Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErlin Tanuwidjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
DASAR Komunikasi merupakan bagian yang essensial buat pertumbuhan kepribadian manusia seperti disebutkan oleh Ashley Montagu dan Jhonson. Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Karenanya komunikasi selalu menarik minat psikolog.
2
Psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia. Untuk itu maka memahami manusia memang menjadi kemutlakan jika kita ingin berhasil/efektif dalam berkomunikasi dengan manusia lain.
3
Ciri khas proses komunikasi
Komunikasi itu proses yang dinamis Komunikasi itu tak bisa diulang atau diubah
4
Fungsi Komunikasi Memahami diri sendiri dan orang lain Memapankan hubungan yang bermakna Mengubah sikap perilaku
5
Lima Aksioma Komunikasi
Aksioma satu : Anda tidak dapat tidak berkomunikasi Aksioma dua : Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan hubungan Aksioma tiga : Setiap interaksi diartikan oleh bagaimana para pelaku interaksi menjelaskan kejadian Aksioma empat : Pesan itu bersifat digital dan analog Aksioma lima : Pertukaran komunikasi bersifat simetrik dan komplementer
6
EMPAT TEORI PSIKOLOGI TENTANG MANUSIA
Psikoanalisis Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis memfokuskan perhatian kepada totalias kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah. Menurutnya, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia Id, Ego, dan Superego.
7
Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia –pusat instink (hawa nafsu) yaitu : libido yaitu instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif (bhs. lain eros yaitu tidak sekadar dorongan seksual tapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri) thanatos yaitu instink destruktif dan agresif Ego adalah jembatan tuntutan Id dengan realitas dunia luar, sebagai mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Sementara superego adalah hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.
8
Behaviorisme Lahir sebagai reaksi terhadap instropeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis. Behaviorisme hanya ingin menganalisa perilaku yang tampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Karenanya sering disebut sebagai teori Belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, tapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dari sini muncul istilah homo mechanicus.
9
Kognitivisme Disini muncul paradigma baru bahwa manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan tapi sebagai makhluk selalu memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (homo sapiens). Sebagai contoh, apakah penginderaan kita melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat. Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran Gestalt, manusia tidak memberikan respon kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan.
10
Humanisme Dari teori sebelumnya baik behaviorisme yang menyatakan manusia hanyalah mesin yang dibentuk oleh lingkungan dan psikoanalisis yang menyatakan manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya, keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistik. Psikologi Humanisme ini mengambil banyak dari psikoanalisis NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian) tetapi lebih banyak mengambil dari fenomonologi dan eksistensialisme. Hal lain yang membedakan adalah perhatian terhadap makna kehidupan. Manusia bukan saja seorang pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja pencari identitas, tetapi juga pencari makna.
11
Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor biologis Faktor sosiopsikologis Motif sosiogenis seperti motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan dan terakhir motif akan pemenuhan diri Sikap Emosi Kepercayaan Kebiasaan Kemauan
12
Faktor-Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor ekologis Faktor rancangan dan arsitektural Faktor temporal Suasana perilaku Teknologi Faktor-faktor sosial Lingkungan psikososial Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
13
KAJIAN TENTANG MANUSIA PRA-PSIKOLOGI
Sebagai disiplin yang mempelajari manusia sebagai subjek / pelaku kehidupan secara terintegrasi, psikologi lahir pada 1879 di Leipzig, Jerman. Dibidani oleh Wilhem Wundt ( ), sebuah laboraturium psikologi untuk kali pertama berdiri dan memisahkan diri dari induk semangnya, yakni filsafat dan fisiologi. Wundt, menggagas pemikiran bahwa jiwa adalah sesuatu yang terstruktur, terdiri dari elemen-elemen dan asosiasi tiap elemen sebagai mekanisme penghubung. Awal dari laboraturium inilah yang kemudian melahirkan dinamika perkembangan keilmuan psikologi dari ragam perspektif yang kelak terkenal dengan neuropsikologi, psikoanalisa, behaviorisme, kognitif dan fenomenologi.
14
MAZHAB-MAZHAB PSIKOLOGI
NEUROBIOLOGI Otak manusia terdiri dari 12 milyar sel saraf dengan penghubung yang nyaris tidak terbatas di mana peristiwa-peristiwa psikolos tergambar dalam kebiasaan yang digerakkan oleh otak dan sistem saraf. Penemuan terakhir menunjukkan dengan jelas adanya hubungan erat antara kegiatan otak, perilaku dan pengalaman PSIKOANALISA Sebagian besar perilaku manusia digerakkan oleh proses yang tidak disadari berupa pemikiran, rasa takut atau keinginan-keinginan yang tidak disadarinya namun membawa pengaruh pada perilaku PERILAKU Manusia dipahami dalam sesuatu yang sifatnya kasat mata, terukur dan teramati di mana perilaku tersebut adalah hasil pembelajaran dari rangsangan-rangsangan yang datang dari luar KOGNITIF Dalam menghadapi rangsangan, manusia melakukan pemrosesan aktif dalam mengelolanya dan tergantung dari persepsi, memori serta pengalaman yang pernah berlaku pada dirinya FENOMENOLOGIS Setiap aktivasi manusia berlangsung dalam pengalaman subjektif yang selalu berhubungan dengan cara diri manusia mentafsirkan fenomena yang dialaminya. Konsekuensi dari ini menjadikan manusia sebagai mahluk bebas yang menentukan kehidupan dan implikasi dari jalan kehidupan yang diambilnya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.