Toxic liver disease,Unspecified

26 K72 Hepatic Failure, not elsewhere cllassified

27 K72.0 Acute and Subacute Hepatic Failure
dikenal sebagai gagal hati fulminan, dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk perdarahan yang berlebihan dan meningkatkan tekanan pada otak. GEJALA Tanda dan gejala gagal hati akut dapat meliputi : Kulit dan bola mata menguning (jaundice) Nyeri di perut kanan atas Pembengkakan perut Mual Muntah Merasa tidak enak badan (malaise) Disorientasi atau kebingungan Mengantuk

28 Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosa gagal hati akut termasuk :
Tes darah. Tes darah untuk menentukan seberapa baik hati Anda dapat berfungsi mungkin termasuk tes waktu protrombin, yang mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Dengan gagal hati akut, darah tidak akan menggumpal secepat mestinya. Tes pencitraan. Dokter mungkin merekomendasikan tes pencitraan, seperti USG, untuk mengevaluasi hati Anda. Tes pencitraan mungkin menunjukkan kerusakan hati dan dapat membantu dokter menentukan penyebab masalah hati Anda. Pemeriksaan jaringan hati. Dokter mungkin merekomendasikan prosedur untuk mengambil sampel kecil jaringan hati (biopsi hati). Pengujian jaringan hati dapat membantu dokter memahami mengapa Anda mengidap gagal hati. Karena penderita gagal hati akut beresiko mengalami perdarahan selama biopsi, dokter mungkin melakukan biopsi hati transjugular. Melalui sayatan kecil di sisi kanan leher Anda, dokter Anda memasukkan tabung tipis (kateter) ke dalam vena besar di leher Anda, melalui hati dan ke pembuluh darah keluar hati Anda. Dokter kemudian memasukkan jarum ke bawah melalui kateter dan mengambil sampel jaringan hati.

29 K72.1 Chronic Hepatica Failure
Gagal hati kronik pada umumnya berkembang perlahan-lahan selama bertahun-tahun ketika hati kehilngan kemampuan untuk berfungsi normal. Gejala: selera makan yang menurun, mengalami kekejangan, mengalami masalah susah buang air besar atau konstipasi, mengalami mual dan muntah-muntah, terjadinya penggelapan warna disekitar borok, berat badan menurun, perut kembung, sakit kepala atau pusing, sakit punggung, sakit berkemih, dan tinja berwarna pucat. Pelayanan: Tes darah, tes fungsi hati, tes serologi penyakit hepatitis virus, profil autoantibodi dan imunologbulin, USG hati, ERCP, dan biopsi hati.

30 K72.9 Hepatica Failure, Unspecified

31 K73 Chronic hepatitis, not elsewhere classified

32 K73 Chronic hepatitis, not elsewhere classified
exclude : hepatitis (chronic) - alcoholic dikode dalam K70.1 - drug-induced dikode dalam K71.1- - granulomatous NEC dikode dalam K75.3 - reactive, nonspecific dikode dalam K75.2 - viral dikode dalam B15-B19

33 K73.0 Chronic Persistent Hepatitis, NEC Hepatitis kronik persisten ditandai dengan sebutan sel-sel radang bulat di daerah portal. Arsitektur lobular tetap normal, tidak atau hanya sedikit fibrosis. Limiting plate pada hepatosit antara daerah portal dan kolom-kolom hepatosit tetap utuh. Tidak terjadi piecemeal nocrosis.

34 K73.1 Chronic Lobular Hepatitis, NEC Hepatitis kronik lobular sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan. Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus hati.

35 K73.2 Chronic Active Hepatitis, NEC Hepatitis kronik aktif ditandai dengan adanya sebutan sel-sel radang bulat terutama limfosit dan sel plasma di daerah portal yang menyebar dan mengadakan infiltrasi ke dalam lobulus hati sehingga menyebabkan erosi limiting plate dan menimbulkan piecemeal nerosis.

36 Dikenal dua tipe hepatitis kronik aktif yaitu:
Tipe berat: ditemukan septa jaringan ikat menyebar ke dalam kolom-kolom hepatosit sehingga menyebabkan kelompokan hepatosit yang terisolasi menimbulkan gambaran seperti bentuk rosette. Tampak pula intra-hepatic bridging antara portal dengan sentral atau portal dengan portal. Tipe ringan: ditemukan erosi ringan pada limiting plate dan juga piecemeal necrosis yang ringan saja tanpa adanya bridging atau pembentukan rosette.

