Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Gangguan jiwa pada anak
Dewi Suriany
2
Perkembangan Manusia Perubahan sejak konsepsi hingga meninggal
Perubahan berbagai aspek : Fisik Kognitif Sosial Personal
3
Biological development
Clincial Child Psychiatry, Wiley 2005
4
Perkembangan psikoseksual
Freud Struktur Id, Ego, Super ego Kesadaran : Sadar Pra sadar Bawah sadar Lima fase perkembangan psikoseksual Oral, anal, oedipal, latency, genital
5
Perkembangan kognitif
Piaget Perkembangan tersusun atas berbagai fungsi dan struktur Fungsi : inborn biological mechanisms that are the same for everyone, remain unchanged during lifetime; help construct internal cognitive structures Struktur : change repeatedly Membentuk suatu perkembangan kognitif
6
Memiliki 4 periode perkembangan
Sensorimotor (0-24 months) Preoperational period (Ages 2 to 6 years) Concrete operational period ( years) Formal operations period (11 years - adulthood)
7
Perkembangan psikososial
Erick Erikson Epigenetic principles Terdapat 8 stages dalam perkembangan sosial Trust vs mistrust Autonomy vs shame & doubt Initiative vs guilt Industry vs Inferiority Identity vs role confusion Intimacy vs isolation Generativity vs stagnation Ego-integrity vs. Despair
8
Common child psychiatric problems
Attention Deficit Hyperactivity Disorder Disruptive Behaviour Disorders Affective Disorders Anxiety disorder Traumatic stress disorder Autistic Spectrum Disorders Mental Retardation
9
Autisme Autisme Infantil pertama digambarkan oleh Leo Kanner (l943) dalam tulisan klasiknya " Autistic Disturbances of Affective Contact", dimana telah dipublikasikan dalam jurnal yang sekarang sudah tidak diterbitkan lagi (berakhir), The Nervous Child.
10
GANGGUAN AUTISME Salah satu jenis gangguan perkembangan pada anak yang kompleks dan berat (termasuk dalam gangguan perkembangan pervasif) Biasanya gejala sudah tampak sebelum anak berusia 3 tahun Gejala utama meliputi beberapa gangguan perkembangan dalam bidang; komunikasi, interaksi resiprokal dan adanya perilaku yang terbatas atau perilaku stereotipik lainnya.
11
Angka kejadian Victor Lotter (1966), prevalensi diperkirakan sekitar per mil. Namun saat ini prevalensi diperkirakan sekitar per mil. Ratio antara anak alaki-laki dan perempuan sekitar 2.6 – 4 : 1 Prevalensi yang lebih tinggi pada penelitian yang terbaru yang telah dilakukan, sekurang-kurang separuh dari penderitan gangguan retardasi mental berat di deteksi adanya autistik . Tidak ada perbedaan yang jelas dari antara ras, etnik, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan dalam terjadinya Gangguan Spektrum Autistik
12
Gejala 1. Gangguan Komunikasi
Keterlambatan perkembangan berbicara & tak ada usaha untuk berkomunikasi non-verbal (bahasa tubuh/isyarat) Yg dapat berbicara tampak: sulit utk memulai atau mempertahankan percakapan dgn orang lain Bahasa strereotipik, pengulangan, aneh: mis meracau, echolalia (membeo) Tak memahami pembicaraan orang lain Tidak berespons saat dipanggil, kurang variasi & spontanitas dlm bermain pura2/ permainan imitasi sosial
13
Gejala 2. Gangguan dalam Interaksi Sosial Hendaya perilaku nonverbal
Kurang variasi & spontanitas dlm bermain pura2/ permainan imitasi sosial Tidak mau mengadakan kontak mata. Ekspresi wajah dan postur tubuh kaku Gagal membangun relasi dgn anak seusianya, lebih suka asyik sendiri. Tak ada keinginan utk berbagi kesenangan dgn orang lain. Tak ingin mengadakan hubungan emosional & sosial timbal balik. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
14
Gejala 3. Gangguan Perilaku
Acuh tak acuh terhadap lingkungan, asyik dengan dunianya sendiri. Perilaku terpusat pada 1 pola perilaku tertentu atau minat terbatas atau berulang-ulang pada satu hal, misalnya terpukau oleh benda bergerak atau berputar, kelekatan thd benda tertentu (repetitif dan steriotip) Perilaku tidak terarah, misalnya; mondar-mandir, lari2, lompat2, manjat2, mengepak-ngepak, teriak2 Agresif atau menyakiti diri sendiri. Melamun atau bengong Kelekatan pada benda tertentu Perilaku ritualistik
15
Gejala 4. Gangguan Emosi 5. Gangguan Sistim Indera
Tertawa-tawa, menangis, marah-marah tanpa sebab. Emosi tak terkendali: ‘ngambek’ Rasa takut yang tidak wajar. 5. Gangguan Sistim Indera Menjilat atau mencium benda, tak mau mengunyah Menutup telinga bila mendengar suara tertentu. Tidak suka memakai baju dgn tekstur kasar. Sensitif terhadap sentuhan tertentu. Tahan terhadap rasa sakit. Melirik-lirik. Keseimbangan terganggu.
