Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
REKONSILASI (KOREKSI) FISKAL
Definisi: Rekonsilasi fiskal adalah proses penyesuaian laba komersil yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dengan dilakukan rekonsilasi fiskal WP tak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat pembukuan yang didasari SAK. Latar Belakang Laba/rugi yang diperoleh dari laporan keuangan yang merupakan laba-rugi yang didasarkan pada SAK sementara itu untuk menghitung besarnya PPh didasarkan pada laba fiskal yang diperoleh dari perhitungan menurut PPh. Perbedaan-perbedaan antara akuntansi dan fiskal tersebut dapat dikelompokan menjadi beda tetap/permanen (permanent diffrences) dan beda waktu/sementara (timming diffrences) Beda Tetap Biasanya timbul karena peraturan perpajakan mengharuskan hal-hal berikut: 1. Penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final. 2. Penghasilan yang bukan objek pajak. 3. Pengeluaran lansung dengan kegiatan usaha. 4. Biaya yang digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang bukan objek pajak dan penghasilan atau jumlahya melebihi kewajaran. 5. Penggantian sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura. 6. Sangsi perpajakan. ‘12 Akuntansi Perpajakan Irwan M.Si 1 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
2
Penyesuaian Fiskal Negatif
a. Berdasarkan penyusutan komersil dibawah penyusutan fiskal. b. Selisih amortisasi komersial dibawah amortisasi fiskal. c. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuanya. d. Penyusutan fiskal negatif lainya. Contoh Kasus: PT Sukayaki meminta bantuan untuk menyusun rekonsilasi fiskal berdasarkan data laporan keuangan tahun 2008. Laporan Laba Rugi Per 31 Des 2008 Penjualan HPP Laba Kotor Penghasilan bruto usaha Beban Operasional : Gaji Tunjangan Beban makan kantor Pengobatan ditanggung perusahaan Biaya Tranning Karyawan Seragam Satpam Sangsi Adm Pajak Beban angkut Bunga Pinjaman Cadangan penghapusan Piutang Jamuan tamu tanpa daftar nominatif Listrik dan telpon kantor PBB dan Bea Materai Penyusuta Aktiva tetap Premi Asuransi kebakaran pabrik Panitia HUT RI Total Beban Operasional Laba Usaha Pendapatan Lain-Lain Deviden dari PT Jaya Sewa Kendaraan box kpd Fa Maju Keuntungan selisih kurs Peneimaan pengembalian PBB yang telah dibebankan Jasa Giro Bank SAS 1,250,000,000 (500,000,000) 750,000,000 55,000,000 45,000,000 6,000,000 20,000,000 15,000,000 12,000,000 10,000,000 4,500,000 7,000,000 5,000,000 24,000,000 3,000,000 40,000,000 271,500,000 478,500,000 85,000,000 9,850,000 2,000,000 ‘12 Akuntansi Perpajakan Irwan M.Si 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
3
Penghasilan Netto fiskal perusahaan adalah Rp 653.500.000,-
40,000,000 5,000,000 35,000,000 Premi Asuransi kebakaran pabrik 10,000,000 10,000,000 Panitia HUT RI Total Beban Operasional Laba Usaha 5,000,000 271,500,000 478,500,000 5,000,000 55,000,000 - 216,500,000 Pendapatan Lain-Lain Deviden dari PT Jaya Sewa Kendaraan box kpd Fa Maju Keuntungan selisih kurs 85,000,000 9,850,000 5,000,000 15,000,000 150,000 100,000,000 10,000,000 5,000,000 Peneimaan pengembalian PBB yang telah dibebankan Jasa Giro Bank SAS 5,000,000 2,000,000 5,000,000 2,000,000 Total pendapatan lain-lain Laba Usaha sebelum PPh 106,850,000 585,350,000 15,150,000 70,150,000 2,000,000 120,000,000 635,500,000 Penghasilan Netto fiskal perusahaan adalah Rp ,- Atas koreksi fiskal yang dilakukan tidak perlu membuat Jurnal. ‘12 Akuntansi Perpajakan Irwan M.Si 5 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.