37 K73. 8 Other Chronic Hepatitis, NEC K73
K73.8 Other Chronic Hepatitis, NEC K73.9 Chronic Hepatitis, unspecified

38 Pemeriksaan Hepatitis Kronik
Pemeriksaan untuk diagnosa hepatitis kronik meliputi: - Pemeriksaan enzim Dan SGOT SGPT - Pemeriksaan HbsAg, anti HBc, HbeAg, HBV-DNA untuk hepatitis kronik karena virus B - Pemeriksaan anti HCV untuk hepatitis kronik karena virus C - Pemeriksaan Elektroforesis Protein perlu untuk mendeteksi sirosis hati (Pengerutan hati) - Pemeriksaan AFP (Alfa Fetoprotein) diperlukan untuk mendeteksi kanker hati

39 K74 Fibrosis and cirrhosis of liver

40 K74 Fibrosis and cirrhosis of liver excludes : alcoholic fibrosis of liver (K70.2) cardiac sclerosis of liver (K76.1) cirrhosis (of liver) : - alcoholic (K70.3) - congenital (P78.8) with toxic liver disease (K71.1)

41 K74.0 Hepatic fibrosis Fibrosis hati adalah kelainan perkembangan hati oleh pembentukan pita-pita jaringan fibrosa yang melebar tidak teratur dan mengandung kista berganda yang dibentuk oleh duktus biliaris terminal yang mengalami kelainan, mengakibatkan konstriksi vascular dan hipertensi portal.

42 K74.1 Hepatic Sclerosis Sklerosis hati terjadi ketika jaringan parut atau nodul regeneratif terbentuk di hati dan mulai menggantikan jaringan sehat. Karena pembentukan jaringan parut, hati kehilangan kemampuannya untuk memproduksi protein yang mengatur pembekuan darah, kontrol dan melawan infeksi, menyaring darah dengan membuang bakteri dan racun, mencerna makanan, menyimpan energi, dan menghasilkan empedu yang menyerap lemak termasuk kolesterol dan lemak-vitamin larut. Jika terkena penyakit ini, maka jaringan hati yang sehat adalah perlahan dan terus digantikan oleh jaringan parut yang sangat mempengaruhi fungsi organ.

43 K74.2 Hepatic fibrosis with hepatic sclerosis

44 K74.3 Primary biliary cirrhosis Kronis non supuratif kolangitis destruktif Primary biliary cirrhosis adalah sirosis hati akibat retensi empedu yang kronik pascaobstruksi atau infeksi duktus biliaris ekstra atau dengan etiologi yang tidak diketahui dan kadang terjadi setelah pemberian obat-obat tertentu.

45 K74.4 Secondary biliary cirrhosis Secondary biliary cirrhosis adalah sirosis hati akibat retensi empedu yang kronik pascaobstruksi atau infeksi duktus biliaris ekstra atau intrakepatik utama dan kadang terjadi setelah pemberian obat-obat tertentu.

46 K74.5 Billiary cirrhosis, unspecified Biliary cirrhosis adalah sirosis hati akibat retensi empedu yang kronik pascaobstruksi atau infeksi duktus biliaris ekstra.

47 K74.6 Other and unspecified cirrhosis of liver
- NOS - cryptogenic (berasal dari sesuatu yang tidak jelas atau meragukan) - macronodular (ditandai oleh nodul yang besar) - micronodular (ditandai oleh nodul yang kecil) - mixed type - portal (tempat masuk pembuluh darah ke dalam organ da struktur lain yang menyalir atau menyuplai organ tersebut) - postnecrotic

48 Tindakan dan Pengobatan
Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh. Obat untuk mengurangi gatal. Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal. Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites). Bila pasien mengalami perdarahan usus sehingga muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui tinja, atau tinja menjadi hitam, dokter mungkin akan segera melakukan tindakan untuk mengatasinya. Berbagai teknik bedah dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi risikonya lebih lanjut.

