Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
OLEH : Iswadi Universitas Negeri Jakarta
Produktivitas Dosen Universitas Indonesia Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kawasan Penelitian Manajemen Pendidikan Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd Dr. Netti Karnati, M.Pd OLEH : Iswadi Universitas Negeri Jakarta Universitas Negeri Jakarta
2
Perguruan Tinggi di Indonesia memiliki tiga misi utama
Pendidikan Dan Pengajaran Penelitian Pengabdian Masyarakat Hal ini sesuai dengan penjelasan yang tercantum dalam Undang – undang pemerintah republik Indonesia Nomor 12 Tahun tentang Perguruan Tinggi. Faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas suatu perguruan tinggi diantaranya adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi (Hidayat, 2013). Tugas utama dosen adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen disebutkan bahwa dosen adalah pendidik dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (Depdiknas, 2010:1).
3
Penyelenggaraan pendidikan tinggi disuatu masyarakat atau Negara dapat dilandasi oleh berbagai maksud atau tujuan dasar sesuai dengan etika dan keperluan yang ada di masyarakat.Paling tidak, maksud tersebut dapat dijelaskan melalui empat maksud tujuan dasar yang dikenal secara umum. Soehendro (1996:19) mengemukakan sebagai berikut: 1. Pendidikan tinggi sebagai wahana untuk memproduksi tenaga kerja yang memiliki kualitas tertentu agar dapat berfungsi secara produktif di masyarakat. 2. Pendidikan tinggi sebagai wahana untuk membina dan melatih tenaga peneliti dan pemikir. Pendidikan tinggi sebagai wahana penyelenggara proses pembelajaran yang efisien, efektif, dan produktif. Pendidikan tinggi sebagai wahana yang mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
4
Di samping sebagai pengajar, dosen juga sebagai peneliti dan penyebar informasi.
Reputasi seorang dosen tidak hanya dinilai dari kehebatan dalam mengajar saja, tetapi juga juga dalam reputasi seperti penyajian makalah dalam seminar-seminar Nasional, penulis artikel dalam jurnal ilmiah, dan penyusun buku-buku yang berbobot. Kemampuan dosen dalam berpikir logis, kritis, dan menguasai prinsip-prinsip penelitian serta mampu melaksanakan dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian menyebabkan dosen selalu tanggap terhadap pekemmbangangan ilmu teknologi, social budaya disekitarnya. Selain itu, dosen juga sebagai masyarakat ilmiah yang merupakan warga yang memiliki sifat ingin mengetahui segala fenomena yang ada dengan melakukan kegiatan pengkajian secara ilmiah berbagai ilmu agar memperoleh kebenaran yang teruji sesuai dengan metode ilmu pengetahuan.
5
Menyadari begitu pentingnya peranan dosen dalam institusi perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Produktifitas Dosen Khususnya Dosen Universitas Indonesia.”
6
Mengapa produktivitas kerja dosen yang menjadi kajian dalam penelitian ini?
Hal ini dikarenakan peningkatan produktivitas kerja merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua komponen serta unsur-unsur dari suatu organisasi termasuk juga organisasi yang bergerak dibidang pendidikan. Dalam hal ini yang berperan adalah lembaga perguruan tinggi. Siagian (2002:141) menyebutkan bahwa “tidak ada titik jenuh dalam upaya produktivitas kerja dalam organisasi, terlepas dari tujuannya, misinya, jenisnya, strukturnya dan ukurannya.’’
7
Secara umum dapat diungkapkan bahwa produktivitas kerja dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran rata-rata cukup baik, sedangkan produktivitas kerja dalam bidang penelitian rata-rata masih kurang.Begitu juga halnya tentang penulisan buku bacaan dikalangan dosen sangat rendah. Pada dasarnya, hal ini merupakan kegiatan sehari-hari, baik itu menulis laporan penelitian, laporan pengabdian kepada masyarakat maupun pembuatan proposal yang lain. Sudjana (1989) menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh para dosen di perguruan tinggi masih belum optimal, baik ditinjau dari segi kuantitas maupun segi kualitasnya. Pada umumnya dosen lebih banyak tertarik pada tugas mengajar dibandingkan dengan penelitian. Akibatnya, tidak mengherankan bila produk perguruan tinggi dalam bidang penelitian masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya produk adalah penelitiannya yang terbatas, keterampilan, dan kemampuan dosen dalam penelitian yang masih belum memadai, serta kurangnya minat dan perhatian dosen terhadap kegiatan penelitiannya
8
Menurut Siagian (2002:44) peningkatan produktivitas kerja merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua komponen serta unsurnya organisasi dan merupakan urusan semua orang dalam organisasi termasuk dosen yang bertindak sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi yang perannya sangat dibutuhkan bagi pengembangan institusi perguruan tinggi yang bersangkutan.
