Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah"— Transcript presentasi:

1 Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Nomina (mengidentifikasi siapa dan apa) Konjungsi temporal Adverbia (keterangan) waktu lampau Verba

2 Nomina 1. Pengertian Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. 2. Ciri-ciri Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki subj., obj.atau pel. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak”. Pengingkarnya adalah “bukan”. (Ayah bukan guru) Umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata “yang”. (Rumah mewah – rumah yang mewah)

3 Nomina dari Segi Bentuk
Nomina Dasar Nomina yang hanya terdiri atas satu morfem (bebas) Contoh : Rumah, gunung, buku, dan lain-lain. 2. Nomina Turunan Nomina yang diturunkan atau dibentuk dengan melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan. Afiksasi : proses penurunan dengan menambahkan imbuhan: pembesaran, persatuan. Perulangan : Proses penurunan kata dengan perulangan: buku-buku, batu-batuan, dll. Pemajemukan : penurunan dengan menjadikannya sebagai kata majemuk: unjuk rasa, ganti rugi, uang muka, dll.

4 Nomina Pemajemukan Nomina Majemuk Setara / Nomina Koordinatif: unsur atau komponennya memiliki kedudukan yang sama. Contoh: suami istri, anak cucu, suka duka , dan lain-lain. Kesetaraan tersebut dapat dibuktikan dengan memungkinkannya disisipi konjungsi ‘dan’ atau ‘atau’ di antara kedua unsur tersebut: suami dan istri, suka dan duka. Nomina Majemuk Bertingkat / Nomina modifikasi (mewatasi): salah satu unsurnya sebagai induk, satu unsur yang lain menjadi pewatas. Contoh: unjuk rasa, uang muka, dsb. Nomina apositif : perluasan unsur inti, memberikan tambahan keterangan. Contoh: Joko Widodo,Presiden RI, meresmikan Tol Cipali.

5 Konjungsi Temporal / waktu
Menyatakan hubungan waktu batas permulaan : sejak, sedari. Menunjukkan waktu bersamaan, bahwa peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa induk dan klausa anak terjadi pada waktu yang bersamaan :ketika, seraya, sambil, sementara, selagi, tatkala, selama, dsb. (Peristiwa itu terjadi ketika aku masih kecil) Waktu berurutan : sebelum, sesudah, setelah, seusai, begitu, sehabis. Waktu batas akhir: sampai, hingga.

6 Verba Pengertian Verba (kata Kerja)
Kata-kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu. 2. Ciri-Ciri Verba a. memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagaiinti predikat dalam kalimat. Pencuri itu lari b. mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. - Perbuatan (menjawab pertanyaan apa yang dilakukan subjek) - Proses (menjawab pertanyaan apa yang terjadi pada subjek) Bom itu meledak - Keadaan (acuan verba berada dalam situasi tertentu) Orang asing itu tidak akan suka makanan Indonesia c. Verba yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi ter- yang berarti paling. Verba mati , suka tidak dapat diubah menjadi termati, tersuka. d. Pada umumnya tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Agak belajar, sangat pergi

7 Verba dari Segi Bentuk Verba Asal : verba yang dapat berdiri sendiri tanpa imbuhan. Contoh : ada, bangun, cinta, gugur, hancur, hidup, jatuh, kalah, lahir, mandi, mati, menang, datang, duduk, naik, paham, pecah, lari, makan, minum, muak, sadar, terbit, tidur, mati, dan lain-lain. 2. Verba Turunan : verba yang dibentuk melalui transposisi, pengafiksan, reduplikasi, pemajemukan (pemaduan) Transposisi : proses penurunan dengan peralihan dari satu kategori kata ke kategori kata lain. Nomina jalan diturunkan menjadi verba jalan. Pemerintah membangun jalan. Dia jalan kemari. Pengafiksan / afiksasi : penambahan afiks (imbuhan). Darat – mendarat. Reduplikasi : pengulangan kata dasar. Lari lari-lari. Pemajemukan : penggabungan atau pemaduan dua dasar atau lebih sehingga menjadi satu satuan makna. hancur, lebur hancur lebur

8 Frasa Verba 1. Frasa Verba Endosentris Atributif (Verba Modifikatif) : salah satu unsurnya sebagai induk, satu unsur yang lain menjadi pewatas: harus dapat, harus mau, akan bisa. 2. Frasa Endosentrik Koordinatif (verba koordinatif), unsur atau komponennya memiliki kedudukan yang sama: makan minum, pulang pergi. 3. Verba Apositif : Keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. a. Pekerjaannya, mengajar, sudah ditinggalkan. b. Usaha Pak Sastro, berdagang, kurang berhasil. c. Sumber pencarian penduduk desa itu, bertani, sudah lumayan. d. Presiden RI mampir, berkunjung sebentar, ke rumah teman lamanya sesudah meresmikan jembatan di kampung itu.

9 Nilai Kearifan Arif atau bijaksana artinya selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya). Kearifan atau kebijaksanaan berarti kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya) / kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan, sehingga menghasilkan perilaku atau sikap yang tepat . Nilai : Hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai kearifan berarti hal-hal yang sangat berguna bagi manusia berkaitan dengan tindakan atau sikap yang diambil dalam menghadapi suatu keadaan tertentu.


Download ppt "Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google