49 K75 Other Inflammatory Liver Disease

50 K75.0 Abscess of Liver Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan laboratorium.

51

52 K75.1 Plebitis of Portal Vein

53 K75.2 Nonspecified Reactive Hepatitis
Pylephlebitis

54 K75.3 Granulomatous hepatitis, not elsewhere classified

55 K75.4 Autoimmune hepatitis
penyakit kronis di mana sistem imun tubuh menyerang sel-sel hati. Ini menyebabkan hepatitis, atau peradangan hati (pembengkakan). Gejala mungkin termasuk: kelelahan Nyeri sendi Mual Urin kuning pekat Feses pucat Jaundis (kulit kuning) Pembengkakan hati (hepatomegaly) yang menyebabkan perasaan kurang nyaman Tes:USG atau CT scan dari hati untuk mengesampingkan penyebab-penyebab lain,Biopsi hati

56

57 K75.8 Other specified inflammatory liver diseases
Nonalcoholic steatohepatitis (NASH)

58

59 K75.9 Inflammatory liver disease, unspecified

60 K76 Other Disease of Liver

61 Exclude : Alcoholic Liver Disease (K70.-)
Penyakit Hati Alkoholik (ALD) merupakan kerusakan hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih. Penyalahgunaan dan konsumsi alkohol yang berlebihan dalam periode waktu yang lama dapat menyebabkan ALD. Hampir semua alkohol yang dikonsumsi dimetabolis dalam hati. Jika konsumsi alkohol lebih besar daripada laju metabolisme, kemungkinan potensi perkembangan ALD semakin besar. Laki-laki yang meminum lebih dari 80 g dan perempuan yang meminum lebih dari 40 g alkohol per hari selama 10 tahun berisiko tinggi. Perempuan lebih rentan terhadap perkembangan sirosis pada usia lebih muda, menunjukkan gejala pada stadium lanjut dan memiliki lebih banyak komplikasi dibandingkan pada laki-laki. Faktor genetik memainkan peran dalam perkembangan ALD. Kekurangan gizi dapat berkontribusi pada penyakit hati dan penyakit ini berkembang sebagai hasil nolnya kalori dalam alkohol, kehilangan nafsu makan, malabsorpsi (penyerapan gizi yang tidak mencukupi).

62 Amyloid degeneration of Liver (E85.-)
Degenerasi amiloid ini memiliki kesamaan dengan degenerasi hyaline. Degenerasi amiloid memiliki sifat diantaranya memberikan reaksi khusus pada pengecatan, selektif dalam deposisinta (ada dua bagian tubuh yang terpilih/ tidak seluruhnya/selektif), ada hubungan dengan penyakit tertentu, dan ditemukan pada organ-organ yang termasuk RES. Cystic Disease Of Liver (congenital) (Q44.6) Penyakit cystic dari hati, yakni luka-luka yang disebabkan adanya massa yang menghasilkan cairan pada organ hati. Hepatic Vein Thrombosis (I82.0) Vena hepatik adalah pembuluh darah yang terletak di hati. Fungsi mereka adalah mengambil darah terdeoksigenasi dari hati ke paru-paru. Sebagian besar pembuluh darah di tubuh berisi katup untuk mengontrol kembali aliran darah. Vena hepatika tidak mengandung katup Hepatomegaly NOS (R16.0) Penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya pembesaran ukuran organ hati yang melebihi ukuran normalnya. Kondisi ini dapat dipicu oleh penyakit di hati ataupun di luar hati. Portal Vein Thrombosis (I81) Portal trombosis vena dapat menyebabkan demam, gejala gangguan pencernaan, dan secara bertahap memburuk nyeri perut. Namun, juga dapat berkembang tanpa menyebabkan gejala, yang mengarah ke hipertensi portal sebelum didiagnosis. [2] Gejala lain dapat mengembangkan berdasarkan penyebabnya. Misalnya, jika trombosis vena porta berkembang karena sirosis hati, perdarahan atau tanda-tanda lain dari penyakit hati dapat hadir. Jika trombosis vena porta berkembang karena pylephlebitis, tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, berkeringat di malam hari dapat hadir. Toxic Liver Disease (K71.-)

