Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ANALISIS PENGELOLAAN AGRIBISNIS PETANI HORTIKULTURA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ANALISIS PENGELOLAAN AGRIBISNIS PETANI HORTIKULTURA"— Transcript presentasi:

1 ANALISIS PENGELOLAAN AGRIBISNIS PETANI HORTIKULTURA
OLEH : Ir. Gustami Harahap.,MP

2 Permasalahan Utama Produk Hortikultura
1. Mudah Busuk (Bulkiness) 2. Banyak Menggunakan Tempat (volumeness) 3. Tingkat Penyusutan Lebih Tinggi 4. Mudah Rusak 5. Sangat Tergantung Dengan Musim

3 Melakukan Agroindustri Menggunakan Teknologi Pasca panen Usaha untuk mempertahankan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk hortikultura

4 Melibatkan Sistem Dan Aplikasi Dari Fungsi Manajemen Yang Terstruktur Rapi
Kebijakan tempat Kebijakan promosi MANAJEMEN AGRIBISNIS Kebijakan harga Kebijakan produksi

5 Kebijakan manajemen agribisnis
Apakah pada aspek realisasi kebijakan manajemen agribisnis sudahkah konsep ini dilakukan oleh para petani atau konsep agribisnis dilakukan produsen yang berskala besar saja? Secara fakktuil dapat di lihat bahwasannya corak pertanian tergolong dualisme pertanian petani berskala luas lahan sempit 67% 37% petani berskala luas lahan luas

6 Indentifikasi masalah
apakah petani hortikultura di dalam berusahatani merencanakan memilih komoditas apa yang dibudidayakan sesuai dengan prediksi permintaan pasar 1 apakah petani hortikultura telah melakukan pengawasan terhadap sifat-sifat komoditas sehingga dapat memperkecil kerugian di dalam tata niaga 2 apakah petani hortikultura melakukan perhitungakontribusi curahan dari organisasi tenaga kerja dalam keluarga sebagai pengorbanan biaya (oppurtunity cost) 3 Apakah petani hortikultura di dalam menggerakan usaha Taninya telah memiliki KUD sebagai lembaga pendukung Usahatani 4 3

7 Perkembangan produksi rata-rata sayur-sayuran di Kab
Perkembangan produksi rata-rata sayur-sayuran di Kab.Asahan pada dua tahun terakhir No nama Produksi kw/ha 2011 Perkembangan (%) Produksi kw/ha 2012 Keterangan: pertambahan + penurunan- 1 sawi 80.00 9.52 79.48 8.67 -o.85 2 k.panjang 15.00 1,78 61.27 6.69 4.91 * 3 Cabe kecil 52.00 6.19 62.93 6.87 0.68 4 Cabe besar 68.51 8.15 67.85 7.40 -0.75 5 jamur - 16.10 1.75 1.75 ** 6 terung 85.12 10.13 85.75 9.36 -0.77 7 ketimun 134.08 15.96 137.30 14.99 -0.97 8 Labu siam 150.00 17.86 16.37 -1.49 9 kangkung 55.03 6.55 55.84 6.09 -0.46 10 bayam 59.92 7.13 58.56 8.39 1.26 *** 11 semangka 140.00 16.67 140.69 15.36 -1.31 jumlah 839.66 100.00 915.77 100.0 sumber : Data BPS, diolah dari tahun 2011&2012

