Modul 12 filsafat komunikasi AUTHORITARIAMISME THEORY OF THE PRESS

Presentasi berjudul: "Modul 12 filsafat komunikasi AUTHORITARIAMISME THEORY OF THE PRESS"— Transcript presentasi:

1 Modul 12 filsafat komunikasi AUTHORITARIAMISME THEORY OF THE PRESS
Authoritarian : kekuasaan absolut yang berada pada satu tangan elit berkuasa. Karakter yang timbul pada sistem ini adalah sentralisasi kekuasaan pada satu tangan elit berkuasa. Kualitas kehidupan rakyat sangat bergantung pada sikap perilaku penguasa. Kemakmuran rakyat merupakan replika dari sifat kebijakan dan kearifan raja. Kemiskinan yang melanda rakyat sebagai cermin perilaku Raja yang serakah. Sistem authoritaritasme bersifat statism (segala sesuatu berada pada negara) dan bersi9fat sentralis, dalam segala aspek kehidupan. Sumber- sumber komunikasi dikuasai komunitas loingkungan kerajaan, terutama keluarga raja dan kaum bangsawan.

2 Lalulintas transformasi pesan melalui media masa dikendalikan secara ketat media massa hanya berfungsi sebagai alat penguasa. Sensor dan pengawasan bukan hanya pada media massa, namun dilakukan terhadap indikasi masyarakat yang bersifat menentang kebijaksanaan pemerintah. Ciri-ciri Sistem Authorianisme : Proses komunikasi berlangsung secara vertikal. Feedback dari masyarakat tidak terlihat. Tema pesan komunikasi dalam bentuk : * Menumbuhkan sifat pengkultusan. * Mewujudkan loyalitas pengabdian. * Orientasi lingkup kerajaan. * Mewujudkan integritas sikap, perilaku ke sistem dogma negara. Opini public tidak berkembang bahkan hampir tidak ada. Media massa dikendalikan dan dikontrol secara ketat.

3 Dalam ciri yang dimaksud mengandung makna bahwa sistem authoritarianism bersifat tidak terbuka dan tidak toleran : Fenomena-fenomena yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat tidak dijadikan bahan untuk menentukan kebijaksanaan komunikasi negara. Input tidak berfungsi sebagai subsistem sehingga bobot sistem lebih berbobot kepada sistem output. Dalam sistim authoriarianisme semua : Sumber komunikasi berada pada penguasa. Masyarakat tidak mendapat kesempatan di dalam mengelola media. Simbol-simbol komunikasi telah dikonstruksikan ke dalam simbol- simbol kerajaan, sehingga tidak ada simbol lain yang berkembang dalam wilayah kerajaan.