Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KULTUR PAKAN ALAMI (Nannochloropsis Oculata)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KULTUR PAKAN ALAMI (Nannochloropsis Oculata)"— Transcript presentasi:

1 KULTUR PAKAN ALAMI (Nannochloropsis Oculata)
Created by : Anggun Kurnia P Nanda Perwuri A. P Wirdhatus Soliha

2 Waktu dan Tempat Bertempat di Laboratorium Pakan Alami, Balai Budidaya Perikanan Air Payau Situbondo, Jawa Timur. Dilaksanakan pada tanggal 1 – 19 Juli pukul –

3 Salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan usaha budidaya ikan adalah ketersediaan dari suatu pakan, dimana penyediaan pakan merupakan faktor penting di samping penyediaan induk. Dalam pemberian pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup akan memperkecil persentase larva yang mati. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan.Pakan alami merupakan pakan yang sudah tersedia di alam, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari beberapa macam bahan yang kemudian diolah menjadi bentuk khusus sesuai dengan yang dikehendaki (Rostini, 2007).

4 Klasifikasi Menurut Hibberd (1981), klasifikasi Nannochloropsis oculata adalah sebagai berikut : Kingdom : Chromalveolata Phylum : Heterokontophyta Class : Eustigmatophyceae Family : Eustigmataceae Genus : Nannochloropsis Species : Nannochloropsis oculata

5 Morfologi Suatu spesies fitoplankton dari Nannochloropsis oculata yang lebih di kenal dengan sebutan Chlorella laut.Fitoplankton ini sangat kecil berukuran sekitar 2-8 µm, tubuhnya tidak memiliki cambuk dan berbentuk bulat seperti bola, hal ini yang menyebabkan hewan kecil ini dapat bergerak aktif dan berwarna hijau.Tubuh dari Nannochloropsis oculatamemiliki kloroplas dan memiliki nucleus yang bermembran.Nannochloropsis oculatamemiliki sifat yang sangat sensitif terhadap cahaya karena kloroplas yang memiliki stigma. Nannochloropsis oculata dapat melakukan fotosintesis dengan kandungan klorofil dalam tubuhnya. Dan fitoplankton ini juga memiliki ciri khusus yaitu dinding selnya di lapisi dengan kandungan selulosa (Sachlan, 1982).

6 Tahapan Sterilisasi Alat dan Media Kultur Carboy Kultur Media agar
Kultur intermediate Kultur tes tube Kultur massal Kultur Erlenmeyer tanpa Aerasi Kultur Erlenmeyer menggunakan aerasi

7 Sterilisasi Alat dan Media
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut : Alat-alat direndam dengan kaporit Kemudian dicuci dengan detergen Setelah itu dibilas dengan air tawar Lalu alat dikeringkan dan kemudian dibilas dengan HCL. Setelah dibilas dengan HCl, alat dibilas menggunakan air tawar dan dikeringkan

8 a. Kultur Murni suatu kultur murni dalam bentuk stock dapat dilakukan dalam bentuk media agar dan media cair yang dapat disimpan dalam waktu yang lama pada suhu yang dingin misalnya di lemari es. Stock murni dalam media cair misalnya dalam tabung reaksi volume 10 ml (test tube), yang diberi pupuk dan tanpa adanya aerasi, tetapi harus dilakukan pengocokan setiap hari. Biakan stock murni ini diletakkan pada rak kultur dengan pencahayaan lampu neon. Penyimpanan stock murni dalam lemari es dapat bertahan sampai satu tahun dan setelah itu dapat diperbaharui.

9 a. Kultur Murni Kultur Agar ( Petridisk ) Kultur Test Tube Kultur Erlenmeyer Tanpa Aerasi

10 Kultur Agar ( Petridisk )
Kultur pada media agar tujuannya untuk mempertahankan kemurnian fitoplankton. Teknik kultur fitoplankton pada media agar adalah sebagai berikut : Menyiapkan air laut 100 ml, dimasukkan kedalam erlenmeyer Melarutkan agar powder sebanyak 1,5 gr diaduk sampai rata hingga larut Kemudian di autoclave agar steril, larutan tersebut kemudian dituang kedalam petridisk Bibit plankton menggunakan jarum ose Petridisk yang telah diberi bibit kemudian diberi label nama plankton serta tanggal pembuatan Kemudian diinkubasi pada lampu TL 40 watt dengan suhu 20oC Media kultur ini bisa bertahan hingga 2-3 bulan

11 Kultur Test Tube Tabung reaksi yang sudah steril diisi dengan air laut yang telah dipupuk setengah dari volume tabung reaksi. Pengambilan bibit untuk kultur di tabung reaksi yaitu dari media agar. Pengambilan bibit menggunakan jarum ose pipet yang steril kemudian masukkan kedalam wadah, kemudian wadah ditutup dengan aluminium foil agar mencegah terjadinya kontaminasi. Penyimpanan kultur dilakukan di ruangan dengan suhu 20 oC. Lakukan pengocokan atau penggoyangan setiap hari agar tidak terjadi pengendapan.