63 K76.0 Fatty (change of) Liver , not elsewhere classified
Nonalchoholic fatty Liver disease (NAFDL) PENGERTIAN Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) / Penyakit perlemakan hati non alkoholik merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan obesitas, resistensi insulin dan dislipidemia. (ii) Batasan non alkoholik yang disetujui untuk defenisi NAFLD adalah jumlah ethanol yang dikonsumsi kurang dari 70 gram/minggu bagi wanita dan dan kurang dari 140 gram/minggu bagi pria. Saat ini NAFLD menjadi penting dalam implikasi klinis karena: a). Kausa terbanyak dari peningkatan transaminase di Amerika, b). Peningkatan prevalensi kelainan perlemakan hati dan c). Potensial berkembang menjadi sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler. (iii) PENYEBAB Berbagai jenis kondisi dan zat dapat berhubungan dengan terjadinya NAFLD. Secara umum, penyebab NAFLD dibagi menjadi dua kategori, obat-obatan & toksin serta kelainan metabolik, baik yang didapat atau kongenital. Hal-hal yang berpotensi sebagai penyebab NAFLD, antara Lain: a. Kelainan metabolik; seperti diabetes melitus, dislipidemia (gangguan metabolisme lemah), kwashiorkor dan marasmus (malnutrisi kalori dan protein), obesitas, dan penderita kelaparan. b. Obat-obatan sitotoksik dan sitostatik, seperti obat-obatan untuk kemoterapi c. Toksin dan obat-obatan lainnya; seperti estrogens (obat-obatan hormonal) d. Logam-logam; seprti antimon, garam barium, krom e. Kelainan metabolisme bawaan, seperti aberalipoproteinemina, famililal hepatosteatosis, penyakit wilson. f. Prosedur bedah, seperti gastric bypass, reseksi usus halus. g. Kondisi lain-lain; seperti terpapar bahan industri petrokimia, penyakit peradangan usus, lipodistrofi parsial, diverticulosis jejunum dengan pertumbuhan bakteri yang berlebihan, anemia berat dan total parental nutrition (iv) GEJALA DAN TANDA NAFLD biasanya tidak memiliki gejala dan tanda. Namun, sebagian penderita NAFLD mengeluh mudah lelah dan terdapat rasa tidak nyaman pada bagian abdomen kanan atas yang diduga berhubungan dengan distensi kapsul hati. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya stigmata penyakit hati menahun, sedangkan hepatomegali ditemukan pada 50% pasien pada tahap awal. Sebagian besar pasien mempunyai berat badan berlebih, obesitas pada bagian perut dan hipertensi ditemukan pada 15-68% kasus.

64 K76.1 Chronic Passive Congestion Of Liver
Hepatopathy kongestif, juga dikenal sebagai pala hati dan kongesti pasif yang kronis hati, adalah hati disfungsi karena kongesti vena, biasanya karena gagal jantung kongestive .  Hati yang terkena kongesti pasif kronis "berbintik" seperti parutanpala kernel; gelapbintik mewakili venula hati melebar dan padat dan vena hepatika kecil. Daerah pucat tidak terpengaruh jaringan hati sekitarnya. Ketika berat dan berlangsung lama, kemacetan hati dapat menyebabkan Fibrosis ; jika kemacetan ini disebabkan gagal jantung kanan, itu disebut cardiac sirosis . Tanda dan gejala  Tanda dan gejala sangat tergantung pada lesi primer sehingga menimbulkan kondisi. Selain gejala jantung atau paru-paru, akan ada rasa kenyang dan nyeri di bagian kanan .  radang selaput lendir hidung , dan muntah darah dapat terjadi. Biasanya ada lebih atau kurang ikterus. Karena obstruksi portal, asites terjadi, diikuti kemudian oleh edema umum. Bangku ringan atau tanah liat berwarna, dan urin diwarnai oleh empedu. Pada palpasi, hati ditemukan membesar dan lembut, kadang-kadang memperpanjang beberapa inci di bawah batas kosta dari tulang rusuk.

65 K76.2 Central Haemorrhagic necrosis of Liver
Excl : liver necrosis with hepatic failure ( K72.-)

66 K76.3 Infarction of Liver Infark Hepartic adalah situasi yang sangat langka karena pasokan darah ganda hati ini oleh arteri hatidan vena portal. Infark hati dapat terjadi ketika ada baik hati arteri dan aliran vena portal kompromi tetapi kebanyakan kasus adalah karena Portal kompromi aliran vena akut 11. Presentasi klinis Klinis ini hadir pasien dengan nyeri perut, mual, muntah dan fungsi hati yang abnormal tes 2. Sebagian besar waktu, infark adalah daerah berbentuk baji perifer terletak, namun dapat terpusat atau bentuk bulat atau oval 2. Perbedaan diagnosa General pertimbangan pencitraan diferensial meliputi: focal infiltrasi lemak : meskipun fokus infiltrasi lemak tidak memiliki efek tekanan, pembuluh yang terlihat melintasi melalui lesi abses hati : biasanya menunjukkan efek tekanan pada struktur yang berdekatan dan peningkatan cincin sementara infark hati tidak memiliki tekanan efek dan perangkat tambahan apapun benar massa hati: baik tekanan efek dan peningkatan membedakan dari infark hati. skenario klinis berbeda

