Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSri Johan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pembelajaran pada SMK (model-model pembelajaran)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2017
2
Konsep pembelajaran di SMK
Mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, empoyability skills, dan melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja. Pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya.
3
Pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara yang sama seperti di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan efektif sesuai proporsinya jika pembelajaran dilatihkan secara langsung dan secara individu pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang diperlukan dalam memanipulasi kemampuan dalam kompetensi keahlian.
4
Tujuan UMUM Pembelajaran Di SMK
Memahami persyaratan kompetensi kerja, Melakukan pekerjaan rutin, Menguasai prosedur kerja sehari-hari, Menerapkan standar keamanan kerja, Meningkatkan produktifitas, Mampu bekerja dalam tim kolaboratif, Melek digital dan simbol-simbol dalam pekerjaan, Memperhatikan kualitas, efisiensi, Menerapkan etika, moralitas kerja, Memahami perubahan nasional dan Memiliki jiwa kewirausahaan
5
Karakteristik Pembelajaran di SMK
Menyiapkan peserta didik secara nyata untuk melakukan pekerjaan dengan menetapkan (establish) habit berfikir yang benar dan bekerja dengan tepat melalui pembelajaran atau pelatihan yang berulang-ulang pada lingkup kompetensi keahlian yang dipelajarinya
6
Konsep Saintifik pada pembelajaran di smk
Proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik simpulan, dan mengkomunikasikan.
7
Hubungan pendekatan saintifik dan model belajar
MENGAMATI; MENANYA; MENCOBA, MENGANALISIS, MENGKOMUNIKASIKAN INQUIRY DISCOVERY PBL PBJL PBT/PBTE TEACHING FACTORY PENDEKATAN SAINTIFIK, REKAYASA DAN TEKNOLOGI
8
HUBUNGAN MODEL BELAJAR DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR
CARA SISWA BELAJAR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR (TUJUAN) MODEL PEMBELAJARAN CARA MENGAJAR LINGKUNGAN BELAJAR
9
Analisis Pemilihan Model Pembelajaran
Menganalisis rumusan pernyataan setiap KD; Mempelajari tujuan setiap model pembelajaran; Menentukan apakah rumusan KD cenderung pada pembentukan konsep/ prinsip atau pada pembentukan hasil karya; Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C1 dan C2 yang cenderung pada penguasaan konsep/prinsip untuk membentuk kemampuan eksplanasi, tepat menggunakan Inquiry/Discovery Learning. Merupakan fondasi mempelajari Mapel kelompok C3. Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C3 yang cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan rekayasa atau hasil karya, dapat menggunakan model belajar Problem Based Learning, Production Based Trainning, Project Based Learning dan Teaching Factory.
10
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Tujuan pembelajaran model Discovery Learning Meningkatkan kesempatan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran; Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak; Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan; Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide- ide orang lain; Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna; Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru.
11
SINTAKSIS MODEL DISCOVERY LEARNING
Pemberian rangsangan (Stimulation) Dapat berupa cerita atau gambar dari suatu kejadian, sehingga memberikan arahan pada kesiapan menemukan suatu konsep/prinsip atau formula. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement) Peserta didik diajak mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah dari kejadian, selanjutnya dikembangkan jawaban sementara atau hipotesis terhadap konsep/prinsip atau formula. Pengumpulan data (Data Collection) Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba sesuai hipotesis. Pembuktian (Verification) Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data terhadap hipotesis. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization) Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi yang sudah dibuktikan.
12
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING
Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental.
13
SINTAKSIS INQUIRY TERBIMBING
Orientasi masalah Memberikan satu permasalahan yang harus dipecahkan kepada peserta didik. Contoh bola lampu putus. Pengumpulan data dan verifikasi Peserta didik mengumpulkan data berkaitan dengan bahan/bagian/kondisi yang berhubungan dengan permasalahan. Pengumpulan data melalui eksperimen Peserta didik mengumpulkan data dengan memeriksa fungsi bahan/bagian dan kondisi. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi Peserta didik merumuskan atau memformulasikan hasil eksperimen berkaitan dengan permasalah. Analisis proses inkuiri Peserta didik melakukan generalisasi berkaitan dengan permasalahan.
14
SINTAKSIS INQUIRY SAINS
Siswa disajikan suatu bidang penelitian Disajikan bidang penelitian seperti “pencemaran sungai”, termasuk metodologi yang digunakan pada penelitian tersebut. Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah Peserta didik diajak untuk mengembangkan dan mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian. Boleh jadi peserta didik akan mengalami berbagai kesulitan yang harus diatasi, seperti interpretasi data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau pembuatan simpulan. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah tersebut; sehingga mengidentifikasi kesulitan dalam proses penelitian. Menyelesaikan kesulitan/masalah Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara mengatasi kesulitan/masalah, dengan merancang kembali ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda, menggeneralisasi data dan mengembangkan konstruk.
15
PROBLEM BASED LEARNING
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning Meningkatkan kemampuan menerapkan konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep high order thinking skills (HOTS) yakni pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan masalah dan secara aktif mengembangkan keinginan dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan belajar.