8 Perkembangan rata-rata produksi buah-buahan di Kab
Perkembangan rata-rata produksi buah-buahan di Kab. Asahan pada dua tahun terakhir No nama Produksi kw/ha 2011 Perkembangan (%) Produksi kw/ha 2012 Keterangan: pertambahan + penurunan- 1 alpukat 92.20 0.74 110.00 0.53 -0.21 2 mangga 701.20 5.68 9.59 3.91 ** 3 rambutan 13.69 11.93 -1.76 4 Duku/langsat 14.10 0.11 26.00 0.12 0.01 5 Jeruk siam 174.80 1.41 98.00 0.47 -0.94 6 durian 369.30 2.99 6.27 3.28 *** 7 Jambu biji 378.20 3.06 293.00 1.43 -1.63 8 Jambu air 750.40 6.08 5.01 -1.07 9 sawo 401.30 3.25 840.00 4.10 0.85 10 pepaya 9.32 6.31 -3.01 11 pisang 35.82 42.03 6.21 * 12 nenas 38.90 0.31 58.00 0.28 -0.03 13 salak 419.70 3.40 626.00 -0.34 14 marquisa 7.00 0.05 18.00 0.08 0.03 15 manggis 148.50 1.20 299.00 1.46 0.26 16 cempedak 839.00 6.80 710.00 3.47 -3.33 17 Jeruk besar 257.00 2.08 218.00 1.06 -1.02 18 sukun 90.10 0.73 91.00 0.44 -0.29 19 melinjo 163.90 1.32 174.00 -0.47 20 sirsak 80.20 0.65 86.00 0.42 -0.23 21 belimbing 151.30 1.22 230.00 1.12 -0,10 jumlah 100.00 100.0 sumber : Data BPS, diolah dari tahun 2011&2012

9 Hasil dan pembahasan perencanaan agribisnis hortikultura dari tahun 2011 ke 2012 mengalami kemajuan dengan adanya pembudidayaan komoditas sayuran jamur. (tertera pada tabel 1) pada tabel 2 proporsi komoditas pisang yang terbesar sampai mencapai 6.21% di gunakan untuk konsumsi lokal, hinterland, dan eksport ke singapur dan malaysia. Produksi urutan kedua adalah komoditas mangga dengan peningkatan 3.91% yang diolah untuk produk sirup dan sebagian untuk konsumsi lokal maupun hinterland. Produksi ketiga adalah durian mengalami peningkatan 3,28% pengawasan dari sifat-sifat komoditas sayuran dan buah-buahan belum mendukung petani karena ketiadaan teknologi pasca panen apabila dilihat dari aspek organisasi manajemen agribisnis bahwa petani bahwa petani belum memperhitungkan curahan tenaga kerja keluarga sebagai bagian dari biaya produksi disebabkan tidak adanya pembukuan usahatani. Solusi dalam mengatasi masalah petani horti masih dipertanyakan dari kelembagaan KUD yang ada.

10 kesimpulan - sayur-sayuran dan buah-buahan yang dikaitkan dengan permintaan komoditas apa yang dibutuhkan pasar secara lambat laun petani semakin peka, dibuktikan dengan adanya pembudidayaan komoditas baru yakni jamur dari tahun 2011 ke tahun sayur-sayuran dan buah-buahan secara lebih efektif dan efisien, dikarenakan bahwa petani terbatas akan pengetahuan teknologi pasca panen, sehingga cenderung menjual komoditasnya secara lebih cepat. - pengorganisasian sumber faktor produksi tenaga kerja dalam keluarga. - KUD sebagai lembaga pendukung di dalam meningkatkan pendapatan petani belum dianggap sebagai soko guru perekonomian, dikarenakan kurangnya kesadaran petani untuk menjadi anggota KUD.

11 Saran 1. dibutuhkan kebijakan pemerintah daerah yang sinergisitas antar dan interdinas pertanian, koperasi dan istansi yang terkait untuk mensosialisasikan program pembinaan kepada petani hortikultura untuk sekedar dan membentuk KUD yang sehat. 2. khususnya dinas pertanian yang terkait untuk dapat menginventarisasi dan mensosialisasikan teknologi pasca panen kepada petani horti agar mereka dapat mempertahankan dan mengawasi sifat-sifat komoditasnya masing-masing. 3. sudah saatnya petani diajari pembukuan usahatani yang sederhana melalui stakeholder yang terkait, sehingga mereka dapat memilahkan perhitungan biaya produksi dan sekaligus dapat mengambil keputusan yang tepat.

12 Thank You!


Download ppt "ANALISIS PENGELOLAAN AGRIBISNIS PETANI HORTIKULTURA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google