Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pertemuan 10 Reorientasi Koperasi
Matakuliah : J0072 – Ekonomi Koperasi Tahun : 2006 Versi : R1 Pertemuan 10 Reorientasi Koperasi
2
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menghubungkan tujuan reorientasi koperasi dengan kondisi koperasi saat ini
3
Outline Materi Materi 1: Perguruan tinggi pasif dalam membangkitkan gerakan koperasi. Materi 2: Membangun ekonomi rakyat Materi 3: Kemampuan koperasi menghadapi globalisasi Materi 4: Kekeluargaan VS Kekerabatan Materi 5: Kepemimpinan kooperatif Materi 6: Pengambilan keputusan pada koperasi
4
Perguruan Tinggi Pasif dalam Membangkitkan Gerakan Koperasi
Koperasi Indonesia menjadi tidak maju akibat dari orientasi dan kebijakan ekonomi oleh kaum teknokrat ekonomi yang lebih mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi belaka. Adanya disorientasi terhadap peran koperasi, telah menyebabkan koperasi berjalan merambat seperti keong.
5
Perguruan Tinggi Pasif dalam Membangkitkan Gerakan Koperasi
Guna membangkitkan pemikiran mengenai ekonomi rakyat melalui gerakan koperasi di dunia pendidikan tinggi, perlu suatu re-orientasi sosio-politik dan sosio-kultural (merubah mind set) dalam pemikiran ekonomi. Mind set pemikiran ekonomi selama banyak disebabkan, antara lain, karena pengajaran ilmu ekonomi, khususnya di fakultas ekonomi telah didominasi oleh dan terjerumus ke dalam pandangan neo-klasikal dalam membedakan antara sejarah ekonomi dengan pemikiran ekonomi. Demikian pula pengajaran mata kuliah koperasi lebih banyak diajarkan mengenai sejarah koperasi daripada pemikiran koperasi sebagai countervailin power dalam politik ekonomi.
6
Membangun Ekonomi Rakyat
Membangun ekonomi rakyat, dengan koperasi sebagai wadahnya,disamping merupakan tuntutan pemihakan untuk rakyat juga suatu startegi pembangunan. Platform nasional yang harus dipegang teguh sebagai pakem (pegangan),dimana yang dibangun adalah rakyat, jadi bukan semata-mata ekonominya.
7
Kemampuan Koperasi Menghadapi Globalisasi
Menjawab pertanyaan apakah ekonomi rakyat dan koperasi mampu menghadapi globalisasi, seorang pakar ekonomi Sri Ediswasono menilainya sebagai pertanyaan yang absurd, irrelevant dan ketinggalan jaman.Hal ini sudah dijawab pada Kongres ICA, yang menyebutkan bahwa koperasi telah seiring dengan perkembangan dan tantangan yang ada dalam diri globalisasi ekonomi. Bahkan, PBB juga telah mengeluarkan resolusi nomor 54/123 tahun 1999 dan nomor 56/114 tahun 2001, mengenai sosial development. Pada intinya dua moment tersebut baik Kongres ICA maupun resolusi PBB memberi kepercayaan pada koperasi untuk melakukan tiga hal, yakni memberantas kemiskinan, memberantas pengangguran atau penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan integrasi sosial.
8
Kekeluargaan VS Kekerabatan
Menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 pasal 33, pakar koperasi Prof Dr. Sri Edi Swasono dan Prof Dr. Mubyarto merasa geram terhadap pihak-pihak yang akan mengganti ataupun menyelewengkan asas kerkeluargaan dengan asas kekerabatan. Asas kekeluargaan adalah asas ekonomi kerakyatan, dimana setiap persoalan ekonomi pada akhirnya haruslah keberpihakan pada kepentingan rakyat.
9
Kepemimpinan Kooperatif
Adalah: tipe kepemimpinan yang khas Indonesia yaitu kepemimpinan pancasila yang bercirikan : Apabila didepan dapat memberi contoh yang baik kepada bawahannya. Apabila berada ditengah dapat memberikan dorongan dan semangat serta motivasi kepada bawahannya. Apabila berada dibelakang, dapat memeberikan pengawasan yang baik, mengingatkan bagi yang lemah dan memberikan nasehat kepada bawahannya.
10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KOPERASI
Pengambilan keputusan dalam rapat anggota harus berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat Bila keputusan yang diambil tidak dgn musyawarah, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. dalam hal dilakukan pemungutan suara, tiap anggota mempunyai hak satu suara. Dalam setiap rapat anggota, akan selalu terdapat keputusan keputusan Dalam kegiatan operasi sehari hari yang mengambil keputusan adalah manajer sampai dengan jumlah tertentu
11
KEPEMIMPINAN DALAM KOPERASI
George P Terry merumuskan bahwa “ kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi orang orang yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi atau suatu koperasi terletak pada pemimpin dan manajemen organisasi itu. Kepemimpinan merupakan suatu kelompok aktifitas tertentu yang mempunyai tujuan serta peralatan khusus dan memimpin dengan gaya dan ciri tersendiri. Dari tipe-tipe kepemimpinan yang jelas diuraikan maka pemimpin tipe demokratis biasanya lebih berhasil, karena senang memimbing secara efisien kepada anak buahnya dan menginginkan partisipasi aktif dari bawahannya, sehingga
12
Dia sangat menghargai potensi setiap pengikutnya
Dia sangat menghargai potensi setiap pengikutnya. Ia selalu mendengarkan ajaran serta nasehat dari para pengikutnya, sehingga koordinasi pekerjaan (bawahan) sangat menonjol dan kerjasama diantara mereka dapat berlangsung dengan baik. Selain tiu kepada para bawahanya selalu diberikan kesempatan yang besar untuk ambil bagian dalam kepemimpinan Oleh karena itu kepemimpinan koperasi harus benar benar bertipe demokratis yang kooperatif serta bergaya partisipatifdalam mengendalikan koperasi. Sedangkan dalam proses pengambilan keputusan tergantung pada pendekatan institutif maupun analisis melalui tahap tahap cara pengambilan keputusan, melalui 6 langkah proses pengambilan keputusan.
13
Pengambilan keputusan pada koperasi didasarkan pada ketentuan pasal 22 ayat (1), pasal 23, pasal 24 ayat (1), (2) dan ayat (3) UU no 25 tahun 1992 yang menitik beratkan bahwa kekuasaan tertini dalam koperasi terletak pada rapat angota, dan pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mafakat mapun pengambilan suara terbanyak.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.