Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Mirza HSTPenggalih, MPH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Mirza HSTPenggalih, MPH"— Transcript presentasi:

1 Mirza HSTPenggalih, MPH
Athlete’s Hydration Mirza HSTPenggalih, MPH

2 PENDAHULUAN Keseimbangan cairan tubuh diwujudkan dengan perbedaan antara masukan dan pengeluaran cairan tubuh. Perputaran cairan tubuh normal pada orang dewasa dengan pola sedentary adalah sekitar 1-3 liter per hari. Perkiraan ini sudah mempertimbangkan dari kehilangan cairan yang tidak terlihat, atau keringat yang dikeluarkan melalui kulit (Cheuvront dan Sawka, 2005). Besarnya variasi dari asupan cairan dikontrol oleh ginjal melalui produksi urin. Kehilangan cairan dari sistem paru-paru sering diabaikan dalam keseimbangan cairan karena hal ini terjadi selama metabolisme aerobik (Cheuvront dan Sawka, 2005).

3 Perubahan proporsi Natrium dan air
Dehidrasi Perubahan proporsi Natrium dan air Kehilangan cairan dan Natrium Defisit cairan isotonik dalam ECF Water Ingestion Reabsorbsi cairan oleh ginjal Hipotalamu s Sekresi ADH Haus Volume darah Serum Osmolality Contraction of fluids in interstitial and vascular compartments of the ECF

4 Three Principles of Athletes Hydration
State of Hydration Euhydrate Dehydration Overhydration Time Plan for hydration Pre-Activity During Activity Post Activity Type of Drinks Volume Carbs content Sodium Content Protein Content

5 Pre Activity Confirm that the athlete should in euhydrated condition
Begin at least 4 hr before sporting event Fluid should be consumed slowly Drinking about 5-7 ml/kg BW (Jika berat 70 kg membutuhkan 350 ml cairan). The goal is to create sufficient urin output. Should drink fluids with mEq/L Sodium to aid water retention.

6 During Activity The goal is to prevent excessive dehydration (>2% BW loss from water deficit). Faktor yang harus diperhatikan: Lenght of competition Individual sweating rates Ability to drink during competition Athlete should be conscious of the amount of replacement required during and after competition. Shorter exercise sessions do not demand beverages with higg carbs (sugar) conten (<2.5%). Exercise longer tha 1 hour, fluid intake shoul be a 6-8% carbs-electrolyte sports drink

7 Post Activity Should ingest sodium with water.
The amount of fluid should be equal to the number of pounds lost during the event. Every pounds lost should drink 2-3 cups of fluids. Drink with sodium n glucose will elevate blood sodium level in rehydration phase. The consumption of salt in sport drink not only to stimulate athlete’s thirst but also delay urin formation to replenish the body’s lost volume. Rapid rehydratin  chicken broth, chicken noodle soup, chocolate milk.

8 Sport Drinks Fundamentals of Sports Nutrition: Application to Sports Drinks Water Turnover and Regulation of Fluid Balance Physiological and Psychological Determinants of Fluid Intake Gastric Emptying and Intestinal Absorption of Fluids, Carbohydrates, and Electrolytes Physiological Responses to Fluid Intake During Exercise Metabolic and Performance Responses to Carbohydrate Intake During Exercise Post-Exercise Rehydration and Recovery Formulating Carbohydrate-Electrolyte Drinks for Optimal Efficacy Other Ingredients: Role in the Nutrition of Athletes

9 Formulating Carbohydrate-Electrolyte Drinks for Optimal Efficacy
encourage voluntary fluid consumption stimulate rapid fluid absorption supply carbohydrate for improved performance augment physiological response speed rehydration

10 FORMULATION CONSIDERATIONS
Flavor and Colour Carbohydrate Concentration and type Fructose are not beneficial for electrolyte replecement (SLGT1 Works: Sodium dependent cotransport) High carbs (>8%)  Delayed gastric emptying  prolonging the time to restore electrolyte Sodium Chloride and others electrolyte Beverage Osmolarity Other possible inggredients: Amino acid, Vitamin, Rice starch, maltodextrins, glycine, glutamine

11 Tools To Asses Hydration Status
Untuk melakukan pemantauan fungsi rehidrasi cairan pada tubuh dibutuhkan parameter pengukuran yang tepat. Kombinasi total body water dan plasma osmolality merupakan gold standar untuk penilaian status hidrasi.

