Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSugiarto Makmur Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Potensi Limbah Lumpur Minyak Kelapa Sawit dengan Pseudomonas fluorescens
dalam Menekan Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit (Ganoderma sp.)
2
Latar belakang…
3
Penyakit busuk pangkal batang
Produksi menurun Penyebab Ganoderma sp. Kematian tanaman mencapai 80% pada satu hamparan Menyerang tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM)
4
Potensi limbah lumpur minyak kelapa sawit
Limbah cair Pencemaran lingkungan kandungan bahan organik tinggi, pH kurang dari 5 Penyesuaian pH 7 Sesuai untuk tempat hidup bakteri Limbah padat
5
Limbah lumpur minyak kelapa sawit
Limbah lumpur minyak kelapa sawit yang berada di Pabrik Kelapa Sawit Kertajaya Malingping, Banten
6
Tujuan Mendapatkan formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit terbaik sebagai media tumbuh Pseudomonas fluorescens sebagai agen hayati Ganoderma sp.
7
Luaran penelitian Formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit dan modifikasinya dengan Pseudomonas fluorescens sebagai probiotik tanaman untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman Solusi dalam pengolahan limbah lumpur minyak kelapa sawit Pengendalian penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit (Ganoderma sp.)
8
Metode…
9
1. Formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit
1. Pembuatan ekstrak Perbandingan bahan-bahan: LCC : aquades = 1:7 Daun lamtoro : aquades = 1:5 Kulit udang : aquades = 1:5 Ragi : aquades = 1:10 0 Lumpur minyak sawit disaring dengan 4 lapis kain saring
10
Lumpur minyak kelapa sawit
2. Pembuatan formulasi Formulasi Ekstrak ragi Lumpur minyak kelapa sawit Ekstrak LCC Ekstrak kulit udang Ekstrak daun lamtoro
11
3. Pengujian populasi bakteri dalam formulasi
Pengujian dilaksanakan dengan cara pencawanan/platting setiap 2 jam (0, 2, 4, 6, dan 8 jam). P24 dikocok 12 jam - 18 jam Inokulasi P24 dari biakan ke LB Pencawanan
12
2. Uji Pendahuluan Dilakukan terhadap bakteri agen hayati Ganoderma sp. yang berasal dari rhizosphere kelapa sawit (AL11). Pengujian yang dilakukan berupa: Uji populasi bakteri AL11 pada masing-masing formulasi. uji antagonisme antara AL11 dan Ganoderma sp.
13
Uji antagonis dilakukan pada formulasi sebagai media
3. Pengujian antagonisme terhadap Ganoderma sp. Uji antagonis dilakukan pada formulasi sebagai media Formulasi Inokulasi biakan bakteri di formulasi Inokulasi Ganoderma sp. ke formulasi Inkubasi (15 hari)
14
Hasil…
15
Populasi bakteri AL11 pada formulasi
F5 paling efektif sebagai media pertumbuhan bakteri AL11
16
F5 menekan pertumbuhan Ganoderma sp.
Uji antagonis pendahuluan bakteri AL11 dan Ganoderma sp. F1 F0 F2 F3 F4 F5 PDB F5 menekan pertumbuhan Ganoderma sp.
17
Bobot kering Ganoderma sp
Bobot kering Ganoderma sp. pada masing-masing formulasi setelah diuji dengaan bakteri AL11 Bobot kering pada F5 perlakuan dan kontrol paling kecil selain F0, karena F0 merupakan lumpur murni tanpa penyesuaian pH
18
Persentase penghambatan bakteri AL11 pada masing-masing formulasi
F3 paling rendah dalam menghambat pertumbuhan Ganoderma sp. F5 paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan Ganoderma sp.
19
Populasi bakteri Pseudomonas fluorescens pada formulasi
F5 paling efektif sebagai media pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescens
20
Kesimpulan F5 sebagai media terbaik untuk pertumbuhan bakteri AL11 dan Pseudomonas fluorescens Pada uji pendahuluan, F5 paling efektif dalam menekan pertumbuhan Ganoderma sp.
21
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.