16
SINTAKSIS PROBLEM BASED LEARNING
Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi masalah melalui curah pendapat dari kasus yang diberikan. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan nformasi yang relevan Peserta didik mendata sejumlah fakta pendukung sesuai masalah, serta pengetahuan deklaratif berupa konsep dan prinsip yang harus dikuasai berkenaan dengan masalah. Mengembangkan solusi melalui identifikasi alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandangan Peserta didik diajak berfikir untuk mengembangkan pemecahan masalah melalui berfikir prosedural melakukan penelaahan penyebab masalah, melalui pengumpulan imformasi dari setiap langkah pemeriksaan hingga ditemukan penyebab utama masalah. Melakukan tindakan strategis Peserta didik mengembangkan tindakan strategis yang didasarkan atas temuan untuk memecahkan masalah. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sistem, menggunakan rujukan seperti “service manual”, hingga sistem dapat bekerja secara normal sesuai rujukan.
17
SINTAKSIS model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting
Merumuskan uraian masalah Peserta didik dihadapkan pada kasus, mengidentifikasi masalah dan merumuskan kemungkinan penyebab masalah. Mengembangkan kemungkinan penyebab Pengembangan kemungkinan penyebab dilakukan berdasarkan observasi dan pemeriksaan terhadap fungsi berdasarkan konsep atau prinsip. Mengetes penyebab atau proses diagnosis Menganalisis data hasil pemeriksaan dan menentukan penyebab utama, menggunakan berfikir prosedur serta melakukan perlakuan/perbaikan. Mengevaluasi Memeriksa hasil perlakuan/perbaikan dan membandingkannya dengan acuan rujukan atau service manual, untuk menentukan kasus/permasalahan telah dapat diatasi.
18
PROJECT BASED LEARNING
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TUJUAN Meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.
19
SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PjBL
Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question) Peserta didik secara kelompok/individu dihadapkan pada situasi adanya permasalahan dan menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi masalah. Mendesain perencanaan projek Peserta didik merancang projek baik desain/perencanaan, gambar, bahan, maupun teknis pengerjaannya. Menyusun jadwal (Create a Schedule) Peserta didik menyusun jadwal (waktu pelaksanaan), distribusi pekerjaan, dan presentasi. Memonitor kemajuan projek (Monitor the Progress of the Project); Peserta didik mengerjakan projek sesuai rancangan dan distribusi kerja serta menyampaikan progres/kemajuan pengerjaan projek. Menguji hasil (Assess the Outcome) Peserta didik memeriksa hasil projek; membandingkan dengan rancangan dan pendidik menilai kemajuan peserta didik. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience) Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil projek yang sudah dijalankan.
20
PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/
MODEL PEMBELAJARAN PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/ PRODUCTION BASED EDUCATION AND TRAINING (PBET) TUJUAN Menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerja sama (berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.
21
SINTAKSIS PBT/PBET Merencanakan produk
Membuat rancangan produk; dapat berupa benda hasil produksi, layanan jasa, rencana pertunjukan. Dapat dilakukan dari mulai menggambar detail, membuat pamflet (waktu pertunjukan, isi pertunjukan), perhitungan kebutuhan bahan/kostum, peralatan, teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja. Melaksanakan proses produksi Peserta didik melakukan tahapan produksi berdasarkan rencana produk benda/ layanan jasa/rencana pertunjukan, alur /koordinasi kerja serta memonitor proses produksi. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), Peserta didik memeriksa hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan perencanaan teknis. Mengembangkan rencana pemasaran Peserta didik mempersiapkan rancangan pemasaran baik dalam jejaring (daring) maupun luar jejaring (luring) berbentuk brosur/pamflet dan mempresentasikannya.
22
TEACHING FACTORY TUJUAN
Menyiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan atau wirausahawan; Membantu peserta didik memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya; Menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui learning by doing; Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja; Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK; Membantu peserta didik mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta menjalin kerjasama dengan dunia kerja secara aktual; Memberi kesempatan kepada peserta didik melatih keterampilannya, sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.
23
SINTAKSIS TEACHING FACTORY (SEMA E. ALPTEKIN:2001)
Merancang produk Peserta didik mengembangkan produk baru/cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukan kontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau manual dengan data spesifikasinya. Membuat prototype Membuat produk/kreasi baru/tester sebagai prototype sesuai data spesifikasi. Memvalidasi dan memverifikasi prototype Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan layak diproduksi/dipentaskan. Membuat produk masal Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
24
SINTAKSIS TEACHING FACTORY (Dadang Hidayat, 2011)
Menerima order Peserta didik berperan sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order. Misal: pada gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel. Menganalisis order Peserta didik berperan sebagai teknisi melakukan analisis terhadap pesanan pemberi order berupa produk barang atau layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan, dan harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor. Menyatakan kesiapan mengerjakan order Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan hasil analisis order dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab.
25
Mengerjakan order Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan melalui proses analisis order. Peserta didik sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang ditentukan, keselamatan kerja, dan langkah kerja secara sungguh-sunguh untuk menghasilkan produk sesuai spesifikasi yang ditentukan. Mengevaluasi produk Melakukan penilaian terhadap benda produk kerja/layanan jasa dengan cara membandingkan parameter benda kerja/layanan jasa yang dihasilkan data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi service manual. Menyerahkan order Peserta didik menyerahkan order benda produk kerja/layanan jasa, setelah yakin semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan pelanggan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.