16
Gejala 6. Fungsi kognitif
Kebanyakan anak (75%) dengan Gangguan perkembangan pervasif mengalami keterbelakangan mental dengan IQ verbal jauh lebih rendah daripada IQ tindakan. Terkadang terdapat anak dengan gangguan perkembangan pervasif menunjukkan kemampuan khusus yang luar biasa. Pada anak-anak tersebut bakat yang luar biasa dapat terlihat pada bidang musik, seni, ingatan, kalkulasi penanggalan, dan memecahkan teka-teki.
17
Diteksi dini Kuesioner M-CHAT
Deteksi dini autis pada umur bulan. Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh/petugas karena ada 1 (satu) atau Lebih: 1. Keterlambatan bicara. 2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial. 3. Perilaku yang berulang-ulang.
18
Daftar pertanyaan A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh (Ya/Tidak)
1. Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang 2. Tertarik memperhatikan anak lain 3. Suka memanjat tangga 4. Suka main ciluk-ba, petak umpet 5. Bermain pura-pura membuat minuman 6. Meminta dengan menunjuk 7. Menunjuk benda 8. Bermain dengan benda kecil 9. Memberikan benda utk menunjukkan sesuatu
19
B. Pengamatan perilaku anak (Ya/Tidak)
1.Anak memandang mata pemeriksa 2.Anak melihat ke benda yang ditunjuk 3.Bermain pura-pura membuat minum 4.Menunjuk benda yang disebut 5.Menumpuk kubus
20
Interpretasi CHAT 1.Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4
2.Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4 3.Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, B5 4.Normal
21
Etiologi Blm jelas Multifaktorial
Faktor genetik, faktor neuriobiologi otak (kerusakan khas pd sistem limbik Faktor neuro kimiawi otak: hiperdopaminergik menyebabkan hiperaktifitas Gangguan sistem kekebalan tubuh Gangguan pencernaan terhadap susu sapi, tepung terigu dan gandum, timbulnya perilaku yang lebih hiperaktif, agresif dan tidak terkendali Dikenal adanya 5 buah logam berat yang dianggap racun bagi otak yaitu; antimon (Sb), Arsen (As), Cadmium (Cd), Merkuri (Hg), dan timbal hitam (Pb)
22
Tatalaksana Psikofarmaka Terapi perilaku Terapi okupasi
Speech-language Therapy Terapi integrasi sensorik Terapi Orthopaedagogik Auditory integration training (AIT) Terapi kelompok Diet
23
Tatalaksana Psikofarmaka: Risperidon dgn dosis inisial 0,01 mg/kg BB b.i.d. Lalu tappering up sesuai kebutuhan Terapi perilaku (behavioral therapy) Membantu anak untuk mempelajari perilaku yang diharapkan dan membuang perilaku bermasalah yang berorientasi pada kehidupan sehari-harinya
24
Tatalaksana 3. Terapi okupasi 4. Terapi wicara
Melatih koordinasi & kekuatan motorik halus Manfaat tambahan: melatih konsentrasi, memberikan pemahaman dasar pra-akademik (warna, bentuk, arah, bagian tubuh, dsb) 4. Terapi wicara melatih bahasa reseptif & ekspresif Dilatih utk mengeluarkan kata-kata Memperbaiki artikulasi Berdialog & berkomunikasi verbal
25
Gangguan pusat perhatian dan hiperaktif
dr. Dewi Suriany, Sp.KJ
26
GANGGUAN PUSAT PERHATIAN DAN HIPERAKTIF (GPPH=ADHD)
Defisit atensi /hiperaktifitas (atention deficit and hiperactive disorder) terdiri gejala tidak ada atensi, perilaku impulsif serta hiperaktif Usia awal ketika masa bayi sudah bisa nampak Terutama ketika anak sulit mengikuti kegiatan sekolah (7 tahun)
27
Epidemiologi Amerika serikat: 2 hingga 20% pada anak-anak sekolah dasar Angka konservatif :3-7% pada anak sekolah dasar prapubertas Orang tua anak-anak ADHD : hiperkinesis, sosiopati,gangguan penggunaan alkohol, serta gangguan konversi
28
Etiologi Etiologi multifaktor, faktor genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi dan psikososial Faktor genetik: saudara kandung anak hiperaktif memiliki risiko kira-kira dua kali utk memiliki gangguan dibanding dgn populasi umum. Untuk saudara kembar monozigot lbh tinggi dibandingkan dizigot Faktor kerusakan otak: beberapa anak dapat disebabkan kerusakan otak rgn pada sistimsaraf pusat dan perkembangan janin dan perinatal. Pada masa bayi awal dapat karena infeksi, gg cirkulasi, toksik, metebolik, mekanis.