67 K76.4 Peliosis Hepatis Peliosis hepatis adalah jarang vaskular kondisi yang ditandai oleh beberapa didistribusikan secara acak rongga darah-diisi seluruh hati . Ukuran rongga biasanya berkisar antara beberapa milimeter sampai 3 cm. Di masa lalu itu hanya histologis rasa ingin tahu kadang-kadang ditemukan di otopsi tetapi telah semakin diakui dengan kondisi luas mulai dari AIDS dengan penggunaan steroid anabolik . Hal ini juga kadang-kadang mempengaruhi limpa , kelenjar getah bening , paru-paru , ginjal, kelenjar adrenal, sumsum tulangdan bagian lain dari saluran pencernaan Hepatic Angiomatosis

68 K76.5 Hepatic Veno-occlusive disease
Excl : Budd-Chiari syndrome ( I82.0)  Penyakit veno-occlusive (VOD) adalah suatu kondisi di mana beberapa kecil pembuluh darah di hati yang terhambat. Ini adalah komplikasi  dari dosis tinggi kemoterapi diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang(BMT) dan ditandai dengan kenaikan berat badan karena retensi cairan , peningkatan ukuran hati , dan mengangkat tingkat bilirubin dalam darah.  Nama obstruksi sinusoidal sindrom sekarang lebih disukai jika VOD terjadi sebagai akibat dari kemoterapi atau tulang transplantasi sumsum.Terlepas dari kemoterapi, VOD juga dapat terjadi setelah konsumsi tanaman tertentu alkaloid  seperti alkaloid pyrrolizidine (di beberapa teh herbal),  dan telah digambarkan sebagai bagian dari langka penyakit keturunan yang disebut penyakit venooklusif hati dengan immunodeficiency (yang hasil dari mutasi dalam coding gen untuk protein yang disebut SP110 ) Tanda dan gejala Fitur VOD termasuk penambahan berat badan, lembut hepatomegali, ascites , dan penyakit kuning; sering dikaitkan dengan gagal ginjal

69 K76.6 Portal Hypertension Hipertensi portal adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) di sistem portal hepatik , yang merupakan vena portal dan cabang-cabangnya, yang mengalir dari sebagian usus ke hati. Hipertensi portal didefinisikan sebagai gradien tekanan vena hepatik sama dengan atau lebih besar dari 6 mmHg .   Sirosis (bentuk kegagalan hati kronis) adalah penyebab paling umum dari hipertensi portal; Oleh karena itu lainnya, penyebab kurang sering dikelompokkan sebagai non-sirosis hipertensi portal. Ketika menjadi cukup parah untuk menyebabkan gejala atau komplikasi, pengobatan dapat diberikan untuk menurunkan hipertensi portal sendiri atau untuk mengelola komplikasinya Tanda dan gejala hipertensi portal meliputi: -Asites(gratis cairan dalam rongga peritoneum),  -Sakit perut atau nyeri  (ketika bakteri menginfeksi asites, seperti pada peritonitis bakteri spontan ). -Peningkatan ukuran limpa ( Splenomegali), yang dapat menyebabkan jumlah trombosit rendah ( trombositopenia ) -Pembuluh darah bengkak pada kerongkongan ( esofagus varises ), yang mungkin berdarah dan menyebabkan muntah darah ( hematemesis ) -Pembuluh darah bengkak pada dinding perut anterior (kadang-kadang disebut sebagai Caput medusa ) -Wasir (bengkak atau melebar hemoroid vena) -Anorektal Varises  Penyebab  Penyebab hipertensi portal diklasifikasikan sebagai berasal dalam sistem vena porta sebelum mencapai hati (penyebab prehepatic), dalam hati (intrahepatik) atau antara hati dan jantung (pasca-hati). Penyebab paling umum adalah sirosis (gagal hati kronis). Penyebab lainnya

