Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Al-Qur’an Kelompok 6
2
Pengertian Menurut Bahasa kata Al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan. Al-Qur'an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat himpunan ayat-ayat menjadi surat himpunan surat menjadi mushaf Al-Qur'an
3
Mayoritas ulama mengatakan bahwa Al-Qur'an berakar pada kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca.
Kedua makna ini bisa dipadukan menjadi satu, yaitu “Al-Qur'an merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
4
Al-Qur'an secara ishtilaahi adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar, dibuka dengan Al-fatikhah dan diakhiri dengan An-nas”.
5
Sejarah Turunnya Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah : ayat-ayat Makkiyyah yang diturunkan di kota makkah (2) Periode sesudah hijrah : ayat-ayat Madaniyyah yang diturunkan di kota madinah.
6
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah dan diturunkan tahap demi tahap selama kurang lebih 23 tahun (22 tahun, 2 bulan dan 22 hari). Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad dengan tiga cara, yaitu Malaikat Jibril turun dalam wujud manusia dan membacakan ayat-ayat Al-Quran kepada nabi Muhammad, kemudian beliau mengikutinya.
7
2. Al-Quran turun tanpa perantara Malaikat Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut muncul dalam pikiran nabi Muhammad SAW. 3. Al-Quran turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat. Cara terakhir ini adalah cara yang dirasa nabi Muhammad sangat berat saat menerima wahyu Allah SWT.
8
Al-Quran yang telah diturunkan terlebih dahulu diajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat nabi, sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Al-Quran ini hanya dituliskan pada kulit unta, tulang binatang dan lain-lain.
9
Pada zaman Nabi Muhammad, Al-Quran tidak diperbolehkan untuk ditulis, melainkan hanya dihafalkan saja di luar kepala baik oleh nabi Muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Untuk menjaga kemurnian Al-Quran, setiap malam di bulan Ramadhan malaikat Jibril turun ke bumi dan membacakan ayat-ayat Al-Quran tersebut dan nabi Muhammad mendengarkannya dengan seksama.
10
Setelah nabi wafat, tongkat kepemimpinan dipegang abu bakar dan pada saat itu banyak bermunculan nabi-nabi palsu. Orang-orang Islam yang tipis imannya mulai banyak yang meninggalkan Islam. Kalifah Abu Bakar kemudian memerintahkan para sahabat untuk memerangi nabi-nabi palsu tersebut. Tetapi , banyak sahabat nabi yang hafal Al Quran tersebut gugur satu demi satu.
11
Melihat hal ini, Umar bin Khatab menyarankan kepada Kalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan menuliskannya menjadi satu kitab. Kemudian dibentuklah panitia pengumpulan dan penulisan Al Quran tersebut
12
Bukti keautentikan إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
13
Keseimbangan antara kata dengan lawan katanya:
Al-hayat (hidup) dan al-mawt (mati) masing-masing sebanyak 145 kali Akhirat dengan dunia terulang sebanyak 115 kali Keseimbangan antara kata dengan sinonimnya Al-Quran, al-wahyu, dan al-islam masing-masing 70 kali Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata) masing-masing 16 kali
14
Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunjuk
Al-Zakah (penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak) masing-masing terulang 73 kali al-kafirun (orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/pembakaran) masing-masing 45 kali Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang) masing-masing 6 kali al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah) terulang 25 kali
15
Hubungan dengan kitab sebelumnya
Alqur’an mengakui eksistensinya Allah tidak hanya memerintahkan umat islam mengimani Alqur’an saja, melainkan pula mengimani kitab-kitab suci sebelumnya, baik yang disebutkan dalam Alqur’an ataupun yang tak disebutkan. 2. Alqur’an sebagai Alfurqan membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
16
3. Alqur’an sebagai Mushaddiq
membenarkan, yakni membenarkan dalam arti menyungguhkan atau meneguhkan kebenarannya, meluruskan atau mengoreksi, dan dapat pula diartikan menggenapi atau menyempurnakan. Ex: Membenarkan atau menyungguhkan kebenaran kitab-kitab suci terdahulu, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Kitab para Nabi terdahulu.
17
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.