9
Kemudian, mengapa Universitas Indonesia yang akan menjadi fokus penelitian
Menurut pengalaman beberapa dosen di Universitas Indonesia, umumnya dosen-dosen itu bersifat aktif sehingga produktivitasnya dapat teraktualisasi secara maksimal.hal tersebut terungkap Berdasarkan Hasil Wawancara awal dengan Roy Darmawan (2017) Dosen FEB UI Sekaligus Ketua Pembina Center For Enterpreneursip Development and Studied Universitas Indonesia.
10
Menurut Roy Darmawan (2017), Kelebihan Dosen UI Sebagai Berikut
Memiliki Kompetensi dalam melaksanakan Tri darma Perguruan Tinggi. Memiliki H.Index (Citation Index) diatas 2 Bahkan ada dosen UI Yang memiliki H.Index melebihi 15. sedangkan Menristek mensyaratkan setiap dosen memiliki Indeks minimal 2, Hal itu membuktikan bahwa Publikasi dosen UI sering dirujuk oleh Peneliti atau Penulis lain Memiliki Kesempatan yang besar untuk mempresentasikan hasil riset di konferensi internasional yang terindeks scopus .Hal ini karena UI memiliki Hubungan yang baik dengan berbagai lembaga Penelitian terkemuka Dosen UI didukung oleh dana hibah internal bagi yang sedang dan akan meneliti
11
Lanjutan... Proses Belajar mengajar tersruktur ,teratur dan memiliki budaya akademik yang sangat kondusif Dosen UI mendapatkan fasilitas belajar mengajar yang memadai seperti akun khusus dosen untuk Input nilai mahasiswa ,untuk akses wifi dll Memiliki Pengalaman Akademik internasional UI memiliki kerjasama Internasional yang sangat baik dibidang Penelitian
12
Tujuan Penelitian Ini Adalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘’Bagaimanakah Produktivitas Dosen Universitas Indonesia?’’ untuk mengetahui bagaimana produktivitas Dosen Universitas Indonesia. Sedangkan secara khusus penelitian ini untuk menggambarkan dan mendeskripsikan Produktivitas dosen di bidang pendidikan dan pengajaran , bidang penelitian dan bidang pengabdian masyarakat pada Universitas Indonesia Tujuan Penelitian Ini Adalah
13
Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah produktivitas dosen di bidang pendidikan dan pengajaran pada Universitas Indonesia? Bagaimanakah produktivitas dosen di bidang penelitian pada Universitas Indonesia? Bagaimanakah produktivitas dosen dibidang pengabdian masyarakat pada Universitas Indonesia?
14
Manfaat Penelitian Ini Adalah
Secara teoretis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengembangan ilmu administrasi dalam organisasi pendidikan, khusunya dalam bidang produktivitas dosen. Dapat dijadikan sebagai dasar atau bahan kajian serta perbandingan bagi individu khususnya produktivitas dosen Dapat dijadikan pedoman dan bahan untuk pengembangan penelitian lanjutan tentang produktivitas dosen. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: Memberi gambaran tentang keadaan tingkat produktivitas dosen pada Rektor Universitas Indonesia. Dapat dipergunakan sebagai masukkan bagi pimpinan Universitas Indonesia dalam usaha meningkatkan produktivitas dosen.
15
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Suryani (2005:45). Mengemukakan bahwa sebagian besar produktivitas dosen tetap kopertis di banda Aceh telah melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran, peneitian, serta pengabdian masyarakat dengan cukup baik.