12 Kultur Erlenmeyer Tanpa Aerasi
Kultur pada tahap ini dilakukan pada suhu ruangan 23o C, agar suhu terjaga digunakan AC, rak kultur dilengkapi dengan lampu TL 40 watt, dalam rak kultur ini tanpa menggunakan aerasi. Inokulum dimasukkan sebanyak 1/3 bagian dari volume erlenmeyer. Tutup erlenmeyer menggunakan alumunium foil kemudian ditutup lagi dengan plastik. Lakukan pengocokan atau penggoyangan setiap 2 hari sekali agar tidak terjadi pengendapan

13 b. Kultur Erlenmeyer Pakan Alami 1-2 liter
Pembuatan media pada tahap ini yaitu dengan merebus air laut yang sudah disaring. Air yang direbus ditunggu hingga mendidih, tapi jangan sampai air telalu lama mendidih karena akan menjadi keruh, setelah mendidih air tersebut dimasukkan kedalam wadah sebanyak 2 liter kemudian wadah ditutup menggunakan plastik. Tujuannya untuk mensterilkan wadah dan media air. Setelah erlenmeyer itu ditutup dan didiamkan hingga dingin. Kemudian masukkan pupuk walne sebanyak 1 ml/liter serta vitamin sebanyak 1 ml/liter 5ml. Setelah itu masukkan bibit Nannochloropsis oculata sebanyak 0,5 liter. Beri aerasi.

14 c. Kultur Carboy Pengkulturan pada wadah carboy yang digunakan pada tahap ini yaitu carboy dengan volume 10 liter dan diberi aerasi .Pembuatan media pada tahap ini yaitu dengan menyiapkan air laut yang telah disaring dan ditreatmen menggunakan kaporit 10 ppm dan dinetralkan dengan thiosulfat 5 ppm. Setelah netral beri pupuk dan vitamin .dengan dosis 1 ml/liter. Masukkan bibit sebanyak 1 : 9 liter kedalam carboy kemudian dierasi kuat dan diberi penutup agar air dalam keadaan yang di aerasi tidak keluar.

15 d. Kultur Intermediet Pada skala intermediet dilakukan pada aquarium volume 100 liter dan fiber glass volume 500 liter.Tahap ini merupakan lanjutan dari skala laboratorium. Dan pada tahap ini sudah tidak menggunakan penerangan lampu akan tetapi dari cahaya sinar matahari. Ruangan atapnya diberi fiber tembus cahaya.

16 Kultur Di Aquarium 100 liter
Tahap ini merupakan lanjutan dari skala laboratorium.Wadah yang digunakan merupakan Aquarium volume 100 liter. Pada tahap ini tidak lagi memerlukan lampu TL 40 watt, tetapi menggunakan sinar matahari tidak langsung dalam ruangan beratap fiber untuk memenuhi proses fotosintesis. Media kultur ditreatmen menggunakan kaporit 10 ppm dan dinetralkan menggunakan thiosulfat 5 ppm. Kemudian diperiksa kandungan klorinnya menggunakan larutan khlorin test. Apabila media sudah netral, pupuk dan bibit siap dimasukkan. Bibit didapat dari kultur carboy volume 10 liter.

17 Data dibawah menunjukkan bahwa pertumbuhan fitoplankton Nannochloropsis oculata mengalami peningkatan kepadatan sel yang semakin meningkat dari hari ke hari.

18 Kultur Di Profil Tank (conicel)
Wadah yang digunakan pada tahap ini yaitu bak fiber volume 0,5 ton atau 1 ton. Sebelum digunakan, wadah selang dan batu aerasi dicuci dengan detergen dan dibilas dengan air tawar sampai bersih. Selanjutnya wadah diisi dengan air laut melalui penyaringan dengan filter bag, beri kaporit 10 ppm untuk mencegah kontaminasi. Aerasi dilakukan agar terjadi pengadukan. Sebelum dipupuk dan diinokulasi, media kultur harus dinetralkan terlebih dahulu menggunakan thiosulfat 5 ppm, kemudian diperiksa kandungan klorinnya menggunakan klorin test. Apabila media sudah netral, pupuk dan bibit siap dimasukkan. Bibit didapat dari kultur 100 liter. Setelah 7-8 hari dapat dilakukan pemanenan.

19 e. Kultur Massal Pada budidaya Nannochloropsis oculata untuk skala massal dapat digunakan wadah berupa bak beton yang berbentuk persegi. Volume wadah yang digunakan untuk budidaya Nannochloropsis oculata secara massal berkisar antara ton. Sedangkan untuk kedalaman air dalam wadah kultur massal adalah 100 cm dan biasanya wadah yang digunakan untuk skala massal ditempatkan di luar ruangan dan mendapatkan cukup cahaya matahari.

20 Pupuk Walne KNO3 : 1 kg NA2H2PO4 : 100 gr Na2EDTA : 100 gr
FeCL3 : 13 gr

21 Pupuk pada Kultur Massal
Komposisi pupuk yang digunakan untuk kultur massal adalah pupuk pertanian, yang terdiri dari urea, TSP, dan Za. FeCL3 dan EDTA. Pemberian pupuk dilakukan awal sebelum bibit dimasukkan. Semua pupuk dimasukkan langsung ke dalam media air laut, kecuali pupuk Za yang di larutkan dalam air terlebih dahulu karena sukar larut dalam air.

22 Perhitungan Plankton Ambil sample air menggunakan botol film tepat pada titik aerasi Aseptiskan Haemacytometer dan cover glass menggunakan alkohol Letakkan cover glass tepat ditengah-tengah haemacytometer Teteskan air sample pada Haemacytometer menggunakan pipet tetes Amati dibawah mikroskop Hitung menggunakan Hand Tally Counter Catat hasilnya dan masukkan dalam perhitungan A + B / 2 x 16 x 104

23 Terimakasih ...


Download ppt "KULTUR PAKAN ALAMI (Nannochloropsis Oculata)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google