70 Hipertensi portal 

71 K76.7 Hepatorenal Syndroma
Excl : Following labour and delivery ( O90.4) Sindrom hepatorenal (sering disingkat HRS) adalah suatu kondisi medis yang mengancam jiwa yang terdiri dari kemerosotan cepat fungsi ginjal pada individu dengan sirosis atau fulminan gagal hati . HRS biasanya fatal kecuali transplantasi hati dilakukan, meskipun berbagai perawatan, seperti dialisis , dapat mencegah kemajuan kondisi. HRS dapat mempengaruhi individu dengan sirosis, berat hepatitis alkoholik, atau gagal hati, dan biasanya terjadi ketika fungsi hati memburuk dengan cepat karena penghinaan mendadak seperti infeksi, perdarahan di saluran pencernaan , atau terlalu sering menggunakan diuretik obat. HRS merupakan komplikasi yang relatif umum dari sirosis, terjadi pada 18% dari orang dalam satu tahun diagnosis mereka, dan di 39% dalam waktu lima tahun dari diagnosis mereka. Memburuk hati fungsi diyakini menyebabkan perubahan dalam sirkulasi yang memasok usus , mengubah aliran darah dan nada pembuluh darah di ginjal . Kegagalan ginjal dari HRS merupakan konsekuensi dari perubahan ini dalam aliran darah, bukan kerusakan langsung pada ginjal. Diagnosis sindrom hepatorenal berdasarkan tes laboratorium individu rentan terhadap kondisi tersebut. Dua bentuk sindrom hepatorenal telah didefinisikan: Tipe 1 HRS memerlukan penurunan progresif cepat fungsi ginjal, sedangkan tipe 2 HRS berhubungan dengan asites (penimbunan cairan di perut) yang tidak membaik dengan standar diuretik obat.

72 K76.8 Other Specified disease of Liver
Simple cyst of liver Dibentuk oleh sel-sel saluran empedu yang abnormal selama perkembangan embrio. Kista berisi cairan empedu-seperti dan ditutupi dengan lapisan tipis sel epitel. Mereka adalah jenis yang paling umum dari kista hati dan umumnya berukuran kurang dari 3 cm. Focal Nodular hyperplasia of liver Hiperplasia nodular fokal (FNH) adalah lesi massa regeneratif dari hati, umum kedua jinak lesi hati hanya untuk gua haemangiomas frekuensi. Ini memiliki fitur radiografi karakteristik multi-modalitas pencitraan, tetapi beberapa lesi mungkin atipikal dalam penampilan. FNHs biasanya lesi asimtomatik biasanya tidak memerlukan pengobatan. Hepatoptosis Kelainan letak hati turun dari tempat semula

73 K76.9 Liver disease, Unspecified

74 K77 Liver disorders in disease classified elsewhere

75 K77. Liver disorders in disease classified elsewhere K77
K77* Liver disorders in disease classified elsewhere K77.0* Liver disorders in infectious and parastitic diseases classified elsewhere Hepatitis: • cytomegaloviral ( B25.1 † ) adalah salah satu jenis virus herpes yang menyebabkan pembesaran sel dan pembentukan badan inklusi eosinofilik, terutama dalam inti sel • herpesviral [herpes simplex] (B00.8†) sekelompok infeksi akut yang disebabkan oleh human herpesvirus 1 dan 2, ditandai dengan vesikel-vesikel kecil berisi cairan pada epidermis dan eritema pada dermis; dapat berupa infeksi primer atau rekuren akibat reaktivasi infeksi laten. • toxoplasma (B58.1†) genus sporozoa yang merupakan parasit intraselular pada banyak organ dan jaringan burung dan mamalia, termasuk manusia. Hepatosplenic schistosomiasis ( B65.- † ) Hipertensi portal di schistosomiasis ( B65.- † ) Penyakit hati sifilis ( A52.7 † )

76 K77.8* hati pada penyakit lain diklasifikasikan di tempat lain
granuloma hati pada: • berylliosis (J63.2†) akumulasi debu berilium yang mengendap • sarkoidosis ( D86.8 † ) adalah munculnya kumpulan sel-sel inflamasi atau granuloma yang tersebar di bagian tubuh yang berbeda-beda


Download ppt "K70 Alcoholic Liver Disease"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google