16
Sanusi (1999:48) dalam penelitiannya yang berjudul “Manajemen pengembangan mutu dosen di IKIP Bandung dan Jakarta” memfokuskan pada faktor–faktor dominan yang sangat mempengaruhi mutu dosen dalam pengembangannya. Faktor–faktor tersebut meliputi manajemen sumber daya manusia yang potensial, baik ditinjau dari segi organisasi maupun karakteristik personal dalam melaksanakan tugasnya dalam proses belajar mengajar dengan baik, manajemen IKIP dalam dalam mengembangkan mutu dosennya yang merupakan sikap formalitas administratif yang mendorong intervensi langsung manajemen tingkat institut kepada dosen–dosen di jurusan, lahirnya sifat alterat yang mendorong adanya keragaman “Grammor Of Value”, serta belum adanya kesamaan acuan mengenai hakikat keilmuan, konsep penyusunan karya ilmiah dan proses pembimbingan. Namun demikian, penggunaan fasilitas pengembangan mutu dosen mengalami perubahan pertimbangan. Dari pertimbangan mengutamakan masa kerja. Kepertimbangan kompetisi, khususnya dalam hal pemanfaatan peluang studi lanjut gelar, penataran di luar negeri, dan pemanfaatan peluang penelitian.
17
Jalil (2007:101) mengemukakan bahwa program pengembangan kinerja dosen FKIP Universitas Syiah Kuala dalam Tridarma Perguruan Tinggi merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas dosen dalam pembelajaran dan pengembangan kinerja dosen sudah diimplementasikan dalam manajemen system pengembangan dosen dan dilakukan berdasarkan visi lembaga yang memenuhi standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh FKIP sebagai LPTK pencetak calon guru professional. Strategi pengembangan kinerja dosen merupakan cara dan tindakan yang dapat memberi kesempatan kepada dosen untuk meningkatkan kinerjanya. Dosen sebagai tenaga pengajar adalah pihak yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, salah satu faktor strategis dalam proses pendidikan adalah fungsi dosen sebagai penggerak sumber daya pendidikan yang telah direncanakan. Peningkatan kualitas dosen merupakan manifestasi dari pengembangan kemampuan professional.Adanya pengembangan dan peningkatan kualitas dosen diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
18
Penelitian ini dapat dilaksanakan sebagai respon atau tindak lanjut dari rekomendasi yang diajukan kedua penelitiannya sebelumnya, yaitu produktivitas dosen manajemen pengembangan mutu dosen, dan penegmbangan kinerja dosen dalam tridarma perguruan tinggi sangat mempengaruhi mutu dosen dalam pengembangannya. Hal yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah produktivitas dosen dengan penekanan pada produktivitas dosen di bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
19
Konsep Produktivitas Kerja
Ranchman (2004:31) merumuskan bahwa produktivitas pada dasarnya adalah sesuatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Dibidang ekonomi atau usaha dan industri, produktivitas sering diartikan sebagai perbandingan antara keluaran dan masukan. Sinungan (2003:46) mengungkapkan bahwa produktivitas perlu dilihat secara mendalam, tidak bisa sepotong-potong atau apriori karena dibalik pengertian sederhana dari produktivitas terkandung suatu kekuatan raksasa yang dapat mempercepat proses pertumbuhan suatu bangsa. Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan serta optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin hari esok adalah lebih baik dari hari ini.
20
PROSEDUR PENELITIAN Pendekatan Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bermaksud untuk menganalisis produktivitas dosen Universitas Indonesia dengan menggunakan rancangan penelitian Studi Kasus
21
Rahardjo, 2017:3 . menyebutkan bahwa : Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat.
22
Menurut Endraswara (2012: 78), yang terakhir ini bisa disebut sebagai Studi Kasus Kolektif (Collective Case Study). Walau kasus yang diteliti lebih dari satu (multi-kasus), prosedurnya sama dengan studi kasus tunggal. Sebab, baik Studi Multi-Kasus maupun Multi-Situs merupakan pengembangan dari metode Studi Kasus. Terkait dengan pertanyaan yang lazim diajukan dalam metode Studi Kasus, karena hendak memahami fenomena secara mendalam, bahkan mengeksplorasi dan mengelaborasinya
23
Menurut Yin (1994: 21) tidak cukup jika pertanyaan Studi Kasus hanya menanyakan “apa”, (what), tetapi juga “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Pertanyaan “apa” dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan deskriptif (descriptive knowledge), “bagaimana” (how) untuk memperoleh pengetahuan eksplanatif (explanative knowledge), dan “mengapa” (why) untuk memperoleh pengetahuan eksploratif (explorative knowledge). Yin menekankan penggunaan pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”, karena kedua pertanyaan tersebut dipandang sangat tepat untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang gejala yang dikaji. Selain itu, bentuk pertanyaan akan menentukan strategi yang digunakan untuk memperoleh data.