29
Banyak neurotransmitter dapat terlibat
Banyak neurotransmitter dapat terlibat. Hipotesis pemberian stimulan memberi perbaikan ADHD. Kemungkinan disfungsi kedua sistem adrenergik dan dopaminergik yang berperan Faktor neurofisiologi: EEGterlihat abnormak nonspesifik yang tidak beraturan.PET (positron emision tomography ditemukan berkurangnya aliran darah otak serta laju metabolik area lobus frontalis pada anak, dan pada remaja ditemukan metabolisme glukosa berkurang Faktor psikososial: stres spt gg keseimbang keluarga dan anxietas turut berperan timbulnya ADHD
30
KRITERIA DIAGNOSTIK GPPH
INATENSI : Dua atau lebih gejala menetap 6 bln sampai tingkat maladaptif dan tidak konsisten dengan perkembangan Sering gagal memberikan perhatian secara rinci dan kurang hati-hati dlm tugas sekolah dan aktifitas lain Sering sulit pertahankan perhatian pada tugas atau aktifitas permainan Sering tampak tidak mendengarkan Sering sulit mengerjakan tugas sesuai instruksi
31
LANJUTANKRITERIA DIAGNOSTIK GPPH
Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan Sering menghindari, enggan atau menolak tugas yang butuhkan usaha mental lama Sering hilang barang-barang atau hal-hal yg diperlukan untuk tugas sekolah atau dirumah Perhatian mudah dialihkan Sering lupa dgn aktifitas rutin
32
LANJUTANKRITERIA DIAGNOSTIK GPPH
HIPERAKTIFITAS ( 2 gejala ) Sering gelisah, tangan kaki bergerak-gerak atau menggeliat di tempat duduk Selalu meninggalkan tempat duduk dikelas Sering berlari-lari dan memanjat-manjat Sering kesulitan bermain atau aktifitas secara tenang Selalu bergerak seakan-akan didorong sebuah motor Banyak bicara
33
LANJUTANKRITERIA DIAGNOSTIK GPPH
GEJALA IMPULSIF Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan tanpa dipikir Sulit menunggu giliran Usil dan mengganggu anak lain Timbul gejala hiperaktif-impulsif sebelum usia 7 tahun
34
Tujuan Terapi : Meningkatkan hubungan antara keluarga, guru, teman
Menurunkan kenakalan dan perilaku-perilaku merusak Meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam belajar, pekerjaan dan meningkatkan hasil dari pekerjaan tersebut Meningkatkan kemandirian sesuai umur Meningkatkan kepercayaan diri Meningkatkan keselamatan diri
35
PENATALAKSANAAN GPPH Pendekatan pendidikan: agar anak diberikan tempat duduk yang mudah diawasi guru disekolah. Bila tidak bisa diatur bersekolah di sekolah dengan berkebutuhan khusus Modifikasi perilaku Obat metilphenidat (ritalint, concerta) dosis mg/kg bb 2 kali pemberian /rujuk psikiater Agen lini kedua: antidepresan bupropion, venlafaksin (Effexor, Efexor SR), yang baru atomoksetin (stratera) disetujui sebagai obat non stimulan utk ADHD
36
Depresi pada anak Kesedihan dan persepsi negatif pada diri dimana telah nyata dan mudah dikenali dari perilakunya, kemampuan kognitifnya, penampakan umum atau oleh orang di sekitarnya Keluhan-keluhan somatik yang tidak khas seperti fatik, nyeri perut atau nyeri kepala Penarikan diri dari sosial atau anhedonia. Isolasi Mood yang iritabel lebih-lebih pada keluarga Terlalu sensitif terhadap kritik atau penolakan Pikiran bunuh diri atau kematian
37
Terapi Psikofarmaka: Tricyclic antidepresan (Imipramin 1.5 mg -5mg/kg BB/hari) Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ( Fluoxetine 10 mg-20 mg / hr Mood stabilizer Asam valproate 20 mg/kg BB/hr, kdr terapeutik dlm drh mikrogram/ml
38
Psikoterapi: Terapi kognitif-perilaku: menggunakan proses berpikir merestrukturiisasi dan menyelesaikan masalah Terappi bermain: melalui bermain (therepeutic communication) terapis memahami keinginan, fantasi,trauma psikis dan disalurkan lewat aktifitas bermain Familly therapy, social learning (melepaskan ekspektasi negatif)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.