12 Test of Osmolarity Osmolaritas adalah total padatan terlarut dalam air. Standar ukuran osmolaritas adalah nilai osmolaritas plasma serum yakni berkisar antara mOsm (= to 0.539°C). Pengukuran osmolaritas dan konsentrasi Natrium dapat dilakukan untuk melihat padatan dalam urin, darah, monitoring keseimbangan cairan tubuh, total body water, status hidrasi, anti diuretic hormone atau ADH, terapi cairan dan kadar alkohol dalam darah

13 Test of Osmolarity Aplikasi lain penilaian osmolaritas dapat dilakukan pada berbagai cairan tubuh (saliva, cairan lambung, keringat, cairan ketuban), media cairan dialisis, parenteral fluid, terapi cairan paska bedah (Norton, 1993). Untuk melakukan tes laboratorium, sampel dapat dikumpulkan menggunakan cangkir tertutup. Osmolaritas dapat diukur menggunakan alat freezing point osmometer. Setiap uji membutuhkan 0,2-0.3 ml sampel dalam cuvette yang kemudian diletakkan dalam bak osmometer. Hasil pengukuran dibaca dalam satuan miliosmoles/kg (Norton, 1993).

14

15 Indirect Osmolarity Calculation

16 Optional Tools To Asses Hydration
Parameter pengganti yang dapat digunakan adalah: konsentrasi urin, berat badan, penanda darah, Bio-Impedance, saliva, subjective assesment of hydration status.

17 Cont’- Urin Penggunaan urin sebagai penanda dehidrasi antara lain:
penilaian penurunan volume urin, tingginya urine spesific gravity, tingginya urin osmalaritas dan warna urin gelap Electrolit urin

18 Cont’- Urin Metode ini dapat dijadikan alat skrining untuk membedakan kondisi euhydration dan dehydration (Cheuvront dan Sawka, 2005). Untuk menghindari salah penilaian, sebelum penilaian status hidrasi, sebaiknya subjek harus memenuhi syarat pemilihan awal pengukuran seperti overnight fast dan pemeriksaan urin dipagi hari.

19 Cont – Berat Badan Berat badan sering digunakan untuk menilai secara cepat hidrasi pada atlit. Perubahan hidrasi secara akut dihitung dengan selisih berat badan antara pre dan post exercise. Tingkatan dehidrasi sangat baik dinyatakan sebagai presentase dari berat badan awal dari pada prosentase dari total body weight karena kondisi terakhir setiap orang sangat besar variasinya (Cheuvront dan Sawka, 2005). Penggunaan metode ini diartikan dengan 1 g kehilangan berat tubuh sama dengan 1 ml kehilangan cairan. Kehilangan lebih dari 2% BW dapat mengganggu performa secara signifikan.

20 Cont- Blood Markers Blood markers untuk menilai status hidrasi meliputi penilaian volume plasma. Perubahan volume plasma dapat diperkirakan melalui penanda hemoglobin dan hematokrit. Hematokrit : HB = 1:3  Jika tidak sebanding, volume plasma tidak stabil. Electrolit darah. Namun demikian untuk mengambil sampel tersebut perlu kondisi yang sama yaitu postur, posisi lengan, temperatur kulit, dan faktor lain. Natrium dalam plasma merupakan alternatif pengukuran osmolaritas karena perubahan osmolaritas berhubungan dengan perubahan Natrium (Shirreffs, 2001).

21 Subjective Hydration Assesment

22

23

24

25 Terima Kasih


Download ppt "Mirza HSTPenggalih, MPH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google