24
Berdasarkan pengertian di atas, dipahami bahwa metode Studi Kasus penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan kejadian atau peristiwa, bisa sangat sederhana bisa pula kompleks. Karenanya, peneliti memilih salah satu saja yang benar-benar spesifik. Peristiwanya itu sendiri tergolong “unik”. “Unik” artinya hanya terjadi di situ atau lokus tertentu. Untuk menentukan “keunikan” sebuah kasus atau peristiwa, Stake membuat rambu-rambu untuk menjadi pertimbangan peneliti yang meliputi: 1. hakikat atau sifat kasus itu sendiri, 2. latar belakang terjadinya kasus, 3. seting fisik kasus tersebut, 4. konteks yang mengitarinya, meliputi faktor ekonomi, politik, hukum dan seni, 5. kasus-kasus lain yang dapat menjelaskan kasus tersebut, 6. informan yang menguasai kasus yang diteliti.
25
Contoh pertanyaan studi kasus dalam penelitian ini:
Apa Yang menyebabkan dosen UI Produktif? Bagaimana dosen UI meningkatkan produktivitasnya? Mengapa dosen UI Produktif?
26
Subjek Penelitian Berdasarkan pada focus masalah dan metode penelitian, sebagai subjek penelitian ini adalah rector, dekan, dan dosen pada Universitas Indonesia. Sebagai sumber data dari penelitian ini diperoleh dari rector, dekan, dan para dosen Universitas Indonesia.
27
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Universitas Indonesia yang terletak di Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai sejak Juli sampai dengan September 2017.
28
Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk meliput data dalam penelitian. Instrument penelitian yang diperlukan oleh observasi, dokumentasi, dan pedoman wawancara. Arikunto (2002:174) menjelaskan keberhasilan penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan yang disusun peneliti. Catatan lapangan disusun berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk dalam penelitian desertasi ini peneliti menggunakan pedoman observasi, dokumentasi dan wawancara.
29
Uji Kredibilitas Data Uji kredibilitas data guna memperkuat keabsahan data hasil temuan dan menjaga validitas pendidikan, maka penulisan ini mengacu kepada empat standar Validitas yang dikemukakan Nasution (1998:105) yang menyangkut tentang: kredibilitas, transferabilitas dan dependabilitas serta confirmabilitas.
30
Teknik Pengumpulan Data
Selama penelitian ini dilaksanakan,peneliti bertindak sebagai instrument utama sehingga memiliki peran yang sangat penting dan menyatu dengan kegiatan penelitian. Peneliti sebagai instrument sangat menentukan kelancaran keberhasilan hambatan bahkan kegagalan di dalam pengumpulan data yang diperlukan dan pengumpulan data dalam penelitian ini sepenuhnya dilakukan oleh peneliti, baik dengan cara observasi, wawancara maupun studi dokumentasi.
31
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Nazir (2005:437) menjelaskan bahwa penafsiran dan interpretasi tidak lain adalah pencarian data yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Secara umum penafsiran, merupakan penjelasan terperinci mengenai arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.
32
Proses analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir penelitian, pemberian kode, dan penafsiran. Sementara terhadap informasi yang diperoleh pada setiap langkah kegiatan penelitian, analisis data diluar merupakan kelanjutan dari analisis data yang terkumpul, melalui observasi, wawancara, maupun studi dokumentasi. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
33
Reduksi data, yaitu membuat abstraksi-abstraksi dari seluruh data yang deproleh dari seluruh data catatan lapangan sehingga lebih mudah dikendalikan. Pengorganisasian dan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian,yakni produktivitas kinerja dosen pada Universitas Indonesia. Penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian, yakni menyusun dan merakit unsur-unsur data serta memberikan makna berdasarkan pandangan peneliti untuk mencapai suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan karena pada hakikatnya keseluruhan data dalam penelitian ini saling menunjang dan melengkapi. Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa apakah kesimpulan yang diambil. Sudah tepat atau belum dan apakah sudah mencapai tujuan penelitian. Seluruh analisis data tersebut dilakukan secara terus menerus dan saling berhubungan dari awal sampai akhir penelitian.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.