Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
JENIS-JENIS PENELITIAN
YASIR, M.Si NIP
2
PARADIGMA PENELITIAN KOMUNIKASI
PERBEDAAN ONTOLOGIS Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm Critical realism: Ada realitas yang real yang diatur kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik Relativism: Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Historical Realism: Realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas “semu” yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi-politik
3
Perbedaan Epistimologis
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm Dualist/objektivist: Ada realitas objektif , sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian. Transactionalist/Subjectivist: Pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Hubungan antara peneliti dengan reaitas yang diteliti selalu dijembatanioleh nilai-nilai tertentu. Pemahaman tentang suatu realitas merupakan value mediated findings.
4
Perbedaan Aksiologis Clasical Paradigm Constructivism paradigm
Critical Paradigm Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian Penelitian berperan sebagai disinterested scientist Tujuan penelitian: eksplanasi, prediksi, dan kontrol. nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektifitas pelaku sosial Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti. Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian Peneliti menempatkan diri transformative intelectual, advokat, dan aktivis Tujuan penelitian: kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment.
5
Perbedaan Metodologis
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm Intervensionis: Pengujian hipotesis dalam struktur hyphotetico-deductive method; melalui lab, eksperimen, atau survey eksplanatif, dengan analisis kuantitatif Revlective/Dialectical: Menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti-informan untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode-metode kualitatif seperti partisipant observation Participative: Mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multi-level analisis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial Kriteria kualitas penelitian: Objectivity, reliability, and validity (internal dan external validity) Kriteria kualitas penelitian: Autenticity dan reflectivity; sejauhmana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas Kriteria kualitas penelitian: Historical situatedness; sejauhmana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan politik.
6
Metode Penelitian Kuantitatif
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan ciri-ciri: Hubungan periset dengan subjek terpisah Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak. Riset harus dapat digeneralisasikan, menuntut sampel yang representatif, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. Prosedur riset rasional-empiris.
7
METODE-METODE KUANTITATIF A. Metode Survey
METODE SURVAI dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Survey Deskriptif; menggambarkan populasi yang diteliti, terdiri dari satu variabel. Survey Eksplanatif; menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel, analisis data dengan menggunakan uji statistik.
8
Survey eksplanatif dapat dibagi dua:
Komparatif, bermaksud untuk membuat komparasi (perbandingan) antara satu variabel dengan variabel lainnya yang sejenis. Contoh: “Apakah ada perbedaan antara tingkat kepuasan pembaca Kompas dan Media Indonesia?” Assosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antar variabel. Misalnya: Apakah ada hubungan antara pilihan media dengan tingkat partisipasi dalam Pemilu?”
9
B. Metode Analisis Isi Metode analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif. Analisis isi kuantitatif ini harus dalam angka-angka, misalnya “70% berita Riau Pos selama setahun adalah bertema Politik”. Analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan pada isi komunikasi yang tampak (tersurat/nampak/manifest). Untuk menjelaskan yang tersirat, misalnya ideologi apa di balik berita, maka risetnya adalah analisis isi kualitatif (beberapa variannya adalah: analisis framing, analisis wacana, dan semiotika).
10
C. Metode Eksperimen Metode ini digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh/sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu kelompok eksperimental, dan membandingkan dengan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak dimanipulasi. Jadi periset harus membagi responden dalam dua kelompok. Contoh: untuk mengetahui apakah acara kriminalitas di TV mempengaruhi penonton melakukan kekerasan, periset membuat dua kelompok anak. Kelompok pertama disuguhi tontonan acara kriminalitas, kelompok kedua disuguhi acara ringan, seperti komedi.
11
Metode Penelitian Kualitatif
Riset bertujuan untuk menafsirkan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui data yang ada. Ciri-ciri: 1. Periset adalah instrumen pokok, Intensifitas dalam kurun waktu lama di lapangan. 2. Analisis data lapangan 3. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah 4. Menekankan pada kedalaman daripada keluasan 5. Prosedur riset bersifat empiris rasional 6. Memunculkan atau membentuk teori baru.
12
METODE-METODE KUALITATIF
Studi Historis Studi Biografis Studi Etnografi/Etnometodologi Fenomenologi Studi Kasus Focus Group Discussion/Interview Observasi Wawancara Mendalam
13
Analisis isi kualitatif
Analisis Wacana Analisis Framing Analisis Semiotika
14
Jenis atau Tipe Riset Berdasarkan tataran atau cara menganalisis data:
Jenis Eksploratif, riset ini untuk menggali data tanpa mengoperasionalisasi konsep. Riset mendasar berbentuk kualitatif. Jenis Deskriptif, riset ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat. Periset memiliki konsep dan kerangka konseptual. Misalnya riset “opini pembaca surat kabar X”.
15
Lanjutan……. Jenis Eksplanatif, periset mencari sebab akibat antara dua variabel atau lebih, membutuhkan konsep, kerangka konsep dan teori serta membuat hipotesis. Contoh: “pengaruh terpaan iklan terhadap ekuitas merek produk X”. Jenis Evaluatif, riset ini mengkaji efektifitas atau keberhasilan program. Riset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, kerangka teori, operasionalisasi konsep, hipotesi, ukuran keberhasilan riset, dan rekomendasi. Contoh: “efektivitas kampanye cegah flu burung dalam meningkatkan kesadaran penyakit flu burung”.
16
Hubungan Pendekatan, Metodologi dan Metode Riset
Metodologi Riset Metode Riset Tataran/cara Analisis (jenis dan tipe riset) Objektif/ Positivistik Kuantitatif Survei Sensus Eksperimen Analisis isi Deskriptif Eksplanatif Evaluatif Konstruktivis Kualitatif Studi Kasus Fenomenologi Studi historis Etnografi Observasi Fokus Group Discussion Eksploratif (grounded) Kritis Analisis Wacana Analisis Framing Analisis Semiotika Riset Partisipatoris Transformatif
17
SEKIAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.